Materi Agama Katolik
GEREJA YANG SATU
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Pengantar:
“Allah telah berkenan
menghimpun orang-orang yang beriman akan Kristus menjadi Umat Allah (lih 1Ptr
2:5-10)”, dan membuat mereka menjadi satu Tubuh (lih. 1Kor 12:12) dan (AA 18).
“Pola dan prinsip terluhur misteri kesatuan Gereja ialah kesatuan Allah yang tunggal
dalam tiga pribadi, Bapa, Putra dan Roh Kudus” (UR 2).
Landasan
Hukum Gereja yang Satu
landasan Hukum Gereja
yang Satu dapat kita lihat dalam Katekismus Gereja Katolik dibawah ini :
“Itulah satu-satunya
Gereja Kristus, yang dalam syahadat iman kita akui sebagai Gereja yang satu,
kudus, katolik, dan apostolik” (LG 8). Keempat sifat ini, yang tidak boleh
dipisahkan satu dari yang lain, melukiskan ciri-ciri hakikat Gereja dan
perutusannya. Gereja tidak memilikinya dari dirinya sendiri. Melalui Roh Kudus,
Kristus menjadikan Gereja-Nya itu satu, kudus, katolik, dan apostolik. Ia
memanggilnya supaya melaksanakan setiap sifat itu. (KGK 811)
Hanya iman dapat
mengakui bahwa Gereja menerima sifat-sifat ini dari asal ilahinya. Namun
akibat-akibatnya dalam sejarah merupakan tanda yang juga jelas mengesankan akal
budi manusia. Seperti yang dikatakan Konsili Vatikan I, Gereja “oleh
penyebarluasannya yang mengagumkan, oleh kekudusannya yang luar biasa, dan oleh
kesuburannya yang tidak habis-habisnya dalam segala sesuatu yang baik, oleh
kesatuan katoliknya dan oleh kestabilannya yang tak terkalahkan, adalah alasan
yang kuat dan berkelanjutan sehingga pantas dipercaya dan satu kesaksian yang
tidak dapat dibantah mengenai perutusan ilahinya” (DS 3013). (KGK 812)
Gereja
itu satu menurut asalnya. “Pola dan prinsip terluhur
misteri itu ialah kesatuan Allah tunggal dalam tiga Pribadi, Bapa, Putera, dan
Roh Kudus” (UR 2 §5).
Gereja
itu satu menurut Pendiri-Nya. “Sebab Putera sendiri
yang menjelma … telah mendamaikan semua orang dengan Allah, dan mengembalikan
kesatuan semua orang dalam satu bangsa dan satu tubuh” (GS 78,3).
Gereja
itu satu menurut jiwanya. “Roh Kudus, yang tinggal di hati
umat beriman, dan memenuhi serta membimbing seluruh Gereja, menciptakan
persekutuan umat beriman yang mengagumkan itu, dan sedemikian erat menghimpun
mereka sekalian dalam Kristus, sehingga menjadi prinsip kesatuan Gereja” (UR 2
§2).
Namun sejak awal,
Gereja yang satu ini memiliki kemajemukan yang luar biasa. Di satu pihak
kemajemukan itu disebabkan oleh perbedaan anugerah-anugerah Allah, di lain
pihak oleh keanekaan orang yang menerimanya. Dalam kesatuan Umat Allah
berhimpunlah perbedaan bangsa dan budaya. Di antara anggota-anggota Gereja ada
keanekaragaman anugerah, tugas, syarat-syarat hidup dan cara hidup; “maka dalam
persekutuan Gereja selayaknya pula terdapat Gereja-gereja khusus, yang memiliki
tradisi mereka sendiri” (LG 13). Kekayaan yang luar biasa akan perbedaan tidak
menghalang-halangi kesatuan Gereja, tetapi dosa dan akibat akibatnya membebani
dan mengancam anugerah kesatuan ini secara terus-menerus. Karena itu Santo
Paulus harus menyampaikan nasihatnya, “supaya memelihara kesatuan Roh oleh
ikatan damai sejahtera” (Ef 4:3). (KGK 814)
Manakah ikatan-ikatan kesatuan?
- Terutama cinta, “ikatan kesempurnaan” (Kol 3:14).
- Kesatuan Gereja peziarah juga diamankan oleh ikatan persekutuan yang tampak berikut ini:
- Pengakuan iman yang satu dan sama, yang diwariskan oleh para Rasul;
- Perayaan ibadat bersama, terutama Sakramen-sakramen;
- Suksesi apostolik, yang oleh Sakramen Tahbisan menegakkan kesepakatan sebagai saudara-saudari dalam keluarga Allah. (KGK 815)
“Itulah
satu-satunya Gereja Kristus … Sesudah kebangkitan-Nya, Penebus kita menyerahkan
Gereja kepada Petrus untuk digembalakan. Ia mempercayakannya kepada Petrus_dan
para rasul lainnya untuk diperluaskan dan dibimbing… Gereja itu, yang di dunia
ini disusun dan diatur sebagai serikat, berada dalam [subsistit in] Gereja
Katolik, yang dipimpin oleh pengganti Petrus dan para Uskup dalam persekutuan
dengannya” (LG 8).
Dekrit
Konsili Vatikan II mengenai ekumene menyatakan: “Hanya melalui Gereja Kristus
yang katoliklah, yakni upaya umum untuk keselamatan, dapat dicapai seluruh
kepenuhan upaya-upaya penyelamatan. Sebab kita percaya, bahwa hanya kepada
Dewan Para Rasul yang diketuai oleh Petrus-lah Tuhan telah mempercayakan segala
harta Perjanjian Baru, untuk membentuk satu Tubuh Kristus di dunia. Dalam Tubuh
itu harus disaturagakan sepenuhnya siapa saja, yang dengan suatu cara telah
termasuk Umat Allah” (UR 3). (KGK 816)
Gereja yang Satu: Kesatuan di dalam Gereja mendapatkan dasarnya dari kesatuan Tritunggal, yaitu Bapa, Putera dan Roh Kudus. ... Sama halnya dengan Gereja, kendati beraneka ragam, namun tetap Satu yaitu Gereja yang berkumpul dalam Tuhan Yesus Kristus.
Komentar
Posting Komentar