Materi Agama Katolik
MATERI AGAMA KATOLIK KELAS XII: MEMPERJUANGKAN MASYARAKAT YANG ADIL, DAMAI, DAN SEJAHTERA
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
1.Arti dan Makna Adil, Damai, dan Sejahtera
Adil berarti tidak
berat sebelah, berpihak
kepada yang benar atau berpegang pada
kebenaran. Orang mengakui
hak sesamanya tanpa
pilih kasih. Keadilan tidak
hanya mengatur kehidupan
perorangan, melainkan dan terutama
kehidupan bersama antara
manusia. Keadilan adalah
satu prinsip menata dan membangun
masyarakat manusiawi yang damai sejahtera.Damaitidak hanya
berarti tidak ada
perang, dan tidak
hanya berarti sekedar adanya
keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang
berlawanan. Damai mengandaikan adanya tatanan sosial yang adil, sama dan
serasa yang menjamin ketenangan dan keamanan hidup setiap manusia. Damai
merupakan kesejahteraan tertinggi, yang
sangat diperlukan untuk
perkembangan manusia dan lembaga-lembaga kemanusiaan. Sejahtera adalah keseluruhan kondisi
hidup masyarakat yang memungkinkan, baik kelompok-kelompok
maupun anggota-anggota perorangan,
untuk secara lebih
penuh dan lebih
lancar mencapai
kesempurnaan mereka sendiri.
Setiap kelompok harus
memperhitungkan kebutuhan
dan aspirasi kelompok
lain yang wajar,
bahkan kesejahteraan umum segenap
keluarga manusia. Maka,
sudah seharusnya setiap orang memperoleh sesuatu
yang dibutuhkan untuk
hidup secara manusiawi. Misalnya, memperoleh
nafkah, pakaian, perumahan,
hak untuk memilih status hidup
dengan bebas, hak
untuk membentuk keluarga,
hak untuk memperoleh pendidikan,
pekerjaan, nama baik,
kehormatan, informasi yang semestinya, hak
untuk bertindak menurut
hati nuraninya yang
benar, hak atas perlindungan
hidup, dan hak atas kebebasan yang wajar, juga dalam hal agama (lih.Gaudium
et Spes,Art. 26).
Singkatnya, hak untuk
memiliki sesuatu yang menjamin martabatnya sebagai manusia. Adil, damai,
dan sejahtera menyangkut
martabat manusia yang
merupakan anugerah dari Sang
Pencipta. Oleh karena
itu, kita harus
memperjuangkan kondisi dan situasi masyarakat yang adil, damai, dan
sejahtera.2.Inspirasi dan Visi
dari Injil dan
Ajaran Gereja dalam
Memperjuangkan Masyarakat yang Adil, Damai, dan SejahteraBagaimana sikap
kita (Gereja) dalam situasi sulit seperti yang dilukiskan di atas? Dalam setiap
situasi sulit, kita diajak untuk selalu menimba inspirasi dari ajaran iman
kita. Pada saat Juruselamat
dilahirkan, para malaikat
berkata kepada para gembala
di padang Efrata:
“Jangan takut, sebab
sesungguhnya aku memberitakan kepadamu
kesukaan besar untuk
seluruh bangsa. Hari
ini telah lahir bagimu
Juruselamat ...” (Luk 2: 10-12).
Sang Juruselamat
adalah pembawa damai
sejahtera bagi dunia
seperti yang dinyanyikan para
malaikat itu: “Kemuliaan
bagi Allah di
tempat yang mahatinggi dan
damai sejahtera di
bumi di antara
manusia yang berkenan kepada-Nya” (Luk 2: 14). Apabila para
malaikat memuji Dia
yang datang adalah “Pembawa damai
sejahtera”, karena memang
“Dialah Sang Raja
Damai, yang memerintah dengan
keadilan dan kebenaran sampai selama-lamannya” (bdk.Yes 9: 5, 6). Lukisan
tentang “damai sejahtera” yang dikehendaki Allah sama
seperti yang dinubuatkan Nabi Yesaya dalam
Kitab Perjanjian Lama:
“Serigala akan tinggal bersama
domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing.... Anak yang menyusu
akan bermain dekat liang ular tedung.... Tidak ada yang akan berbuat jahatatau
berlaku busuk di
seluruh gunungku yang
kudus, sebab seluruh bumi
penuh dengan pengenalan
akan Tuhan, seperti
air laut yang menutupi dasarnya” (Baca.Yes 11:
1-10).Kedatangan Tuhan ke
dalam dunia menjamin
adanya pembebasan dan pendamaian yang
benar, baik dalam keluarga,
komunitas Gereja, maupun masyarakat dunia.
Tuhan yang telah
mendamaikan kita dengan
diri-Nya menghendaki agar manusia hidup dalam damai sejahtera dengan
sesamanya. Juruselamat, Sang Raja Damai, akan membangun kerajaan-Nya di bumi
ini, di mana manusia
akan mengalami kesejahteraan lahir
dan batin. Sebagai pengikut Kristus,
kita dipanggil untuk
berperan serta secara
aktif dalam membangun Kerajaan
Allah di dunia,
supaya dunia lebih
manusiawi dan layak untuk
dihuni. Yesus yang
mulai membangun Kerajaan
Allah di bumi
ini telah mengamanatkan kepada
kita para pengikut-Nya agar menjadi
garam dan terang dunia (lih.Mat 5:
13-16) serta ragi
bagi masyarakat. Jadi,
kita (Gereja) harus terlibat dalam suka duka dunia ini. Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes Art. 1 mengatakan
bahwa kegembiraan dan
harapan, duka dan
kecemasan orang-orang zaman
sekarang, terutama kaum miskin
dan menderita, merupakan
keprihatinan Gereja. Gereja mengalami dirinya
sungguh erat berhubungan
dengan umat manusia
serta sejarahnya.Gereja yang hidup dalam dunia yang dinamis, maka Gereja
pun harus hiduip dinamis. Dalam
dinamika itu, Gereja
terpanggil untuk melaksanakan
dan mewujudkan amanat Yesus Kristus. Gereja diutus ke tengah-tengah
dunia untuk membawa damai sejahtera.
3.
Hal-hal Pokok yang Harus
Diperhatikan dalam Memperjuangkan Masyarakat yang Damai dan
Sejahtera.
Ketidakadilan struktural adalah penyebab yang terdalam mengapa masyarakat kita tidak damai sejahtera. Oleh karena itu, hal-hal berikut ini kiranya perlu diusahakan:
a. Masyarakat perlu
disadarkan akan adanya situasi buruk yang mereka alami.
Banyak anggota
masyarakat yang tidak
menyadarinya, acuh tak
acuh atau bersikap pasrah
saja terhadap situasi
buruk yang mereka alami.
Kita perlu menyadari masalah
hak-hak dasar manusia,
agar kita dapat
menentukan mana yang harus dilindungi dan mana yang harus disingkirkan.
Keadilan harus diperjuangkan demi kesejahteraan
untuk menghadapi situasi
dunia yang makin tidak menentu,
di mana ketidakadilan dan pemerkosaan terhadap hak-hak dasar
manusia sering terjadi.
Tidak seorang pun
yang boleh dirampas hak-haknya, dan
tidak ada orang
boleh merampas hak
orang lain. Ini
harus disadari sungguh oleh masyarakat.
b.
Keadilan demi
kesejahteraan hanya dapat
diperjuangkan dengan
memberdayakan mereka yang menjadi
kurban ketidakadilan.
Tidak cukup hanya
dengan karya belas
kasih (karya karitatif)
melulu. Para korban ketidakadilan harus
disadarkan tentang situasi
yang menimpa dirinya, kemudian diajak
untuk bangkit bersama-sama melalui
berbagai usaha kooperatif untuk
memperbaiki nasibnya. Dengan
cara demikian, struktur dan sistem sosial yang tidak adil
dapat diubah. Tanpa gerakan dan tindakan yang
sungguh kooperatif sebuah
struktur dan sistem
tidak akan tergoyahkan.
c. Cara bertindak yang
tepat adalah dengan
memberikan kesaksian hidup melalui
keterlibatan untuk menciptakan
keadilan dalam diri
kita sendiri terlebih dahulu.
Kita hendaknya
mulai dengan diri
dan lingkungan kita, misalnya dalam lingkungan Jemaat
Kristiani sendiri.
d. Usaha memperjuangkan keadilan
dan kesetiakawanan bersama
dengan mereka yang diperlakukan tidak
adil tidak boleh
dilakukan dengan kekerasan.
Keunggulan cinta
kasih di dalam
sejarah menarik banyak
orang untuk memilih dan
bertindak tanpa kekerasan
melawan ketidakadilan. Bekerja
sama perlu pula diusahakan.
4. Kendala-Kendalaa dalam
Memperjuangkan Masyarakat yang Damai dan Sejahtera.
a. Untuk menciptakan
masyarakat yang damai
dan sejahtera memerlukan perubahan struktur
dan sistem yang
tidak adil dalam
masyarakat. Namun, untuk mengubah
struktur dan sistem
masyarakat yang sudah
baku dan dipertahankan oleh
orang-orang yang berkuasa di bidang politik dan ekonomi tidaklah gampang.
Untuk itu dibutuhkan
suatu gerakan kooperatif
dan sungguh-sungguh berasal dari masyarakat luas.
b.Menghadapi situasi
yang tidak adil
seperti yang dilukiskan
di atas, banyak anggota masyarakat
yang bersikap acuh
tak acuh dan
pasrah saja. Untuk menggerakkan suatu
masyarakat yang acuh
tak acuh dan
bersikap pasrah kepada kesadaran
dan aksi memerlukan ketabahan dan keuletan.
c.Ada kelemahan-kelemahan manusiawi
yang dapat menyulitkan
kita dalam memperjuangkan keadilan,
misalnya pamrih pribadi
atau golongan, ketidakjujuran,
keserakahan, dsb.
d.Untuk perjuangan yang
besar dan makan waktu ini, tentu saja membutuhkan dana dan sarana lain yang
tidak sedikit. Perjuangan menuju masyarakat yang adil dan sejahtera ini sering
kandas, karena mungkin tidak tersedianya dana yang mencukupi.
Komentar
Posting Komentar