25 Februari 2021

MATERI KELAS VII: BERTEMAN

 

BERTEMAN

“Tak kenal maka tak sayang” dibalik kalimat tersebut mempunyai pengertian bahwa seseorang yang hidup hendaknya berteman, berelasi pada sesamanya agar dapat saling mengerti dan memahami sehingga memungkinkan timbulnya rasa kasih sayang yang mendalam dan murni.

Berteman dapat diartikan: sebagai hubungan atau relasi dimana terjadi antara dua  orang atau lebih baik itu seorang anak laki-laki dengan lawan jenisnya maupun sejenisnya yang mempunyai tujuan untuk bersosialisasi ataupun untuk mencapai sesuatu yang mau dicapai bersama.

Didalam proses berteman, tidak semuanya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan, namun terkadang dengan keadaan dan situasi ataupun hal-hal lain yang sering ambil andil untuk terjadinya salah paham atau retaknya berteman. 

Hubungan dalam pertemanan dapat hanya sebatas pada:

v  Teman sepermainan

v  Berusaha tidak saling mengecewakan

v  Teman belajar

v  Teman bisnis/usaha/dagang

v  Sekedar teman saja dll

Beberapa hal yang dapat menjadi hambatan dalam berteman antara lain:

v  Egois

v  Acuh tak acuh

v  Munafik

v  Kurang peka akan kebutuhan orang lain

v  Pergaulan yang kurang luas

v  Kurang mendapat perhatian sehingga sulit/tidak dapat memberi perhatian.

Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi (Filipi 2:1-8) secara gamblang menjelaskan kepada kita tentang bagaimana hendaknya kita mengambil sikap dalam relasi/pertemanan dengan orang lain “,...hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.” (Fil 2:1). Paulus tetap dan senantiasa menasehatkan agar dalam membangun relasi dengan sesama (berteman) hendaknya menempatkan orang lain yang utama daripada kepentingan diri sendiri.

 Kesimpulan:

1. Arti berteman

Berteman bisa kita artikan sebagai hubungan /relasi, yang terjadi antara dua orang atau lebih. Di dalam berteman, hubungan yang terjadi biasanya hanya sebatas membangun kedekatan, keakraban, mengerjakan tugas bersama, atau bermain bersama

2. Manfaat Berteman

Sebagai mahluk social, kehadiran dan perhatian orang lain merupakan wahana untuk saling memperkembangkan diri. Hidup dalam persahabatan akan semakin memupuk persaudaraan kasih dan cinta serta rasa kepedulian.

Dalam hal berteman, Paulus dalam suratnya kepada Jemaat filipi menasehatkan kepada kita : “ Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepntingan orang lain juga”(flp 2:4)

3.      Bergembira Bersama Teman

Kita memiliki kecenderungan untuk senantiasa berusaha membuat hidup ini diwarnai dengan kegembiraan. Kehadiran kita dalam berteman sesungguhnya perlu mendukung ke arah terciptanya kegembiraan bersama bukan sebaliknya.

4.  Factor Pendukung dan Penghambat dalam Berteman

Ada beberapa fakor yang menjadi penghambat dan pendukung dalam upaya kita dalam berteman antara lain sebagai berikut :

a.  Faktor penghambat

v  Sikap egois, acuh tak acuh, dan munafik.

v  Kurang peka akan kebutuan orang lain.

v  Pergaulan yang kurang luas, hanya pilih-pilih teman.

v  Kurang mendapatkan perhatian, sehingga tidak dapat memberi perhatian.

v  Kurang mengenal bagaimana seharusnya membangun hubungan berteman.

b.  Faktor pendukung

v  Tidak memntingkan diri – sendiri.

v  Memperhatikan kebutuhan orang lain.

v  Memiliki pergaulan luas, tidak pilih-pilih teman.

v  Memiliki sikap yang ramah, sopan, dan sumpel dalam pergaulan.

v  Ada kesediaan untuk memprhatikan orang lain.

v  Mendapatkan perhatian yang cukup dari keluarga & teman.

5. Menjadi Teman Yang Baik

Kita harus menghargai, menghormati, dan peduli pada sesame, khususnya mereka yang lemah, kecil, miskin, dan tersingkir.


6. Nasehat Rasul Paulus: 

Santo Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Filipi (Fil 2:1-8) secara gamblang menjelaskan kepada kita tentang bagaimana hendaknya kita mengambil sikap dalam relasi/pertemanan dengan orang lain. “…hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.” (Fil 2: 2). Demikian pula dalam ayat berikutnya, Santo Paulus tetap dan senantiasa menasihatkan agar dalam membangun relasi dengan sesama (berteman) hendaknya menempatkan orang lain yang utama dari pada kepentingan diri sendiri.

Berdasarkan nasihat Santo Paulus, sikap yang perlu diusahakan untuk dikembangkan agar pertemanan kita menjadi indah dan menggembirakan antara lain: sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia, dan juga dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.

 

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...