Materi Agama Katolik

KISI-KISI AGAMA KELAS VII PAT GENAP 2024

  Disajikan teks Kitab Suci, 1 Korintus 13: 1-13. Peserta didik dapat menunjukkan hal yang nilainya paling tinggi menurut santo Paulus dalam perikop tersebut. Disajikan teks Kitab Suci. Siswa mampu menunjukkan modep persahabatan antara Jonathan dan Daud. Disajikan teks Kitab Suci, Injil Yohanes 7:53-8:1-11. Siswa mampu menyebutkan Sikap Yesus terhadap  perempuan yang kedapatan berbuat zinah berdasarkan Injil  Yohanes 7: 53-8:1-11. Disajikan teks Injil Yohanes 10:14: “ Akulah gembala yang baik, dan Aku mengenal domba-dombaKu dan domba-dombaKu mengenal Aku”.  Siswa dapat menunjukkan siapa domba-domba yang dimaksudkan oleh Yesus dalam teks tersebut. Siswa dapat menunjukkan kalimat  yang tepat untuk melengkapi teks Injil Yohanes 15: 17. Siswa dapat menunjukkan sifat-sifat kasih menurut Rasul Paulus suratnya kepada orang Korintus ( 1 Korintus 13: 4-8)   Siswa dapat menunjukan istilah atau sebutan pengampunan Tuhan atas seseorang dalam penerimaan Sakramen Tobat melalui imam. Peserta didik m

MATERI AGAMA SEMESTER GANJIL KELAS IX

 

BAB 1

ALLAH ADALAH SUMBER KESELAMATAN SEJATI

 Keselamatan adalah: Keadaan bebas dari penderitaan

Contoh:

  • Perjanjian lama : janji keselamatan itu terwujud dalam Peristiwa pembebasan bangsa Israel dari penindasan  Mesir
  • Perjanjian Baru: Janji keselamatan manusia terwujud dalam diri Yesus Kristus melaui wafat dan kebangkitanNya 

Sejak awal penciptaan, Allah menghendaki keselamatan bagi semua orang. Allah menyelamatkan manusia tanpa pandang bulu, karena dimata Allah semua manusia sama. Semua manuia diciptakan se-Citra dengan Dia 

Setiap orang apapun agama & latar belakangnya, selalu merindukan keselamatan, dengan kata lain keselamatan adalah dambaan, harapan dan keinginan semua orang.

Banyak orang pada akhirnya mencari dan menemukan “Agama”, karena pada hakikatnya agama itu memberikan jalan kearah keselamatan yaitu Tuhan sendiri.

Ketika orang tidak mampu lagi mengatasi kehidupan hanya dengan mengandalkan harta, gengsi, jabatan atau kekuasaannya sendiri, akhirnya manusia teringat akan Sang Pencipta dan menyerahkan seluruh hidup ini kepadaNya yaitu Tuhan 

Manusia membutuhkan agama yang mampu menghantarkan manusia bertemu dengan Tuhan yang menyelamatkan. Agama yang seperti itu dapat mendorong pengikutnya untuk ambil bagian dalam proses perubahan dirinya dan sosial seperti:

  • Dari situasi menderita menjadi ada kebahagiaan
  • Dari situasi konflik dan permusuhan menjadi ada perdamaian
  • Dari situasi kemiskinan menjadi kesejahteraan
  • Dari situasi saling curiga menjadi saling percaya
  • Dari situasi perpecahan menjadi ada situasi kerukunan dll

Dengan demikian, orang merasa perlu bersyukur karena Tuhan sungguh sumber keselamatan sehingga kita terpanggil untuk senantiasa menyandarkan diri kepadaNya. 

Setiap agama mengajarkan bahwa Tuhan itu Maha Baik dan sumber keselamatan bagi manusia yang tampak pada contoh:

  • Situasi penderitaan, kemiskinan, perpecahan, perang dll, yang sekarang kita lihat atau mungkin dialami, bukanlah kehendak Allah semata, melainkan manusia sendirilah yang seringkali menyalahgunakan kebebasan yang dimilikinya yang pada akhirnya manusia sendiri yang merasakan dan menerima akibatnya
  • Manusia ternyata seringkali tidak menerima situasi penderitaan yang justru dibuatnya sendiri dan ketika manusia tidak mampu keluar dari situasi penderitaan itu, akhirnya manusia kembali memohon kepada Tuhan.
  • Setiap Agama mewrtakan Firman Allah dalam Kitab Sucinya masing-masing, yang mengajak manusia untuk bersyukur karena Tuhan telah menyelamatkan manusia. 

Keselamatan setiap orang dikehendaki oleh Allah sendiri, sebagai tanda atau buktinya, tampak dalam hal:

  • Setiap saat Allah senantiasa menyapa manusia dengan KasihNya
  • Kehadiran Allah yang menyelamatkan terjadi dalam peristiwa hidup sehari-hari yang serba biasa.
  • Alam yang indah diciptakan Allah bagi semua manusia
  • Keindahan dan keagungan alam ciptaan, adalah bukti kehadiran Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tanpa kecuali
  • Allah menerbitkan matahari bagi orang jahat dan orang baik serta menurunkan hujan bagi orang benar dan orang yang tidak benar
  • Kasih Allah yang menyelamatkan ditujukan bagi semua orang dan semua Bangsa dll 

Berdasarkan Kasih Allah yang tidak mengenal batas itu, setiap orang dapat dijadikan sarana keselamatan bagi orang lain yaitu:

  • Dalam diri orang-orang yang selalu memperhatikan dan mengasihi kita
  • Melalui diri manusia itu sendiri
  • Melalui kasih dan perhatian seseorang pada diri kita
  • Melalui tindakan orang yang menolong kita saat kita membutuhkan bantuan karena dorongan Allah sendiri melalui orang tsb. 

Sumber keselamatan tetaplah Allah sendiri, jika Kasih Allah yang menyelamatkan menjadi ukuran, maka sebenarnya tiap orang harus menjadikan dirinya sebagai sarana keselamatan dan mengasihi orang lain tanpa batas (Matius 5: 43-48).

Kehadiran Allah yang menyelamatkan pada umunya dipahami sebagai pewahyuan Allah. Dalam Iman Katolik, Peristiwa pewahyuan Allah mencapai puncaknya dalam kehadiran Yesus Kristus. 

Yesus Kistus adalah wujud nyata kehadiran Cinta Kasih Allah bagi keselamatan manusia seperti yang terungkap dalam Kolose 1:15 “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,…”

Yesus Kristus adalah puncak kasih Allah.

Kehadiran Yesus menjadi perwujudan kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia seperti yang terungkap dalam Kolose 1:19 “Barang siapa mengenal Yesus, ia mengenal Allah sendiri, dalam diri Yesus, seluruh kepenuhan Allah berkenan diam dann tinggal didalam Dia,..” 

Pewahyuan Allah mengundang jawaban manusia, setiap orang diundang untuk mampu mengembangkan rasa syukur dan terima kasih atas karya keselamatan Allah pada dirinya.

 

 

BAB 2

BERAGAMA


Agama adalah:

 v  Bentuk ungkapan nyata atas kepercayaan pada adanya Tuhan dan berperannya Tuhan dalam hidup seseorang. Ungkapan ini berupa tata upacara dan ibadah bersama orang-orang seiman, sifatnya mengikat, punya Kitab Suci dan aturan-aturan.

v  Sistem kepercayaan kepada Allah yang mempunyai dasar Kitab Suci yang jelas serta mempunyai Panutan yang menjadi teladan hidup

v  Sikap dasar menusia yang seharusnya terhadap Tuhan pencipta dan PenebusNya

v  Bentuk-bentuk konkret lahiriah yang mengungkapkan hubungan dengan Allah yang tampak dalam jalannya aturan, upacara/ibadah, organisasi dan semuanya yang tampak sebagai gejala sosial

Alasan manusia menganut agama adalah:

1.                              Untuk menemukan rasa aman ketika menghadapi kesulitan di dalam hidupnya.

2.                              Untuk memperoleh arti hidup

3.                              Sebagai Pedoman dalam menentukan tindakan yang baik.

 

Dalam beragama ternyata umat memiliki sikap yang berbeda-beda seperti:

 

  1. Sikap Eksklusif yaitu:

v  Sikap yang memisahkan mereka yang beda agama (kelompok lain)dari kehidupannya

v  Tertutup dan tidak mau menerima perbedaan dari agama lain

v  Mendorong orang dan mengeluarkan yang beda agama dari kelompoknya

v  Dikatakan eksklusif karena sulit menerima perbedaan dari agama-agama lain

v  Sikap seperti ini bisa mengakibatkan sulit bergaul dan bekerja sama dengan umat lain yang berlainan agama

v  Sikap eksklusif menjadikan umat beragama saling berhadapan secara frontal (sebagai kawan dan lawan) 

2.      Sikap Inklusif yaitu:

v  Memandang orang yang beda agama sebagai bagian dari kehidupannya (sebagai kawan dan sesama)

v  Memasukkan mereka yang lain agama dalam kelompoknya

v  Mau membuka diri terhadap agama lain dan mau memasukkan dirinya menjadi bagian dari kelompok lain

v  Bisa menjalin hubungan dengan umat yang berbeda agama

v  Dapat menerima dan menghormati perbedaan

v  Dapat bekerja sama dan hidup berdampingan dengan yang lain 

Dilingkungan masyarakat Indonesia, agama mempunyai arti penting.

Untuk itu, sebagian besar penduduk Indonesia menganut salah satu agama tertentu.

Disini Beragama menjadi kerinduan manusia untuk menggantungkan hidupnya kepada Tuhan. Agama menjadi sarana manusia untuk mengenal dan membangun hubungan denganNya. 

Masyarakat Indonesia dapat dikatakan sebagi masyarakat yang beragama, hal tersebut tampak dalam:

v  Bangunan tempat beribadah aneka agama diberbagai tempat yang dengan mudah dapat kita jumpai

v  Pada hari besar agama dapat dipastikan tempat-tempat ibadah tampak dipenuhi oleh umat yang merayakannya

v  Di daerah banyak dijumpai kegiatan keagamaan seperti pengajian, pendalaman iman, kabaktian dll yang dilaksanakan dengan semarak. dll 

Hal yang memprihatinkan dalam hidup beragama dewasa ini adalah merasa cukup dengan hanya menjalankan ibadah yang sifatnya lahiriah saja yang hanya menjalankan perintah dan kewajibannya saja seperti: rajin beribadat di Gereja, Masjid, Wihara dan Pura, sementara unsur penting dari Agama seperti Cinta Kasih tidak mendapat perhatian & penekanan yang serius. 

Hidup beragama tidak dapat dipisahkan dari pengalaman hidup sehari-hari. Sebab Kitab Suci dan seorang panutan harus menjadi pedoman hidup sehari-hari

Pada umumnya orang memeluk suatu agama, sesuai dengan agama yang dianut oleh orang tuanya, dengan kata lain agama itu diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya (Orang Beragama secara Tradisional) 

Orang beragama secara tradisional itu tidaklah salah, namun tidak mencukupi untuk dapat hidup sebagai orang beragama secara dewasa, karena orang beragama secara tradisional sering hanya disikapi secara tradisional pula yaitu: beragama karena diwariskan oleh orang tuanya tanpa rasa memiliki agama tersebut secara pribadi. 

Menjadi orang beragama secara dewasa artinya:

Walaupun agama yang dianutnya itu karena diwariskan dari orang tuanya/secara tradisional, tetapi disikapi sebagai agama pribadi yang dipilih dan diterimanya secara bertanggung jawab.

 

Umat beragama yang dewasa, disamping memiliki sikap inklusif, juga mempunyai sikap iman yang matang dan mantap (artinya: memiliki ketahanan yang kuat, tidak mundur meninggalkan agamanya sekalipun mengahadapi dan mengalami kesulitan-kesulitan berat yg datang dari luar. 

Sikap hidup umat beragama yang dewasa menimbulkan:

v  Rasa syukur dan bahagia atas agama yang dipeluknya

v  Rasa bangga dan bahagia atas agama yang dianutnya

v  Menghargai umat yang berbeda agama sebagi teman peziarah menuju Tuhan 

Setiap agama mempunyai ajaran yang berbeda, tetapi semua agama pada hakikatnya mengajarkan tentang Tuhan dan kebaikan, oleh karena itu sebenarnya terdapat kesamaan tujuan yaitu “Mengabdi Tuhan”

Semua agama mengakui bahwa Tuhanlah satu-satunya pencipta, penyelamat dan yang mempersatukan kita semua. Kerja sama antar umat beragama berarti melaksanakan kehendak Tuhan tersebut. 

Dalam Gereja Katolik, Yesus adalah pedoman hidup & teladan. Orang katolik tidak melanjutkan Agama Yesus, tetapi meneladanNya dalam beriman kepada Allah dan ketaatanNya dalam beragama.

Yesus seorang beragama Yahudi yang taat, tetapi Ia juga menentang aturan-aturan Agama yang yang tidak menyelamatkan. Karena itu pola hidup beriman dan beragama itulah yang kta lanjutkan dalam hidup beragama. 

Gereja mengajarkan kepada kita bahwa Beragama atau menjadi umat Katolik tidak berarti merasa Agamanya itu paling benar dan paling sempurna serta menganggap agama lain tidak sempurna dan tidak baik. 

Gereja justru mengajarkan yaitu: “Dalam agama Katolik memang ada kesucian dan kebenaran namun sekaligus, Gereja juga mengakui bahwa dalam agama-agama lainpun terdapat ajaran yang benar, ajaran yang suci dan ada praktek-praktek kesalehan” (Nostra Aetate art 2) 

Oleh karena itu umat Katolik diharapkan menyadari bahwa dalam agama-agama lain juga terdapat kebenaran dan umat Katolik tidak merasa diri sebagi Umat Eksklusif, melainkan Umat Inklusif yang bisa menghargai dan menghormati umat beragama lain, dapat bergaul dan akhirnya dapat bekerja sama membangun masyarakat.

Kesamaan dari agama-agama di dunia adalah memiliki tujuan yang sama yakni Allah.

Menurut Nostra Aetate, Agama bertujuan untuk menemukan jawaban atas rahasia tersembunyi dalam hidupnya.

  

BAB 3

BERIMAN

 

Beriman berarti: Menyerahkan diri secara total kepada kehendak Allah.

Manusia dapat menanggapi Wahyu Tuhan dengan Iman, bila Wahyu Tuhan tidak ditanggapi oleh manusia, maka tidak aka nada artinya. Sebaliknya manusia tidak mungkin beriman tanpa pewahyuan Allah.

Wahyu dapat berarti juga: Petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada Para Nabi dan Rasul.

 

Wahyu Tuhan dapat berupa:

  • Sapaan
  • Pernyataan
  • Tawaran dari Tuhan kepada manusia / Tawaran diri Allah bagi manusia. 

Hal-hal yang dinyatakan Tuhan antara lain dapat berupa diriNya sendiri, yaitu siapa Dia itu dan rencanaNya untuk menyelamatkan manusia. 

Wahyu Tuhan dapat kita ketahui melalui:

  • Ciptaan Tuhan sendiri
  • Diri manusia
  • Peristiwa-peristiwa yang dialami manusia
  • Kitab Suci dll 

Puncak wahyu Tuhan adalah: Yesus Kristus 

Mayoritas penduduk Indonesia adalah orang beragama, namun dari apa yang kita dengar dan lihat, tingkah laku mereka banyak yang tidak mencerminkan sikap hidup orang beragama dan beriman. Setiap hari pada Media Massa, hamper ada selalu berita yang memprihatinkan akan tingkah laku manusia beragama seperti:

  • Pembunuhan                                      
  • Penindasan
  • Pencurian
  • Pemerasan
  • Penipuan
  • Tawuran
  • Teror
  • Perang
  • Tindakan Kriminal lainnya dll

 

Orang beragama yang melakukan tindakan yang keji dan brutal, menandakan bahwa dirinya dirinya kurang beriman, karena orang beriman tidak akan melakukan hal-hal yang keji dan brutal, karena hal itu bertentangan dengan kehendak Tuhan. 

Kerusuhan antar Umat beragama  dapat terjadi karena beberapa penyebab, antara lain:

  • Fanatisme yang sempit, yang biasanya disebabkan karena pemahama yang sempit tentang ajaran agamanya
  • Merasa kehadiran agama lain sebagai saingan karena posisi dan pengaruh agamanya akan terancam
  • Pencemaran simbol-simbol agama oleh pemeluk agama lain yang dapat menimbulkan kemarahan dari pemeluk suatu agama
  •  Agama sering dijadikan alat tunggangan kepentingan lain yang bersifat politis dan ekonomis 

Praktek beragama yang benar adalah menghayati agamanya dalam hidup sehari-hari.

Dalam Penghayatan agama yang benar akan terjadi: 

  1. Pertumbuhan Iman yang subur

Pancaran iman akan tampak dalam prilaku seseorang yang tercermin dalam:

  • Kasih
  • Sukacita
  • Damai Sejahtera
  • Kesabaran
  • Kelemahlembutan
  • Penguasaan diri dll

  1. Dalam Prilaku hidup sehari-hari

Sebagai buah dari pertumbuhan Iman yang subur, akan lahir prilaku dalam hidup sehari-hari yang bermanfaat bagi sesama dan tingkah laku yang merugikan sesama dapat dihindarkan 

  1. Toleransi beragama

  • Penghayatan agama yang benar akan menjadikan hubungan yang baik antar umat beragama yang lain, hal tersebut dapat diwujudkan dengan:
  • Berhenti berbicara jelek satu dengan yang lain, termasuk didalam lingkungan umat seagamanya sendiri.
  • Penyebaran agama yang menghargai kebebasan tanpa paksaan, sehingga orang bebas memilih agama yang ingin dianutnya
  • Bisa menerima secara tulus hak azasi manusia, termasuk jika terjadi perpindahan Agama dari Agamanya ke Agama lain.
  • Memiliki kebesaran hati, yang mayoritas mengakui keberadaan yang minoritas dan yang minoritas mengakui keberadaan yang mayoritas secara tulus dan bersaudara. 

             Perbedaan antara Beragama dan Beriman dapat disimpulkan sebagai berikut:

o Beragama: merupakan aktivitas yang bersifat kelembagaan, peraturan agama dan kegiatan keagamaan.

o   Beriman: penghayatan hidup, dimana terjadi persatuan dengan Tuhan dalam bentuk penyerahan diri atau prilaku yang sesuai dengan kehendak Tuhan. 

Contoh-contoh perwujudan iman dalam kehidupan sehari-hari :

  • melaksanakan kehidupan keagamaan bukan sebagai rutinitas, melainkan sebagai nafas kehidupan sehingga  menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.
  • mampu menolong dan mengembirakan setiap orang yang kita jumpai
  • hidup tanpa permusuhan
  • mau berbuat baik kepada semua orang dengan dasar cinta kasih 

Menjalani hidup dengan benar merupakan manfaat dari hidup beriman kepada Tuhan. Adapun manfaat dari hidup Beriman adalah:

  • Tidak was-was/khawatir akan hidup yang sedang dijalani
  • Manusia dapat menjalani hidupnya dengan benar
  • Merasa dekat dengan Allah memiliki hubungan yang baik
  • Merasa bahagia, aman, damai tenang dan optimis dalam menatap hidup
  • Bahagia, tenang damai dan tabah karena yakin akan pertolongan Allah
  • Senantiasa beroleh kekuatan dan keberanian untuk menghadapi masalah hidup

 Bagi orang yang menjalani hidup tanpa Iman biasanya akan diliputi oleh:

  • Rasa takut
  • Gelisah
  • Tidak punya harapan
  • Cepat putus asa
  • Cenderung mencari jalan pintas untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hidupnya dll

Dalam suratnya, Rasul Yakobus, menjelaskan bahwa hidup beriman yang mendalam diartikan sebagai:

Ø  Hidup dalam kesatuan antara ibadah dan perbuatan ( Yak 1:26)

Ø  Hubungan dengan Allah yang telah mengasihi kita, seharusnya menjadi nyata dalam kasih kepada sesama

Ø  Hubungan dengan Allah dibangun melalui Ibadah, sedangkan hubungan dengan sesama ditampakkan dalam tindakan nyata

Ø  Orang tidaklah cukup hanya menjadi pendengar dan penerima Firman Allah saja, melainkan juga harus menjadi pelaku Firman (Yak 1:22)

Ø  Seseorang haruslah  berbuat kasih kepada sesamanya (Yak 1:19-20)

 

Kepada Jemaat di Galatia, Santo Paulus dalam suratnya juga menegaskan tentang pentingnya Iman yaitu:

Ø  Ciri orang yang benar adalah hidup dari Iman (Gal 3:11)

Ø  Orang yang hidup dari Iman akan diberkati

Ø  Orang hidup dari Iman akan menjalani hubungan yang baru dengan Allah

Ø  Dengan Iman, Paulus hidup dari situasi dosa kedalam situasi rahmat

Ø  Dicontohkan juga dengan jelas tokoh dalam hal keteladanan hidup beriman yaitu Abraham.

 

Tokoh yg dikenal sebagai “Bapa Orang Beriman (Rom 4:12) adalah ABRAHAM.

Tokoh ini diakui dalam 3 Agama besar yaitu Yahudi. Kristen dan Islam. Sikap Iman Abraham ini diperlihatkan dengan:

  • Menjawab panggilan Allah untuk meninggalkan kampung halamannya, sanak keluarga dan berangkat ke Negri yang ditunjuk untuk menjadi bapak suatu bangsa yang besar
  • Abraham meninggalkan segala-galanya dan pergi ke Negri yang sama sekali belum dikenalnya.
  • Satu-satunya pegangan Abraham adalah iman akan Allah.
  • Abraham percaya  Allah pasti melindungi & berbuat sesuatu yg baik baginya
  • Abraham merasa aman, karena ia percaya, disitulah letak ketaatan dan kesetiaan iman Abraham kepada Allah 

Dari pandangan Rasul Yakobus dan santo Paulus, menjadi jelas bahwa beriman didalam hidup manusia sangatlah penting.

Dengan Beriman berarti kita:

  • Mempercayakan hidup kita kepada Allah
  • Mempunyai kekuatan, keberanian serta optimisme dalam menghadapi masalah-masalah hidup
  • Tidak mudah putus asa melainkan tabah dan setia saat menghadapi kesulitan hidup.
  • Senantiasa damai, tenang dan bahagia
  • Selalu mengusahakan hidup sejalan dengan kehendak Allah 

Dalam perumpamaan  Orang samaria yang Murah Hati (Lukas 10: 25-37)

Yesus ingin menyampaikan beberapa hal penting yaitu:

  • Ajakan untuk mewujudkan Iman dalam perbuatan nyata hidup sehari-hari
  • Tindakan nyata perlu diwujudkan kepada setiap orang tanpa kecuali termasuk musuh/lawan sekalipun yang membutuhkan pertolongan kita.
  • Jika berbuat baik/kasih terhadap sesama, hendaknya tidak memamerkan jabatan/golongan/kedudukan
  • Imam dan Orang dari suku Lewi dalam perumpamaan tsb, adalah gambaran orang yang terhormat, menjadi tokoh Agama dan banyak memiliki aktivitas keagamaan, namun perbuatannya tidaklah mencerminkan sebagi orang Beriman, yang memiliki banyak ilmu dan pengetahuan tentang Agama, tetapi kurang dapat mengaktualisasikan Agamanya tersebut dalam kehidupan bersama/bermasyarakat yang baik.
  • Orang Samaria dalam Perumpamaan adalah gambaran orang yang sering disingkirkan, dilecehkan, direndahkan, tetapi Justru Orang samaria tsb mampu menembus sekat-sekat kehidupana bersama yang lebih mendalam atau gambaran dari orang yang mampu mewujudkan nilai-nilai agama dalam kehidupan konkrit melauli tindakannya menolong orang yang membutuhkan tanpa memandang siapa yang ditolong
  • Dalam hidup Beragama dan Beriman, Orang samarialah yang patut kita teladani.

 

 BAB 4

BERIMAN KRISTIANI

 

Iman Kristiani adalah: iman yang didasarkan pada wahyu dan pangglan Allah melalui Yesus Kristus. Allah mewahyukan diriNya dalam pribadi Yesus Kristus, dalam kehidupan, pewartaan, perbuatan, wafat dan kebangkitanNya. 

Beriman Kristiani terkait erat dengan Kristus, karena Kristus adalah Puncak Wahyu dan pemberian diri Allah.

Setiap orang beriman Kristiani harus beriman dan berpasrah/menyandarkan diri sepenuhnya kepada Kristus.

Pola hidup Kristus haruslah menjadi pola hidup orang Kristiani. 

Kekhasan iman Kristiani adalah kasih terhadap Allah dan sesama. Yesus mengatakan bahwa kasih adalah hukum yang pertama dan terutama (Markus 12: 30-31)

Orang beriman Keistiani harus hidup dan bertindak berdasarkan kesadaran imannya, bukan karena aturan atau kewajiban lahiriah saja. 

Yesus adalah Jalan Kebenaran dan Hidup (Yoh 14:6), Beriman kepada Kritus adalah karunia sekaligus juga menuntut kerjasama dari pihak manusia, karena Iman harus dikembangkan dan diperjuangkan.

Hidup beriman Kristiani, tidak dapat kita kenal hanya berdasarkan identitas yang tampak dari luar saja, karena banyak orang Kristiani mengaku menjadi murid Kristus, namun sikap dan tindakannya berbeda dari tindakan dan ajaran Kristus sendiri. Orang-orang yang semacam ini memang Orang-orang Kristiani, tetapi sebenarnya orang-orang ini bukanlah Orang beriman Kristiani. 

Orang beriman Kristiani Sejati adalah: orang yang hidup dan tindakkannya diwarnai dan dimotivasi oleh Iman Kristianinya, bukan oleh alasan yang cenderung lahiriah. 

Seorang beriman Kristiani Sejati adalah Seorang yang Religius yaitu orang yang selalu menyandarkan hidupnya pada Kristus dan menyadari bahwa seluluh peristiwa hidupnya merupakan karya Kristus yang menyelamatkan. 

Aspek-aspek hidup beriman Kristiani meliputi:

  1. Pengalaman Religius

Pengalaman dimana manusia sungguh menghayati karya dan kebaikan Allah yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus dank arena pengalaman itu, manusia sampai pada kehendak bebas untuk menyerahkan diri kepada Kristus

  1. Penyerahan Iman

Jawaban atas wahyu Allah yang telah berkarya. Dengan adanya penyerahan iman orang tidak saja mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, tetapi juga mewujudkan tindakan/perbuatannya sesuai ajaran Yesus

  1. Pengetahuan Iman

Pertanggung jawaban Iman yang dituntut terus menerus kepada seorang umat Kristiani untuk mampu dilaksanakannya.

Ciri penghayatan hidup beriman yang harus dipelihara dan dikembangkan umat Kristiani yang tergabung/terhimpun dalam Gereja Katolik adalah:

a)      Melalui Sakramen Baptis

b)      Menerima dan merayakan sakramen-sakramen

c)      Bersatu dalam kasih, doa, pelayanan dan kesaksian (Lumen Gentium 14)                    

 

 BAB 5

PERJUANGAN MENGEMBANGKAN IMAN

 

Hidup beriman seseorang mustahil akan berkembang tanpa adanya usaha dari orang yang bersangkutan. Seperti halnya kesehatan harus diusahakan dan diperjuangkan, demikian juga perkembangan hidup beriman. Iman perlu dikembangkan dengan berbagai usaha, karena iman yang kuat akan membuat kita tumbuh sebagai pribadi yang utuh. 

Perkembangan iman membuat diri kita:

  • Berkembang secara utuh
  • Mampu untuk menanggapi realita hidup yang penuh makna
  • Dapat mengarahkan prilaku kita secara benar 

Orang bisa dikatakan imannya berkembang bila tutur kata serta tindakannya semakin berkenan bagi banyak orang dan tentu saja bagi Tuhan. Pengalaman doa dan kegiatan-kegiatan lainnya dalam memperkembangkan iman dapat memotivasi diri seseorang dalam berprilaku dan bertindak. 

Pengalaman beriman tidak selalu ada hubungannya dengan hidup beriman. Ada banyak orang yang memiliki pengatahuan yang luas dan dalam tentang Tuhan dan sering berdoa tapi prilaku dan tutur katanya tidak menunjukkan kebaikan. Orang semacam itu pengetahuan imannya banyak, tetapi ‘Imannya tidak berkembang’. Pengetahuan imannya tidak bermakna dan doa sehari-harinya hanya dibibir saja, dalam berdoa orang tsb tidak tulus, orang semacam ini biasanya biasanya berdoa tidak untuk berhubungan dengan Tuhan, tetapi hanya ikut-ikutan atau agar dipuji orang, doanya kurang dihayati, maka doa tersebut kurang berdampak bagi hidupnya. 

Faktor Internal yang dapat menghambat perkembangan iman adalah:

  • Rasa malas
  • Acuh tak acuh
  • Kesombongan
  • Menutup diri
  • Iri hati dan dengki
  • Tidak  mau belajar dari orang lain
  • Egois dan mau menang sendiri
  • Keras kepala dll 

Faktor Internal yang dapat mendukung Perkembangan Iman adalah:

  • Rendah hati
  • Rasa belas kasihan
  • Ketekunan
  • Ketaatan dan kesabaran
  • Kesetiaan dan kejujuran
  • Dapat menerima orang lain apa adanya
  • Kesedian untuk mau mendengar dan mau belajar
  • Bisa menghargai dan menghormati orang lain dll 

Faktor eksternal yang dapat menghambat perkembangan iman seseorang adalah:

  • Pergaulan bebas yang tidak sehat
  • Narkoba
  • Judi dan minuman keras
  • Tontonan dan bacaan porno
  • Acara TV yang lebih menarik daripada kegiatan keagamaan
  • Gaya hidup Metropolitan
  • Mistik dan Ilmu Hitam dll 

Faktor eksternal yang dapat mendukung perkembangan iman adalah:

  • Kursus Kitab Suci dan Pendalaman Iman
  • Konseling Pribadi
  • Perayaan-perayaan Sakramen
  • Kegiatan Gerejani
  • Retret dan rekoleksi
  • Kegiatan Wilayah dan Lingkungan
  • Kisah hidup dari tokoh Kitab Suci, baik dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru spt:

Ø  Kisah Para Nabi (Abraham, Nuh, Musa Yakub dll)

Ø  Tokoh perjanjian Baru (Yesus, Maria, Yohanes, Paulus dll)

Ø  Kisah Santo-santa dll 

Perjuangan untuk mengembangkan Iman, khususnya ketika berhadapan dengan tantangan sangat ditekankan oleh Santo Paulus

Dalam Filipi 1:27-30, Paulus menegaskan:

  • Ada banyak hal yang menghambat kita untuk mengembangkan iman
  • Cita-cita yang harus diupayakan bagi orang beriman dalam memperjuangkan iman antara lain adalah, hidup berpadanan dengan Injil Kristus. 

Bagi orang Kristiani, harta yang indah adalah iman kita,yang dianugerahkan kepada kita oleh kuasa Roh Kudus. Harta itu perlu dipelihara dan dikembangkan. Usaha untuk mengembangkan iman tidak hanya berdasarkan usaha kita sendiri saja, tetapi kita juga perlu nantuan dan campur tangan Allah. 

Para Rasul pun merasakan kesulitan dalam usaha mengembangkan imannya, maka mereka mohon kepada Tuhan ‘tambahkanlah Iman kami’ (Lukas 17:5. Oleh sebab itu, kita tidak perlu berkecil hati atau putus asa bila kita merasa betapa tidak mudahnya mengembangkan iman kita masing-masing. Asal kita berusaha & sekaligus mohon kpd Tuhan, niscaya iman kita akan berkembang 

 

BAB 6

 IMAN DAN KEBERSAMAAN DALAM JEMAAT

 

Zaman sekarang ditandai adanya kecendrungan orang adalah semakin “ Individualis” (= Orang lebih memperhatikan dan mengutamakan kepentingan diri sendiri daripada kepntingan bersama atau kepentingan orang lain) 

Oleh karena itu, pada zaman sekarang kita sulit menemukan adanya wujud kebersamaan. Dalam hidup sehari-hari, hubungan antara orang yang satu dengan yang lain pada saat ini seringkali hanya sebatas:

  • Pemenuhan kebutuhan
  • Kepentingan atau keuntungan timbal balik
  • Hubungan bisnis
  • Hubungan yang menguntungkan saja

Dari kenyataan tersebut memperhatikan adanya ketidakseimbangan dalam usaha manusia untuk mengembangkan dan mewujudkan dirinya. 

Manusia adalah makhluk pribadi dan social, maka sudah seharusnya kita menyadari peran orang lain dan peran dirinya sendiridilam membangun hidup dan kebersamaan. 

Bagi remaja, kesadaran akan peran orang lain dalam perkembangan dirinya merupakan hal yang penting, karena dengan kesadaran ini mereka dapat menyadari sumbangan oranglain dan tanggung jawabnya sendiri bagi sesame. 

Remaja biasanya kurang menyadari bahwa diri mereka adalah bagian kelompok yang membutuhkannya. Kebersamaan dan pengungkapan diri secara bersama-sama sebagai kelompok, kalaupun ada yang menjadi perhatiaan, mereka seringkali hanya sebatas “kelompok “ atau “Gank”nya sendiri. 

Dalam hidup beriman, dapat pula terjadi ketidak seimbangan dalam Jemaat seperti:

  • Banyak Jemaat yang cendrung lebih memperhatikan hidup imannya secara pribadi
  • Orang /Jemaat lebih memperhatikan kesalehan pribadi dari pada perkembangan Iman orang lain
  • Peran dan tanggung jawabnya sebagai Jemaat diabaikan 

Dalam Kisah Para Rasul 2:41-47, kita mengetahui bahwa hidup beriman bukan hanya bersifat pribadi saja, tetapi juga mempunyai aspek social yaitu:

  • Manusia tidak pernah dapat menghayati kehidupan berimannya hanya seorang diri saja
  • Kita menjadi beriman karena peranan orang lain
  • Peranan Jemaat sangat penting dalam perkembangan iman pribadi
  • Iman kita dapat berkembang karena dan dalam kebersamaan dengan Jemaat
  • Setiap orang beriman sebenarnya bertanggunh jawab atas perkembangan iman umat yang lain 

Bagi Umat Katolik, iman kita berkembang dapat berarti:

  • Setiap orang Katolik bertanggung jawab pada perkembangan & pertumbuhan iman umat yang lain
  • Tanggung jawab itu telah kita terima dalam pembaptisan
  • Hidup beriman selalu dikaitkan dalam kebersamaan seluruh umat Allah 

Sebagai orang beriman kita mempunyai tanggung jawab pribadi untuk mengembangkan Iman kita sendiri namun karena perkembangan Iman kita juga diupayakan oleh umat, maka kita mempunyai tanggung jawab pula untuk ambil bagian dalam mengembangkan iman sesama umat

Kita sebagai pribadi dapat membantu pengembangan iman orang lain dengan cara:

  • Bersedia hadir dalam pertemuan-pertemuan umat
  • Berdoa bersama
  • Mengikuti pendalaman iman
  • Terlibat dalam kegiatan-kegiatan bersama umat lainnya dll 

Sifat iman yang personal dan sosial maksudnya adalah: Iman itu pertama-tama merupakan hubungan pribadi antara manusia dan Allah, selain bersifat pribadi sebagai tanggapan pribadi manusia atas tawaran kasih Allah, Iman juga bersifat social artinya iman itu perlu juga diungkapkan dan diwujudkan dalam kebersamaan dengan Jemaat. 

Jadi menjadi sangat penting bagi kita untuk memiliki iman personal sekaligus iman social, karena dengan mengembangkan aspek social iman, kita akan semakin terlibat pada rencana Allah untuk menyelamatkan manusia dan membuat kita semakin social. Dengan hanya memiliki iman personal saja maka kita akan mudah menjadi orang yang egois dan fanatic. 

Agar kita selalu berkembang, maka kita harus berusaha untuk hidup bersama secara harmonis dengan semua orang dan dalam Jemaat Beriman (umat)

  

BAB 7

AKU WARGA MASYARAKAT

 

Masyarakat: Sejumlah Manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Misalnya:

  • Masyarakat Desa: masyarakat yang pendudukannya mempunyai mata pencaharian utama disektor bercocok tanam, perikanan, peternakanMasyarakat Kota: masyarakat yang penduduknya mempunyai mata pencaharian disektor perdagangan dan industri atau yang bekerja disektor administrasi pemerintah
  • Masyarakat Madani: masyarakat kota atau masyarakat yang menjunjung tinggi nilai, norma, hukum yang ditopang oleh penguasaan iman, ilmu dan teknologi yang berperadaban.
  • Masyarakat Majemuk: masyarakat yang terbagi di dalam kelompok persatuan yang sering memiliki budaya yang berbeda
  • Masyarakat Modern: Masyarakat yang perekonomiannya berdasarkan pasar secara luas, spesialisasi di bidang industri, dan pemakaian teknologi canggih.
  • Masyarakat Primitif: Masyarakat yang mempunyai sistem ekonomi sederhana
  • Masyarakat Tradisional: masyarakat yang lebih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. 

Kita semua adalah warga masyarakat. Selain sebagai pribadi, kita masing-masing juga menjadi bagian dari suatu masyarakat.

Sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan masyarakat demi perkembangan kita sendiri. Sebaliknya masyarakat membutuhkan kita demi terciptanya hidup bersama sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita berperan sebagai warga masyarakat yang baik, bersama warga masyarakat yang lain, kita dapat berperan sesuai dengan situasi kita.Agar. 

Dalam hidup bermasyarakat, kita tidak cukup hanya menuntut hak kita, tetapi kita juga harus memenuhi kewajiban kita.

Adapun Hak kita sebagai warga Masyarakat antara lain:

  • Hak untuk hidup
  • Hak untuk mendapatkan perlindungan
  • Hak mendapat rasa aman
  • Hak untuk mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
  • Hak mendapat kesempatan untuk berkembang
  • Mendapat perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
  • Mendapatkan pendidikan dan pengajaran dalam bidang apapun
  • Hak mengeluarkan pendapat
  • Kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
  • Kebebasan memeluk agama, kemerdekaan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.
  • Ikut serta dalam usaha pembelaan Negara
  • Mendapat jaminan kehidupan yang layak bagi fakir miskin dan anak terlantar dll

Kita semua mempunyai hak yang sama dalam hidup bermasyarakat, hak-hak ini perlu dipenuhi tanpa mengabaikan kewajiban kita. 

Sedangkan Kewajiban kita sebagai Warga Negara adalah:

  • Kewajiban menjaga ketertiban umum
  • Kewajiban memelihara keamanan
  • Mengupayakan kesejahteraan
  • Memelihara kebersamaan dan kerukunan demi keharmonisan hidup bersama
  • Membayar pajak yang dikumpulkan dari Warga Masyarakat digunakan untuk menunjang Pembangunan
  • Menjunjung hukum dan pemerintahan yang berlaku karena Indonesia adalah Negara Hukum
  • Setia kepada Negara
  • Ikut serta dalam Usaha Pembelaan Negara
  • Menghormati dan memajukan Kebudayaan Nasional
  • Bersaksi dipengadilan bila diperlukan
  • Petuh kepada Undang-Undang, termasuk peraturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis
  • Memberikan suara dalam Pemilihan Umum dll 

Keseimbangan antara pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban perlu dipahami oleh para remaja. Seringkali remaja kurang memiliki kepedulian terhadap masyarakat karena, Minimnya Kontak dengan Masyarakat. Dengan demikian remaja seringkali kurang menyadari hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat, akibatnya remaja seringkali menjadi pengganggu ketertiban bermasyarakat seperti:

  • Terlibat tawuran
  • Merusak lingkungan
  • Mengemudikan kendaraan yang membahayakan sesamai pemakai jalan
  • Melakukan tindakan kriminal seperti pemerasan atau pencurian dll 

Gereja mengajak setiap warganya untuk menyadari Hak Dan Kewajibannya sebagai anggota Gereja sekaligus anggota Masyarakat, seperti yang terungkap dalam:

  • Matius 17:24-27

Yesus mengajarkan agar setiap warga Negara membayar pajak kepada Kaisar sebagai wujud tanggung jawabnya sebagai Warga Negara.

Semasa hidupnya Yesus tidak pernah menghasut rakyat untuk bergerak melawan pemerintah.

Yesus cukup tegas melakukan kritik terhadap pemimpin bangsaNya yang tindakkannyatidak tepat

  • Matius 22: 15-22

Yesus menegaskan bahwa bahwa melaksanakan kewajiban sebagai Warga Negara merupakan merupakan perwujudan Iman kepada Allah.

Yesus mengharapkan setiap orang menghargai pemerintah, tetapi tidak melemahkan atau menomor duakan hormat kepada Allah.

  • Gaudium et Spes art 22

Gereja senantiasa peduli pada situasi masyarakatnya dengan menegaskan “pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat sendiri saling tergantung”

  • Gaudium et Spes art 1

Setiap warga Geraja dipanggil untukmelayani dan berperan dalam pelayanan itu sebagai warga masyarakat spt yang ditegaskan yaitu “ kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para Murid Kristus juga”. Pelayananyang dimaksudkan, tidak hanya dalam ‘Karya Amal Karitatif’ melainkan keterlibatan aktif menaggapi persoalan-persoalan masyarakat. 

  

 BAB 8

PARA PEMIMPIN MASYARAKAT



Pemimpin yang ideal  adalah pemimpin yang memiliki pemikiran cerdas, bertindak biaksana, tidak memihak, mengutamakan kepentingan umum, Ia berada di tengah-tengah untuk menggerakkan atau memotivasi anak buahnya dan manakala anak buah bergerak ia juga mampu berda di belakan untuk mendukung dan member kekuatan kepada anak buahnya. Pemimpin selalu “tut wuri hanayani”. Ia penuh inisiatif untuk menggerakkan dan mendukung anak buahnya.

Para pemimpin yang baik menghasilkan karya-karya mengagumkan karena didukung dengan kerja keras, kedisiplinan, dan sadar akan peranannya.

Kel 3: 7-10 menceritakan tentang Musa sebagai pemimpin yang harus hadir di depan bangsanya untuk  menampilkan kehadiran Allah yang menyelamatkan.
Ø Pemimpin sebagai symbol kehadiran Allah tampak juga dalam kisah-kisah Raja Daud. Allah hadir dalam dirinya sehingga hamper semua peperangan yang dipimpinnya untuk mengusir musuh bangsanya dimenangkannya, Pada massa pemerintah Daud, rakyat mengalami kesejahteraan besar dan sampai sekarang pun masa pemerintahnya selalu dilihat sebagai masa penyertaan Allah.

Ø Pemimpin yang baik menurut Yesus adalah orang yang rela berkorban demi kepentingan banyak orang. Sebaliknya, pemimpin yang lari ketika masayarakatnya dalam kesulitan dan membutuhkannya adalah pemimpin palsu atau pemimpin gadungan, Orang semaam ini tidak layak menjadi pemimpin masyarakat. Dia hanya ada kalau keadaan menguntungkan dirinya sendiri dan dia kurang peduli pada kebutuhan anak buahnya/rakyat. Selain itu, pemimpin yang baik mengenal dan juga dikenal oleh anak buahnya, sehingga ia bisa mengetahui kebutuhan anak buahnya. Dengan demikianm pemimpin tersebut bisa memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan anak buahnya/rakyat.

Ø Pemimpin yang baik selalu berusaha untuk berkenan kepada Allah dalam tindakan-tindakannya. Dia selalu berusaha melakukan yang menjadi kehendal Allah dan bukan keinginannya sendiri. Karena dia merasa dikenal oleh Allah, maka dia berani dan tidak ragu-ragu dalam tindakannya karena yang dilakukannya sesuai dengan kehendak Allah. Ia yakin akan perlindungan dan dukugnan Allah dalam usahanya memenuhi harapan dan kebutuhan anak buahnya atau rakyatnya.

Ø Menurut Yesus, pemimpin yang terkemuka adalah pemimpin Yang menjadi abdi banyak orang, yang melaksanakan hal-hal yang dibutuhkan atau diharapkan banyak orang. Jadi, ukuran baik dan tidaknya seorang pemimpin adalah besarnya jasa dan manfaatnya bagi banyak orang atau sejauh mana pelayanannya dinikmati banyak orang.

Ø Kita, di tempat kita masing-masing, wajib menghormati, menaati, dan mendukung pemimpin kita yang sah karena pemimpin yang sah merupakan simbol kehadiran Allah. 

BAB 9

KEBEBASAN YANG BERTANGGUNGJAWAB


Kebebasan memiliki 2 arti. Yaitu “kebebasan untuk” dan “kebebasan dari” .

Kebebasan untuk berarti setiap orang memiliki keinginan untuk berbuat sesuatu yang bernilai. Kebebasan dari berarti kebebasan tidak boleh dilakukan karena paksaan orang lain atau paksaan orang  lain. 
Ø Kebebasan Kristiani bukanlah kebebasan tanpa aturan atau kebebasan yang bertentangan                      dengan sikap bertanggung jawab. Bertindak semau-maunya, apalagi yang merugikan orang lain atas nama kebebasan”. Sama dengan menipu diri. Sebab, setiap orang Kristen harus memiliki sikap yang sportif dan positif terhadap sesama warga masyarakat, memiliki kasih kepada sesamanya, dan hormat kepada pemimpin yang menjamin ketertiban dalam masyarakat
Ø Kebebasan yang bertanggung jawab adalah kebebasan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain sesuai dengan miat dan bakat masing-masing, dan bukannya kebebasan yang mengakibatkan orang lain menderita atau terganggu. Kebebasan yang bertanggung jawab dihayati berdasarkan peran suara hati yang benar. Oleh karena itu, kita perlu membina hati nurani terus-menerus agar tindakan-tindakan kita senantiasa sesuai dengan kehedak Allah, bermanfaat bagi sesama dan sekaligus mengembangkan diri kita.
Ø Banyak cara untuk mimbina suara hati, antara lain: mawas diri, membaca buku-buku rohani, berdoa dan merenungkan Kitab Suci, bertanya pada orang lain saat mengalami keraguan bertindak dan membiasakan diri untuk selalu mengikuti bisikan suara hati dan melaksanakannya.

   BAB 10

MENJUNJUNG TINGGI MARTABAT MANUSIA


Begitu banyak pristiwa di dalam masyarakat yang menunjukan adanya tindakan tidak menghargai martabat luhur manusia. Bertindak semena-mena terhadap orang lain, menjadikan orang lain sebagai budak, menggaji para pegawai/buruh dengan upah yang sangat rendah, pelecehan terhadap jenis kelamin lain, menganiaya orang lain, dan sebagainya. Itu semua merupakan contoh-contoh tindakan yang merendahkan martabat luhur manusia.

Kisah para wanita yang mengalami tindak kekerasa dan penganiayaan sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita) hanyalah salah satu pristiwa di antara begitu banyak pristiwa lain yang menunjukan adanya perendahan terhadap martabat luhur manusia. Dari berita-berita yang ada, kita mengetahui bahwa tindakan yang merendahkan martabat luhur manusia membuat penderitaan yang luar biasa bagi roang yang mengalamai dan keluarganya. Bahkan, Penderitaan yang dialami itu dirasakannya sepanjang hidup, baik dalam hal fisik maupun kejiwaan

Penyebab tindakan yang merendahkan martabat manusia itu antara lain:
           Tiadanya penghargaan terhadap hidup; 

 Adanya anggapan bahwa kedudukan orang lain lebih rendah daripada dirinya; Memperlakukan orang lain sebagai objek atau barang orang lain tidak diperlakukan seperti citra Allah

 Zakheus dikenal sebagai pemunguk cukai. Pekerjaan ini dalam masyarakat Yahdi dipandang sebagai pekerjaan yagn “basah”tetapi jahat. Pemungut cukai dianggap kolaborator penjajah Romawi yang suka memeras rakyat. Dengan pekerjaan ini, orang bisa memperoleh kekayaan yang dapat menjamin kehidupannya setiap hari. Zakheus pun sebagai pemungut cukai juga dikenal kaya. Namun karena pekerjaanya sebagai pemungut cukai, Zakheus dipandang sebagai pendosa yang patut dijauhi.

Berbeda dengan masyarakat Yahudi, Yesus justru menerima Zakheus apa adanya dan menghargai dia. Yesus tidak menolak Zakheus. Yesus bahkan bersedia menumpangdi rumah Zakheus. Tindakan Yeusus ini membawa suka cita bagi Zakheus. Penerimaan Yesus yang menghargai Zakheus apa adanya mendorong Zakheus berbuat kebaikan, seperti ia katakana kepada Yesus: “Tuhan setengah dari miliku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan kepadanya.”(ay. 8)

Tindakan Yesus terhadap Zahkeus menjadi contoh konkret bagaimana seharusnya perlakuan manusia terhadap manusia lai. Sekalipun dipandang sebagai orang yang rendah, berdosa karena memiliki pekerjaan sebagai pemungut cukai (pajak), naamun Yesus tetap memperlakukan Zahkeus sebagaimana mestinya. Zakheus tidak dirindahkan tetapi dihargai martabatnya.

 Dari tindakan Yesus dan tindakan orang-orang yang ikut memperjuangkan keluhuran martabat manusia, kita dapat menemukan bahwa bagaimana pun juga sebagai citra Allah manusia harus dihargai tanpa kecuali. Segala sesuatu di dunia ini harus diarahkan kepada manuia sebagai ciptaan Allah yang luhur. Manusia tidak dapat diperlakukan sebagai objek untuk mencapai tujuan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Inilah sikap dasar yang penting untuk pengembangan martabat manusia.

Gereja sangat menolak tegas hukuman mati dengan alas an hanya Allah yang berhak mencabut nyawa manusia, dan hukuman mati merupakan pengangkalan atas hak hidup.

  

KISI-KISI

1.        Nama lain dari Orang  Beriman Kristiani yang percaya akan Yesus Kristus

2.         Allah mengasihi manusia melalui tanda dan sarana

3.         Tujuan agama menurut Dokumen Nostra Aetate artikel 1

4.         Siapa saja yang diselamatkan oleh Allah

5.         Motivasi utama kita menolong sesama

6.         Tujuan Allah menciptakan bumi dan segala isinya

7.         Peran Yesus Kristus dalam karya penyelamatan Allah

8.         Bukti kepedulian Allah dalam hidup manusia sebagai makhluk sosial

9.         Kelompok terpelajar Bangsa Yahudi yang menafsirkan Taurat serta menerapkannya dalam segala kehidupan

10.     Kasih Allah yang paling agung terwujud dalam diri siapa?

11.     Tujuan utama dari agama menurut dokumen Nostra Aetate Artikel 1 

12.     Sikap kita yang tidak mencerminkan tanda kasih Allah bagi sesama

13.     Makna Perkataan Rasul Paulus “ Barang siapa mengenal Yesus dia mengenal Allah sendiri”  (Kol 1:19).

14.     Gereja perlu bekerjasama dengan agama-agama bukan kristiani dalam hal apa menurut Nostra Aetate

15.     Contoh praktek  toleransi hidup beragama yang benar.

16.     Kesimpulan dari data International Statistics of World Religions 1989 menyangkut agama-agama di dunia,  bahwa sebagian besar penduduk dunia menganut agama tertentu

17.     Penghayatan hidup beragama yang benar harus menjadikan agama sebagai apa?

18.     Pengertian wahyu

19.     Perkataan Rasul Yakobus: ”Iman tanpa perbuatan adalah mati”. Apa makna pernyataan Rasul Yakobus tersebut.

20.     Pengertian iman

21.     Tujuan Allah menjelmakan diri  menjadi manusia dalam diri Yesus

22.     Aspek-aspek hidup beriman kristiani

23.     Tempat berkaryanya bunda

24.     Makna hidup beragama menurut Nostra Aetate

25.     Kesamaan dari agama-agama yang ada di dunia

26.     Kewajiban Yesus sebagai bagian dari masyarakat bangsa Yahudi

27.     Makna Sabda Yesus: “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah

28.     Arti dari Iman yang bersifat personal

29.     Arti dari iman yang bersifat

30.     Kewajiban kita sebagai pelajar

31.     Pengertian dari hak

32.     Pengertian kewajiban

33.     Alasan Gereja Katolik menolak hukuman mati

34.     Pengertian kebebasan bertanggungjawab

35.     Tindakan – tindakan Yesus yang menggambarkan seorang pemimpin menurut kisah Kitab Suci

36.     Tujuan Allah mengutus  Musa sebagai pemimpin

37.     Siapa yang diutamakan Yesus dalam kepemimpinan-Nya

38.     Tiga alasan manusia beragama!

39.     Pengertian dari kebebasan bertanggungjawab 

40.     Pengertian kebebasan untuk dan kebebasan dari.

41.     5 faktor penghambat pendukung  pengembangan iman!

42.     5 faktor penghambat pengembangan iman

43.     Pengertian hak dan kewajiban

44.     Apa saja yang termasuk hak (10)

45.     Apa saja yang termasuk kewajiban (10)

46.     Tiga aspek  hidup beriman Kristiani

47.     Dua  ciri penghayatan hidup beriman dalam Gereja!

48.     Menuliskan Doa Aku Percaya

49.     Menuliskan doa (masing-masing minimal 5 baris): Persatuan dan kesatuan bangsa, Toleransi beragama, Para pemimpin bangsa

 


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISI-KISI SUMATIF SEMESTER GANJIL KELAS VII

MATERI AGAMA KELAS VII BAB I MANUSIA CITRA ALLAH

AKU CITRA ALLAH YANG UNIK