Yang dimaksud dengan Ajaran Sosial Gereja (ASG) adalah
seluruh kumpulan prinsip sosial dan ajaran moral sebagaimana diartikulasikan
Hirarki dalam dokumen-dokumen resmi Gereja Katolik sejak akhir abad ke-19; yang
meliputi dokumen Konsili (Vatikan II) maupun Sinode para Uskup,
ensiklik-ensiklik kepausan, nota-pastoral konperensi para uskup dalam suatu
wilayah, maupun nota-doktrinal yang dikeluarkan oleh kongregasi Tahta Suci.
Berikut ini adalah daftar dokumen yang umumnya
diterima sebagai dokumen-dokumen pokok yang memuat Ajaran Sosial Gereja.
RERUM NOVARUM (KONDISI KERJA)
Ensiklik Paus Leo XIII
Tahun : 1891-
Dokumen Ajaran Sosial Gereja:
Rerum Novarum merupakan Ensiklik pertama ajaran sosial Gereja. Menaruh
fokus keprihatinan pada kondisi kerja pada waktu itu, dan tentu saja juga nasib
para buruhnya. Tampilnya masyarakat terindustrialisasi mengubah pola lama hidup
bersama, pertanian. Tetapi, para buruh mendapat perlakuan buruk. Mereka
diperas. Jatuh dalam kemiskinan struktural yang luar biasa. Dan tidak mendapat
keadilan dalam upah dan perlakuan. Ensiklik Rerum Novarum merupakan ensiklik pertama yang menaruh
perhatian pada masalah-masalah sosial secara sistematis dan dalam jalan pikiran
yang berangkat dari prinsip keadilan universal. Dalam Rerum Novarum hak-hak buruh dibahas dan dibela. Pokok-pokok
pemikiran Rerum Novarum menampilkan tanggapan Gereja atas isu-isu
keadilan dan pembelaan atas martabat manusia (kaum buruh).
Tema-Tema Pokok:
Promosi martabat manusia lewat keadilan upah pekerja; hak-hak
buruh; hak milik pribadi (melawan gagasan Marxis-komunis); konsep keadilan
dalam konteks pengertian hukum kodrat; persaudaraan antara yang kaya dan miskin
untuk melawan kemiskinan (melawan gagasan dialektis Marxis); kesejahteraan
umum; hak-hak negara untuk campur tangan (melawan gagasan komunisme); soal
pemogokan; hak membentuk serikat kerja; dan tugas Gereja dalam membangun
keadilan sosial.
Konteks Zaman:
Revolusi industri; kemiskinan yang hebat pada kaum
pekerja/buruh; tiadanya perlindungan pekerja oleh otoritas publik dan pemilik
modal; jurang kaya miskin yang luar biasa.
QUADRAGESIMO ANNO
(SESUDAH 40 THN) Ensiklik Paus Pius XI
Tahun :1931–
Dokumen Ajaran Sosial Gereja :
Quadragesimo Anno memiliki judul maksud
“Rekonstruksi Tatanan Sosial.” Nama Ensiklik ini (40 tahun) dimaksudkan untuk
memperingati Ensiklik Rerum Novarum. Tetapi pada zaman ini
memang ada kebutuhan sangat hebat untuk menata kehidupan sosial bangsa manusia.
Diperkenalkan dan ditekankan terminologi yang sangat penting dalam Ajaran
Sosial Gereja, yaitu “subsidiaritas” (maksudnya, apa yang bisa dikerjakan oleh
tingkat bawah, otoritas di atasnya tidak perlu ikut campur). Dalam banyak hal Quadragesimo
Anno masih melanjutkan Rerum Novarum mengenai soal-soal “dialog”-nya dengan
perkembangan masyarakat. Menolak solusi komunisme yang menghilangkan hak-hak
pribadi. Tetapi juga sekaligus mengkritik persaingan kapitalisme sebagai yang
akan menghancurkan dirinya sendiri
Tema-Tema Pokok:
Quadragesimo Anno bermaksud menggugat kebijakan-kebijakan
ekonomi zaman itu; membeberkan akar-akar kekacau-annya sekaligus menawarkan
solusi pembenahan tata sosial hidup bersama, sambil mengenang Ensklik Rerum
Novarum; soal hak-hak pribadi dan kepemilikan bersama; soal modal dan
kerja; prinsip-prinsip bagi hasil yang adil; upah adil; prinsip-prinsip
pemulihan ekonomi dan tatanan sosial; pembahasan sosialisme dan tentu saja
kapitalisme; langkah-langkah Gereja dalam mengatasi kemiskinan struktural.
Konteks Zaman :
Depresi ekonomi sangat hebat terjadi tahun 1929 menggoyang
dunia. Di Eropa bermunculan diktator, kebalikannya demokrasi merosot di
mana-mana.
MATER ET MAGISTRA
(KRISTIANITAS DAN KEMAJUAN SOSIAL)
Ensiklik Yohanes XXIII
Tahun : 1961–
Dokumen Ajaran Sosial Gereja :
Masalah-masalah sosial yang diprihatini oleh Ensiklik ini
khas pada zaman ini. Soal jurang kaya miskin tidak hanya disimak dari sekedar
urusan pengusaha dan pekerja, atau pemilik modal dan kaum buruh, melainkan
sudah menyentuh masalah internasional. Untuk pertama kalinya isu
“internasional” dalam hal keadilan menjadi tema ajaran sosial Gereja. Ada
jurang sangat hebat antara negara-negara kaya dan negara-negara miskin.
Kemiskinan di Asia, Afrika, dan Latin Amerika adalah produk dari sistem tata
dunia yang tidak adil. Di lain pihak, persoalan menjadi makin rumit menyusul
perlombaan senjata nuklir, persaingan eksplorasi ruang angkasa, bangkitnya
ideologi-ideologi. Dalam Ensiklik ini diajukan pula “jalan pikiran” Ajaran
Sosial Gereja: see, judge, and act. Gereja Katolik didesak untuk berpartisipasi
secara aktif dalam memajukan tata dunia yang adil.
Tema-Tema Pokok :
Ensiklik ini masih berkaitan dengan peringatan Rerum Novarum ,
maka pada bagian awal Mater et Magistra diingat sekali
lagi semangat Rerum Novarum dan Quadragesimo
Anno . Disadari isu-isu baru dalam perkembangan terakhir di bidang
sosial, politik dan ekonomi; peranan negara dalam kemajuan ekonomi; partisipasi
kaum buruh; soal kaum petani; bagaimana ekonomi ditata seimbang; kerjasama
antarnegara; bantuan internasional; soal pertambahan penduduk; kerjasama
internasional; ajaran sosial Gereja dan kepentingannya.
Kemiskinan luar biasa di negara-negara selatan; maraknya
problem sosial dalam skala luas dunia;
PACEM IN TERRIS (DAMAI
DI BUMI) Ensiklik Paus Yohanes XIII
Tahun : 1963–
Dokumen Ajaran Sosial Gereja :
Pacem in Terris menggagas perdamaian, yang menjadi isu sentral pada dekade
enam puluhan. Bilamana terjadi perdamaian? Bila ada rincian tatanan yang adil
dengan mengedepankan hak-hak manusiawi dan keluhuran martabatnya. Yang
dimaksudkan dengan tatanan hidup ialah tatanan relasi (1) antarmasyarakat, (2)
antara masyarakat dan negara, (3) antarnegara, (4) antara masyarakat dan
negara-negara dalam level komunitas dunia. Ensiklik menyerukan dihentikannya
perang dan perlombaan senjata serta pentingnya memperkokoh hubungan
internasional lewat lembaga yang sudah dibentuk: PBB. Ensiklik ini memiliki
muatan ajaran yang ditujukan tidak hanya bagi kalangan Gereja Katolik tetapi
seluruh bangsa manusia pada umumnya.
Tema-Tema Pokok:
Tata dunia, tata negara, relasi antarwarga masyarakat dan
negara, struktur negara (bagaimana diatur), hak-hak warganegara; hubungan
internasional antarbangsa; seruan agar dihentikannya perlombaan senjata; soal
“Cold War” (perang dingin) oleh produksi senjata nuklir; komitmen Gereja
terhadap perdamaian dunia. Penekanan pondasi uraian pada gagasan hukum kodrat.
Konteks Zaman :
Perang dingin antara Barat dan Blok Timur, pendirian Tembok
Berlin yang memisahkan antara Jerman Barat dan Timur simbol pemisahan bangsa
manusia (Agustus 1961), soal krisis Misile Cuba (1962)
GAUDIUM ET SPES (GEREJA DI DUNIA MODERN)
Dokumen Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II
Tahun : 1965-
Dokumen Ajaran Sosial Gereja :
Konsili Vatikan II merupakan tonggak pembaharuan hidup Gereja
Katolik secara menyeluruh. Gaudium et Spes menaruh keprihatinan
secara luas pada tema hubungan Gereja dan Dunia modern. Ada kesadaran kokoh
dalam Gereja untuk berubah seiring dengan perubahan kehidupan manusia modern.
Soal-soal yang disentuh oleh Gaudium et Spes dengan demikian berkisar tentang kemajuan
manusia di dunia modern. Di lain pihak tetap diangkat ke permukaan soal jurang
yang tetap lebar antara si kaya dan si miskin. Relasi antara Gereja dan sejarah
perkembangan manusia di dunia modern dibahas dalam suatu cara yang lebih
gamblang, menyentuh nilai perkawinan, keluarga, dan tata hidup masyarakat pada
umumnya. Judul dokumen ini mengatakan suatu “perubahan eksternal” dari
kebijakan hidup Gereja: Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan
manusia-manusia zaman ini, terutama kaum miskin dan yang menderita, adalah
kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga. Kardinal
Joseph Suenens (dari Belgia) berkata bahwa pembaharuan Konsili Vatikan II tidak
hanya mencakup bidang liturgis saja, melainkan juga hidup Gereja di dunia
modern secara kurang lebih menyeluruh. Gaudium et Spes membuka cakrawala baru dengan mengajukan
perlunya “membaca tanda-tanda zaman” (signs of the times).
Tema-Tema Pokok:
Penjelasan tentang perubahan-perubahan dalam tata hidup
masyarakat zaman ini; martabat pribadi manusia; ateisme sistematis dan ateisme
praktis; aktivitas hidup manusia; hubungan timbal balik antara Gereja dan
dunia; beberapa masalah mendesak, seperti perkawinan, keluarga; cinta kasih
suami isteri; kesuburan perkawinan; kebudayaan dan iman; pendidikan kristiani;
kehidupan sosial ekonomi dan perkembangan terakhirnya; harta benda
diperuntukkan bagi semua orang; perdamaian dan persekutuan bangsa-bangsa;
pencegahan perang; kerjasama internasional.
Konteks Zaman :
Perang dingin masih tetap berlangsung. Di lain pihak,
negara-negara baru “bermunculan” (beroleh kemerdekaan)
POPULORUM PROGRESSIO
(KEMAJUAN BANGSA-BANGSA)
Ensiklik Paus Paulus VI
Tahun : 1967-
Dokumen Ajaran Sosial Gereja :
Perkembangan bangsa-bangsa merupakan tema pokok perhatian
dari Ensiklik Ajaran Sosial. Gereja memandang bahwa kemajuan bangsa manusia
tidak hanya dalam kaitannya dengan perkara-perkara ekonomi atau teknologi,
tetapi juga budaya (kultur). Kemajuan bangsa manusia masih tetap dan bahkan
memiliki imbas pemiskinan pada sebagian besar bangsa-bangsa. Isu marginalisasi
kaum miskin mendapat tekanan dalam dokumen ini. Revolusi di berbagai tempat di
belahan dunia kerap kali tidak membawa bangsa manusia kepada kondisi yang lebih
baik, malah kebalikannya, kepada situasi yang sangat runyam. Kekayaan dari
sebagian negara-negara maju harus dibagi untuk memajukan negara-negara yang
miskin. Soal-soal yang berkaitan dengan perdagangan (pasar) yang adil juga
mendapat sorotan yang tajam. Ensiklik ini menaruh perhatian secara khusus pada
perkembangan masyarakat dunia, teristimewa negara-negara yang sedang
berkembang. Diajukan pula refleksi teologis perkembangan / kemajuan yang
membebaskan dari ketidakadilan dan pemiskinan.
Tema-Tema Pokok:
Perkembangan bangsa manusia zaman ini; kesulitan-kesulitan
yang dihadapi; kerjasama antarbangsa-bangsa; dukungan organisasi internasional,
seperti badan-badan dunia yang mengurus bantuan keuangan dan pangan; kemajuan
diperlukan bagi perdamaian.
Konteks Zaman :
Tahun enampuluhan memang tahun perkembangan bangsa-bangsa;
banyak negara baru bermunculan di Afrika; tetapi juga sekaligus perang
ideologis dan antarkepentingan kelompok manusia luar biasa ramainya; pada saat
yang sama terjadi ancaman proses marginalisasi (pemiskinan); terjadi perang di
Vietnam yang sangat brutal; di Indonesia sendiri terjadi perang ideologis
(Marxis-komunis dan militer).
OCTOGESIMA ADVENIENS
(PANGGILAN UNTUK BERTINDAK)
Surat Apostolik Paus Paulus VI
Tahun : 1971-
Dokumen Ajaran Sosial Gereja :
Arti “Octogesima” adalah yang ke-80; maksudnya: surat
apostolik ini dimaksudkan untuk manandai usia Rerum Novarum yang ke-80
tahun. Paulus VI menyerukan kepada segenap anggota Gereja dan bangsa manusia
untuk bertindak memerangi kemiskinan. Soal-soal yang berkaitan dengan
urbanisasi dipandang menjadi salah satu sebab lahirnya “kemiskinan baru”,
seperti orang tua, cacat, kelompok masyarakat yang tinggal di pinggiran kota,
dst. Diajukan ke permukaan pula masalah-masalah diskriminasi warna kulit, asal
usul, budaya, sex, agama. Gereja mendorong umatnya untuk bertindak ambil bagian
secara aktif dalam masalah-masalah politik dan mendesak untuk memperjuangkan
nilai-nilai / semangat injili. Memperjuangkan keadilan sosial.
Tema-Tema Pokok:
Soal kepastian dan ketidakpastian fenomen kemajuan bangsa
manusia zaman ini berkaitan dengan keadilan; urbanisasi dan
konsekuensi-konsekuensinya; soal diskriminasi; hak-hak manusiawi; kehidupan
politik, ideologi; menyimak sekali lagi daya tarik sosialisme; soal
kapitalisme; panggilan kristiani untuk bertindak memberi kesaksian hidup dan
partisipasi aktif dalam hidup politik.
Konteks Zaman :
Dunia mengalami resesi ekonomi dengan korban mereka yang
miskin; di Amerika aksi Martin Luther King untuk perjuangan hak-hak asasi marak
dan menjadi perhatian dunia; protes melawan perang Vietnam.
CONVENIENTES EX
UNIVERSO (BERHIMPUN DARI SELURUH DUNIA) atau lebih tepat dikenal: JUSTICIA IN
MUNDO (JUSTICE IN THE WORLD) Sinode para Uskup di dunia
Tahun : 1971-
Dokumen Ajaran Sosial Gereja :
Dunia sedang berhadapan dengan problem keadilan. Untuk
pertama kalinya (boleh disebut demikian) sinode para uskup menaruh perhatian
pada soal-soal yang berkaitan dengan keadilan. Para uskup berhimpun dan
bersidang serta menelorkan keprihatinan tentang keadilan dalam tata dunia. Misi
Gereja tanpa ada suatu upaya konkret dan tegas mengenai tindakan perjuangan
keadilan, tidaklah integral. Misi Kristus dalam mewartakan datangnya Kerajaan
Allah mencakup pula datangnya keadilan. Dokumen ini banyak diinspirasikan oleh
seruan keadilan dari Gereja-Gereja di Afrika, Asia, dan Latin Amerika. Secara
khusus pengaruh pembahasan tema “Liberation” oleh para uskup Amerika Latin di
Medellin (Kolumbia). Keadilan merupakan dimensi konstitutif pewartaan Injil.
Tema-Tema Pokok:
Misi Gereja dan keadilan merupakan dua elemen yang tidak bisa
dipisahkan; soal-soal yang berhubungan dengan keadilan dan perdamaian: hak
asasi manusia; keadilan dalam Gereja; keadilan dan liturgi; kehadiran Gereja di
tengah kaum miskin. Terminologi kunci yang dibicarakan adalah “oppression” dan
“liberation”.
Konteks Zaman :
Konteks peristiwa dunia masih berada pada dokumen di atasnya.
Dunia sangat haus akan keadilan dan perdamaian. Pengaruh dari Pertemuan
Medellin (di Kolumbia) tahun 1968 sangat besar.
EVANGELII NUNTIANDI (EVANGELISASI DI
DUNIA MODERN)
Anjuran apostolik Paus Paulus VI
Tahun : 1975-
Dokumen Ajaran Sosial Gereja :
Arah dasarnya: agar Gereja dalam pewartaannya dapat menyentuh
manusia pada abad ke duapuluh. Ada tiga pertanyaan dasar: (1) Sabda Tuhan itu
berdaya, menyentuh hati manusia, tetapi mengapa Gereja dewasa ini menjumpai
hidup manusia yang tidak disentuh oleh Sabda Tuhan (melalui pewartaan Gereja)?
(2) Dalam arti apakah kekuatan evangelisasi sungguh-sungguh mampu mengubah
manusia abad ke-20 ini? (3) Metode-metode apakah yang harus diterapkan agar
kekuatan Sabda sungguh menemukan efeknya?
Tuhan Yesus mewartakan keselamatan sekaligus pewartaan
pembebasan. Gereja melanjutkannya. Hal baru dalam dokumen ini ialah bahwa
pewartaan Kabar Gembira sekaligus harus membebaskan pula.
Tema-Tema Pokok :
Evangelii Nuntiandi mengajukan tema-tema problem kultural sekularisme
ateistis, indi-ference, konsumerisme, diskriminasi, pengedepanan kenikmatan
dalam gaya hidup, nafsu untuk mendominasi.
Konteks Zaman :
Evangelii Nuntiandi dimaksudkan untuk memperingati Konsili Vatikan ke-10.
REDEMPTOR HOMINIS (SANG
PENEBUS MANUSIA)
Ensiklik Yohanes Paulus II (Ensiklik-nya yang pertama)
Tahun : 1979-
Dokumen Ajaran Sosial Gereja :
Sebenarnya Ensiklik ini tidak dikategorikan sebagai Ensiklik
Ajaran Sosial Gereja. Tetapi, lukisan tentang penebusan umat manusia oleh Yesus
Kristus sebagai penebusan yang menyeluruh memungkinkan beberapa gagasan
ensiklik ini bersinggungan dengan tema-tema keadilan sosial. Gagasan dasarnya:
manusia ditebus oleh Kristus dalam situasi hidupnya secara konkret. Yaitu,
dalam hidup situasi di dunia modern. Disinggung mengenai konsekuensi kemajuan
dan segala macam akibat yang ditimbulkan. Hak-hak asasi manusia dengan
sendirinya juga didiskusikan. Misi Gereja dan tujuan hidup manusia.
Tema-Tema Pokok :
Misteri penebusan manusia di zaman modern; kemajuan dan
akibat-akibatnya; misi Gereja untuk menjawab persoalan zaman ini.
Konteks Zaman :
Merupakan Ensiklik pertama dari kepausan Bapa Suci Yohanes
Paulus II.
LABOREM EXCERCENS
(KERJA MANUSIA)
Ensiklik Paus Yohanes Paulus II
Tahun : 1979-
Dokumen Ajaran Sosial Gereja :
“Kerja” merupakan tema sentral hidup manusia. Hanya dengan
kerja, harkat dan martabat manusia menemukan pencetusan keluhurannya. Manusia
berhak bekerja untuk kelangsungan hidupnya, untuk membuat agar hidup keluarga
bahagia dan berkecukupan. Ensiklik ini mengkritik tajam komunisme dan
kapitalisme sekaligus sebagai yang memperlakukan manusia sebagai alat
produktivitas. Manusia cuma sebagai instrumen penghasil kemajuan dan perkembangan.
Manusia berhak kerja, sekaligus berhak upah yang adil dan wajar, sekaligus
berhak untuk makin hidup secara lebih manusiawi dengan kerjanya.
Tema-Tema Pokok :
Sebagian besar isinya ialah tentang keadilan kerja, yang
sudah dikatakan dalam Rerum Novarum; memang Ensiklik ini dimaksudkan untuk
memperingati 90 tahun Rerum Novarum.
Kerja dan manusia; semua orang berhak atas kerja, termasuk di
dalamnya yang cacat; perlunya jaminan keselamatan / kesehatan dalam kerja;
manusia berhak atas pencarian kerja yang lebih baik di mana pun, juga di negeri
orang.
Konteks Zaman :
Dalam periode zaman ini dirasakan sangat besar jumlah
pengangguran. Para pekerja migrant (tenaga asing) sangat mudah diperas dan
mendapat perlakuan tidak adil.
SOLLICITUDO REI
SOCIALIS (KEPRIHATINAN SOSIAL)
Ensiklik Paus Yohanes Paulus II
Tahun : 1987-
Dokumen Ajaran Sosial Gereja :
Ensiklik ini merupakan ulang tahun ke-20 dari Ensiklik Populorum
Progressio. Jurang antara wilayah / negara-negara Selatan (miskin) dan
Utara (kaya) luar biasa besarnya. Perkembangan dan kemajuan sering kali
sekaligus pemiskinan pada wilayah lain. Persoalannya semakin rumit manakala
dirasakan semakin hebatnya pertentangan ideologis antara Barat dan Timur,
antara kapitalisme dan komunisme. Persaingan ini semakin memblokir kerjasama
dan solidaritas kepada yang miskin. Negara-negara Barat semakin membabi buta
dalam eksplorasi kemajuan. Sementara negara-negara miskin semakin terpuruk oleh
kemiskinannya. Konsumerisme dan “dosa struktural” makin mendominasi hidup manusia.
Tema-Tema Pokok:
Ensiklik ini mengajukan makna baru tentang pengertian “the
structures of sin”; pemandangan secara teliti sumbangsih Ensiklik yang
diperingati, Populorum Progressio; digambarkan pula panorama zaman ini
dengan segala kemajuannya; tinjauan teologis masalah-masalah modern;
Konteks Zaman :
Perang berkecamuk seputar ideologi pada zaman ini; Soviet
menginvasi Afganistan dan setahun kemudian menarik diri dari Afganistan; dan
berbagai ketegangan yang dimunculkan oleh persaingan ideologis yang hebat.
CENTESIMUS ANNUS (TAHUN
KE SERATUS)
Ensiklik Yohanes Paulus II
Tahun : 1991-
Dokumen Ajaran Sosial Gereja :
Menandai ulang tahun Rerum Novarum yang ke-100. Dokumen ini
memiliki jalan pikiran yang kurang lebih sama, paradigma yang ditampilkan dalam
Rerum Novarum untuk menyimak dunia saat ini. Perkembangan baru berupa jatuhnya
komunisme dan sosialisme marxisme di wilayah Timur (Eropa Timur) menandai suatu
periode baru yang harus disimak secara lebih teliti. Jatuhnya sosialisme
marxisme tidak berarti kapitalisme dan liberalisme menemukan pembenarannya.
Kesalahan fundamental dari sosialisme ialah tiadanya dasar yang lebih manusiawi
atas perkembangan. Martabat dan tanggung jawab pribadi manusia seakan-akan
disepelekan. Di lain pihak, kapitalisme bukanlah pilihan yang tepat pula.
Perkembangan yang mengedepankan eksplorasi kebebasan akan memicu ketidakadilan
yang sangat besar. Centesimus Annus mengurus pula soal-soal lingkungan hidup
yang menjadi permasalahan menyolok pada zaman ini.
Tema-Tema Pokok :
Skema jalan pikiran Ensiklik ini serupa dengan
dokumen-dokumen sebelumnya: pertama-tama dibicarakan dulu mengenai Rerum Novarum
yang diperingati; berikutnya dengan menyimak pola Rerum Novarum, Ensiklik
Centesimus Annus membahas “hal-hal baru zaman sekarang”; diajukan pula catatan
“tahun 1989” (adalah tahun jatuhnya tembok Berlin); prinsip harta benda dunia
diperuntukkan bagi semua orang; negara dan kebudayaan; manusia ialah jalan bagi
Gereja; soal lingkungan hidup
Konteks Zaman :
Jatuhnya komunisme di Eropa Timur yang ditandai dengan
runtuhnya tembok Berlin; Nelson Mandela – sang figur penentang diskriminasi –
bebas dari penjara (1990). Memang ada sekian “hal-hal baru” yang pantas disimak
The Participation of
Catholics in Political life - Dokumen yang dikeluarkan oleh Kongregasi Suci
untuk Ajaran Iman
Tahun : 2002-
Dokumen Ajaran Sosial Gereja :
Dokumen ini merupakan garis bawah pentingnya partisipasi umat
Katolik pada kehidupan politik. Umat Katolik tidak boleh pasif. Tantangan
perkembangan dan kemajuan demikian besar, umat Katolik diminta memiliki
kesadaran-kesadaran tanggung jawab dan partisipasi untuk memajukan kehidupan
bersama dalam soal-soal politik. Politik bukanlah lapangan kotor, melainkan
lapangan kehidupan yang harus ditata dengan baik.
Tema-Tema Pokok :
Seputar kehidupan politik dan pentingnya partisipasi umat
beriman Katolik untuk peduli dengan soal-soal politik.
Konteks Zaman :
Zaman ini mengukir soal-soal yang sangat menyolok: hidup
manusia ditentukan oleh realitas tata politik; aneka persoalan kemunduran
sosial seringkali ditandai dengan kebangkrutan politik dalam hidup bersama;
soal-soal yang menyangkut kebebasan beragama dan kebebasan berkembang dalam
budayanya juga menjadi perkara yang dominan pada periode sekarang ini.
Sumber http://www.imankatolik.or.id/













Tidak ada komentar:
Posting Komentar