16 September 2021

BAB I. MANUSIA MAKHLUK PRIBADI

 


A. AKU PRIBADI YANG UNIK

AKU MEMILIKI KELEBIHAN DAN KEKUARANGAN

Darimana berasal keadaan fsik kita?

Dari mana kita memperoleh kemampuan-kemampuan dan sifat-sifat yang kita milki pada saaat ini?

Bagaimana sikap kita yang tepat terhadap keberadaan kita pada saat ini?

De facto kita meiliki keadaan fisik seperti yang sekrang ini. Demikian juga de faktolita memiliki kemampuan, bakat-bakat, sifat, dsb. Walalupunkita masih dapat mengembangkankannya. Bagaimana keadaan kita terbentuk?

Keturunan atau pengaruh lingkungan

Di kalangan ahli ilmu jiwa terdapat pandangan yang cukup berbeda sebagai berikut:

Ada aliran yang lebih menekankan bahwa keberadaan fisik, bakat, kemampuan karakter, dan sifat-sifat seseorang lebih disebabkan oleh factor keturunan. Kita berkulit kuning atau hitam, bersosok tinggi atau pendek, berbakat seni atau matematika, semuanya itu pada dasarnya kita warisi dari orangtua atau leluhurkita.

Aliran lain lebih menekankan pada pengaruh lingkungan. Kata mereka: alam, kebudayaan dan kultur sangat membentuk dri seseorang. Alam dan kebidayaan eropa menghasilkan orang Eropa. Aalm dan kebudayaan Afrika dan Asia, menghasilkan orang asia dan Afrika.

Akhirnya, ada aliran yang dapat menerima kedua-duanya. Kbeberadaan seseorang turut ditentukan oleh factor keturunan, tetapi juga factor lingkungan hidupnya.

 

B. AKU DICIPTAKAN SEBAGAI CITRA ALLAH

Teks Kitab Suci: Kisah penciptaan Manusia (Kej 1: 26-31)

Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, suapaya mereka berkuasa atas ikan-ikan dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu alah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhlah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku  memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohon yag buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang  di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya. Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.” (Kej 1: 26-31).

Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN  Allah menjadikan bumi dan langit, belum ada semak apapun di bumi, belum timbul apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada oporang untik mengusahakan tanah itu; tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu. Ketiak itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kej 2: 4-7).

Dari Teks Kitab Suci di atas kiranya cukup jelas bahwa manusia diciptakan oleh Allah menurut gambar dan citra-Nya. “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita” (Kej 1: 26). Selanjutnya, kepada manusia itu diberi kuasa untuk menguasai alam ciptaan yang lain. Menguasai alam berarti menata, melestarikan,mengembangkan, dan menggunakannya secara bertanggung jawab. Untuk itu, diperlukan akal budi dan kehendak bebas yang bertanggung jawab.

Hanya kepada manusia diberi kemampuan-kemampuan untuk menata, melestarikan,mengembangkan, dan menggunakanya secara bertanggung jawab. Kemampuan-kemampuan itu yang membuat manusia mirip dengan Allah adalah: 

1. Kemampuan Akal Budi

Kemampuan-kemampuan apa saja yang dapat kita lakukan dalam hubungan dengan akal budi?

Dengan akal budi antara lain kita dapat:

  • Mengerti  dan  menyadari diri sendiri
  • Mengerti dan menyadari apa saja diluar dirinya
  • Manusia dapat mengembangkan dirinya, dapat membat riwayat dan sejarah hidupnya
  • Manusia dapat membangun hubungan yang khas dengan sesamanya.

2. Kemampuan Berkehendak bebas

Dengan kehendak bebas manusia dapat: 

  • Bertindak dan melakukan sesuatu dengan sengaja
  • Melakukan suatu tindakan dan perbuatan moral
  • Bertindak secara bertangggung jawab

3. Kemampuan”Menguasai”

Tuhan menyerahkan alam lingkungan ini kepada manusia untuk dikuasainya. Namun, manusia bukannya menguasai alam ini secara sewenang-wenang; manusia harus menguasai alam ini secara bertanggungjawab. Tuhan menghenadaki suapaya alam ini, selalin digunakan oleh manusia, juga ditata dan dielstarikan. Kita menjadi rekan sekerja Tuhan untuk mengembangkan alam lingkungan kita. Untukkita dikaruniai akal budi dan kehendak bebas. 

C. SEBAGAI CITRA ALLAH AKU DAN SESAMAKU ADALAH SAUDARA

Sebab-sebab terjadinya sikap diskriminatif dan fanatisme:

1. Kebodohan, kekuarang pahaman, dan kepicikan

Jika kita kurang paham atau tidak paham dengan agama kita sendiri dan agama orang lain, maka mudah sekali menimbulkan sikap apriori, menolak, mendiskreditkan, dan mendiskriminasikan agam serta keyakinan orang lain. Kita bersikap fanatic menolak. Demikian juga, kebodohan dan kepicikan kita tentang kebudayaan, adat-istiadat, dan falsafah suku sendiri atau suku orang lain, dapat membuat kita mudah bersikap fanatic suku secara buta. Kalau seorang pengusaha tahu dan mengenal kebutuhan serta persolan buruh-buruhnya, dan buruh-buruh tahu persolan yang dihadapi bosnya,mungkin ketegangan sosial antara kedua belah pihak dapat sedikit diredam. Orang-orang yang sungguh cerdas dan bijaksana tidak akan bersikap fanatic dan diskriminatif akan selalu hinggap pada orang-orang picik, yang pengetahuannya sangat kurang atau setengah-setengah.

2. Perasaan terancam

Orang-orang atau golongan yang merasa terancam akan cenderung bersikap fanatic. Isu Kristenisasi atau Islamisasi dapat membuat orang Islam atau Kristen bersikap fanatik.

Jalan keluar untuk menjauhi sikap diskriminatif dan fanatisme

1. Bersikap dan berprilaku moderat: menjauhkan diri dari sikap yang berelbihan dan sikap ekstrim.            Bersikap di tengah-tengah selalu aman. Kata orang kebenaran selalu berada di tengah-tengah.

2. Berpola pikir pluralis: situasi majemuk menuntut kita untuk berpikir dan bersikap terbuka, inklusif.

3. Tidak mudah menghakimi: hendaknya kita tidak mudah menghakimi dan menyalajkan orang lain; lebih baik mawas diri atau mengoreksi diri sendiri. Kita tidak boleh menghakimi orang lain, serahkan penghakiman itu pada Allah. Menghakimi adalah hak Allah, Ia hakim yang adil. Sebab menghakimi orang lain,sama dengan menghakimi diri sendiri. Suara hati kita sering masih lemah,kurang jernih. Seperti Yesus katakana: “Barangsiapa di anatara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang melempar batu kepada perempuan itu”(Yoh 8:8).

4. Membuka pilihan yang kompromistis tanpa mengorbankan prinsip

5. Keteladanan para orangtua. 

     Banyak fanatisme dan kekerasan merebak dalam keluarga karena disulut oleh sikap ayah dan ibu.

Dasar Alkitabiah atas sikap akomodatif dan toleran terhadap sesama:

1. Kesetaraan martabat

2. Pluralitas atau kemajemukan adalah suatu kenyataan

3. Adanya perbedaan dapat membantu orang untuk mawas diri

4. Hukum cinta kasih adalah dasar utama sikap toleran kepada sesama. 

Cinta berarti menerima orang lain apa adanya sesuai denga identitasnya yang berbeda atau justeru karena identitas nya yang berbeda. Cinta baru dapat menemukan bentuknya yang paling dalam ketika kita mencintai orang lain bukan karena ia sama dengan kita, melainkan terlepas dari apapun sifat dan karakternya, termasuk perbedaannya.Yesus tidak pernah mengajarkan kita untik mencintai dengan syarat bahwa orang lain itu harus sama suku dan agamanya dengan kita. Sebaliknya, Yesus mengajar kita untuk  mencintai semua orang, bahkan orang yang memusuhi kita. 

D. KEPRIAAN DAN KEWANITAAN

Perbedaan antara pria dan wanita dari segi psikologis:

1. Perbedaan cara berpikir

Cara berpikir wanita lebih intuitif dan konkret, sedangkan cara berpikir pria lebih objektif; teoritis, dan abstrak. Jalan pikiran wanita agak lebih “dari dalam”, agak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif. Wanita berpikir lbih intuitif, dan menghubungkan kejadian-kejadian dengan dirinya sendiri. Ia sulit mengambil jarak dengan apa yang dipikirkan. Melihat peristiwa tabrakan misalnya, ia spontan menjerit. Mendengar suatu cerita yang sedih, ia akan menangis, seolah-olah terlibat dalam peristiwa itu. Sebaliknya, pria berpikir lebih dari luar, agaklebih objektif dan lebih berkepala dingin. Ia dapat mengambil jarak dengan apa yang dipkirkannya. Oleh sebab itu, pria tidak gampang terharu dan lekas terpengaruh., ia lebih berpikir secara abstrak dan teoritis.

Wanita lebih berpikir hal-hal yang kecil (partial) dan bersifat sehar-hari, sedangkan pria lebih suka berpikir hal-hal yang global dan jangkauannya jauh.Wanita cenderung berpikir soal yang kecil-kecil dan keseharian, seperti pot bunga,pacar, alat-alat make-up, dan sebagainya. Kalau berpiknik, ia akan berpikir segala soal tetek bengek seperti sambal, tikar, air minum dan sebagainya yang mungkin luput dari perhatian seorang pria.Pikiran wanita cenderung berorientasi pada kekinian,pada saat sekarang. Sebaliknya pria berpikir lebih global dan jauh ke masa depan. Ia berpikir tentang cita-cita, karier masa mendatang, dan sebagainya., Hal-hal kecil yang bersifat sehar-hari seperti kancing baju yang sudah copot atau singlet yang sudah kotor sering tidak dipikirkannya.

Pikiran wanita lebih keluar dirinya, sedangkan pria lebih ke dalam dirinya. Pikiran wanta lebih terarah kepada hal-hal yang diluar dirinya. Ia lebih bersifat ultroistis. Ia mengiangat orangtuanya, adik-adiknya,pacarnya dengan segenap hati, dan ingin agar mereka itu bahagia. Sedangkan pikiran pria lebih terarah kepada dirinya sendiri. Lebih bersifat ego-sentris. Jika ia mengingat pacar, mungkin saja demi kepuasannya.

2. Perbedaan Perasaan

Perasaan wanita lebih mudah bergetar, sedangkan perasaan pria agak terkendali. Karena daya pikirnya lebih intuitif,perasaan wanita gampang bergetar.Jika berhadapan dengan suatu masalah,perasaan wanita mudah menjalar dari satu soal ke soal lain. Ia dapat melupakan inti persoalan dan tenggelam dalam detil perasaan keterharuan yang berlarut-larut. Wanita yang sudah tersentuh atau terluka hatinya tidak mudah melupakannya.

Pria lebih dapat mengendalikan perasaannya karena gaya pikirnya yang lebih objektif. Pria dapat mebendungperasaannya sehingga tidak terlalu mendalam dan merembeske berbagai masalah. Pria mudah marah, tetapi sebentar menjadi tenang kembali.Pria mudah jatuh cinta sekali pandang, tetapi juga mudah melupakannya. Oleh sebab itu,pria lebih gampang mengungkapkan perasaannya, sedangkan wanita cenderung memendamkannya.

3. Perbedaan Alun dan Selera seks

Pria lebih mudah terangsang pada hal-hallahiriah, sedangkan wanita terangsang pada ahal-hal yang batiniah.seorang pria tertarik pada wanita lebih pada pesona fisik (lahiriah). Pria akan terangsang misalnya, jika melihat paha atau buah dada seorang gadis. Sedangkan wanita akan lebih terangsang pada hal-hal yang lebih batiniah. Wanita akan terangsang jika dirayu dan dicumbu; jika dia merasa dicintai dan diingini.

Ransangan pada pria dapat sangat cepat bangkit, tetapi juga cepat menghilang. Pada wanita, rangsangan akan bangkit secara pelan-pelan dan menghilang pelan-pelan juga.

Rangsangan seksual pada wanita terdapat hampir pada seluruh tubuhnya, walaupun ada tempat-tempat tertentu yang lebih peka untuk terangsang, seperti buah dada, organ kelamin, leher dan sebagainya. Sedangkan pada pria, tempat rangsangan praktis dilokalisasi pada organ kelamin.

4. Perbedaan sikap dan Tindakan

Umumnya,pria itu lebih bersifat agresif, bebruat, dan membangun. Pria membuat rumah,membuka lading baru,”membuat” anak dan sebagainya. Oleh karena itu,pria sangat mementingkan tugas, karier, dan tempat kerja.Pria meluangkan banyak waktu  di tempat-tempat ia dapat  kerja. Pria terikat pada kantornya, ladangnya, dan sebagainya.

Umumnya, wanita lebih pasif, menerima, dan memelihara. Wanita merawat rumah,menyiram tanaman,mengandung,melahirkan, dan  mengasuh anak.Jika harus memilih karier diluar rumah atau anak-anak, wanita lebih suka memilih anak-anak. Oleh sebab itu, wanita sangat terika dengan tempat di mana ia dapat memelihara,kebunnya atau rumahnya. 

Mendalami masalah  daya tarik antara pri dan wanita

Kita sudah melihat bahwa perbedaan jasmaniah dan rohaniah antara pria dan wanita justru membangkitkan daya tarik sendiri. Daya tarik itu bisa berupa cinta. Dari pengalaman kita sehar-hari ternyata daya tarik dan cinta itu bisa bertingkat-tingkat.

Tingkat-tingkat daya tarik dan cinta:

1. Tingkat daya tarik dan cinta yang pertama (paling primitive) adalah daya tarik atau cinta jasmaniah. Daya tarik atau cinta semacam ini tumbuh hanya karean soal-soal lahiriah. Mislanya, karena gadis itu montok, berbodi gitar, berkulit kuning langsat, atau karena pria itu ganteng. Memang, daya tarik dan cinta itu tumbuhnya bertitik tolak dari soal-soal lahiriah, sehingga hal ini dapat menjadi bencana jika berhenti pada soal jasmani belaka.

2. Tingkat daya tarik dan cinta yang kedua adalah cinta rohaniah. 

Daya tarik dan cinta yang bersifat rohaniah ini disebut cinta erotis. Daya tarik dan cinta ini timbul karena:

Kemampuan seseorang: Gadis yang bisa tersenyum manis, menari, menyanyi, dsb, atau pria yang bisa bermain gitar, raja dilapangan bola,dsb. Bisa mennimbulkan daya tarik dan cinta tersendiri.

Karakter atau sifat: Gadis yang ramah dan keibuan, atau pria yang setia dan bertanggungjawab bisa membangkitkan daya tarik dan rasa cinta.

Tingkat daya tarik dan cinta yang ketiga adalah cinta pribadiah. Daya tarik dan cinta seperti ini sering disebut cinta personal. Tertarik dan mencintai seseorang karena pribadi orang tersebut, termasuk kebaikan dan kekuaranganya. Gadis yang perawan atau tidak perawan, jejaka yang saleh atau nakal dapat saja dicintai. Cinta yang demikian adalah cinta yang personal, cinta yang pribadiah

Tingkat daya tarik dan cinta yang keempat adalah cinta imani. Dalam cinta ini Allah mendapat tempatnya. Orang percaya bahwa cinta dan sang kekasih adalah kurnia Tuhan. Tuhan menjadi pokok dan saksi dari cinta itu.

Singkatnya:

Dalam cinta jasmaniah dan cinta rohaniah, “aku” yang menjadi patokan, “aku”yang penting. Kekasih itu aku rebut untukku.Kalau aku tidak butuh lagi, dapat aku tendang.

Dalam cinta pribadiah kekasihlah yang penting. Aku untuk dia.

Dalam cinta imani, Tuhan yang penting. Cinta saya dan kekasih saya harus dipertanggungjawabkan kepada-Nya.

Demikianlah daya tarik itu terjadi dalam diri manusia yang berbeda jenis kelamin (pria dan wanita). Daya tarik ini muncul bukan karena kemauan manusia. Daya tarik muncul begitu saja. Daya tarik antara pria dan wanita yang berbeda jenis kelamin ini adalah sesuatu yang kodrati, yang diletakkan oleh Allah sendiri dalam diri kita masing-masing. Daya tarik turut membangun pribadi kita yang unik. Daya tarik menjadikan kita manusia yang makin sempurna.

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...