A. AKU
PRIBADI YANG UNIK
AKU
MEMILIKI KELEBIHAN DAN KEKUARANGAN
Darimana
berasal keadaan fsik kita?
Dari
mana kita memperoleh kemampuan-kemampuan dan sifat-sifat yang kita milki pada
saaat ini?
Bagaimana
sikap kita yang tepat terhadap keberadaan kita pada saat ini?
De
facto kita meiliki keadaan fisik seperti yang sekrang ini. Demikian juga de
faktolita memiliki kemampuan, bakat-bakat, sifat, dsb. Walalupunkita masih
dapat mengembangkankannya. Bagaimana keadaan kita terbentuk?
Keturunan
atau pengaruh lingkungan
Di
kalangan ahli ilmu jiwa terdapat pandangan yang cukup berbeda sebagai berikut:
Ada
aliran yang lebih menekankan bahwa keberadaan fisik, bakat, kemampuan karakter,
dan sifat-sifat seseorang lebih disebabkan oleh factor keturunan. Kita berkulit
kuning atau hitam, bersosok tinggi atau pendek, berbakat seni atau matematika,
semuanya itu pada dasarnya kita warisi dari orangtua atau leluhurkita.
Aliran
lain lebih menekankan pada pengaruh lingkungan. Kata mereka: alam, kebudayaan
dan kultur sangat membentuk dri seseorang. Alam dan kebidayaan eropa
menghasilkan orang Eropa. Aalm dan kebudayaan Afrika dan Asia, menghasilkan
orang asia dan Afrika.
Akhirnya,
ada aliran yang dapat menerima kedua-duanya. Kbeberadaan seseorang turut
ditentukan oleh factor keturunan, tetapi juga factor lingkungan hidupnya.
B. AKU
DICIPTAKAN SEBAGAI CITRA ALLAH
Teks
Kitab Suci: Kisah penciptaan Manusia (Kej 1: 26-31)
Berfirmanlah
Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, suapaya
mereka berkuasa atas ikan-ikan dan burung-burung di udara dan atas ternak dan
atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka
Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah
memberkati mereka, lalu alah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhlah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi.”
Berfirmanlah Allah: “Lihatlah,
Aku memberikan kepadamu segala
tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohon yag buahnya
berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala
yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau
menjadi makanannya. Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang
dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah
hari keenam.” (Kej 1: 26-31).
Demikianlah riwayat langit dan bumi
pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN
Allah menjadikan bumi dan langit, belum ada semak apapun di bumi, belum
timbul apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan
belum ada oporang untik mengusahakan tanah itu; tetapi ada kabut naik ke atas
dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu. Ketiak itulah TUHAN Allah
membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kej 2: 4-7).
Dari Teks Kitab Suci di atas kiranya
cukup jelas bahwa manusia diciptakan oleh Allah menurut gambar dan citra-Nya.
“Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita” (Kej 1: 26).
Selanjutnya, kepada manusia itu diberi kuasa untuk menguasai alam ciptaan yang
lain. Menguasai alam berarti menata, melestarikan,mengembangkan, dan
menggunakannya secara bertanggung jawab. Untuk itu, diperlukan akal budi dan
kehendak bebas yang bertanggung jawab.
Hanya kepada manusia diberi
kemampuan-kemampuan untuk menata, melestarikan,mengembangkan, dan menggunakanya
secara bertanggung jawab. Kemampuan-kemampuan itu yang membuat manusia mirip
dengan Allah adalah:
1. Kemampuan
Akal Budi
Kemampuan-kemampuan
apa saja yang dapat kita lakukan dalam hubungan dengan akal budi?
Dengan
akal budi antara lain kita dapat:
- Mengerti dan menyadari diri sendiri
- Mengerti dan menyadari apa saja diluar dirinya
- Manusia dapat mengembangkan dirinya, dapat membat riwayat dan sejarah hidupnya
- Manusia dapat membangun hubungan yang khas dengan sesamanya.
2. Kemampuan Berkehendak bebas
Dengan kehendak bebas manusia dapat:
- Bertindak dan melakukan sesuatu dengan sengaja
- Melakukan suatu tindakan dan perbuatan moral
- Bertindak secara bertangggung jawab
3. Kemampuan”Menguasai”
Tuhan menyerahkan alam lingkungan ini kepada manusia untuk dikuasainya. Namun, manusia bukannya menguasai alam ini secara sewenang-wenang; manusia harus menguasai alam ini secara bertanggungjawab. Tuhan menghenadaki suapaya alam ini, selalin digunakan oleh manusia, juga ditata dan dielstarikan. Kita menjadi rekan sekerja Tuhan untuk mengembangkan alam lingkungan kita. Untukkita dikaruniai akal budi dan kehendak bebas.
C. SEBAGAI
CITRA ALLAH AKU DAN SESAMAKU ADALAH SAUDARA
Sebab-sebab
terjadinya sikap diskriminatif dan fanatisme:
1. Kebodohan,
kekuarang pahaman, dan kepicikan
Jika
kita kurang paham atau tidak paham dengan agama kita sendiri dan agama orang
lain, maka mudah sekali menimbulkan sikap apriori, menolak, mendiskreditkan,
dan mendiskriminasikan agam serta keyakinan orang lain. Kita bersikap fanatic
menolak. Demikian juga, kebodohan dan kepicikan kita tentang kebudayaan,
adat-istiadat, dan falsafah suku sendiri atau suku orang lain, dapat membuat
kita mudah bersikap fanatic suku secara buta. Kalau seorang pengusaha tahu dan
mengenal kebutuhan serta persolan buruh-buruhnya, dan buruh-buruh tahu persolan
yang dihadapi bosnya,mungkin ketegangan sosial antara kedua belah pihak dapat
sedikit diredam. Orang-orang yang sungguh cerdas dan bijaksana tidak akan
bersikap fanatic dan diskriminatif akan selalu hinggap pada orang-orang picik,
yang pengetahuannya sangat kurang atau setengah-setengah.
2. Perasaan
terancam
Orang-orang
atau golongan yang merasa terancam akan cenderung bersikap fanatic. Isu
Kristenisasi atau Islamisasi dapat membuat orang Islam atau Kristen bersikap
fanatik.
Jalan
keluar untuk menjauhi sikap diskriminatif dan fanatisme
1. Bersikap dan berprilaku moderat: menjauhkan diri dari sikap yang berelbihan dan sikap ekstrim. Bersikap di tengah-tengah selalu aman. Kata orang kebenaran selalu berada di tengah-tengah.
2. Berpola
pikir pluralis: situasi majemuk menuntut kita untuk berpikir dan bersikap
terbuka, inklusif.
3. Tidak
mudah menghakimi: hendaknya kita tidak mudah menghakimi dan menyalajkan orang
lain; lebih baik mawas diri atau mengoreksi diri sendiri. Kita tidak boleh
menghakimi orang lain, serahkan penghakiman itu pada Allah. Menghakimi adalah
hak Allah, Ia hakim yang adil. Sebab menghakimi orang lain,sama dengan
menghakimi diri sendiri. Suara hati kita sering masih lemah,kurang jernih.
Seperti Yesus katakana: “Barangsiapa di anatara kamu tidak berdosa, hendaklah
ia yang melempar batu kepada perempuan itu”(Yoh 8:8).
4. Membuka
pilihan yang kompromistis tanpa mengorbankan prinsip
5. Keteladanan para orangtua.
Banyak fanatisme dan kekerasan merebak dalam keluarga karena
disulut oleh sikap ayah dan ibu.
Dasar
Alkitabiah atas sikap akomodatif dan toleran terhadap sesama:
1. Kesetaraan
martabat
2. Pluralitas
atau kemajemukan adalah suatu kenyataan
3. Adanya
perbedaan dapat membantu orang untuk mawas diri
4. Hukum cinta kasih adalah dasar utama sikap toleran kepada sesama.
Cinta berarti menerima orang lain apa adanya sesuai denga identitasnya yang berbeda atau justeru karena identitas nya yang berbeda. Cinta baru dapat menemukan bentuknya yang paling dalam ketika kita mencintai orang lain bukan karena ia sama dengan kita, melainkan terlepas dari apapun sifat dan karakternya, termasuk perbedaannya.Yesus tidak pernah mengajarkan kita untik mencintai dengan syarat bahwa orang lain itu harus sama suku dan agamanya dengan kita. Sebaliknya, Yesus mengajar kita untuk mencintai semua orang, bahkan orang yang memusuhi kita.
D. KEPRIAAN
DAN KEWANITAAN
Perbedaan
antara pria dan wanita dari segi psikologis:
1. Perbedaan
cara berpikir
Cara
berpikir wanita lebih intuitif dan konkret, sedangkan cara berpikir pria lebih
objektif; teoritis, dan abstrak. Jalan pikiran wanita agak lebih “dari dalam”,
agak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif. Wanita berpikir lbih intuitif, dan
menghubungkan kejadian-kejadian dengan dirinya sendiri. Ia sulit mengambil
jarak dengan apa yang dipikirkan. Melihat peristiwa tabrakan misalnya, ia
spontan menjerit. Mendengar suatu cerita yang sedih, ia akan menangis,
seolah-olah terlibat dalam peristiwa itu. Sebaliknya, pria berpikir lebih dari
luar, agaklebih objektif dan lebih berkepala dingin. Ia dapat mengambil jarak
dengan apa yang dipkirkannya. Oleh sebab itu, pria tidak gampang terharu dan
lekas terpengaruh., ia lebih berpikir secara abstrak dan teoritis.
Wanita
lebih berpikir hal-hal yang kecil (partial) dan bersifat sehar-hari, sedangkan
pria lebih suka berpikir hal-hal yang global dan jangkauannya jauh.Wanita
cenderung berpikir soal yang kecil-kecil dan keseharian, seperti pot
bunga,pacar, alat-alat make-up, dan sebagainya. Kalau berpiknik, ia akan
berpikir segala soal tetek bengek seperti sambal, tikar, air minum dan
sebagainya yang mungkin luput dari perhatian seorang pria.Pikiran wanita
cenderung berorientasi pada kekinian,pada saat sekarang. Sebaliknya pria
berpikir lebih global dan jauh ke masa depan. Ia berpikir tentang cita-cita,
karier masa mendatang, dan sebagainya., Hal-hal kecil yang bersifat sehar-hari
seperti kancing baju yang sudah copot atau singlet yang sudah kotor sering
tidak dipikirkannya.
Pikiran
wanita lebih keluar dirinya, sedangkan pria lebih ke dalam dirinya. Pikiran wanta
lebih terarah kepada hal-hal yang diluar dirinya. Ia lebih bersifat ultroistis.
Ia mengiangat orangtuanya, adik-adiknya,pacarnya dengan segenap hati, dan ingin
agar mereka itu bahagia. Sedangkan pikiran pria lebih terarah kepada dirinya
sendiri. Lebih bersifat ego-sentris. Jika ia mengingat pacar, mungkin saja demi
kepuasannya.
2. Perbedaan
Perasaan
Perasaan
wanita lebih mudah bergetar, sedangkan perasaan pria agak terkendali. Karena
daya pikirnya lebih intuitif,perasaan wanita gampang bergetar.Jika berhadapan
dengan suatu masalah,perasaan wanita mudah menjalar dari satu soal ke soal
lain. Ia dapat melupakan inti persoalan dan tenggelam dalam detil perasaan
keterharuan yang berlarut-larut. Wanita yang sudah tersentuh atau terluka
hatinya tidak mudah melupakannya.
Pria
lebih dapat mengendalikan perasaannya karena gaya pikirnya yang lebih objektif.
Pria dapat mebendungperasaannya sehingga tidak terlalu mendalam dan merembeske
berbagai masalah. Pria mudah marah, tetapi sebentar menjadi tenang kembali.Pria
mudah jatuh cinta sekali pandang, tetapi juga mudah melupakannya. Oleh sebab
itu,pria lebih gampang mengungkapkan perasaannya, sedangkan wanita cenderung
memendamkannya.
3. Perbedaan
Alun dan Selera seks
Pria
lebih mudah terangsang pada hal-hallahiriah, sedangkan wanita terangsang pada
ahal-hal yang batiniah.seorang pria tertarik pada wanita lebih pada pesona
fisik (lahiriah). Pria akan terangsang misalnya, jika melihat paha atau buah
dada seorang gadis. Sedangkan wanita akan lebih terangsang pada hal-hal yang
lebih batiniah. Wanita akan terangsang jika dirayu dan dicumbu; jika dia merasa
dicintai dan diingini.
Ransangan
pada pria dapat sangat cepat bangkit, tetapi juga cepat menghilang. Pada
wanita, rangsangan akan bangkit secara pelan-pelan dan menghilang pelan-pelan
juga.
Rangsangan
seksual pada wanita terdapat hampir pada seluruh tubuhnya, walaupun ada
tempat-tempat tertentu yang lebih peka untuk terangsang, seperti buah dada,
organ kelamin, leher dan sebagainya. Sedangkan pada pria, tempat rangsangan
praktis dilokalisasi pada organ kelamin.
4. Perbedaan
sikap dan Tindakan
Umumnya,pria
itu lebih bersifat agresif, bebruat, dan membangun. Pria membuat rumah,membuka
lading baru,”membuat” anak dan sebagainya. Oleh karena itu,pria sangat
mementingkan tugas, karier, dan tempat kerja.Pria meluangkan banyak waktu di tempat-tempat ia dapat kerja. Pria terikat pada kantornya,
ladangnya, dan sebagainya.
Umumnya, wanita lebih pasif, menerima, dan memelihara. Wanita merawat rumah,menyiram tanaman,mengandung,melahirkan, dan mengasuh anak.Jika harus memilih karier diluar rumah atau anak-anak, wanita lebih suka memilih anak-anak. Oleh sebab itu, wanita sangat terika dengan tempat di mana ia dapat memelihara,kebunnya atau rumahnya.
Mendalami
masalah daya tarik antara pri dan wanita
Kita
sudah melihat bahwa perbedaan jasmaniah dan rohaniah antara pria dan wanita
justru membangkitkan daya tarik sendiri. Daya tarik itu bisa berupa cinta. Dari
pengalaman kita sehar-hari ternyata daya tarik dan cinta itu bisa
bertingkat-tingkat.
Tingkat-tingkat
daya tarik dan cinta:
1. Tingkat
daya tarik dan cinta yang pertama (paling primitive) adalah daya tarik atau
cinta jasmaniah. Daya tarik atau cinta semacam ini tumbuh hanya karean
soal-soal lahiriah. Mislanya, karena gadis itu montok, berbodi gitar, berkulit
kuning langsat, atau karena pria itu ganteng. Memang, daya tarik dan cinta itu
tumbuhnya bertitik tolak dari soal-soal lahiriah, sehingga hal ini dapat
menjadi bencana jika berhenti pada soal jasmani belaka.
2. Tingkat daya tarik dan cinta yang kedua adalah cinta rohaniah.
Daya tarik dan cinta yang bersifat rohaniah ini disebut cinta erotis. Daya tarik dan cinta ini timbul karena:
Kemampuan seseorang: Gadis yang bisa tersenyum manis, menari, menyanyi, dsb, atau pria yang bisa bermain gitar, raja dilapangan bola,dsb. Bisa mennimbulkan daya tarik dan cinta tersendiri.
Karakter
atau sifat: Gadis yang ramah dan keibuan, atau pria yang setia dan
bertanggungjawab bisa membangkitkan daya tarik dan rasa cinta.
Tingkat
daya tarik dan cinta yang ketiga adalah cinta pribadiah. Daya tarik dan cinta
seperti ini sering disebut cinta personal. Tertarik dan mencintai seseorang
karena pribadi orang tersebut, termasuk kebaikan dan kekuaranganya. Gadis yang
perawan atau tidak perawan, jejaka yang saleh atau nakal dapat saja dicintai.
Cinta yang demikian adalah cinta yang personal, cinta yang pribadiah
Tingkat
daya tarik dan cinta yang keempat adalah cinta imani. Dalam cinta ini Allah
mendapat tempatnya. Orang percaya bahwa cinta dan sang kekasih adalah kurnia
Tuhan. Tuhan menjadi pokok dan saksi dari cinta itu.
Singkatnya:
Dalam
cinta jasmaniah dan cinta rohaniah, “aku” yang menjadi patokan, “aku”yang
penting. Kekasih itu aku rebut untukku.Kalau aku tidak butuh lagi, dapat aku
tendang.
Dalam
cinta pribadiah kekasihlah yang penting. Aku untuk dia.
Dalam
cinta imani, Tuhan yang penting. Cinta saya dan kekasih saya harus
dipertanggungjawabkan kepada-Nya.
Demikianlah
daya tarik itu terjadi dalam diri manusia yang berbeda jenis kelamin (pria dan
wanita). Daya tarik ini muncul bukan karena kemauan manusia. Daya tarik muncul
begitu saja. Daya tarik antara pria dan wanita yang berbeda jenis kelamin ini
adalah sesuatu yang kodrati, yang diletakkan oleh Allah sendiri dalam diri kita
masing-masing. Daya tarik turut membangun pribadi kita yang unik. Daya tarik
menjadikan kita manusia yang makin sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar