Materi Agama Katolik
Yesus Kristus, Pejuang Keadilan, Kejujuran, Kebenaran dan Kedamaian
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Pengantar:
Hampir seluruh pemimpin negara dan tokoh agama menyampaikan ucapan dukacitanya. Semuanya mengungkapkan rasa hormat atas kebijaksanaan, keteladanan, kebapaan dari pemimpin umat Katolik sedunia itu. Salah satu tokoh itu adalah Syeikh Agung Al-Azhar Prof Dr. Mohamad Sayed Tantawi. Ia menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Sri Paus Johanes Paulus II seraya mengenang bahwa pemimpin umat Katholik se-dunia itu telah mewariskan prinsip-prinsip dasar dialog antar-agama. Baginya, mendiang Sri Paus Paulus II telah meletakkan prinsip-prinsip dasar dialog antaragama yang merupakan warisan pemikiran berharga bagi perdamaian umat manusia. Pemimpin universitas Islam tertua di dunia ini telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan Sri Paus untuk upaya dialog-antar Islam-Kristen itu. Syekh memuji Sri Paus sebagai tokoh dunia yang ikhlas dan tabah memperjuangkan perdamaian antar-umat beragama. Menurut Syeikh dunia membutuhkan keikhlasan dan kejujuran seorang pemimpin dalam memperjuangkan perdamaian dan kedamaian umat manusia.
Hidup dan karya Paus Yohanes Paulus II yang kini telah dinobatkan menjadi seorang Santo ini tentu tidak terlepas dari pribadi Yesus Kristus sendiri sebagai tokoh sentral iman kita. Gereja hadir dalam sejarah dunia pun untuk melanjutkan perutusan Yesus yakni: “mewartakan kabar baik bagi kaum miskin membebaskan yang tertawan dan menyembuhkan yang terluka” (bdk. Luk 4:19-19; Yes. 61:1-2). Artinya bahwa Gereja tidak hanya mengurus hal-hal rohani saja tetapi terlibat dalam seluruh pergulatan hidup manusia. Gereja ikut berusaha membangun kehidupan bersama yang jujur, adil dan benar. Iman Katolik tidak cukup hanya dengan berdoa tetapi mesti juga tampak dalam perjuangan mewujudkan kehidupan sosial (bdk. Mrk. 12:28-34).
Yesus Kristus mewartakan Kerajaan Allah yang memerdekakan. Kekuatan iman dalam tindakan cinta kasih serta keadilan dapat mengubah situasi menjadi semakin mendekati cita-cita damai sejahtera sebagaimana yang diwartakan oleh Yesus Kristus. Melalui kegiatan pembelajaran ini, para peserta didik dibimbing untuk semakin memahami, menghayati, dan meneladani Yesus Kristus sebagai pejuang sempurna dalam hal keadilan, kejujuran, kebenaran dan kedamaian melalui pewartaan-Nya tentang Kerajaan Allah. Kisah tentang Mama Gisela Borowka (mama putih) dalam pembelajaran ini, yang meninggalkan negerinya yang makmur untuk berkarya melayani para penderita kusta di Lewoleba-Lembata dengan penuh kasih dan persaudaraan, tidak lain karena mengikuti teladan hidup Yesus sendiri.
Beberapa nilai utama dalam Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus, diantaranya sebagai berikut: |
a. Uang/Harta dan Kerajaan Allah Uang, harta, dan kekayaan pasti mempunyai nilai, maka kita harus berusaha untuk memilikinya. Namun, kita yang harus menguasai harta, bukan harta yang menguasai kita. Uang, harta, dan kekayaan tidak boleh dimutlakkan, sehingga menghalangi kita untuk mencapai nilai-nilai yang lebih luhur, yakni Kerajaan Allah. Jika kita hanya terobsesi dan bernafsu untuk mengutamakan kekayaan, maka kita sudah mendewakan harta. Nafsu (ambisi) untuk mengumpulkan uang atau kekayaan agaknya bertentangan dengan usaha mencari Kerajaan Allah. Betapa sulitnya orang kaya masuk dalam Kerajaan Allah, seperti halnya seekor unta masuk ke dalam lubang jarum (bdk. Mrk 10:25). Maksudnya, Yesus mendorong agar orang tidak terbelenggu uang/harta dan kekayaan. Yesus mendorong agar orang kaya memiliki semangat solidaritas terhadap orang miskin dan menderita dan suka membatu mereka dengan kekayaannya. Yang dituntut oleh Yesus bukan hanya sekedar derma, melainkan usaha nyata dari orang kaya untuk membebaskan orang dari kemiskinan dan penderitaan. |
b. Kekuasaan dan Kerajaan Allah
|
c. Kehormatan/Gengsi dan Kerajaan Allah
|
d. Solidaritas dan Kerajaan Allah.
|
Komentar
Posting Komentar