22 Juli 2021

MATERI KELAS IX: BERAGAMA

 Agama adalah: 

v  Bentuk ungkapan nyata atas kepercayaan pada adanya Tuhan dan berperannya Tuhan dalam hidup seseorang.

Ungkapan ini berupa tata upacara dan ibadah bersama orang-orang seiman, sifatnya mengikat, punya Kitab Suci dan aturan-aturan.

v  Sistem kepercayaan kepada Allah yang mempunyai dasar Kitab Suci yang jelas serta mempunyai Panutan yang menjadi teladan hidup

v  Sikap dasar menusia yang seharusnya terhadap Tuhan pencipta dan PenebusNya

v  Bentuk-bentuk konkret lahiriah yang mengungkapkan hubungan dengan Allah yang tampak dalam jalannya aturan, upacara/ibadah, organisasi dan semuanya yang tampak sebagai gejala sosial

Alasan manusia menganut agama adalah:

1.   Untuk menemukan rasa aman ketika menghadapi kesulitan di dalam hidupnya.

2.  Untuk memperoleh arti hidup

3. Sebagai Pedoman dalam menentukan tindakan yang baik. 

Dalam beragama ternyata umat memiliki sikap yang berbeda-beda seperti: 

  1. Sikap Eksklusif yaitu:

v  Sikap yang memisahkan mereka yang beda agama (kelompok lain)dari kehidupannya

v  Tertutup dan tidak mau menerima perbedaan dari agama lain

v  Mendorong orang dan mengeluarkan yang beda agama dari kelompoknya

v  Dikatakan eksklusif karena sulit menerima perbedaan dari agama-agama lain

v  Sikap seperti ini bisa mengakibatkan sulit bergaul dan bekerja sama dengan umat lain yang berlainan agama

v  Sikap eksklusif menjadikan umat beragama saling berhadapan secara frontal (sebagai kawan dan lawan)

 

2.      Sikap Inklusif yaitu:

v  Memandang orang yang beda agama sebagai bagian dari kehidupannya (sebagai kawan dan sesama)

v  Memasukkan mereka yang lain agama dalam kelompoknya

v  Mau membuka diri terhadap agama lain dan mau memasukkan dirinya menjadi bagian dari kelompok lain

v  Bisa menjalin hubungan dengan umat yang berbeda agama

v  Dapat menerima dan menghormati perbedaan

v  Dapat bekerja sama dan hidup berdampingan dengan yang lain 

Dilingkungan masyarakat Indonesia, agama mempunyai arti penting. Untuk itu, sebagian besar penduduk Indonesia menganut salah satu agama tertentu. Disini Beragama menjadi kerinduan manusia untuk menggantungkan hidupnya kepada Tuhan. Agama menjadi sarana manusia untuk mengenal dan membangun hubungan denganNya. 

Masyarakat Indonesia dapat dikatakan sebagi masyarakat yang beragama, hal tersebut tampak dalam:

v  Bangunan tempat beribadah aneka agama diberbagai tempat yang dengan mudah dapat kita jumpai

v  Pada hari besar agama dapat dipastikan tempat-tempat ibadah tampak dipenuhi oleh umat yang merayakannya

v  Di daerah banyak dijumpai kegiatan keagamaan seperti pengajian, pendalaman iman, kabaktian dll yang dilaksanakan dengan semarak. dll 

Hal yang memprihatinkan dalam hidup beragama dewasa ini adalah merasa cukup dengan hanya menjalankan ibadah yang sifatnya lahiriah saja yang hanya menjalankan perintah dan kewajibannya saja seperti: rajin beribadat di Gereja, Masjid, Wihara dan Pura, sementara unsur penting dari Agama seperti Cinta Kasih tidak mendapat perhatian & penekanan yang serius. 

Hidup beragama tidak dapat dipisahkan dari pengalaman hidup sehari-hari. Sebab Kitab Suci dan seorang panutan harus menjadi pedoman hidup sehari-hari

Pada umumnya orang memeluk suatu agama, sesuai dengan agama yang dianut oleh orang tuanya, dengan kata lain agama itu diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya (Orang Beragama secara Tradisional). 

Orang beragama secara tradisional itu tidaklah salah, namun tidak mencukupi untuk dapat hidup sebagai orang beragama secara dewasa, karena orang beragama secara tradisional sering hanya disikapi secara tradisional pula yaitu: beragama karena diwariskan oleh orang tuanya tanpa rasa memiliki agama tersebut secara pribadi. 

Menjadi orang beragama secara dewasa artinya:

Walaupun agama yang dianutnya itu karena diwariskan dari orang tuanya/secara tradisional, tetapi disikapi sebagai agama pribadi yang dipilih dan diterimanya secara bertanggung jawab. 

Umat beragama yang dewasa, disamping memiliki sikap inklusif, juga mempunyai sikap iman yang matang dan mantap (artinya: memiliki ketahanan yang kuat, tidak mundur meninggalkan agamanya sekalipun mengahadapi dan mengalami kesulitan-kesulitan berat yg datang dari luar. 

Sikap hidup umat beragama yang dewasa menimbulkan:

v  Rasa syukur dan bahagia atas agama yang dipeluknya

v  Rasa bangga dan bahagia atas agama yang dianutnya

v  Menghargai umat yang berbeda agama sebagi teman peziarah menuju Tuhan 

Setiap agama mempunyai ajaran yang berbeda, tetapi semua agama pada hakikatnya mengajarkan tentang Tuhan dan kebaikan, oleh karena itu sebenarnya terdapat kesamaan tujuan yaitu “Mengabdi Tuhan”

Semua agama mengakui bahwa Tuhanlah satu-satunya pencipta, penyelamat dan yang mempersatukan kita semua. Kerja sama antar umat beragama berarti melaksanakan kehendak Tuhan tersebut. 

Dalam Gereja Katolik, Yesus adalah pedoman hidup & teladan. Orang katolik tidak melanjutkan Agama Yesus, tetapi meneladanNya dalam beriman kepada Allah dan ketaatanNya dalam beragama.

Yesus seorang beragama Yahudi yang taat, tetapi Ia juga menentang aturan-aturan Agama yang yang tidak menyelamatkan. Karena itu pola hidup beriman dan beragama itulah yang kta lanjutkan dalam hidup beragama. 

Gereja mengajarkan kepada kita bahwa Beragama atau menjadi umat Katolik tidak berarti merasa Agamanya itu paling benar dan paling sempurna serta menganggap agama lain tidak sempurna dan tidak baik. 

Gereja justru mengajarkan yaitu: “Dalam agama Katolik memang ada kesucian dan kebenaran namun sekaligus, Gereja juga mengakui bahwa dalam agama-agama lainpun terdapat ajaran yang benar, ajaran yang suci dan ada praktek-praktek kesalehan” (Nostra Aetate art 2) 

Oleh karena itu umat Katolik diharapkan menyadari bahwa dalam agama-agama lain juga terdapat kebenaran dan umat Katolik tidak merasa diri sebagi Umat Eksklusif, melainkan Umat Inklusif yang bisa menghargai dan menghormati umat beragama lain, dapat bergaul dan akhirnya dapat bekerja sama membangun masyarakat.



16 Juli 2021

MATERI KELAS XII: MAKNA HIDUP MANUSIA

 Makna Hidup Manusia

Apa tujuan hidup manusia?
Sesungguhnya Tuhan sendiri membimbing manusia untuk tujuan akhir hidupnya. Tuhan yang menciptakan kita menanamkan hati untuk kembali kepada-Nya, dari mana kita berasal dan kemana tujuan akhir tempat kita berpulang.
Semua manusia umumnya mencari kebahagiaan. Tuhan merupakan merupakan sumber kebahagiaan hidup kita ketika kita mengalami cobaan hidup.
Dalam Kitab Suci kita menemukan banyak pesan tentang makna hidup yang sangat bermakna. Yesus sendiri mengajarkan bahwa hidup kita sangan bermakna, sangat berharga apabila kita hidup sesuai kehendak Allah dengan demikian kita menjadi orang yang hidupnya penuh kebahagiaan (bdk Mat 5:3-12)
Tantangan dari “Sabda-Sabda Bahagia “ agar kita membuka hati bagi Allah dan memperkenankan-Nya mengubah hidup kita.
Tuhan Yesus memberikan kelegaan kepada mereka yang terpanggil untuk memasuki Kerajaan-Nya. Sekalipun hidup terasa sengsara, bernasib sial, dan tidak pernah nyaman akan dunia ini, namun sebagai pengikut Yesus yang sejati, kita akan berbahagia karena kasih Allah tidak terlepas dari awal sampai akhir.
Perlu kita sadari bahwa ketentraman hidup dunia adalah berkat dari Allah yang membuat kita bahagia namun penderitaan dunia juga adalah berkat yang membuat kita semakin bertumbuh.

Sabda Bahagia
Tak cukup tidak berdosa saja. Tuhan menghendaki supaya kita berbuat baik. Dengan berbuat baik, kita disebut ‘berbahagia’. Inilah Sabda Bahagaia itu (Mat 5:3-12):

1. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
2. Berbahagialah orang yang berdukacita,karena mereka akan dihibur.
3. Berbahagialah orang yang lemah lembut,karena mereka akan memiliki bumi.
4. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kehendak Allah,karena mereka akan dipuaskan.
5. Berbahagialah orang yang berbelaskasihan,karena mereka akan beroleh belas kasihan.
6. Berbahagialah orang yang suci hatinya,karena mereka akan melihat Allah.
7. Berbahagialah orang yang membawa damai,karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
8. Berbahagialah orang yang dianiaya karena melakukan kehendak Allah,karena merekalah yang punya Kerajaan
Surga.
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiayadan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.Bersukacita dan bergembiralah,karena upahmu besar di surga,bsebab demikian juga telah dinaiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.

Peneguhan:
1. Yesus mengajarkan bahwa hidup kita bermakna, sangat berharga apabila kita hidup sesuai dengan kehendak Allah, dengan demikian kita menjadi orang yang hidup penuh kebahagiaan (Matius 5:3-12)
2. Tantangan dari Sabda Bahagia adalah agar kita membuka hati bagi Allah dan memperkenankan-Nya mengubah hidup kita.
3. Tuhan Yesus memberikan kelegaan pada mereka yang terpanggil untuk memasuki kerajaan-Nya. Sekalipun hidup terasa sangat sengsara, bernasib sial, tidak nyaman dengan dunia ini, namun sebagai pengikut Yesus, kita akan berbahagia karena kasih Allah tidak pernah lepas dari awal sampai akhir.



15 Juli 2021

ALLAH ADALAH SUMBER KESELAMATAN SEJATI

Keselamatan adalah: Keadaan bebas dari penderitaan

Contoh: 

Perjanjian lama : janji keselamatan itu terwujud dalam Peristiwa pembebasan bangsa

Israel dari penindasan  Mesir

Perjanjian Baru: Janji keselamatan manusia terwujud dalam diri Yesus Kristus melaui

wafat dan kebangkitanNya

Sejak awal penciptaan, Allah menghendaki keselamatan bagi semua orang. Allah menyelamatkan manusia tanpa pandang bulu, karena dimata Allah semua manusia sama. Semua manuia diciptakan se-Citra dengan Dia

Setiap orang apapun agama & latar belakangnya, selalu merindukan keselamatan, dengan kata lain keselamatan adalah dambaan, harapan dan keinginan semua orang. 

Banyak orang pada akhirnya mencari dan menemukan “Agama”, karena pada hakikatnya agama itu memberikan jalan kearah keselamatan yaitu Tuhan sendiri.

Ketika orang tidak mampu lagi mengatasi kehidupan hanya dengan mengandalkan harta, gengsi, jabatan atau kekuasaannya sendiri, akhirnya manusia teringat akan Sang Pencipta dan menyerahkan seluruh hidup ini kepadaNya yaitu Tuhan.

Manusia membutuhkan agama yang mampu menghantarkan manusia bertemu dengan Tuhan yang menyelamatkan. Agama yang seperti itu dapat mendorong pengikutnya untuk ambil bagian dalam proses perubahan dirinya dan sosial seperti:

Dari situasi menderita menjadi ada kebahagiaan

Dari situasi konflik dan permusuhan menjadi ada perdamaian

Dari situasi kemiskinan menjadi kesejahteraan

Dari situasi saling curiga menjadi saling percaya

Dari situasi perpecahan menjadi ada situasi kerukunan dll

Dengan demikian, orang merasa perlu bersyukur karena Tuhan sungguh sumber keselamatan sehingga kita terpanggil untuk senantiasa menyandarkan diri kepadaNya.


Setiap agama mengajarkan bahwa Tuhan itu Maha Baik dan sumber keselamatan bagi manusia yang tampak pada contoh:

Situasi penderitaan, kemiskinan, perpecahan, perang dll, yang sekarang kita lihat atau mungkin dialami, bukanlah kehendak Allah semata, melainkan manusia sendirilah yang seringkali menyalahgunakan kebebasan yang dimilikinya yang pada akhirnya manusia sendiri yang merasakan dan menerima akibatnya

Manusia ternyata seringkali tidak menerima situasi penderitaan yang justru dibuatnya sendiri dan ketika manusia tidak mampu keluar dari situasi penderitaan itu, akhirnya manusia kembali memohon kepada Tuhan.

Setiap Agama mewrtakan Firman Allah dalam Kitab Sucinya masing-masing, yang mengajak manusia untuk bersyukur karena Tuhan telah menyelamatkan manusia.

Keselamatan setiap orang dikehendaki oleh Allah sendiri, sebagai tanda atau buktinya, tampak dalam hal:

Setiap saat Allah senantiasa menyapa manusia dengan KasihNya

Kehadiran Allah yang menyelamatkan terjadi dalam peristiwa hidup sehari-hari yang

serba biasa.

Alam yang indah diciptakan Allah bagi semua manusia

Keindahan dan keagungan alam ciptaan, adalah bukti kehadiran Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tanpa kecuali

Allah menerbitkan matahari bagi orang jahat dan orang baik serta menurunkan hujan bagi orang benar dan orang yang tidak benar

Kasih Allah yang menyelamatkan ditujukan bagi semua orang dan semua Bangsa dll.

Berdasarkan Kasih Allah yang tidak mengenal batas itu, setiap orang dapat dijadikan sarana keselamatan bagi orang lain yaitu:

Dalam diri orang-orang yang selalu memperhatikan dan mengasihi kita

Melalui diri manusia itu sendiri

Melalui kasih dan perhatian seseorang pada diri kita

Melalui tindakan orang yang menolong kita saat kita membutuhkan bantuan karena dorongan Allah sendiri melalui orang tsb.


Sumber keselamatan tetaplah Allah sendiri, jika Kasih Allah yang menyelamatkan menjadi ukuran, maka sebenarnya tiap orang harus menjadikan dirinya sebagai sarana keselamatan dan mengasihi orang lain tanpa batas (Matius 5: 43-48).

Kehadiran Allah yang menyelamatkan pada umunya dipahami sebagai pewahyuan Allah. Dalam Iman Katolik, Peristiwa pewahyuan Allah mencapai puncaknya dalam kehadiran Yesus Kristus.

Yesus Kistus adalah wujud nyata kehadiran Cinta Kasih Allah bagi keselamatan manusia seperti yang terungkap dalam Kolose 1:15 “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,…”

Yesus Kristus adalah puncak kasih Allah. 

Kehadiran Yesus menjadi perwujudan kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia seperti yang terungkap dalam Kolose 1:19 “Barang siapa mengenal Yesus, ia mengenal Allah sendiri, dalam diri Yesus, seluruh kepenuhan Allah berkenan diam dann tinggal didalam Dia,..”

Pewahyuan Allah mengundang jawaban manusia, setiap orang diundang untuk mampu mengembangkan rasa syukur dan terima kasih atas karya keselamatan Allah pada dirinya.









14 Juli 2021

YESUS KRISTUS SEBAGAI PEMENUHAN JANJI ALLAH

 

  • Allah telah merencanakan keselamatan bagi manusia sejak semula yaitu sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa. Dosa manusia disebabkan oleh kesombongan manusia.

  • Karena Allah tidak ingin manusia dikuasai oleh belenggu dosa, ia lalu menjanjikan seorang juruselamat yg mampu membebaskan manusia. Janji Allah itu ditegaskan terus menerus melalui para nabi

  • Beberapa perikop kitab suci megungkapkan Janji Allah kepada manusia: setelah manusia Adam dan Hawa berdosa, Allah menjanjikan keselamatan (Kej, 3: 8- 15). Janji ini dibuat setelah manusia pertama jatuh ke dalam dosa. Allah menjanjikan bahwa dosa dan kejahatan manusia akan dimusnahkan dan manusia akan mendapatkan keselamatan.

  • Allah mengadakan perjanjian dengan:

  • Nuh (Kej 9:8- 17),

  • Abraham (Kej, 14:18-20; 15: 1-21; 17:1-27; 18: 1-15)

  • Musa (Kel, 3 :6-7)

  • Nabi Yesaya (Yes, 7:4)

  • Dan nabi nabi lain

  • Allah memenuhi janji-Nya. Allah tidak menghendaki  manusia jatuh dalam dosa. Janji Allah terpenuhi dalam diri Putra-Nya Yesus Kristus yg selama hidupnya selalu mewartakan keselamatan bagi semua orang. Yesus Kristus merupakan pemenuhan janji-janji Allah sendiri (lbr 1:1-4)

  • Menurut tradisi Khatolik, keturunan Hawa yg dimaksudkan dalam Kej 3:8-15 adalah St. Perawan Maria

  • Sebagai orang yg telah diselamatkan, Allah menghendaki agar setiap manusia memiliki semangat hidup yg baru, yg sesuai dengan kehendak-Nya, menanggalkan dosa dan mengarah pada keselamatan. 

  • Sampai sekarang kitapun masih menikmati janji Allah dalam diri Yesus Kristus yg menjadi semangat dan kekuatan hidup yg baru

  • Banyak alasan yg mendorong orang untuk membuat atau mengucapkan janji antara lain karena rasa simpati dan empati, cinta dan belas kasih, rasa tanggung jawab, ingin memperbaiki keadaan yg memprihatinkan, atau mau membahagiakan orang lain.

  • Bentuk-bentuk dari janji bisa bermacam-macam ada janji yg dibuat sendiri atau secara sepihak. Ada janji tertuis.

  • Janji dan memenuhi janji merupakan suatu kebajikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Orang yg berusaha memenuhi janjinya adalah orang yg setia kepada janjinya. Tidak semua manusia bisa setia pada janjinya. Ada banyak kendala dan masalah yg harus dihadapi dalam memenuhi suatu janji. Dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan.

  • Allah setia pada janjinya. “la yg memanggil kamu adalah setia, la juga akan menggenapinya” (lTes 5:24).

 



29 Mei 2021

MATERI AGAMA KATOLIK KELAS XII: MEMPERJUANGKAN MASYARAKAT YANG ADIL, DAMAI, DAN SEJAHTERA

1.Arti dan Makna Adil, Damai, dan Sejahtera

Adil berarti   tidak   berat   sebelah,   berpihak   kepada   yang   benar atau berpegang  pada  kebenaran.  Orang  mengakui  hak  sesamanya  tanpa  pilih kasih.  Keadilan  tidak  hanya  mengatur  kehidupan  perorangan,  melainkan  dan terutama  kehidupan  bersama  antara  manusia.  Keadilan  adalah  satu  prinsip menata dan membangun masyarakat manusiawi yang damai sejahtera.Damaitidak  hanya  berarti  tidak  ada  perang,  dan  tidak  hanya  berarti sekedar  adanya  keseimbangan  antara  kekuatan-kekuatan  yang  berlawanan. Damai mengandaikan adanya tatanan sosial yang adil, sama dan serasa yang menjamin ketenangan dan keamanan hidup setiap manusia. Damai merupakan kesejahteraan   tertinggi,   yang   sangat   diperlukan   untuk   perkembangan manusia dan lembaga-lembaga kemanusiaan. Sejahtera adalah     keseluruhan     kondisi     hidup     masyarakat     yang memungkinkan, baik kelompok-kelompok maupun anggota-anggota perorangan,   untuk   secara   lebih   penuh   dan   lebih   lancar   mencapai kesempurnaan  mereka  sendiri.  Setiap  kelompok  harus  memperhitungkan kebutuhan  dan  aspirasi  kelompok  lain  yang  wajar,  bahkan  kesejahteraan umum  segenap  keluarga  manusia.  Maka,  sudah  seharusnya  setiap orang memperoleh   sesuatu   yang   dibutuhkan   untuk   hidup   secara   manusiawi. Misalnya,  memperoleh  nafkah,  pakaian,  perumahan,  hak  untuk  memilih status  hidup  dengan  bebas,  hak  untuk  membentuk  keluarga,  hak  untuk memperoleh  pendidikan,  pekerjaan,  nama  baik,  kehormatan,  informasi  yang semestinya,  hak  untuk  bertindak  menurut  hati  nuraninya  yang  benar,  hak atas perlindungan hidup, dan hak atas kebebasan yang wajar, juga dalam hal agama  (lih.Gaudium  et  Spes,Art.  26).  Singkatnya,  hak  untuk  memiliki sesuatu yang menjamin martabatnya sebagai manusia. Adil,  damai,  dan  sejahtera  menyangkut  martabat  manusia  yang  merupakan anugerah  dari  Sang  Pencipta.  Oleh  karena  itu,  kita  harus  memperjuangkan kondisi dan situasi masyarakat yang adil, damai, dan sejahtera.2.Inspirasi  dan  Visi  dari  Injil  dan  Ajaran  Gereja  dalam  Memperjuangkan Masyarakat yang Adil, Damai, dan SejahteraBagaimana sikap kita (Gereja) dalam situasi sulit seperti yang dilukiskan di atas? Dalam setiap situasi sulit, kita diajak untuk selalu menimba inspirasi dari ajaran iman kita. Pada  saat  Juruselamat  dilahirkan,  para  malaikat  berkata  kepada  para gembala  di  padang  Efrata:  “Jangan  takut,  sebab  sesungguhnya  aku memberitakan  kepadamu  kesukaan  besar  untuk  seluruh  bangsa.  Hari  ini  telah lahir bagimu Juruselamat ...” (Luk 2: 10-12).  

Sang  Juruselamat  adalah  pembawa  damai  sejahtera  bagi  dunia  seperti yang  dinyanyikan  para  malaikat  itu:  “Kemuliaan  bagi  Allah  di  tempat  yang mahatinggi  dan  damai  sejahtera  di  bumi  di  antara  manusia  yang  berkenan kepada-Nya” (Luk 2: 14). Apabila  para  malaikat  memuji  Dia  yang  datang  adalah “Pembawa  damai  sejahtera”,  karena  memang  “Dialah  Sang  Raja  Damai,  yang memerintah dengan keadilan dan kebenaran sampai selama-lamannya” (bdk.Yes 9: 5, 6). Lukisan tentang “damai sejahtera” yang dikehendaki Allah  sama  seperti yang  dinubuatkan  Nabi  Yesaya  dalam  Kitab  Perjanjian  Lama:  “Serigala  akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing.... Anak yang menyusu akan bermain dekat liang ular tedung.... Tidak ada yang akan berbuat  jahatatau  berlaku  busuk  di  seluruh  gunungku  yang  kudus,  sebab seluruh  bumi  penuh  dengan  pengenalan  akan  Tuhan,  seperti  air  laut  yang menutupi dasarnya” (Baca.Yes 11: 1-10).Kedatangan  Tuhan  ke  dalam  dunia  menjamin  adanya  pembebasan  dan pendamaian   yang   benar, baik   dalam   keluarga,   komunitas   Gereja,   maupun masyarakat   dunia.   Tuhan   yang   telah   mendamaikan   kita   dengan   diri-Nya menghendaki agar manusia hidup dalam damai sejahtera dengan sesamanya. Juruselamat, Sang Raja Damai, akan membangun kerajaan-Nya di bumi ini, di   mana   manusia   akan   mengalami   kesejahteraan   lahir   dan   batin.   Sebagai pengikut  Kristus,  kita  dipanggil  untuk  berperan  serta  secara  aktif  dalam membangun  Kerajaan  Allah  di  dunia,  supaya  dunia  lebih  manusiawi  dan  layak untuk  dihuni.  Yesus  yang  mulai  membangun  Kerajaan  Allah  di  bumi  ini  telah mengamanatkan kepada kita para  pengikut-Nya agar menjadi garam dan terang dunia  (lih.Mat  5:  13-16)  serta  ragi  bagi  masyarakat.  Jadi,  kita  (Gereja)  harus terlibat dalam suka duka dunia ini. Konstitusi   Pastoral Gaudium   et Spes Art. 1   mengatakan   bahwa kegembiraan  dan  harapan,  duka  dan  kecemasan  orang-orang  zaman  sekarang, terutama  kaum  miskin  dan  menderita,  merupakan  keprihatinan  Gereja.  Gereja mengalami  dirinya  sungguh  erat  berhubungan  dengan  umat  manusia  serta sejarahnya.Gereja yang hidup dalam dunia yang dinamis, maka Gereja pun harus hiduip  dinamis.  Dalam  dinamika  itu,  Gereja  terpanggil  untuk  melaksanakan  dan mewujudkan amanat Yesus Kristus. Gereja diutus ke tengah-tengah dunia untuk membawa damai sejahtera.

3. Hal-hal Pokok   yang   Harus   Diperhatikan   dalam   Memperjuangkan Masyarakat yang Damai dan Sejahtera.

Ketidakadilan    struktural    adalah    penyebab    yang    terdalam    mengapa masyarakat  kita  tidak  damai  sejahtera.  Oleh  karena  itu,  hal-hal  berikut  ini kiranya perlu diusahakan: 

a. Masyarakat perlu disadarkan akan adanya situasi buruk yang mereka alami.

Banyak  anggota  masyarakat  yang  tidak  menyadarinya,  acuh  tak  acuh  atau bersikap  pasrah  saja  terhadap  situasi  buruk  yang mereka  alami.  Kita  perlu menyadari  masalah  hak-hak  dasar  manusia,  agar  kita  dapat  menentukan mana yang harus dilindungi dan mana yang harus disingkirkan. Keadilan harus diperjuangkan  demi  kesejahteraan  untuk  menghadapi  situasi  dunia  yang makin tidak menentu, di mana ketidakadilan dan pemerkosaan terhadap hak-hak  dasar  manusia  sering  terjadi.  Tidak  seorang  pun  yang  boleh  dirampas hak-haknya,  dan  tidak  ada  orang  boleh  merampas  hak  orang  lain.  Ini  harus disadari sungguh oleh masyarakat.

b. Keadilan    demi    kesejahteraan    hanya    dapat    diperjuangkan    dengan memberdayakan  mereka yang  menjadi  kurban  ketidakadilan

Tidak  cukup hanya  dengan  karya  belas  kasih  (karya  karitatif)  melulu.  Para  korban ketidakadilan   harus   disadarkan   tentang   situasi   yang   menimpa   dirinya, kemudian   diajak   untuk   bangkit   bersama-sama   melalui   berbagai   usaha kooperatif  untuk  memperbaiki  nasibnya.  Dengan  cara  demikian,  struktur dan sistem sosial yang tidak adil dapat diubah. Tanpa gerakan dan tindakan yang   sungguh   kooperatif   sebuah   struktur   dan   sistem   tidak   akan tergoyahkan.

c. Cara  bertindak  yang  tepat  adalah  dengan  memberikan  kesaksian  hidup melalui  keterlibatan  untuk  menciptakan  keadilan  dalam  diri  kita  sendiri terlebih  dahulu

Kita  hendaknya  mulai  dengan  diri  dan  lingkungan  kita, misalnya dalam lingkungan Jemaat Kristiani sendiri.

d. Usaha   memperjuangkan   keadilan   dan   kesetiakawanan   bersama   dengan mereka   yang   diperlakukan   tidak   adil   tidak   boleh   dilakukan   dengan kekerasan

Keunggulan  cinta  kasih  di  dalam  sejarah  menarik  banyak  orang untuk   memilih   dan   bertindak   tanpa   kekerasan   melawan   ketidakadilan. Bekerja sama perlu pula diusahakan.

4. Kendala-Kendalaa dalam Memperjuangkan Masyarakat yang Damai dan Sejahtera.

a. Untuk  menciptakan  masyarakat  yang  damai  dan  sejahtera  memerlukan perubahan  struktur  dan  sistem  yang  tidak  adil  dalam  masyarakat.  Namun, untuk  mengubah  struktur  dan  sistem  masyarakat  yang  sudah  baku  dan dipertahankan oleh orang-orang yang berkuasa di bidang politik dan ekonomi tidaklah  gampang.  Untuk  itu  dibutuhkan  suatu  gerakan  kooperatif  dan sungguh-sungguh berasal dari masyarakat luas.

b.Menghadapi  situasi  yang  tidak  adil  seperti  yang  dilukiskan  di  atas,  banyak anggota  masyarakat  yang  bersikap  acuh  tak  acuh  dan  pasrah  saja.  Untuk menggerakkan  suatu  masyarakat  yang  acuh  tak  acuh  dan  bersikap  pasrah kepada kesadaran dan aksi memerlukan ketabahan dan keuletan.

c.Ada  kelemahan-kelemahan  manusiawi  yang  dapat  menyulitkan  kita  dalam memperjuangkan    keadilan,    misalnya    pamrih    pribadi    atau    golongan, ketidakjujuran, keserakahan, dsb.

d.Untuk perjuangan yang besar dan makan waktu ini, tentu saja membutuhkan dana dan sarana lain yang tidak sedikit. Perjuangan menuju masyarakat yang adil dan sejahtera ini sering kandas, karena mungkin tidak tersedianya dana yang mencukupi.

Alfred  Nobel  pernah  mengalami  suatu  peristiwa  yang  sungguh  menggoncangkan dan   mengubah   arah   hidupnya.   Karena   salah   informasi,   ia   pernah   diberitakan meninggal.  Besok  harinya  koran-koran  menulis  berita  tentang  kematiannya  dan ulasan  panjang  lebar  tentang  apa  saja  yang  sudah  dibuat  selama  hidupnya.  Hampir semua  koran  menulis  secara  mencolok  tentang  dirinya  sebagai  tokoh  yang  telah menemukan dan menciptakan bahan peledak.Membaca   berita-berita   itu,   Alfred   Nobel   merasa   sangat   terpukul   dan terguncang!  Apakah  ia  akan  dikenang  hanya  sebagai  tokoh  yang  menemukan  alat peledak? Alat peledak yang sudah menimbulkan sekian banyak teror, mengakibatkan sekian banyak sarana dihancurkan, sekian banyak manusia tewas. Apakah makna dan tujuan hidup hanya sebatas itu? Apakah untuk itu ia telah hidup?Kemudian,  Alfred  Nobel  mengambil  keputusan  yang  membuat  hidupnya  menjadi lebih  berarti.  Ia  mewariskan  seluruh  kekayaannya untuk  dihadiahkan  kepada  para tokoh yang berjuang demi kesejahteraan dan keselamatan manusia sepanjang masa. Sampai  sekarang,  kita  masih  mengenal  Hadiah  Nobeluntuk  perdamaian,  Hadiah Nobel untuk kesehatan, Hadiah Nobel untuk sastra, dan sebagainya. Akhirnya,  Alfred  Nobel  membuat  hidupnya  lebih  bermakna  bagi  kemanusiaan. Mungkin saja hidupnya menjadi lebih berkenan bagi Tuhan dan .



28 Mei 2021

MATERI KELAS X: ROH KUDUS DAN TRITUNGGAL MAHAKUDUS

 


Standar Kompetansi:

Memahami Nilai-nilai keteladanan Yesus Kristus sebagai landasan mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki-laki yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan keterbatan sehingga dapat berelasi dengan sesama secara lebih baik

 

Kompetensi Dasar

        Mampu mengenal Roh Kudus yang melahirkan, membimbing dang menghidupi Gereja dan mengenal Allah Tritunggal sebagai kebenaran iman Kristen.

Indikator Pencapaian

Menyebutkan tanda atau lambang Roh Kudus

Menjelaskan karya Roh Kudus

Menejlaskan Kurnia Roh Kudus

Menjelaskan arti tanda salib, Gloria, credo, Doxologi dan pembaptisan

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir pelajaran, siswa dapat:

·      Menyebutkan tanda atau lambing Roh Kudus

·      Menjelaskan karya Roh Kudus

·      Menejlaskan Kurnia Roh Kudus

·      Menjelaskan arti tanda salib, Gloria, credo, Doxologi dan pembaptisan

Materi Ajar

·     Roh Kudus

·     Tri Tunggal Maha Kudus

 

ROH KUDUS

1.       Tanda atau lambang Roh Kudus

a.       Air

Dalam upacara Pembaptisan, air adalah lambang tindakan Roh Kudus. Sesudah menyeruhkan Roh Kudus, air menjadi tanda sacramental yang berdaya guna bagi kelahiran kembali dalam pembaptisan itu.

b.      Urapan

Urapan dengan  minyak suci dalam inisiasi Kristen melambangkan Roh Kudus. Dalam inisiasi Kristen, khususnya dalam sakramen Penguatan/Krisma, dengan urapan minyak suci seseorang dikuatkan oleh Roh Kudus

c.       Api

Api melambangkan daya transformasi Roh Kudus. Roh Kudus turun atas para rasulpada hari Pentakosta dan memenuhi mereka dalam rupa lidah-lidah api. Roh Kudus dalam lambang api itu mengubah para rasul dari penakut menjadipemberani dan bersemangat untuk mulai menjadi saksi Kristus sampai ke ujung bumi.

d.      Awan dan Sinar

Kedua lambang ini selalu berkaitan satu sama lain. Awan dan sinar melambangkan kehadran dan penampakan Roh Kudus

e.      Meterai

Meterai adalah lambang yang erat kaitannya dengan pengurapan. Meterai dipakai dalam tradisis untuk mengungkapkan “karakter” yang tidak terhapuskan, tanda yang ditanamkan oleh ketiga sakramen yang tidak dapat diulangi.

f.        Tangan

Yesus menyembuhkan orang sakit dan memberkati anak-anak kecil dengan meletakkan (menumpang) tangan ke atas mereka. Atas nama-Nya, para rasul melakukan hal yang sama. Melalui penumpangan tangan, Roh Kudus diberikan.

g.       Jari

“dengan jari Allah”, Yesus mengusir setan. Sementara perintah Allah ditulis dengan jari Allah atas loh-loh batu. Dalam madah “datanglah Roh Kudus”, diserukan kepada Roh Kudus sebagai “Jari tangan kanan Bapa”.

h.      Merpati

Pada akhir air bah (lambang pembaptisan), merpati yang diterbangkan oleh Nuh dari dalam bahtera kembali dengan sehelai daun Zaitun di paruhnya sebagai tanda bahwa bumi sudah dapat didiami lagi. Waktu yesus naik dari air pembaptisan-Nya di sungai Yordan, Roh Kudus turun atas-Nya, dalam rupa burung merpati. 

1.       Peristiwa Pentakosta 

Pentakosta ( Kisah Para rasul 2: 1-13)

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hunggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus,lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

Waktu  itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari egala Bangsa di bawah kolong langit.  Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyk. Mereka bingung karena  mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang dan heran, lalu berkata:”Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu  orang Galilea? Bagaimana mungkin kitamasing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Patria, Media, Elam, Penduduk Mesopotamia, Yude, dan kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libya yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan Orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.” Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: “Apakah artinya ini?” Tetapi orang lain menyindir: “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.”

KARYA DAN KARUNIA ROH KUDUS

1.       KARYA ROH KUDUS

Roh Kudus sering disebut Roh Kristus, Roh Tuhan, Roh Allah. Ia sering disebut Parakletos atau Advocatus yang artinya penolong. Apa yng menjadi karya Roh Kudus sebagai Penolong.

a.       Pada peristiwa Pentakosta, Roh Kudus membawa Bahasa saling Pengertian

b.      Pada peristiwa Pentakosta, Roh Kudus membawa Persataun dan Persekutuan

c.       Roh Kudus Memberanikan kita untuk bersaksi tentang kebangkitan //yesus

d.      Roh Kudus Membawa Pembaharuan

2.       KURNIA ROH KUDUS

a.      Roh Kebijaksanaan

b.      Roh Pengertian

c.       Roh Nasihat

d.      Roh Keperkasaan

e.      Roh Pengenalan

f.        Roh Takut akan TUhan

g.       Roh Kesalehan

3.       Kitab Suci:

HIDUP MENURUT DAGING ATAU ROH

Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab, keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging – karena keduanya bertentangan – sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi, jika kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata, yaitu percabulan, kecemasan, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,perseteruan, perselisihan, iri hati,amarah, kepentingan sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya. Terhadap semuanya itu, kuperingatkan kamu – seperti yang telah kubuat dahulu – bahwa barang siapa melakukan hal-hal demikian, ia tidak akan mendapat bagaian dalam Kerajaan Allah. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelamahlembutan, dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barang siapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidupkita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menentang dan saling mendengki. 

ALLAH TRITUNGGAL

1.       Beberapa istilah (Terminologi) yang menyangkut Tritunggal atau Trinitas

Bahwa kita percaya akan adanya satu Allah Tiga pribadi, memang tidak mungkin dijelaskan. Tetapi ada beberapa istilah dalam hubungan dengan iman kita itu kiranya perlu dipahami.

a.       Arti Allah kita SATU (TUNGGAL)

Dalam syahadat dikatakan: “Aku percaya akan SATU ALLAH”. Apa artinya kata “SATU”? Katu “SATU” dalam konteks “SATU ALLAH” tidak persis sama dengan bilangan “satu” dalam pengertian matematika. Jika kata “SATU” dimengerti sebagai bilangan matematis, maka kita membuat kesalahan besar. Kita terjerumus untuk memasukan Allah yang mengatasi segala-galanya hanya sekedar bilangan belaka. Seakan-akan Allah itu dapat dihitung atau dikalkulasi seperti barang-barang. Allah adalah SATU, artinya Allah adalah tunggal, utuh tak terbagi, tak tercerai-beraikan, sempurna, dan tidak ada sesuatu apapun yang perlu ditambahkan kepada-Nya. Jika satu adalah utuh,penuh, sempurna, maka Allah sama dengan satu. Dengan kata lain, Allah adalah keutuhan, kepenuhan, dan kesempurnaan. Jadi,makna kata “SATU” dalam konteks iman akan “SATU ALLAH”menunjukkan kepada kesempurnaan Allah, keutuhan Allah, dan kepenuhan Allah.

b.      Arti TIGA PRIBADI dalam SATU ALLAH

Allah Tritunggal adalah satu dan TIGA pribadi sekaligus (Bapa, Putra dan Roh Kudus). Apa artinya? Apanya yang tiga? Bukan ada tiga Allah, yang tiga adalah PRIBADI-Nya. Dalam bahasa sehar-hari, kata “pribadi” dikenakan kepada manusia. Manusia adalah makhluk yang mempribadi. Hanya manusia yang merupakan makhluk ciptaan yang berpribadi dan berelasi. Artinya, hanya manusia yang dapat menyapa, mengkomunikasikan diri, bergaul, solider, dan sebagainya. Allah adalah satu dan tiga pribadi, artinya adalah Dia yang berelasi, menyapa, merangkul,menghadirkan diri, dan mengkomunikasikan diri. Jika Allah adalah Allah yang berelasi, relasi macam apakah yang dihadirkan Allah? Relasi Allah adalah relasi kesatuan, kesempurnaan,ketunggalan, dan keutuhan dalam keilahian-Nya.Artinya, masing-masing berada dalam satu kesempurnaan ilahi yang tidak kekeurangan sedikitpun. Relasi Allah Tritunggal adalah relasi sempurna, total, penuh, dan tuntas. Relasi kesatuan semacam itu hanya dapat dijelaskan kalau merupakan relasi KASIH.Jadi, tiga pribadi Allah yang relasional adalah Allah yang saling mengasihi, yang saling mencintai secara penuh, total, selesai dan sempurna. Misteri allah Tritunggal, dengan demikian adalah misteri ALLAH YANG MENGASIHI.

2.       Doa-doa dan Ibadat yang mengungkapkan iman kita kepada Tritunggal

a.       Tanda Salib:

·   Sebagai peringatan akan Yesus yang mati di salib sebagai Juru selamat manusia

·    Sebagai tanda karya penyelamatan dan penebusan yang mendamaikan alam semesta, memebri hidup dan mengalahkan yang jahat. Menurut keyakinan Kristiani, karya keselamatan dan penebusan berpangkal pada Allah dan dilaksanakan oleh Allah, yakni oleh Allah Tritunggal, yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

b. Doa kemulian/Gloria: didoakan/dinyanyikan pada perayaan Ekaristi sesuadah doa/nyanyian Tuhan Kasihanilah Kami. Jika kita mendoakan/menyanyikan “Kemuliaan/Gloria”, kita ingat akan semua yang dilakukan Allah bagi kita. Walaupunkita katakana “Kemulian kepada Allah di Surga”, Kita tahu bahwa Allah telah turun dari Surga untukkeselamatan kita dan untuk mengangkat kita ke Surga.Oleh karena itu, kita memuji-Nya dengan iman dan cinta kasih.

c.    Syahadat/Credo: syahadat sesuangguhnaya merupakan pengakuan Iman akan Allah Tritunggal.

d.      Doxologi: doa pujian. Pada akhir doa Syukur Agung didoakan doxology: “Bersama dan bersatu dengan Kristus dan dengan perantaraan-Nya, dalam persatuan dengan Roh Kudus, disampaikanlah kepada-Mu Allah Bapa yang Mahakuasa, segala hormat dan pujian, kini dan sepanjang segalamasa.” Amin.

e. Pembaptisan: pembaptisan orang Kristiani memakai rumusan Trinitas: Iamam mengucapkan: “Aku membaptis kamu, dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus.”




Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...