Materi Agama Katolik
MATERI KELAS VIII:SENGSARA DAN WAFAT YESUS
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Sengsara atau penderitaan merupakan bagian tak terpisahkan dalam hidup manusia, karena
hampir semua orang pernah mengalaminya walaupun dalam bentuk dan kadar penderitaan
yang berbeda dan tidak jarang penderitaan tersebut dapat membawa kematian
Penderitaan dapat diakibatkan oleh berbagai sebab, seperti:
Menderita akibat kesalahan sendiri
Menderita akibat kesalahan orang lain
Menderita sebagai kesediaan demi memperjuangkan sesuatu hal yang baik dan
benar untuk kepentingan sendiri atau orang lain
Penderitaan dapat ditanggapi orang secara berbeda, seperti:
1. Ada orang yang apabila menderita menjadi:
Putus asa/ putus harapan
Menyalahkan diri sendiri
Menyalahkan orang lain
Bahkan menyalahkan Tuhan
Akibatnya:
Hidup terasa menjadi beban
Hidup menjadi tidak berarti
Muncul sikap dendam terhadap orang lain
Menjauh dari Tuhan
Bila akhirnya orang tsb mati, maka kematiannya seolah merupakan kematian
tanpa arti dan akhir dari segala-galanya
2. Ada juga orang yang ketika menderita akan:
Berusaha menjalaninya dengan tabah
Berusaha bersikap tegar
Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan untuk mohon kekuatan kepada Allah
Hal ini hanya mungkin dimiliki oleh orang yang sadar bahwa penderitaan yang dialaminya
adalah demi perjuangan untuk memperoleh hidup yang lebih baik, lebih benar, lebih adil, dan
lebih bermartabat. Kalaupun kematian akhirnya datang, orang tsb tidak perlu takut karena
kematian baginya dipandang sebagai awal kemenangan.
Dua peristiwa penting sebelum sengsara dan wafat Yesus :
1. Yesus menyuruh Para Murid-Nya mempersiapkan perjamuan Paskah bersama yang
memiliki arti menjadi:
Perjamuan terakhir bagi Yesus dan murid-muridNya.
Perjamuan perpisahan sebelum Ia meninggalkan muridNya.
Perjamuan yang menjadi lambang pengorbanan Yesus bagi para murid dan Umat
manusia
Perjamuan syukur sekaligus pengorbanan diriNya karena roti dan anggur yang
dihidangkan menjadi lambang Tubuh dan DarahNya yang dikorbankan di kayu
salib.
2. Setelah Perjamuan Paskah, Yesus ditemani para murid pergi ke Taman Zaitun untuk
berdoa. Yesus sadar bahwa dalam menjalankan tugas perutusan dari BapaNya, Ia
akan menghadapi :
Resiko yang sangat berat
Ia harus kehilangan nyawaNya dengan cara yang tragis
Ketakutan yang teramat dalam, yang membuatNya makin sungguh-sungguh
berdoa, bahkan peluhNya digambarkan menjadi seperti titik-titik darah yang
bertetesan ke tanah.
Dalam perjalanan hidupNya, Yesuspun juga tidak luput dari penderitaan. Ia tidak hanya
menderita sengsara melainkan sampai wafat dikayu salib.
Sebelum wafat di kayu salibYesus banyak menderita sengsara antara lain:
Yesus dikhianati Yudas hanya demi 30 keping uang perak
Yesus ditinggal lari oleh para muridNya saat Ia mengalami sakratul maut sendirian di
Kebun Zaitun
Walaupun tak bersalah Yesus dijatuhi hukuman mati
TubuhNya didera dan dicambuk sampai babak belur
KepalaNya dimahkotai duri sehingga banyak darah menetes
Salib yang berat dipikulNya sendiri dari istana Pilatus sampai gunung Golgota,
sehingga Ia kerap kali jatuh tersungkur
Kaki dan tanganNya dipaku di kayu salib dan tergantung diatas salib kurang lebih 3
jam lamanya
LambungNya ditembus tombak sehingga keluar air dan darah (Yoh 18:38, 19:37)
Penderitaan yang dialami Yesus pertama-tama merupakan konsekuensi dari tugas
perutusaNya untuk melaksanakan kehendak Bapa mewartakan dan menegakkan Kerajaan
Allah di dunia.
Dalam mewartakan Kerajaan Allah, Yesus menghadapi berbagai macam resiko yang sudah
sejak awal disadari olehNya yaitu:
Dimusuhi
Dijauhi oleh orang-orang yang tidak sejalan dengan misiNya
Musuh-musahNya berusaha menjatuhkan Dia yang berpuncak pada keinginan untuk
membunuh dan menyalibkan Yesus
Yesus, difitnah, disiksa dan didera sehingga mengalami penderitaan yang luar biasa
Ketika penderitaan menimpa Yesus, Ia berusaha menjalaninya dengan tabah dan taat
kepada BapaNya, Yesus tahu dan memandang bahwa penderitaan yang dialamiNya sebagai:
Jalan untuk menebus dosa manusia seperti yang dikendaki Allah Bapa sendiri
Pembaharuan kehidupan menusia kearah yang lebih baik
Yang lebih mengagumkan lagi, sekalipun Yesus mengalami penderitaan yang berat, Yesus
masih sempat untuk:
Menghibur wanita-wanita Yerusalem yang meratapiNya
Berdoa kepada Allah Bapa supaya mengampuni dosa orang yang telah membuatNya
menderita menjelang kematianNya
Mengajak orang berdosa yang telah bertobat untuk masuk kedalam kemuliaan Allah
Bapa di Surga
Kekuatan itu dimiliki Yesus melalui doa dan sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Bapa.
Persatuan dengan Bapa itu dipegangNya terus hingga wafatNya. Dengan demikian kematian
bagi Yesus merupakan saat penyerahan diri secara total/sempurna kepada Bapa.
Sebagai muridNya, kita harus belajar dari sikap Yesus dalam menghadapi penderitaan yaitu:
Tetap tabah dalam menghadapi penderitaan disertai sikap penyerahan diri kepada
Tuhan
Berani menghadapi resiko demi menegakkan kebenaran dan keadilan
Kita diajak solider terhadap mereka yang miskin, menderita, tertindas dan yang
membutuhkan pembebasan dalam hidupnya.
Komentar
Posting Komentar