Materi Agama Katolik
MATERI KELAS XII: MEMPERJUANGKAN KEBENARAN
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Bentuk-bentuk Kebohongan
- Berdusta atau saksi dusta:. Berdusta berarti mengatakan yang tidak benar dengan maksud untuk menyesatkan.Dusta adalah pelanggaran paling langsung terhadap kebenaran.
- Rekayasa atau manipulasi. Rekayasa atau manipulasi berarti menyiasasti atau membawa orang lain kepada suatu tujuan yang menguntungkan diri sendiri, yang mungkin saja orang lain mendapat rugi.
- Asal bapak senang (ABS). Kata-kata dan sikap manis yang dialkukan sekedar untuk menyenagkan atasan, yang mungkin saja jauh dari kebenaran.
- Fitnah dan umpatan. Fitnah dan umpatan adalah tindakan yang sangat jahat, sebab yang difitnah tidak hadir untuk membela diri. Fitah dapat berkemabng tanpa saringan.
B. Sebab-sebab Kebohongan
- Orang berbohong hanya sekedar iseng. Orang dapat berbohong hanya karena mau menikmati kesenangan murahan.\
- Orang berbohong untuk memperoleh keuntungan tertentu.Para pedagang misalnya dapat berbohong, supaya mendapat untuk sebesar-besarnya.
- Orang berbohong karena berada dalam situasi terjepit.
C. Akibat Kebohongan:
- Bagi diri sendiri: kehilangan kepercayaan, kemerosotan pribadi.
- Bagi Orang yang dibohongi: mendapatkan gambaran yang salah dan dapat bertindak fatal bagi dirinya. Orang yang dibohongi dapat masuk ke dalam komunikasi dan relasi yang semu dengan yang membohonginya.
- Bagi masyarakat Luas: tindakan penipuan,rekayasa, dan manipulasi dapat merugikan bagi masyarakat luas.
Dusta dan Kebenaran Dalam Kitab Suci
· Dalam Kitab Suci, kebenaran tidak hanya berarti tidak berbohong, tetapi juga berarti mengambil bagian dalam kehidupan Allah. Allah adalah sumber kebenaran, karena Allah selalu bebruat sesuai dengan janji-Nya. Maka Allah berfirman: “jangan bersaksi dusta”.
· Dengan kesaksian palsu, orang dicelakakan, karena ia dihukum secara tidak adil dan tata keadilan dijungkirbalikan. Sebetulnya masalahnya bukan”bohong”, melainkan tidak adanya kepastian hukum yang dapat diandalkan. (Baca: Keluaran 23: 1-3.6-8).
· Dalam tradisi Gereja, firman Tuhan kedelapan itu sudah ditafsirkan secara luas. Kita dilarang untuk berbohong dalam segala bentuknya. Bagi Orang Kristen, mengatakan kebenaran adalah ungkapan cinta kasih. Jujur tidak hanya bicara sesuai dengan kenyataan, melainkan harus mengungkapkannya dalam semangat cintakasih. Maka kita tidak perlu mengungkapkan semua kebenaran dengan sejujur-jurnya tanpa memikirkan perlunya, akibatnya, dan kewajarannya. Ada kalanya kebenaran tidak perlu disebut-sebut, karena bila disebut akan berdampak buruk. Diam atau menyimpan kebenaran tidak otomatis berdusta.Orang harusmenggunakan lidahnya dengan bijaksana. (Matius 12: 36-37). Apalagi kalau kebenaran itu berhubungan dengan masalah rahasia jabatan (imam, dokter, advokat). Kebenaran tidak boleh diungkapkan kepada siapapuntanpa mempertimbangkan perlunya dan tanpa persetujuan orang yang bersangkuta.
· Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, dikatakan bahwa Yesus adalah kebenaran. Dengan kebangkitan-Nya, Allah menyatakan bahwa Yesus adalah orang benar. Ia adalah pewahyuan dari Allah sendiri. Membela kebenaran berarti juga memperjuangkan kehendak Allah dan meneladani Yesus sang kebenaran sendiri.
Contoh : Thomas More.
Komentar
Posting Komentar