05 September 2021

AKU CITRA ALLAH YANG UNIK


Pengertian kata “Citra”

v  Kata “Citra” dapat diartikan sebagai gambaran (image) yang menunjuk pada identitas atau ciri seseorang atau kelompok.

v  Kata “Citra” biasanya juga dikaitkan dengan suatu nilai yang dianggap ideal dan baik, dan umumnya terkait erat dengan tindakan, sifat atau karakter seseorang.

v  Istilah “Citra” juga mempunyai makna keserupaan, gambaran atau kemiripan antara seseorang atau kelompok yang dicitrakannya.

v  Istilah “Citra” merupakan perpaduan arti dari kata-kata “Gambar” dan “Rupa” 

Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk manusia baik adanya. Manusia menjadi ciptaan yang termulia dari segala makhluk hidup. Dunia beserta isinya diserahkan kepada manusia. Karena akal-budinya, manusia tidak hanya mampu mempertahankan hidupnya dan mempertahankan jenisnya, tetapi juga mampu memperkembangkan dan dan meningkatkan mutu hidupnya. 

Manusia tidak hanya mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tetapi dapat mengolah dan mengatur, merubah dan menguasai lingkungannya, serta menguasai dan memanfaatkan ciptaan-ciptaan lainnya.

Dalam hal inilah manusia merupakan “ Citra Allah”. 

Kata “Citra Allah” terungkap dalam Kitab Kejadian. Kisah penciptaan manusia dalam Kitab Kejadian memakai 2 iastilah yang saling melengkapi dan saling memperbaiki yaitu:

v  Istilah “GAMBAR (Bahasa Ibrani: Salem)

v  Istilah “RUPA        (Bahasa Ibrani: Demuth) 

Manusia Sebagai Citra Allah, merupakan pengakuan yang paling dasar bagi manusia di hadapan Allah, adapun beberapa hal yang akan di bahasa mengenai Manusia sebagai Citra Allah antara lain :

Setiap manusia itu unik, tak ada satu orang pun yang mempunyai kesamaan dengan orang lain, bahkan manusia kembar sekalipun selalu mempunyai perbedaan. Keunikan itu dapat diamati dari beberapa hal antara lain:

·         Fisik

·         Psikis

·         Bakat/kemampuan

·         Pengalaman-pengalaman yang dimilikinya dll 

Keunikan diri merupakan anugerah yang menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal serta diperlakukan secara khusus juga. Akan menjadi sulit dibayangkan bila semua manusia sama dalam segala hal. 

Dalam menghadapi keunikan diri sering ditemukan 2 (dua) sikap yaitu: 

v  Sikap positif

·         akan menerima keunikan sebagai anugerah

·         bangga bahwa dirinya berbeda

·         bersyukur bahwa apapun yang ada pada dirinya merupakan pemberian Tuhan yang baik adanya

·         percaya diri dan tidak merasa minder

·         selalu berusaha menjadi diri sendiri

·         memiliki harga diri

·         hidup tenang dan mampu bergaul dengan siapa saja 

v  Sikap Negatif

·         tidak puas terhadap dirinya

·         kurang menerima keunikan diri

·         melakukan tindakan yang melawan kehendak Tuhan

·         melakukan tindakan apapun demi menutupi kekurangan diri (operasi plastik)

·         sering beranggapan seolah penampilan luar lebih penting 

Dalam kisah enciptaan diungkapkan bahwa Manusia diciptakan sebagai “Citra Allah” artinya: Manusia diciptakan Allah menurut Gambar dan Rupa Allah sendiri (Kejadian 1: 26-27).Kata “segambar “ dan “serupa” sekaligus melukiskan secara tepat bahwa manusia dan Allah berbeda. 

Sejauh terluliskan dalam Kitab Suci, istilah “Citra Allah” itu hanya dikatakan pada manusia, dan tidak dikenakan kepada ciptaan Tuhan lainnya. Hanya manusialah yang disebut “Citra Allah”. 

Karena manusia diciptakan sebagai “Citra Allah”, manusia memiliki martabat sebagai pribadi artinya adalah:

v  Manusia bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang

v  Manusia mengenal dirinya sendiri dan menjadi tuan atas  dirinya sendiri.

v  Manusia mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain

v  Manusia dipanggil untuk membangun relasi dengan Allah, PenciptaNya. 

Sebagai citra Allah, manusia sepantasnya memancarkan diri Allah maka:

·   Kalau Allah Maharahim, manusia pun harus penuh pengampunan

·   Kalau Allah Mahabaik maka manusia pun harus bermurah hati 

Sebagai “Citra Allah”, Allah telah memberikan karunia khusus berupa:

v  Akal budi

v  Kebebasan

v  Hatu Nurani

Karunia atau kemampuan-kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dan ciptaan Tuhan lainnya. Manusia adalah ciptaan Allah yang bermartabat luhur, siapapun orangnya, ia adalah Citra Allah, yang serupa dan segambar dengan Allah dan ia menjadi wakil Allah di dunia ini.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...