Pengertian kata “Citra”
v
Kata
“Citra” dapat diartikan sebagai gambaran (image) yang menunjuk pada identitas
atau ciri seseorang atau kelompok.
v
Kata
“Citra” biasanya juga dikaitkan dengan suatu nilai yang dianggap ideal dan
baik, dan umumnya terkait erat dengan tindakan, sifat atau karakter seseorang.
v
Istilah
“Citra” juga mempunyai makna keserupaan, gambaran atau kemiripan antara
seseorang atau kelompok yang dicitrakannya.
v
Istilah
“Citra” merupakan perpaduan arti dari kata-kata “Gambar” dan “Rupa”
Allah
menciptakan segala sesuatu, termasuk manusia baik adanya. Manusia menjadi
ciptaan yang termulia dari segala makhluk hidup. Dunia beserta isinya
diserahkan kepada manusia. Karena akal-budinya, manusia tidak hanya mampu
mempertahankan hidupnya dan mempertahankan jenisnya, tetapi juga mampu
memperkembangkan dan dan meningkatkan mutu hidupnya.
Manusia
tidak hanya mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tetapi dapat mengolah
dan mengatur, merubah dan menguasai lingkungannya, serta menguasai dan
memanfaatkan ciptaan-ciptaan lainnya.
Dalam
hal inilah manusia merupakan “ Citra Allah”.
Kata
“Citra Allah” terungkap dalam Kitab Kejadian. Kisah penciptaan manusia dalam
Kitab Kejadian memakai 2 iastilah yang saling melengkapi dan saling memperbaiki
yaitu:
v
Istilah
“GAMBAR” (Bahasa Ibrani: Salem)
v Istilah “RUPA” (Bahasa
Ibrani: Demuth)
Manusia Sebagai Citra Allah, merupakan pengakuan yang
paling dasar bagi manusia di hadapan Allah, adapun beberapa hal yang akan di
bahsa mengenai Manusia sebagai Citra Allah antara lain :
A. AKU CITRA ALLAH YANG UNIK
Setiap manusia
itu unik, tak ada satu orangpun yang mempunyai kesamaan dengan orang lain,
bahkan manusia kembar sekalipun selalu mempunyai perbedaan. Keunikan itu dapat
diamati dari beberapa hal antara lain:
·
Fisik
·
Psikis
·
Bakat/kemampuan
·
Pengalaman-pengalaman
yang dimilikinya dll
Keunikan diri
merupakan anugerah yang menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal
serta diperlakukan secara khusus juga. Akan menjadi sulit dibayangkan bila semua
manusia sama dalam segala hal
Dalam menghadapi
keunikan diri sering ditemukan 2 (dua) sikap yaitu:
v Sikap positif
·
akan menerima keunikan
sebagai anugerah
·
bangga bahwa dirinya
berbeda
·
bersyukur bahwa apapun
yang ada pada dirinya merupakan pemberian Tuhan yang baik adanya
·
percaya diri dan tidak
merasa minder
·
selalu berusaha menjadi
diri sendiri
·
memiliki harga diri
·
hidup tenang dan mampu
bergaul dengan siapa saja
v Sikap Negatif
·
tidak puas terhadap
dirinya
·
kurang menerima keunikan
diri
·
melakukan tindakan yang
melawan kehendak Tuhan
·
melakukan tindakan
apapun demi menutupi kekurangan diri (operasi plastik)
·
sering beranggapan
seolah penampilan luar lebih penting
Dalam kisah
enciptaan diungkapkan bahwa Manusia diciptakan
sebagai “Citra Allah” artinya: Manusia diciptakan Allah menurut Gambar
dan Rupa Allah sendiri (Kejadian 1: 26-27).Kata “segambar “ dan
“serupa” sekaligus melukiskan secara tepat bahwa manusia dan Allah berbeda.
Sejauh
terluliskan dalam Kitab Suci, istilah “Citra Allah” itu hanya dikatakan pada
manusia, dan tidak dikenakan kepada ciptaan Tuhan lainnya. Hanya manusialah yang
disebut “Citra Allah”.
Karena manusia diciptakan sebagai “Citra
Allah”, manusia memiliki martabat sebagai pribadi artinya adalah:
v
Manusia
bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang
v
Manusia
mengenal dirinya sendiri dan menjadi tuan atas
dirinya sendiri.
v
Manusia
mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain
v
Manusia
dipanggil untuk membangun relasi dengan Allah, PenciptaNya.
Sebagai citra Allah,
manusia sepantasnya memancarkan diri Allah maka:
·
Kalau Allah Maharahim,
manusiapun harus penuh pengampunan
·
Kalau Allah Mahabaik
maka manusiapun harus bermurah hati
Sebagai “Citra Allah”, Allah telah memberikan
karunia khusus berupa:
v
Akal
budi
v
Kebebasan
v
Hatu
Nurani
Karunia
atau kemampuan-kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dan
ciptaan Tuhan lainnya.
Manusia
adalah ciptaan Allah yang bermartabat luhur, siapapun orangnya, ia adalah Citra
Allah, yang serupa dan segambar dengan Allah dan ia menjadi wakil Allah didunia
ini.
B. TUGASKU SEBAGAI CITRA ALLAH
Dalam kitab Suci, tidak hanya dikatakan bahwa
manusia diciptakan sebagai Citra Allah saja,tetap juga ditegaskan mengenai
tugas dan panggilan manusia sebagai Citra Allah.
Dalam Kitab Kejadian 1:26-30, ditegaskan bahwa
manusia sebagai Citra Allah dipanggil untuk:
·
Beranak cucu dan bertambah banyak
·
Memenuhi bumi dan menaklukkannya
·
Berkuasa atas makhluk ciptaan Allah yang lainnya
Tugas dan panggilan manusia sebagai Citra Allah yang agung perlu ditempatkan
dalam konteks “Karya Keselamatan Allah” yang dikehendaki oleh allah
sendiri yaitu: Keselamatan manusia
berkaitan erat dan sangat ditentukan oleh sikap manusia itu sendiri terhadap
ciptaan yang lainnya, ini berarti bahwa manusia tidak dapat bersikap
sewenang-wenang atas kuasa dan panggilan Allah tersebut.
Dalam kitab Kejadian 1:26-30, secara lebih mendasar ditegaskan bahwa alam
semesta beserta isinya diciptakan oleh Allah dikuasakan pengelolaannya kepada
manusia sebagai Citra Allah.Manusia diberi kuasa untuk mengelola alam
beserta isinya,
Maka alam beserta isinya
harus:
·
Dipelihara
·
Ditumbuh kembangkan
·
Dimanfaatkan
Sedemikan rupa demi
kehidupan dan kesejahteraan manusia seluruhnya baik secara pribadi, maupun
bersama.
Dalam Kitab Kejadian 1:26-28, ditegaskan pula bahwa kuasa manusia atas
alam beserta isinya berasal dari Allah, ini berarti bahwa manusia tidak mempunyai kuasa mutlak atas
alam ini.
Mengusai alam bukan berarti bahwa manusia boleh bertindak sewenang-wenang
terhadap alam beserta isinya, melainkan kuasa yang diberikan Allah itu adalah
kuasa untuk mengelola alam beserta isinya berdasarkan kehendak Allah sendiri.
Kuasa yang diberikan
Allah kepada manusia sifatnya terbatas, ini berarti bahwa
manusia tidak dapat menjalankan sesuatu melebihi kekuasaan Allah sendiri dan
kuasa itu perlu dijalankan secara bijaksana demi kemuliaaan Allah serta demi
kebahagiaan manusia sendiri.
Manusia harus menjalankan panggilannya sebagai Citra Allah sesuai dengan
kehendak allah yang harus ditampakkan pada kesadaran akan hal-hal berikut
yaitu:
·
Segala sesuatu berasal dan diciptakan allah serta terarah pada
penciptaNya
·
Tiap makhluk mempunyai kelebihan dan kesempurnaannya sendiri
·
Semua makhluk ciptaan Allah mempunyai ketergantungan antara satu dengan
yang
lain dan saling melengkapi.
Sikap yang perlu dikembangkan dalam menjalankan
panggilan manusia sebagai Citra Allah adalah:
Sikap bertanggung jawab dan berusaha untuk
menampilkan keCitraan Alah sendiri sebagai pencipta dan pemelihara melalui
kata-kata, sikap dan perbuatan sehari-hari, bukan kata-kata, sikap dan
perbuatan yang menguasai dan menghancurkan orang lain.
Tugas manusia adalah adalah mewujudkan keutuhan
ciptaan Allah yang baik adanya. Tugas tersebut
meliputi 4 hal yaitu:
- Membuka diri terhadap Allah
- Membangun solidaritas dengan sesama
- Mengolah dan memelihara
dunia-alam semesta
- Membangun diri sendiri
Dalam pokok-pokok itu manusia sebagi Citra Allah menjadi partner Allah
dan bersama-sama Allah bertanggung jawab atas hidup baru yang diserahkan Allah
kepada mereka.
Dalam kehidupan sehari-hari, ternyata banyak situasi yang menunjukkan
tindakan manusia yang tidak atau belum mencerminkan panggilan manusia sebagai
Citra Allah.
Faktor penyebab yang
utama adalah: egoisme
dan keserakahan manusia serta sikap tidak peduli terhadap dirinya sendiri
ataupun orang lain.
Adapun contoh sikap atau tindakan manusia yang tidak menunjukkan dirinya
sebagai Citra Allah terhadap:
- Diri Sendiri : Malas, Sombong, Egois, Iri, Dengki dll
- Alam/Lingkungan :
Pembakaran hutan,
pencemaran lingkungan/polusi,
Merusak alam & lingkungan, pembuangan limbah membuang sampah sembarangan dll
- Orang lain/sesama : Perkelahian, tawuran,
membunuh , mencuri,
Berbohong,
melakukan tindakan criminal dll
- Tuhan : Jarang berdoa, menyembah berhala, tidak menjalankan
ibadah sesuai
dengan agama yang diyakininya, menyebut nama Tuhan dengan sembarangan dll
C.
AKU MEMILIKI KEMAMPUAN
Tidak ada seorangpun didunia ini yang tidak mempunyai kemampuan, sebab
pada saat Allah menciptakannya, Ia sudah membekali manusia dengan berbagai
kemampuan, walaupun kemampuan yang diberikan berbeda satu dengan yang lain.
Tugas manusia adala bertanya, mencari dan menemukan dalam dirinya
kemampuan-kemampuan itu.
Ada kemampuan yang sifatnya umum dimiliki semua orang, ada yang sifatnya
khusus. Semua orang dapat berlari, tetapi ada yang dapat cepat sehingga dapat
meraih sukses lewat kemampuan berlarinya itu, ada yang biasa-biasa saja.
Banyak orang dapat berbicara, tetapi ada
yang beruntung dengan kemampuan bicaranya menghasilkan banyak uang, ada yang
sennag membicarakan orang lain ada yang bicara seperlunya.
Kemampuan yang telah dianugerahkan Tuhan itu perlu dilatih dan
dikembangkan, agar lebih bermanfaat, tidak dapat langsung terampil tanpa
berlatih.
Kita adalah manusia yang diciptakan Allah menurut
CitraNya, yang terdiri dari tubuh dan jiwa serta dilengkapi dengan berbagai
macam anugerah.
Sebagai manusia, kita memiliki sifat kemanusiaan
yang sama yaitu:
- Kita dianugerahi tubuh dan jiwa
- Memiliki banyak kemampuan untuk belajar dengan indra dan akal budi
- Mengalami sesuatu dengan perasaan dll
Daya kemampuan yang
dimiliki manusia merupakan bahan dasar yang diberikan Allah kepada kita untuk
mengembangkan kecitraan dan kepribadian kita.
Dilain pihak, allah
menciptakan kita masing-masingsecara unik dan khas, serta tidak tergantikan
oleh siapapun.
Kita serupa tetapi tidak sama, baik dari segi kepribadian, fisik, mental,
kecerdasan, intelektual maupun social. Kita tidak dapat menyamakan diri dengan
orang lain, dan sebaliknya, apapun bakat dan kemampuan kita, kita harus saling
menghargai dan menghormati keunikan dan kekhasan masing-masing.
Tugas kita adalah
mengembangkan talenta-talenta pemberian Tuhan itu semaksimal mungkin, untuk
meningkatkan keluhuran kemanusiaan kita dan demi pengembangan sesama.
Untuk semakin
memahami kemampuan kita, sebaiknya kita mengerti dulu gambaran kita melalui
aspek-aspek sebagai berikut:
- KEPRIBADIAN adalah: Pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan
seseorang baik jasmani, mental, rohani, emosional maupun sosial yang
terwujud dalam tingkah laku baik atau buruk sesuai dengan usahanya untuk
menjadi manusia sebagaimana dikehendakinya.
- JASMANI /FISIK adalah: segala sesuatu yang berhubungan dengan fisik yaitu seluruh
anggota tubuh kita seperti: bentuk wajah, ukuran tubuh, tinggi badan,
warna kulit, jenis rambut dll
- SIFAT DIRI adalah: sifat yang ada didalam diri kita yang merupakan hasil dari
pengalaman-pengalaman masa lampau yang berhubungan dengan orang lain baik
dalam keluarga (orang tua, saudara, pembantu dll) masyarakat dan sekolah.
Sifat diri terbagi menjadi 2 yaitu:
·
Sifat Positif: sifat-sifat diri
yang dapat membangun /menciptakan relasi/hubungan yang baik dengan orang lain
seperti: Setia kawan, Jujur, Rendah hati, Sabar, Sederhana, Ceria dll
·
Sifat Negatif: sifat-sifat diri
yang dapat merusak hubungan atau relasi dengan orang lain seperti: Pemarah.
Egois, Pembohong, Pendendam, Pemalas dll.
- BAKAT adalah: kemampuan bawaan (potensi) yang masih perlu dikembangkan dan
dilatih. Bakat memungkinkan seseorang berprestasi jika dikembangkan dengan
baik serta didukung dengan pengetahuan, latihan, pengalaman, dan motivasi
diri.
- KEMAMPUAN adalah: daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari
pembawaan dan latihan. Bakat yang dilatih dan
dikembangkan akan menjadi suatu kemampuan.
- MINAT adalah: tingkat kesenangan terhadap sesuatu, benda, atau jenis
kegiatan atau jenis pekerjaaan tertentu.
- CITA-CITA adalah: upaya manusia mengarahkan dirinya dimasa depan atau usaha
untuk member makna, arti pribadi atas kegiatan, latihan, belajar, minat
sehingga dapat menemukan apa peran sosialku bagi masyarakat.
Untuk menentukan
cita-cita, kita harus menggali bakat (potensi diri) dan kemampuan, kepribadian
dan keadaan fisik atau jasmani yang kita miliki. Dalam kesemuanya itu kita
mengenal betapa anugerah Allah itu begitu agung dalam hidup kita.
Sebagai remaja kita
sering mengalami kesulitan untuk mengetahui dan menyadari kemampuan yang kita
miliki, hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor, baik dari diri sendiri
maupun dari luar contoh:
- Dari dalam diri sendiri
·
Banyak remaja yang belum berupaya untuk menemukan
kemampuan yang dimilikinya
·
Malas untuk mengembangkan kemampuannya
·
Tidak percaya diri bahwa dirinya memiliki kemampuan
- Dari luar dirinya
·
Pengaruh pola pendidikan dalam keluarganya
·
Kurang diberi kesempatan untuk berkembang dan meng aktualisasikan dirinya
·
Mudah terpengaruh oleh lingkungan
·
Kurangnya fasilitas yang tersedia untuk
mengembangkan kemampuan yang telah dimilikinya dll
Kurangnya
pengetahuan akan kemampuan serta kesempatan untuk mengaktualisasikan diri
berdasarkan kemampuan yang kita miliki dapat menimbulkan kebingungan dan sikap
iri terhadap kemampuan orang lain. Remaja dapat menjadi bingung dan selalu
mencari-cari sehingga ia tidak mampu membangun arah hidup dan kegiatannya
secara terarah dan terencana.
Iman Kristiani
secara tegas mengatakan bahwa Allah telah memberikan kepada setiap pribadi
kemampuan-kemampuan khusus atau talenta secara berbeda satu dengan yang lain.
Hal inilah yang menyebabkan setiap orang menjadi pribadi yang unik.
Dalam Matius 25:
14-30, diungkapkan bahwa semua manusia dipanggil untuk menentukan kemampuan
atau talentanya masing-masing serta mengembangkan nya sehingga menghasilkan
buah-buah yang berguna, tidak hanya untukdirinya sendiri, tetapi juga untuk
kepentingan bersama.
Bahkan secara tegas
dalam Injil Matius 25: 14-30, juga terungkap bahwa Allah akan meminta setiap
orang untuk mempertanggungjawabkan talenta yang telah diberikan untuk kemudian
hari.
Dalam Perumpaman tentang Talenta (Matius 25: 14-30) digambarkan dua sikap
manusia terhadap Talenta tersebut yaitu:
- Bersikap Bertanggung jawab dan mengembangkan talenta tersebut sehingga
menghasilkan buah. Perlakuan Tuhan terhadap orang yang bersikap demikian
adalah, Tuhan Allah mengajak mereka berbahagia bersamaNya.
- Bersikap tidak berbuat apa-apa, sehingga tidak
menghasilkan apa-apa
Sikap Allah terhadap orang yang bersikap
tidak bertanggung jawab dan tidak mengembangkannya adalah Tuhan merasa sedih
dan terpaksa mengambilnya kembali karena talenta yang dikaruniakannya tidak
menghasilkan buah apa-apa.
Cara yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan Kemampuan atau Talenta
adalah:
- Melatih diri terus menerus
tanpa takut salah atau gagal
- Masuk dalam organisasi
bersama orang-orang yang memiliki bakat dan minat yang sama
- Belajar dan mau bertanya
pada orang yang lebih berpengalaman
Karena Talenta atau kemampuan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda,
maka Allah menghendaki agar setiap orang bekerja sama dan saling melengkapi
satu dengan yang lain.
Talenta atau Kemampuan tidak harus selalu diartikan sebagai bakat
seperti: Main music, Bernyanyi, Menari, dll,melainkan dapat juga diartikan
sebagai kemampuan khusus atau sifat-sifat baik yang apabila kita gunakan kita
mampu mengembangkan diri, menjadi pribadi yang utuh serta dapat melayani sesama.
D.
KEMAMPUANKU TERBATAS
“Tak ada gading yang tak retak” Peribahasa ini dapat diartikan:
- Tak ada orang yang sempurna
- Tak ada seorangpun yang
tanpa kekurangan
- Setiap orang pasti
mempunyai kekurangan atau keterbatasan, ada orang yang mampu dan terampil
dalam satu hal tertentu, tetapi tidak mampu atau kurang menguasai dalam
bidang yang lain.
Bagi sebagian remaja, ada yang merasa sulit untuk mengakui kekurangan
atau kelemahan yang dimilikinya. Mereka cenderung ingin dipandang sebagai orang
yang hebat dan mereka akan merasa minder atau rendah diri, apabila ada orang
lain yang mengetahui keterbatasannya.
Orang yang seperti itu pada akhirnya akan berusaha menutupi kekurangan
atau keterbatasannya dengan menghalalkan segala cara yang akhirnya akan
berakibat kurang baik untuk perkembangan pribadi yang sehat.
Iman Kristiani menawarkan cara pandang dan cara bersikap terhadap keterbatasan yang dimiliki yaitu:
- Allah menciptakan manusia
masing-masing “baik adanya” tetapi
yang “baik adanya” itu
diciptakan dlm perbedaan& kekhususan masing-masing.
- Tidak ada pribadi yang
sama , setiap pribadi diciptakan Allah secara unik
- Tuhan menciptakan kita
sesuai dengan “porsi” masing-masing dan yang pasti berbeda satu dengan
yang lain.
- Apa yang ada dalam diri
kita, sudah demikian baik dan sempurna bagi kita, jadi kita mempunyai
keterbatasan disamping kelebihan kita.
- Keterbatasan adalah suatu
fakta yang tak dapat dipungkiri, karena siapapun orangnya pasti memiliki
keterbatasan
- Keterbatasan hendaknya
dipahami sebagai “kekurangan” atau “ketidak mampuan” sebagai pribadi.
Adapun berbagai macam contoh keterbatasan dlm hidup seseorang antara
lain: 1. Keterbatasan Fisik contoh:
·
Cacat, Buta
·
Tuli
·
Tuna Ganda dll
2.Keterbatasan Intelektual contoh:
·
Sulit menangkap pelajaran
·
Lemah dalam bidang studi tertentu
·
Berfikir lambat dll
3.Keterbatasan Psikologis contoh:
·
Pemalu
·
Penakut
·
Egois
4.Keterbatasan Ekonomi contoh:
·
Miskin dan serba kekurangan
·
Tidak mempunyai penghasilan tetap
·
Tidak mempunyai biaya dana untuk sekolah dll
5.Keterbatasan
Sistem Budaya contoh:
·
Budaya korupsi yang sudah merajalela
·
Larangan untuk merantau
·
Kebiasaan masyarakat yang sulit diubah dll
Keterbatasan dalam
bentuk apappun, sebenarnya atau sesungguhnya ingin menyiratkan suatu panggilan
pada setiap orang untuk:
- Dapat membangun relasi dengan sesamanya
- Bekerjasama dan saling melengkapi
- Saling mengembangkan diri
satu sama lain.
Dalam Kitab Suci, dikisahkan tentang keterbatasan yang dialami Para Murid
Yesus dalam melaksanakan tugasnya seperti:
- Markus 4:35-41 tentang angin
Ribut diredakan
- Markus 6:35-44 tentang Yesus
member makan 5000 orang
- Lukas 15: 1-11 tentang Penjala ikan menjadi penjala manusia
Dalam teks-teks tersebut ada beberapa sikap positif yang dapat kita
teladani dari Para Murid Yesus dalam menghadapi keterbatasannya yaitu:
- Para Murid tidak bersikap
takut atau minder apalagi munafik, melainkan datang dan minta pertolongan
Tuhan Yesus.
- Para Murid yakin bahwa
Yesus, akan membantunya sehingga mereka dapat keluar dan mengatasi
keterbatasannya.
- Saling membantu dan
bekerja sama dalam keterbatasannya untuk melengkapi dan saling
mengembangkan diri
- Para Murid melihat bahwa
ternyata kehadiran Yesus dalam doa dengan penuh iman menjadi sangat
penting.
Sikap dalam menghadapi keterbatasan dan akibatnya:
- Bersikap minder, akan berakibat:
·
Merasa hidupnya sebagai beban, sebab merasa hidupnya
kurang beruntung
·
Sukar bergaul dan menyesuaikan diri dengan orang
lain
·
Iri hati dan cemburu, karena menganggap orang lain
lebih beruntung dari dirinya
·
Memandang bahwa Tuhan telah bersukap tidak adil
terhadap dirinya
- Sikap munafik akan berakibat:
·
Melakukan segala macam upaya untuk menutupi kekurangan diri dengan
menghalalkan segala cara.
·
Menjilat atasan
·
Menekan bawahan dll
Bagaimanapun juga kedua sikap tersebut pada
akhirnya akan merugikan diri sendiri. Kerugian itu antara lain:
- Kita akan mengalami kesulitan dalam pergaulan dengan sesama
- Kurang disenangi oleh teman-temannya
- Kurang dilibatkan dalam aktivitas kelompok
- Tidak mampu menutupi dan menghilangkan kekurangan yang kita miliki
bahkan bisa membuat kekurangan itu makin besar dan makin meragukan diri
sendiri
Sikap yang perlu dikembangkan dalam
menghadapi kekurangan antara lain:
- Kita harus mampu menerima diri sebagai pribadi yang memiliki
kekurangan dan yakin bahwa hal ini juga dialami oleh setiap orang
- Jangan menjadikan kekurangan sebagi alas an untuk tidak berkembang
atau sukses
- Banyak orang cacat atau orang yang tadinya dianggap bodoh bias
meraih sukses dalam hidupnya, bahkan bias membantu orang lain.
E.
SYUKUR SEBAGAI CITRA ALLAH
Dari pengalaman
hidup harian kita, kita mempunyai banyak alasan untuk bersyukur atas hidup yang
dikaruniakan Allah kepada kita.
Ada berbagai macam
bentuk bagaimana orang bersyukur atas kehidupannya yaitu:
- Perayaan hari ulang tahun kelahiran
- Hari ulang tahun perkawinan
- Upacara selamatan/syukuran
- Perayaan haribesar keagamaan seprti: Paskah, Natal, Lebaran dll
Mengapa kita
bersyukur atas hidup ?
Setidaknya ada 4
(empat) alasan dasar mengapa kita patut bersyukur yaitu:
- Hidup adalah Anugerah dari Allah
Dalam Kitab Suci (Mazmur 91:16, Kel 20:12, Amos 10) dijelaskan, umur
panjang dipahami sebagai Karunia Allah. Hidup bukan untuk dikuasai dan
diperlakukan semaunya, melainkan untuk pelayanan dan pengabdian kepada Allah
dan sesama
- Hidup itu berharga
Berharganya hidup karena pemberian dari Allah sendiri (Kej 2:7, Yer 27:5)
dan pemberian itu menjadi relasi dengan Allah , manusia dan sesamanya (Keb
9:1-3, Luk 17:1-19)
- Hidup itu Hak Dasar
Hak untuk hidup merupakan hak dasar yang diberikan Allah kepada setiap
orang, karena itu wajib kita hormati, pertahankan dan kembangkan. Maka hal-hal
yang bertentangan dengan hidup adalah sesuatu yang keji contohnya: Pembunuhan,
Perang, Pengguguran kandungan (Aborsi) dll
- Hidup itu Citra Allah
Hidup manusia merupakan kesatuan jiwa-tubuh menurut Citra Allah (kej
1:27). Dengan penebusan Kristus, manusia dipanggil menjadi Anak-anak Allah dan
masuk dalam Kehidupan Allah, yang dimaknai dan ditandai dalam Sakramen-sakramen
Gereja.Hukum Cinta Kasih memperteguh penghormatan hidup terhadap manusia.
Langsung atau tidak
langsung, kita sering mendengar berbagai pandangan mengenai Makna hidup, apapun
pandangan orang tentang hidup, sangatlah tergantung pada:
·
Sejauh mana hidup itu dialami
·
Sejauh mana hidup itu dihayati
·
Sejauh mana hidup itu diaktualisasikan dll
Ada berbagai
pandangan dan sikap terhadap hidup, antara lain:
- Hidup sebagai beban berat atau kutukan
Pandangan ini biasanya muncul dari orang –orang yang dalam hidupnya
banyak mengalami kegagalan, kekecewaan, bencana atau penderitaan
- Hidup sebagai “Takdir”
Hidup manusia twergantung sepenuhnya pada Tuhan, dan manusia tidak punya
hak apa-apauntuk menentukan jalan hidupnya. Pandangan ini menumbuhkan sikap
cepat pasrah menyerah terhadap kegagalan, tidak kreatif untuk mengisi dan
mengembangkan hidup. Orang tersebut bersikap menunggu dan tidak proaktif.
- Hidup itu “Seni”
Hidup sungguh indah karena mengandung keanekaragaman warna kehidupan: ada
suka duka, ada gagal dan berhasil, ada manis dan pahit. Semuanya ada justru
membuatnya indah untuk dijalani. Pandangan ini menumbuhkan sikap kreatif dan
mencari terobosan baru agar hidup menjadi lebih enak. Tidak cepat puas atas
kberhasilan atau terlena dalam kegembiraan, karena sadar disaat yang lain dapat
saja kegagalan dan kesedihan akan muncul.
Masing–masing dari
pandangan tentang hidup tersebut berdampak pada sikap dan prilaku seseorang
dalam hidupnya sehari-hari.
Yesus dalam dalam
Perjanjian Baru menawarkan suatu pandangan tentang hidup yakni:
- Hidup adalah anugerah Allah sendiri yang patut disyukuri
- Hidup telah diberikan, maka selayaknya setiap orang bersyukur kepada
yang telah memberi hidup itu.
- Sekalipun Allah telah memberikan hidup, tetapi bAllah senantiasa
menyelenggarakan hidup manusia melalui berbagai peristiwa dan pengalaman
- Allah ingin agar hidup itu dapat berjalan dan mendatangkan
kebahagiaan bagi manusia
- Allah telah menyelamatkan kita melalui berbagai peristiwa hidup
kita, bahkan mungkin melalui pengalaman pahit sekalipun.
Dalam injil Lukas
Lukas 17: 11-19, Yesus mengajak kita untuk:
- Menaladani Orang Samaria yang setelah mengalami penyelamatan Allah
melalui Yesus pergi bersyukur kepadaNya
- Dari sepuluh oaring yang disembuhkan ternyata hanya ada satu orang
yang kembali untuk bersyukur
- Kebetulan orang yang bersyukur itu adalah Orang Samaria, yang selama
ini dianggap kafir (tidak beriman kepada Allah) oleh orang-orang Yahudi,
tetapi orang tersebut melakukan yang terbaik dalam hidupnya. Ia bersyukur
kepada Allah karena melalui penyembuhan yang dialaminya, Ia mampu
merasakan kehadiran Allah yang menyelamatkan.
Ada berbagai macam
cara yang dapat kita lakukan untuk bersyukur antara lain:
- Memuliakan Allah lewat doa atau ibadat, baik secara pribadi maupun
mengundang sesama
- Menolong sesama yang menderita
- Berusaha hidup lebih baik
- Memelihara kehidupan itu sendiri seperti: menjaga kesehatan, menjaga
kebersihan, menjauhi obat-obatan terlarang
- Menjaga kehidupan orang lain seperti yang dilakukan Bunda Teresa
yang menolong orang miskin dan terbuang
- Membiasakan bersyukur atas peristiwa hidup, baik suka maupun duka.
Gereja mengajak kita untuk senantiasa bersyukur, karena hanya manusia
yang mampu bersyukur. Manusia mampu bersyukur karena sebagai CitraNya, Allah
telah membekali manusia dengan akal budi dan hati nurani serta roh. Semua itu
memampukan manusia untuk senantiasa mencari Allah dan mengarahkan hidup sesuai
dengan kehendsak Allah.
Lewat Akal budi, hari nurani dan roh pula manusia mampu mengamini, bahwa
sesungguhnya hidup manusia dengan segala pengalamannya baik manis maupun pahit,
menyenangkan maupun tidak menyenangkan, sempurna maupun tidak sempurna, tidak
pernah dari peran Allah sang pencipta. Hidup yang kita alami apapun keadaannya
sesungguhnya merupakan bukti pemeliharaan dan cinta Tuhan. Selayaknyalah
manusiapun bertumbuh menjadi pribadi yang penuh syukur kepadaNya.
Manusia akan mampu bersyukur bila :
·
mampu mengagumi keindahan dan karya serta penyertaan Tuhan dalam hidupNya
·
mengakui bahwa apa yang dilakukan Tuhan tersebut sebagai cara Tuhan
mencitai dirinya
·
mengungkapkan dengan ibadat dan mewujudkan syukur dalam hidup sehari-hari
dengan tindakan.
Proses ini hanya dapat dilakukan bila manusia masuk dalam suasana hening
dan meninggalkan berbagai kesibukan.
Komentar
Posting Komentar