Materi Agama Katolik
MATERI AGAMA SEMESTER GANJIL KELAS IX
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
BAB 1
ALLAH ADALAH SUMBER
KESELAMATAN SEJATI
Contoh:
- Perjanjian
lama : janji keselamatan itu terwujud dalam Peristiwa pembebasan bangsa
Israel dari penindasan Mesir
- Perjanjian Baru: Janji keselamatan manusia terwujud dalam diri Yesus Kristus melaui wafat dan kebangkitanNya
Sejak awal penciptaan, Allah menghendaki keselamatan bagi semua orang. Allah
menyelamatkan manusia tanpa pandang bulu, karena dimata Allah semua manusia
sama. Semua manuia diciptakan se-Citra dengan Dia
Setiap orang apapun agama & latar belakangnya, selalu merindukan
keselamatan, dengan kata lain keselamatan adalah dambaan, harapan dan keinginan
semua orang.
Banyak orang
pada akhirnya mencari dan menemukan “Agama”, karena pada hakikatnya agama itu
memberikan jalan kearah keselamatan yaitu Tuhan sendiri.
Ketika orang tidak mampu lagi mengatasi kehidupan hanya dengan mengandalkan harta, gengsi, jabatan atau kekuasaannya sendiri, akhirnya manusia teringat akan Sang Pencipta dan menyerahkan seluruh hidup ini kepadaNya yaitu Tuhan
Manusia
membutuhkan agama yang mampu menghantarkan manusia bertemu dengan Tuhan yang
menyelamatkan. Agama yang seperti itu dapat mendorong pengikutnya untuk ambil
bagian dalam proses perubahan dirinya dan sosial seperti:
- Dari situasi menderita menjadi ada
kebahagiaan
- Dari situasi konflik dan permusuhan menjadi ada perdamaian
- Dari situasi kemiskinan menjadi kesejahteraan
- Dari situasi saling curiga menjadi
saling percaya
- Dari situasi perpecahan menjadi ada situasi kerukunan dll
Dengan demikian, orang merasa perlu bersyukur karena Tuhan sungguh sumber keselamatan sehingga kita terpanggil untuk senantiasa menyandarkan diri kepadaNya.
Setiap agama
mengajarkan bahwa Tuhan itu Maha Baik dan sumber keselamatan bagi manusia yang
tampak pada contoh:
- Situasi penderitaan, kemiskinan, perpecahan, perang dll, yang
sekarang kita lihat atau mungkin dialami, bukanlah kehendak Allah semata,
melainkan manusia sendirilah yang seringkali menyalahgunakan kebebasan
yang dimilikinya yang pada akhirnya manusia sendiri yang merasakan dan
menerima akibatnya
- Manusia ternyata seringkali tidak menerima situasi penderitaan
yang justru dibuatnya sendiri dan ketika manusia tidak mampu keluar dari
situasi penderitaan itu, akhirnya manusia kembali memohon kepada Tuhan.
- Setiap Agama mewrtakan Firman Allah dalam Kitab Sucinya masing-masing, yang mengajak manusia untuk bersyukur karena Tuhan telah menyelamatkan manusia.
Keselamatan
setiap orang dikehendaki oleh Allah sendiri, sebagai tanda atau buktinya,
tampak dalam hal:
- Setiap saat Allah senantiasa menyapa manusia dengan KasihNya
- Kehadiran Allah yang menyelamatkan terjadi dalam peristiwa
hidup sehari-hari yang serba biasa.
- Alam yang indah diciptakan Allah bagi semua manusia
- Keindahan dan keagungan alam ciptaan, adalah bukti kehadiran
Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tanpa kecuali
- Allah menerbitkan matahari bagi orang jahat dan orang baik
serta menurunkan hujan bagi orang benar dan orang yang tidak benar
- Kasih Allah yang menyelamatkan ditujukan bagi semua orang dan semua Bangsa dll
Berdasarkan
Kasih Allah yang tidak mengenal batas itu, setiap orang dapat dijadikan sarana
keselamatan bagi orang lain yaitu:
- Dalam diri orang-orang yang selalu memperhatikan dan mengasihi
kita
- Melalui diri manusia itu sendiri
- Melalui kasih dan perhatian seseorang
pada diri kita
- Melalui tindakan orang yang menolong kita saat kita membutuhkan bantuan karena dorongan Allah sendiri melalui orang tsb.
Sumber keselamatan tetaplah Allah sendiri, jika Kasih Allah yang menyelamatkan
menjadi ukuran, maka sebenarnya tiap orang harus menjadikan dirinya sebagai
sarana keselamatan dan mengasihi orang lain tanpa batas (Matius 5: 43-48).
Kehadiran Allah yang menyelamatkan pada umunya dipahami sebagai pewahyuan Allah. Dalam Iman Katolik, Peristiwa pewahyuan Allah mencapai puncaknya dalam kehadiran Yesus Kristus.
Yesus Kistus adalah wujud
nyata kehadiran Cinta Kasih Allah bagi keselamatan manusia seperti yang terungkap dalam Kolose 1:15 “Ia
adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala
yang diciptakan,…”
Yesus Kristus adalah puncak
kasih Allah.
Kehadiran Yesus menjadi perwujudan kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia seperti yang terungkap dalam Kolose 1:19 “Barang siapa mengenal Yesus, ia mengenal Allah sendiri, dalam diri Yesus, seluruh kepenuhan Allah berkenan diam dann tinggal didalam Dia,..”
Pewahyuan Allah mengundang jawaban manusia, setiap orang diundang untuk
mampu mengembangkan rasa syukur dan terima kasih atas karya keselamatan Allah
pada dirinya.
BAB
2
BERAGAMA
Agama adalah:
v Sistem kepercayaan kepada Allah yang mempunyai dasar Kitab Suci yang
jelas serta mempunyai Panutan yang menjadi teladan hidup
v Sikap dasar menusia yang seharusnya terhadap Tuhan pencipta dan
PenebusNya
v Bentuk-bentuk konkret lahiriah yang mengungkapkan hubungan dengan
Allah yang tampak dalam jalannya aturan, upacara/ibadah, organisasi dan
semuanya yang tampak sebagai gejala sosial
Alasan
manusia menganut agama adalah:
1.
Untuk menemukan rasa aman
ketika menghadapi kesulitan di dalam hidupnya.
2.
Untuk memperoleh arti hidup
3.
Sebagai Pedoman dalam menentukan
tindakan yang baik.
Dalam beragama
ternyata umat memiliki sikap yang berbeda-beda seperti:
- Sikap Eksklusif yaitu:
v Sikap yang memisahkan mereka yang beda agama (kelompok lain)dari
kehidupannya
v Tertutup dan tidak mau menerima perbedaan dari agama lain
v Mendorong orang dan mengeluarkan yang beda agama dari kelompoknya
v Dikatakan eksklusif karena sulit menerima perbedaan dari agama-agama
lain
v Sikap seperti ini bisa mengakibatkan sulit bergaul dan bekerja sama
dengan umat lain yang berlainan agama
v Sikap eksklusif menjadikan umat beragama saling berhadapan secara frontal (sebagai kawan dan lawan)
2.
Sikap Inklusif yaitu:
v Memandang orang yang beda agama sebagai bagian dari kehidupannya
(sebagai kawan dan sesama)
v Memasukkan mereka yang lain agama dalam kelompoknya
v Mau membuka diri terhadap agama lain dan mau memasukkan dirinya
menjadi bagian dari kelompok lain
v
Bisa
menjalin hubungan dengan umat yang berbeda agama
v Dapat menerima dan menghormati perbedaan
v Dapat bekerja sama dan hidup berdampingan dengan yang lain
Dilingkungan
masyarakat Indonesia, agama mempunyai arti penting.
Untuk itu,
sebagian besar penduduk Indonesia menganut salah satu agama tertentu.
Disini Beragama menjadi kerinduan manusia untuk menggantungkan hidupnya kepada Tuhan. Agama menjadi sarana manusia untuk mengenal dan membangun hubungan denganNya.
Masyarakat
Indonesia dapat dikatakan sebagi masyarakat yang beragama, hal tersebut tampak
dalam:
v
Bangunan
tempat beribadah aneka agama diberbagai tempat yang dengan mudah dapat kita
jumpai
v
Pada
hari besar agama dapat dipastikan tempat-tempat ibadah tampak dipenuhi oleh
umat yang merayakannya
v Di daerah banyak dijumpai kegiatan keagamaan seperti pengajian, pendalaman iman, kabaktian dll yang dilaksanakan dengan semarak. dll
Hal yang memprihatinkan dalam hidup beragama dewasa ini adalah merasa cukup dengan hanya menjalankan ibadah yang sifatnya lahiriah saja yang hanya menjalankan perintah dan kewajibannya saja seperti: rajin beribadat di Gereja, Masjid, Wihara dan Pura, sementara unsur penting dari Agama seperti Cinta Kasih tidak mendapat perhatian & penekanan yang serius.
Hidup beragama tidak dapat dipisahkan dari pengalaman hidup sehari-hari. Sebab Kitab Suci dan seorang panutan harus
menjadi pedoman hidup sehari-hari
Pada umumnya orang memeluk suatu agama, sesuai dengan agama yang dianut oleh orang tuanya, dengan kata lain agama itu diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya (Orang Beragama secara Tradisional)
Orang beragama secara tradisional itu tidaklah salah, namun tidak mencukupi
untuk dapat hidup sebagai orang beragama secara dewasa, karena orang
beragama secara tradisional sering hanya disikapi secara tradisional pula
yaitu: beragama karena diwariskan oleh orang tuanya tanpa rasa memiliki agama
tersebut secara pribadi.
Menjadi orang beragama secara dewasa artinya:
Walaupun agama yang dianutnya itu karena diwariskan dari orang
tuanya/secara tradisional, tetapi disikapi sebagai agama pribadi yang dipilih
dan diterimanya secara bertanggung jawab.
Umat beragama yang dewasa, disamping memiliki sikap inklusif, juga mempunyai sikap iman yang matang dan mantap (artinya: memiliki ketahanan yang kuat, tidak mundur meninggalkan agamanya sekalipun mengahadapi dan mengalami kesulitan-kesulitan berat yg datang dari luar.
Sikap hidup umat beragama yang dewasa menimbulkan:
v Rasa syukur dan bahagia atas agama yang dipeluknya
v Rasa bangga dan bahagia atas agama yang dianutnya
v Menghargai umat yang berbeda agama sebagi teman peziarah menuju Tuhan
Setiap agama mempunyai ajaran yang
berbeda, tetapi semua agama pada hakikatnya mengajarkan tentang Tuhan dan
kebaikan, oleh karena itu sebenarnya terdapat kesamaan tujuan yaitu “Mengabdi
Tuhan”
Semua agama mengakui bahwa Tuhanlah satu-satunya pencipta, penyelamat dan yang mempersatukan kita semua. Kerja sama antar umat beragama berarti melaksanakan kehendak Tuhan tersebut.
Dalam Gereja Katolik, Yesus adalah pedoman hidup & teladan. Orang
katolik tidak melanjutkan Agama Yesus, tetapi meneladanNya dalam beriman kepada
Allah dan ketaatanNya dalam beragama.
Yesus seorang beragama Yahudi yang taat, tetapi Ia juga menentang aturan-aturan Agama yang yang tidak menyelamatkan. Karena itu pola hidup beriman dan beragama itulah yang kta lanjutkan dalam hidup beragama.
Gereja mengajarkan kepada kita bahwa Beragama atau menjadi umat Katolik tidak berarti merasa Agamanya itu paling benar dan paling sempurna serta menganggap agama lain tidak sempurna dan tidak baik.
Gereja justru mengajarkan yaitu: “Dalam agama Katolik memang ada
kesucian dan kebenaran namun sekaligus, Gereja juga mengakui bahwa dalam
agama-agama lainpun terdapat ajaran yang benar, ajaran yang suci dan ada
praktek-praktek kesalehan” (Nostra Aetate art 2)
Oleh karena itu
umat Katolik diharapkan menyadari bahwa dalam agama-agama lain juga terdapat
kebenaran dan umat Katolik tidak merasa diri sebagi Umat Eksklusif, melainkan
Umat Inklusif yang bisa menghargai dan menghormati umat beragama lain, dapat
bergaul dan akhirnya dapat bekerja sama membangun masyarakat.
Kesamaan dari
agama-agama di dunia adalah memiliki tujuan yang sama yakni Allah.
Menurut Nostra Aetate, Agama bertujuan untuk menemukan jawaban atas rahasia tersembunyi dalam hidupnya.
BAB 3
BERIMAN
Beriman berarti: Menyerahkan diri secara
total kepada kehendak Allah.
Manusia dapat menanggapi Wahyu Tuhan dengan
Iman, bila Wahyu Tuhan tidak ditanggapi oleh manusia, maka tidak aka nada
artinya. Sebaliknya manusia tidak mungkin beriman tanpa pewahyuan Allah.
Wahyu dapat berarti juga: Petunjuk dari Allah
yang diturunkan hanya kepada Para Nabi dan Rasul.
Wahyu Tuhan dapat berupa:
- Sapaan
- Pernyataan
- Tawaran dari Tuhan kepada manusia / Tawaran diri Allah bagi manusia.
Hal-hal yang dinyatakan Tuhan antara lain dapat berupa diriNya sendiri, yaitu siapa Dia itu dan rencanaNya untuk menyelamatkan manusia.
Wahyu Tuhan dapat kita ketahui melalui:
- Ciptaan Tuhan sendiri
- Diri manusia
- Peristiwa-peristiwa yang
dialami manusia
- Kitab Suci dll
Puncak wahyu Tuhan adalah: Yesus Kristus
Mayoritas penduduk Indonesia adalah orang
beragama, namun dari apa yang kita dengar dan lihat, tingkah laku mereka banyak
yang tidak mencerminkan sikap hidup orang beragama dan beriman. Setiap hari
pada Media Massa, hamper ada selalu berita yang memprihatinkan akan tingkah laku
manusia beragama seperti:
- Pembunuhan
- Penindasan
- Pencurian
- Pemerasan
- Penipuan
- Tawuran
- Teror
- Perang
- Tindakan Kriminal lainnya dll
Orang beragama yang melakukan tindakan yang keji dan brutal, menandakan bahwa dirinya dirinya kurang beriman, karena orang beriman tidak akan melakukan hal-hal yang keji dan brutal, karena hal itu bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Kerusuhan antar Umat beragama dapat terjadi karena beberapa penyebab, antara lain:
- Fanatisme yang sempit, yang biasanya disebabkan karena pemahama yang sempit tentang ajaran agamanya
- Merasa kehadiran agama lain sebagai saingan karena posisi dan pengaruh agamanya akan terancam
- Pencemaran simbol-simbol agama oleh pemeluk agama lain yang dapat menimbulkan kemarahan dari pemeluk suatu agama
- Agama sering dijadikan alat tunggangan kepentingan lain yang bersifat politis dan ekonomis
Praktek beragama yang benar adalah menghayati
agamanya dalam hidup sehari-hari.
Dalam Penghayatan agama yang benar akan terjadi:
- Pertumbuhan Iman yang subur
Pancaran iman akan tampak dalam prilaku seseorang yang tercermin dalam:
- Kasih
- Sukacita
- Damai Sejahtera
- Kesabaran
- Kelemahlembutan
- Penguasaan diri dll
- Dalam Prilaku hidup sehari-hari
Sebagai buah dari pertumbuhan Iman yang subur, akan lahir prilaku dalam hidup sehari-hari yang bermanfaat bagi sesama dan tingkah laku yang merugikan sesama dapat dihindarkan
- Toleransi beragama
- Penghayatan agama yang benar akan menjadikan hubungan yang baik antar umat beragama yang lain, hal tersebut dapat diwujudkan dengan:
- Berhenti berbicara jelek satu dengan yang lain, termasuk didalam lingkungan umat seagamanya sendiri.
- Penyebaran agama yang menghargai kebebasan tanpa paksaan, sehingga orang bebas memilih agama yang ingin dianutnya
- Bisa menerima secara tulus hak azasi manusia, termasuk jika terjadi perpindahan Agama dari Agamanya ke Agama lain.
- Memiliki kebesaran hati, yang mayoritas mengakui keberadaan yang minoritas dan yang minoritas mengakui keberadaan yang mayoritas secara tulus dan bersaudara.
Perbedaan antara Beragama dan
Beriman dapat disimpulkan sebagai berikut:
o Beragama: merupakan aktivitas yang
bersifat kelembagaan, peraturan agama dan kegiatan keagamaan.
o Beriman: penghayatan hidup, dimana terjadi persatuan dengan Tuhan dalam bentuk penyerahan diri atau prilaku yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Contoh-contoh perwujudan iman dalam kehidupan
sehari-hari :
- melaksanakan
kehidupan keagamaan bukan sebagai rutinitas, melainkan sebagai nafas
kehidupan sehingga menjadi
kebutuhan yang harus dipenuhi.
- mampu menolong dan mengembirakan
setiap orang yang kita jumpai
- hidup tanpa permusuhan
- mau berbuat baik kepada semua orang dengan dasar cinta kasih
Menjalani hidup dengan benar merupakan manfaat
dari hidup beriman kepada Tuhan. Adapun manfaat dari hidup Beriman adalah:
- Tidak was-was/khawatir akan
hidup yang sedang dijalani
- Manusia
dapat menjalani hidupnya dengan benar
- Merasa
dekat dengan Allah memiliki hubungan yang baik
- Merasa
bahagia, aman, damai tenang dan optimis dalam menatap hidup
- Bahagia,
tenang damai dan tabah karena yakin akan pertolongan Allah
- Senantiasa beroleh kekuatan dan keberanian untuk menghadapi masalah hidup
- Rasa takut
- Gelisah
- Tidak punya harapan
- Cepat putus asa
- Cenderung mencari jalan pintas untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hidupnya dll
Dalam suratnya, Rasul Yakobus,
menjelaskan bahwa hidup beriman yang mendalam diartikan sebagai:
Ø Hidup dalam kesatuan antara ibadah
dan perbuatan ( Yak 1:26)
Ø Hubungan dengan Allah yang telah
mengasihi kita, seharusnya menjadi nyata dalam kasih kepada sesama
Ø Hubungan dengan Allah dibangun
melalui Ibadah, sedangkan hubungan dengan sesama ditampakkan dalam tindakan
nyata
Ø Orang tidaklah cukup hanya menjadi
pendengar dan penerima Firman Allah saja, melainkan juga harus menjadi pelaku
Firman (Yak 1:22)
Ø Seseorang haruslah berbuat kasih kepada sesamanya (Yak 1:19-20)
Kepada Jemaat di Galatia, Santo Paulus
dalam suratnya juga menegaskan tentang pentingnya Iman yaitu:
Ø Ciri orang yang
benar adalah hidup dari Iman (Gal 3:11)
Ø Orang yang hidup
dari Iman akan diberkati
Ø Orang hidup dari
Iman akan menjalani hubungan yang baru dengan Allah
Ø Dengan Iman,
Paulus hidup dari situasi dosa kedalam situasi rahmat
Ø Dicontohkan juga
dengan jelas tokoh dalam hal keteladanan hidup beriman yaitu Abraham.
Tokoh yg dikenal sebagai “Bapa Orang Beriman (Rom
4:12) adalah ABRAHAM.
Tokoh ini diakui dalam 3 Agama besar yaitu
Yahudi. Kristen dan Islam. Sikap Iman Abraham ini diperlihatkan dengan:
- Menjawab
panggilan Allah untuk meninggalkan kampung halamannya, sanak keluarga dan
berangkat ke Negri yang ditunjuk untuk menjadi bapak suatu bangsa yang
besar
- Abraham
meninggalkan segala-galanya dan pergi ke Negri yang sama sekali belum
dikenalnya.
- Satu-satunya
pegangan Abraham adalah iman akan Allah.
- Abraham
percaya Allah pasti melindungi
& berbuat sesuatu yg baik baginya
- Abraham merasa aman, karena ia percaya, disitulah letak ketaatan dan kesetiaan iman Abraham kepada Allah
Dari pandangan Rasul Yakobus dan santo Paulus,
menjadi jelas bahwa beriman didalam hidup manusia sangatlah penting.
Dengan Beriman berarti kita:
- Mempercayakan hidup kita
kepada Allah
- Mempunyai kekuatan,
keberanian serta optimisme dalam menghadapi masalah-masalah hidup
- Tidak mudah putus asa
melainkan tabah dan setia saat menghadapi kesulitan hidup.
- Senantiasa damai, tenang dan
bahagia
- Selalu mengusahakan hidup sejalan dengan kehendak Allah
Dalam perumpamaan Orang samaria yang Murah Hati (Lukas 10:
25-37)
Yesus ingin menyampaikan beberapa hal penting
yaitu:
- Ajakan untuk mewujudkan Iman
dalam perbuatan nyata hidup sehari-hari
- Tindakan nyata perlu
diwujudkan kepada setiap orang tanpa kecuali termasuk musuh/lawan
sekalipun yang membutuhkan pertolongan kita.
- Jika berbuat baik/kasih
terhadap sesama, hendaknya tidak memamerkan jabatan/golongan/kedudukan
- Imam dan Orang dari suku Lewi dalam perumpamaan tsb, adalah
gambaran orang yang terhormat, menjadi tokoh Agama dan banyak memiliki
aktivitas keagamaan, namun perbuatannya tidaklah mencerminkan sebagi orang
Beriman, yang memiliki banyak ilmu dan pengetahuan tentang Agama, tetapi
kurang dapat mengaktualisasikan Agamanya tersebut dalam kehidupan
bersama/bermasyarakat yang baik.
- Orang Samaria dalam Perumpamaan adalah gambaran orang yang sering disingkirkan,
dilecehkan, direndahkan, tetapi Justru Orang samaria tsb mampu menembus
sekat-sekat kehidupana bersama yang lebih mendalam atau gambaran dari
orang yang mampu mewujudkan nilai-nilai agama dalam kehidupan konkrit
melauli tindakannya menolong orang yang membutuhkan tanpa memandang siapa
yang ditolong
- Dalam hidup Beragama dan
Beriman, Orang samarialah yang patut kita teladani.
BERIMAN KRISTIANI
Iman Kristiani adalah: iman yang didasarkan pada wahyu dan pangglan Allah melalui Yesus Kristus. Allah mewahyukan diriNya dalam pribadi Yesus Kristus, dalam kehidupan, pewartaan, perbuatan, wafat dan kebangkitanNya.
Beriman Kristiani terkait erat dengan Kristus, karena Kristus adalah Puncak Wahyu dan pemberian diri Allah.
Setiap orang beriman Kristiani harus beriman dan berpasrah/menyandarkan diri sepenuhnya kepada Kristus.
Pola hidup Kristus haruslah menjadi pola hidup orang Kristiani.
Kekhasan iman Kristiani adalah kasih terhadap
Allah dan sesama. Yesus mengatakan bahwa kasih adalah hukum yang pertama dan
terutama (Markus 12: 30-31)
Orang beriman Keistiani harus hidup dan bertindak berdasarkan kesadaran imannya, bukan karena aturan atau kewajiban lahiriah saja.
Yesus adalah Jalan Kebenaran dan Hidup (Yoh
14:6), Beriman kepada Kritus adalah karunia sekaligus juga menuntut kerjasama
dari pihak manusia, karena Iman harus dikembangkan dan diperjuangkan.
Hidup beriman Kristiani, tidak dapat kita kenal hanya berdasarkan identitas yang tampak dari luar saja, karena banyak orang Kristiani mengaku menjadi murid Kristus, namun sikap dan tindakannya berbeda dari tindakan dan ajaran Kristus sendiri. Orang-orang yang semacam ini memang Orang-orang Kristiani, tetapi sebenarnya orang-orang ini bukanlah Orang beriman Kristiani.
Orang beriman Kristiani Sejati adalah: orang yang hidup dan tindakkannya diwarnai dan dimotivasi oleh Iman Kristianinya, bukan oleh alasan yang cenderung lahiriah.
Seorang beriman Kristiani Sejati adalah Seorang yang Religius yaitu orang yang selalu menyandarkan hidupnya pada Kristus dan menyadari bahwa seluluh peristiwa hidupnya merupakan karya Kristus yang menyelamatkan.
Aspek-aspek hidup beriman
Kristiani meliputi:
- Pengalaman Religius
Pengalaman dimana manusia sungguh
menghayati karya dan kebaikan Allah yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus
dank arena pengalaman itu, manusia sampai pada kehendak bebas untuk menyerahkan
diri kepada Kristus
- Penyerahan Iman
Jawaban atas wahyu Allah yang
telah berkarya. Dengan adanya penyerahan iman orang tidak saja mengakui bahwa
Yesus adalah Tuhan, tetapi juga mewujudkan tindakan/perbuatannya sesuai ajaran
Yesus
- Pengetahuan Iman
Pertanggung jawaban Iman yang
dituntut terus menerus kepada seorang umat Kristiani untuk mampu
dilaksanakannya.
Ciri
penghayatan hidup beriman yang harus dipelihara dan dikembangkan umat Kristiani yang
tergabung/terhimpun dalam Gereja Katolik adalah:
a) Melalui Sakramen Baptis
b) Menerima dan merayakan
sakramen-sakramen
c)
Bersatu dalam kasih, doa, pelayanan dan kesaksian
(Lumen Gentium 14)
BAB 5
PERJUANGAN MENGEMBANGKAN IMAN
Hidup beriman seseorang mustahil akan berkembang tanpa adanya usaha dari orang yang bersangkutan. Seperti halnya kesehatan harus diusahakan dan diperjuangkan, demikian juga perkembangan hidup beriman. Iman perlu dikembangkan dengan berbagai usaha, karena iman yang kuat akan membuat kita tumbuh sebagai pribadi yang utuh.
Perkembangan iman membuat diri kita:
- Berkembang secara utuh
- Mampu untuk menanggapi
realita hidup yang penuh makna
- Dapat mengarahkan prilaku kita secara benar
Orang bisa dikatakan imannya berkembang bila tutur kata serta tindakannya semakin berkenan bagi banyak orang dan tentu saja bagi Tuhan. Pengalaman doa dan kegiatan-kegiatan lainnya dalam memperkembangkan iman dapat memotivasi diri seseorang dalam berprilaku dan bertindak.
Pengalaman beriman tidak selalu ada hubungannya dengan hidup beriman. Ada banyak orang yang memiliki pengatahuan yang luas dan dalam tentang Tuhan dan sering berdoa tapi prilaku dan tutur katanya tidak menunjukkan kebaikan. Orang semacam itu pengetahuan imannya banyak, tetapi ‘Imannya tidak berkembang’. Pengetahuan imannya tidak bermakna dan doa sehari-harinya hanya dibibir saja, dalam berdoa orang tsb tidak tulus, orang semacam ini biasanya biasanya berdoa tidak untuk berhubungan dengan Tuhan, tetapi hanya ikut-ikutan atau agar dipuji orang, doanya kurang dihayati, maka doa tersebut kurang berdampak bagi hidupnya.
Faktor Internal yang dapat menghambat
perkembangan iman adalah:
- Rasa malas
- Acuh tak acuh
- Kesombongan
- Menutup diri
- Iri hati dan dengki
- Tidak mau belajar dari orang lain
- Egois dan mau menang sendiri
- Keras kepala dll
Faktor Internal yang dapat mendukung
Perkembangan Iman adalah:
- Rendah hati
- Rasa belas kasihan
- Ketekunan
- Ketaatan dan kesabaran
- Kesetiaan dan kejujuran
- Dapat menerima orang lain apa
adanya
- Kesedian untuk mau mendengar
dan mau belajar
- Bisa menghargai dan menghormati orang lain dll
Faktor eksternal yang dapat menghambat
perkembangan iman seseorang adalah:
- Pergaulan bebas yang tidak
sehat
- Narkoba
- Judi dan minuman keras
- Tontonan dan bacaan porno
- Acara TV yang lebih menarik
daripada kegiatan keagamaan
- Gaya hidup Metropolitan
- Mistik dan Ilmu Hitam dll
Faktor eksternal yang dapat mendukung
perkembangan iman adalah:
- Kursus Kitab Suci dan
Pendalaman Iman
- Konseling Pribadi
- Perayaan-perayaan Sakramen
- Kegiatan Gerejani
- Retret dan rekoleksi
- Kegiatan Wilayah dan
Lingkungan
- Kisah hidup dari tokoh Kitab
Suci, baik dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru spt:
Ø Kisah Para Nabi (Abraham, Nuh,
Musa Yakub dll)
Ø Tokoh perjanjian Baru (Yesus,
Maria, Yohanes, Paulus dll)
Ø Kisah Santo-santa dll
Perjuangan untuk mengembangkan Iman,
khususnya ketika berhadapan dengan tantangan sangat ditekankan oleh Santo
Paulus
Dalam Filipi 1:27-30, Paulus menegaskan:
- Ada banyak hal yang
menghambat kita untuk mengembangkan iman
- Cita-cita yang harus diupayakan bagi orang beriman dalam memperjuangkan iman antara lain adalah, hidup berpadanan dengan Injil Kristus.
Bagi orang Kristiani, harta yang indah adalah iman kita,yang dianugerahkan kepada kita oleh kuasa Roh Kudus. Harta itu perlu dipelihara dan dikembangkan. Usaha untuk mengembangkan iman tidak hanya berdasarkan usaha kita sendiri saja, tetapi kita juga perlu nantuan dan campur tangan Allah.
Para Rasul pun merasakan kesulitan dalam usaha mengembangkan imannya, maka mereka mohon kepada Tuhan ‘tambahkanlah Iman kami’ (Lukas 17:5. Oleh sebab itu, kita tidak perlu berkecil hati atau putus asa bila kita merasa betapa tidak mudahnya mengembangkan iman kita masing-masing. Asal kita berusaha & sekaligus mohon kpd Tuhan, niscaya iman kita akan berkembang
BAB 6
IMAN DAN KEBERSAMAAN DALAM JEMAAT
Zaman sekarang ditandai adanya kecendrungan orang adalah semakin “ Individualis” (= Orang lebih memperhatikan dan mengutamakan kepentingan diri sendiri daripada kepntingan bersama atau kepentingan orang lain)
Oleh karena itu, pada zaman sekarang kita
sulit menemukan adanya wujud kebersamaan. Dalam hidup sehari-hari, hubungan
antara orang yang satu dengan yang lain pada saat ini seringkali hanya sebatas:
- Pemenuhan kebutuhan
- Kepentingan atau keuntungan
timbal balik
- Hubungan bisnis
- Hubungan yang menguntungkan
saja
Dari kenyataan tersebut memperhatikan adanya ketidakseimbangan dalam usaha manusia untuk mengembangkan dan mewujudkan dirinya.
Manusia adalah makhluk pribadi dan social, maka sudah seharusnya kita menyadari peran orang lain dan peran dirinya sendiridilam membangun hidup dan kebersamaan.
Bagi remaja, kesadaran akan peran orang lain dalam perkembangan dirinya merupakan hal yang penting, karena dengan kesadaran ini mereka dapat menyadari sumbangan oranglain dan tanggung jawabnya sendiri bagi sesame.
Remaja biasanya kurang menyadari bahwa diri mereka adalah bagian kelompok yang membutuhkannya. Kebersamaan dan pengungkapan diri secara bersama-sama sebagai kelompok, kalaupun ada yang menjadi perhatiaan, mereka seringkali hanya sebatas “kelompok “ atau “Gank”nya sendiri.
Dalam hidup beriman, dapat pula terjadi
ketidak seimbangan dalam Jemaat seperti:
- Banyak Jemaat yang cendrung
lebih memperhatikan hidup imannya secara pribadi
- Orang /Jemaat lebih memperhatikan
kesalehan pribadi dari pada perkembangan Iman orang lain
- Peran dan tanggung jawabnya sebagai Jemaat diabaikan
Dalam Kisah Para
Rasul 2:41-47, kita mengetahui bahwa hidup beriman bukan hanya bersifat pribadi
saja, tetapi juga mempunyai aspek social yaitu:
- Manusia tidak pernah dapat
menghayati kehidupan berimannya hanya seorang diri saja
- Kita menjadi beriman karena
peranan orang lain
- Peranan Jemaat sangat penting
dalam perkembangan iman pribadi
- Iman kita dapat berkembang
karena dan dalam kebersamaan dengan Jemaat
- Setiap orang beriman sebenarnya bertanggunh jawab atas perkembangan iman umat yang lain
Bagi Umat Katolik, iman kita berkembang dapat
berarti:
- Setiap orang Katolik
bertanggung jawab pada perkembangan & pertumbuhan iman umat yang lain
- Tanggung jawab itu telah kita
terima dalam pembaptisan
- Hidup beriman selalu dikaitkan dalam kebersamaan seluruh umat Allah
Sebagai orang beriman kita mempunyai tanggung
jawab pribadi untuk mengembangkan Iman kita sendiri namun karena perkembangan
Iman kita juga diupayakan oleh umat, maka kita mempunyai tanggung jawab pula
untuk ambil bagian dalam mengembangkan iman sesama umat
Kita sebagai pribadi dapat membantu
pengembangan iman orang lain dengan cara:
- Bersedia hadir dalam
pertemuan-pertemuan umat
- Berdoa bersama
- Mengikuti pendalaman iman
- Terlibat dalam kegiatan-kegiatan bersama umat lainnya dll
Sifat iman yang personal dan sosial maksudnya adalah: Iman itu pertama-tama merupakan hubungan pribadi antara manusia dan Allah, selain bersifat pribadi sebagai tanggapan pribadi manusia atas tawaran kasih Allah, Iman juga bersifat social artinya iman itu perlu juga diungkapkan dan diwujudkan dalam kebersamaan dengan Jemaat.
Jadi menjadi sangat penting bagi kita untuk memiliki iman personal sekaligus iman social, karena dengan mengembangkan aspek social iman, kita akan semakin terlibat pada rencana Allah untuk menyelamatkan manusia dan membuat kita semakin social. Dengan hanya memiliki iman personal saja maka kita akan mudah menjadi orang yang egois dan fanatic.
Agar kita selalu berkembang, maka kita harus
berusaha untuk hidup bersama secara harmonis dengan semua orang dan dalam
Jemaat Beriman (umat)
BAB 7
AKU WARGA MASYARAKAT
Masyarakat: Sejumlah Manusia dalam arti
seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.
Misalnya:
- Masyarakat Desa: masyarakat yang pendudukannya mempunyai mata pencaharian utama
disektor bercocok tanam, perikanan, peternakanMasyarakat Kota:
masyarakat yang penduduknya mempunyai mata pencaharian disektor
perdagangan dan industri atau yang bekerja disektor administrasi
pemerintah
- Masyarakat Madani: masyarakat kota atau masyarakat yang menjunjung tinggi nilai,
norma, hukum yang ditopang oleh penguasaan iman, ilmu dan teknologi yang
berperadaban.
- Masyarakat Majemuk: masyarakat yang terbagi di dalam kelompok persatuan yang sering
memiliki budaya yang berbeda
- Masyarakat Modern: Masyarakat yang perekonomiannya
berdasarkan pasar secara luas, spesialisasi di bidang industri, dan
pemakaian teknologi canggih.
- Masyarakat Primitif: Masyarakat yang mempunyai sistem
ekonomi sederhana
- Masyarakat Tradisional: masyarakat yang lebih banyak dikuasai
oleh adat istiadat lama.
Kita semua adalah warga masyarakat. Selain
sebagai pribadi, kita masing-masing juga menjadi bagian dari suatu masyarakat.
Sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan masyarakat demi perkembangan kita sendiri. Sebaliknya masyarakat membutuhkan kita demi terciptanya hidup bersama sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita berperan sebagai warga masyarakat yang baik, bersama warga masyarakat yang lain, kita dapat berperan sesuai dengan situasi kita.Agar.
Dalam hidup bermasyarakat, kita tidak cukup
hanya menuntut hak kita, tetapi kita juga harus memenuhi kewajiban kita.
Adapun Hak kita sebagai warga Masyarakat
antara lain:
- Hak untuk hidup
- Hak untuk mendapatkan
perlindungan
- Hak mendapat rasa aman
- Hak untuk mendapat pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
- Hak mendapat kesempatan untuk
berkembang
- Mendapat perlakuan yang sama
dalam hukum dan pemerintahan
- Mendapatkan pendidikan dan
pengajaran dalam bidang apapun
- Hak mengeluarkan pendapat
- Kemerdekaan berserikat,
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
- Kebebasan memeluk agama,
kemerdekaan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.
- Ikut serta dalam usaha
pembelaan Negara
- Mendapat jaminan kehidupan
yang layak bagi fakir miskin dan anak terlantar dll
Kita semua mempunyai hak yang sama dalam hidup bermasyarakat, hak-hak ini perlu dipenuhi tanpa mengabaikan kewajiban kita.
Sedangkan Kewajiban kita sebagai Warga
Negara adalah:
- Kewajiban menjaga ketertiban
umum
- Kewajiban memelihara keamanan
- Mengupayakan kesejahteraan
- Memelihara kebersamaan dan
kerukunan demi keharmonisan hidup bersama
- Membayar pajak yang
dikumpulkan dari Warga Masyarakat digunakan untuk menunjang Pembangunan
- Menjunjung hukum dan
pemerintahan yang berlaku karena Indonesia adalah Negara Hukum
- Setia kepada Negara
- Ikut serta dalam Usaha
Pembelaan Negara
- Menghormati dan memajukan
Kebudayaan Nasional
- Bersaksi dipengadilan bila
diperlukan
- Petuh kepada Undang-Undang,
termasuk peraturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis
- Memberikan suara dalam Pemilihan Umum dll
Keseimbangan antara pemenuhan hak dan
pelaksanaan kewajiban perlu dipahami oleh para remaja. Seringkali remaja kurang
memiliki kepedulian terhadap masyarakat karena, Minimnya Kontak dengan
Masyarakat. Dengan demikian remaja seringkali kurang menyadari hak dan
kewajibannya sebagai anggota masyarakat, akibatnya remaja seringkali menjadi pengganggu
ketertiban bermasyarakat seperti:
- Terlibat tawuran
- Merusak lingkungan
- Mengemudikan kendaraan yang
membahayakan sesamai pemakai jalan
- Melakukan tindakan kriminal seperti pemerasan atau pencurian dll
Gereja mengajak setiap warganya untuk
menyadari Hak Dan Kewajibannya sebagai anggota Gereja sekaligus anggota
Masyarakat, seperti yang terungkap dalam:
- Matius 17:24-27
Yesus mengajarkan agar setiap
warga Negara membayar pajak kepada Kaisar sebagai wujud tanggung jawabnya
sebagai Warga Negara.
Semasa hidupnya Yesus tidak pernah
menghasut rakyat untuk bergerak melawan pemerintah.
Yesus cukup tegas melakukan kritik
terhadap pemimpin bangsaNya yang tindakkannyatidak tepat
- Matius 22: 15-22
Yesus menegaskan bahwa bahwa
melaksanakan kewajiban sebagai Warga Negara merupakan merupakan perwujudan Iman
kepada Allah.
Yesus mengharapkan setiap orang
menghargai pemerintah, tetapi tidak melemahkan atau menomor duakan hormat
kepada Allah.
- Gaudium et Spes art 22
Gereja senantiasa peduli pada
situasi masyarakatnya dengan menegaskan “pertumbuhan pribadi manusia dan
perkembangan masyarakat sendiri saling tergantung”
- Gaudium et Spes art 1
Setiap warga Geraja dipanggil untukmelayani dan berperan dalam pelayanan itu sebagai warga masyarakat spt yang ditegaskan yaitu “ kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para Murid Kristus juga”. Pelayananyang dimaksudkan, tidak hanya dalam ‘Karya Amal Karitatif’ melainkan keterlibatan aktif menaggapi persoalan-persoalan masyarakat.
PARA PEMIMPIN MASYARAKAT
Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang memiliki pemikiran
cerdas, bertindak biaksana, tidak memihak, mengutamakan kepentingan umum, Ia
berada di tengah-tengah untuk menggerakkan atau memotivasi anak buahnya dan
manakala anak buah bergerak ia juga mampu berda di belakan untuk mendukung dan
member kekuatan kepada anak buahnya. Pemimpin selalu “tut wuri hanayani”. Ia
penuh inisiatif untuk menggerakkan dan mendukung anak buahnya.
Para pemimpin yang baik menghasilkan karya-karya mengagumkan karena didukung
dengan kerja keras, kedisiplinan, dan sadar akan peranannya.
Kel 3: 7-10 menceritakan tentang Musa sebagai pemimpin
yang harus hadir di depan bangsanya untuk menampilkan kehadiran Allah yang
menyelamatkan.
Ø Pemimpin
sebagai symbol kehadiran Allah tampak juga dalam kisah-kisah Raja Daud. Allah
hadir dalam dirinya sehingga hamper semua peperangan yang dipimpinnya untuk
mengusir musuh bangsanya dimenangkannya, Pada massa pemerintah Daud, rakyat
mengalami kesejahteraan besar dan sampai sekarang pun masa pemerintahnya selalu
dilihat sebagai masa penyertaan Allah.
Ø Pemimpin yang baik menurut Yesus adalah orang yang rela berkorban demi kepentingan banyak orang. Sebaliknya, pemimpin yang lari ketika masayarakatnya dalam kesulitan dan membutuhkannya adalah pemimpin palsu atau pemimpin gadungan, Orang semaam ini tidak layak menjadi pemimpin masyarakat. Dia hanya ada kalau keadaan menguntungkan dirinya sendiri dan dia kurang peduli pada kebutuhan anak buahnya/rakyat. Selain itu, pemimpin yang baik mengenal dan juga dikenal oleh anak buahnya, sehingga ia bisa mengetahui kebutuhan anak buahnya. Dengan demikianm pemimpin tersebut bisa memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan anak buahnya/rakyat.
Ø Pemimpin yang baik selalu berusaha untuk berkenan kepada Allah dalam tindakan-tindakannya. Dia selalu berusaha melakukan yang menjadi kehendal Allah dan bukan keinginannya sendiri. Karena dia merasa dikenal oleh Allah, maka dia berani dan tidak ragu-ragu dalam tindakannya karena yang dilakukannya sesuai dengan kehendak Allah. Ia yakin akan perlindungan dan dukugnan Allah dalam usahanya memenuhi harapan dan kebutuhan anak buahnya atau rakyatnya.
Ø Menurut Yesus, pemimpin yang terkemuka adalah pemimpin Yang menjadi abdi banyak orang, yang melaksanakan hal-hal yang dibutuhkan atau diharapkan banyak orang. Jadi, ukuran baik dan tidaknya seorang pemimpin adalah besarnya jasa dan manfaatnya bagi banyak orang atau sejauh mana pelayanannya dinikmati banyak orang.
Ø Kita, di tempat kita masing-masing, wajib menghormati, menaati, dan mendukung pemimpin kita yang sah karena pemimpin yang sah merupakan simbol kehadiran Allah.
BAB 9
KEBEBASAN YANG BERTANGGUNGJAWAB
Kebebasan memiliki 2
arti. Yaitu “kebebasan untuk” dan “kebebasan dari” .
Kebebasan untuk berarti setiap orang memiliki keinginan untuk berbuat sesuatu yang
bernilai. Kebebasan dari berarti
kebebasan tidak boleh dilakukan karena paksaan orang lain atau paksaan
orang lain.
Ø Kebebasan Kristiani bukanlah kebebasan
tanpa aturan atau kebebasan yang bertentangan dengan
sikap bertanggung jawab. Bertindak semau-maunya, apalagi yang merugikan orang
lain atas nama kebebasan”. Sama dengan menipu diri. Sebab, setiap orang Kristen
harus memiliki sikap yang sportif dan positif terhadap
sesama warga masyarakat, memiliki kasih kepada sesamanya, dan hormat kepada
pemimpin yang menjamin ketertiban dalam masyarakat
Ø Kebebasan yang bertanggung
jawab adalah kebebasan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang
lain sesuai dengan miat dan bakat masing-masing, dan bukannya kebebasan yang
mengakibatkan orang lain menderita atau terganggu. Kebebasan yang bertanggung
jawab dihayati berdasarkan peran suara hati yang benar. Oleh karena itu, kita
perlu membina hati nurani terus-menerus agar tindakan-tindakan kita senantiasa
sesuai dengan kehedak Allah, bermanfaat bagi sesama dan sekaligus mengembangkan
diri kita.
Ø Banyak cara untuk mimbina suara hati, antara lain: mawas diri,
membaca buku-buku rohani, berdoa dan merenungkan Kitab Suci, bertanya pada
orang lain saat mengalami keraguan bertindak dan membiasakan diri untuk selalu
mengikuti bisikan suara hati dan melaksanakannya.
BAB 10
MENJUNJUNG
TINGGI MARTABAT MANUSIA
Begitu banyak pristiwa di dalam masyarakat yang menunjukan adanya tindakan
tidak menghargai martabat luhur manusia. Bertindak semena-mena terhadap orang
lain, menjadikan orang lain sebagai budak, menggaji para pegawai/buruh dengan
upah yang sangat rendah, pelecehan terhadap jenis kelamin lain, menganiaya
orang lain, dan sebagainya. Itu semua merupakan contoh-contoh tindakan yang
merendahkan martabat luhur manusia.
Kisah para wanita yang mengalami tindak kekerasa dan penganiayaan sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita) hanyalah salah satu pristiwa di antara begitu banyak pristiwa lain yang menunjukan adanya perendahan terhadap martabat luhur manusia. Dari berita-berita yang ada, kita mengetahui bahwa tindakan yang merendahkan martabat luhur manusia membuat penderitaan yang luar biasa bagi roang yang mengalamai dan keluarganya. Bahkan, Penderitaan yang dialami itu dirasakannya sepanjang hidup, baik dalam hal fisik maupun kejiwaan
Penyebab tindakan yang merendahkan martabat manusia itu antara lain:
Tiadanya penghargaan terhadap hidup;
Adanya anggapan bahwa kedudukan orang lain lebih rendah daripada dirinya; Memperlakukan orang lain sebagai objek atau barang orang lain tidak diperlakukan seperti citra Allah
Zakheus dikenal sebagai pemunguk cukai. Pekerjaan ini dalam masyarakat Yahdi dipandang sebagai pekerjaan yagn “basah”tetapi jahat. Pemungut cukai dianggap kolaborator penjajah Romawi yang suka memeras rakyat. Dengan pekerjaan ini, orang bisa memperoleh kekayaan yang dapat menjamin kehidupannya setiap hari. Zakheus pun sebagai pemungut cukai juga dikenal kaya. Namun karena pekerjaanya sebagai pemungut cukai, Zakheus dipandang sebagai pendosa yang patut dijauhi.
Berbeda dengan masyarakat Yahudi, Yesus justru menerima Zakheus apa adanya dan menghargai dia. Yesus tidak menolak Zakheus. Yesus bahkan bersedia menumpangdi rumah Zakheus. Tindakan Yeusus ini membawa suka cita bagi Zakheus. Penerimaan Yesus yang menghargai Zakheus apa adanya mendorong Zakheus berbuat kebaikan, seperti ia katakana kepada Yesus: “Tuhan setengah dari miliku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan kepadanya.”(ay. 8)
Tindakan Yesus terhadap Zahkeus menjadi contoh konkret bagaimana seharusnya perlakuan manusia terhadap manusia lai. Sekalipun dipandang sebagai orang yang rendah, berdosa karena memiliki pekerjaan sebagai pemungut cukai (pajak), naamun Yesus tetap memperlakukan Zahkeus sebagaimana mestinya. Zakheus tidak dirindahkan tetapi dihargai martabatnya.
Dari tindakan Yesus dan tindakan
orang-orang yang ikut memperjuangkan keluhuran martabat manusia, kita dapat
menemukan bahwa bagaimana pun juga sebagai citra Allah manusia harus dihargai
tanpa kecuali. Segala sesuatu di dunia ini harus diarahkan kepada manuia
sebagai ciptaan Allah yang luhur. Manusia tidak dapat diperlakukan sebagai
objek untuk mencapai tujuan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Inilah sikap dasar yang penting untuk pengembangan martabat manusia.
Gereja
sangat menolak tegas hukuman mati dengan alas an hanya Allah yang berhak
mencabut nyawa manusia, dan hukuman mati merupakan pengangkalan atas hak hidup.
KISI-KISI
1.
Nama lain dari Orang Beriman Kristiani yang percaya akan Yesus
Kristus
2.
Allah
mengasihi manusia melalui tanda dan sarana
3.
Tujuan
agama menurut Dokumen Nostra Aetate artikel 1
4.
Siapa saja yang diselamatkan
oleh Allah
5.
Motivasi
utama kita menolong sesama
6.
Tujuan Allah
menciptakan bumi dan segala isinya
7.
Peran Yesus Kristus
dalam karya penyelamatan Allah
8.
Bukti kepedulian Allah
dalam hidup manusia sebagai makhluk sosial
9.
Kelompok terpelajar
Bangsa Yahudi yang menafsirkan Taurat serta menerapkannya dalam segala
kehidupan
10.
Kasih Allah yang paling
agung terwujud dalam diri siapa?
11.
Tujuan
utama dari agama menurut dokumen Nostra Aetate Artikel 1
12.
Sikap
kita yang tidak mencerminkan tanda kasih Allah bagi sesama
13. Makna
Perkataan Rasul Paulus “ Barang siapa mengenal Yesus dia mengenal Allah
sendiri” (Kol 1:19).
14. Gereja
perlu bekerjasama dengan agama-agama bukan kristiani dalam hal apa menurut Nostra
Aetate
15. Contoh praktek
toleransi hidup beragama yang benar.
16. Kesimpulan dari data International
Statistics of World Religions 1989 menyangkut agama-agama di dunia,
bahwa sebagian
besar penduduk dunia menganut agama tertentu
17. Penghayatan hidup beragama yang benar harus menjadikan
agama sebagai apa?
18. Pengertian wahyu
19. Perkataan Rasul Yakobus: ”Iman tanpa perbuatan adalah
mati”. Apa makna pernyataan
Rasul Yakobus tersebut.
20. Pengertian iman
21. Tujuan Allah menjelmakan diri menjadi manusia dalam diri Yesus
22. Aspek-aspek
hidup beriman kristiani
23. Tempat
berkaryanya bunda
24. Makna
hidup beragama menurut Nostra Aetate
25. Kesamaan
dari agama-agama yang ada di dunia
26. Kewajiban Yesus sebagai bagian dari masyarakat bangsa Yahudi
27. Makna
Sabda Yesus: “Berikanlah kepada kaisar
apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu
berikan kepada Allah”
28. Arti
dari Iman yang bersifat personal
29. Arti
dari iman yang bersifat
30. Kewajiban kita sebagai pelajar
31. Pengertian
dari hak
32. Pengertian
kewajiban
33. Alasan
Gereja Katolik menolak hukuman mati
34. Pengertian
kebebasan bertanggungjawab
35. Tindakan
– tindakan Yesus yang menggambarkan seorang pemimpin menurut kisah Kitab Suci
36. Tujuan
Allah mengutus Musa sebagai pemimpin
37. Siapa
yang diutamakan Yesus dalam kepemimpinan-Nya
38. Tiga alasan manusia beragama!
39. Pengertian
dari kebebasan bertanggungjawab
40. Pengertian
kebebasan untuk dan kebebasan dari.
41. 5
faktor penghambat pendukung pengembangan
iman!
42. 5
faktor penghambat pengembangan iman
43. Pengertian
hak dan kewajiban
44. Apa
saja yang termasuk hak (10)
45. Apa
saja yang termasuk kewajiban (10)
46. Tiga
aspek hidup beriman Kristiani
47. Dua ciri penghayatan hidup beriman dalam Gereja!
48. Menuliskan
Doa Aku Percaya
49.
Menuliskan
doa (masing-masing minimal 5 baris): Persatuan dan kesatuan bangsa,
Toleransi beragama, Para pemimpin bangsa
Komentar
Posting Komentar