Landasan atau dasar pijakan umat Katolik berperan aktif dalam pembangunan
bersumber dari ajaran dan teladan Yesus sendiri. Inilah yang menjadi
dasar keterpanggilan Gereja untuk membangun bangsa dan negara. Yesus
mengajarkan “memberi kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada
Allah apa yang menjadi hak Allah,” Di sinilah kita orang Katolik diajak untuk
bisa membedakan secara tegas apa yang pribadi dan apa yang publik. Hal
yang pribadi yaitu relasi kita dengan Allah. Hal yang publik adalah relasi kita
dengan sesama atau Negara.
Mendalami Ajaran Kitab Suci dan Ajaran Gereja Sebagai
Dasar Keterpanggilan Kita untuk Membangun Bangsa
dan Negara.
a. Ajaran Kitab Suci
1) Menyimak cerita Kitab Suci
Markus 12: 13-17
13 Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada
Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan.
14 Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: “Guru, kami
tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak
takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka,
melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala
kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar
atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata
kepada mereka: “Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke
mari suatu dinar supaya Kulihat!”
16Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar
dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: “Gambar dan tulisan
Kaisar.”
17 Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa
yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa
yang wajib kamu berikan kepada Allah!” Mereka sangat heran
mendengar Dia.
2) Pendalaman
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
a) Apa yang dikisahkan dalam Kitab Suci tersebut?
b) Apa yang ditanyakan orang Farisi kepada Yesus?
c) Apa maksud orang Farisi menanyakan hal itu?
d) Apa jawaban Yesus?
e) Apa maksud jawaban Yesus seperti itu?
f) Apa makna pesan ajaran Yesus bagi dirimu sebagai pengikut
Yesus yang hidup di Indonesia?
b. Ajaran Gereja sebagai dasar keterpanggilan kita untuk membangun
bangsa dan negara.
Berikut ini adalah salah satu kutipan arah dasar dari Gereja Katolik
Indonesia bagi umat Katolik dalam rangka mendorong umat untuk
berperan aktif dalam pembangunan.
ARAH DASAR GEREJA KATOLIK INDONESIA
(Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia 1995)
Gereja Diutus ke Seluruh Dunia
Jemaat Kristiani Indonesia sudah hadir di Nusantara pada abad
ke-7 di Barus, Sumatra untuk menjadi ‘saksi Yesus Kristus sampai
ke ujung bumi’. Sesudah itu, Fransiskus Xaverius dan para murid
Kristus lainnya sampai ke Maluku serta pelbagai bagian Nusantara,
membagikan kabar baik kedatangan Kerajaan Allah, yakni kabar
bahwa Allah memimpin seluruh umat manusia lahir batin. Setelah
itu, tidak sedikit rakyat Nusantara yang mengikuti jejak para bangsa,
bagaikan mendengarkan pewartaan Petrus di hari Pentakosta, meminta
dibaptis dan berusaha hidup sebagaimana diwariskan oleh Gereja
Perdana. Mereka itu juga disukai semua orang. Peristiwa itu masih
berlanjut sampai saat ini sehingga umat lambat laun tumbuh dalam
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 167
36 keuskupan dan keuskupan agung, dari Sabang sampai Merauke.
Pertumbuhan itu telah kita hayati kembali dalam beberapa pertemuan
para waligereja Indonesia. Seluruh umat Katolik Indonesia, sendirisendiri ataupun dalam kelompok-kelompok pengabdian serta sebagai
satu persekutuan, telah berusaha mengabdikan diri bangsa, negara,
dan masyarakat.
Tuhan Berperan dalam Sejarah
Dengan rahmat dan kekuatan Roh Allah, kita meneruskan cita-cita
para leluhur bangsa. Kita ingat anak cucu Abraham yang yakin bahwa
dalam mencari sejarah kesejahteraan itu Allah mencintai mereka.
Ketika kita mengalami betapa egoisme menggerogoti hidup bangsa,
dan tatkala kita menyadari bagaimana dosa membelit manusia dalam
lingkaran setan yang rumit, kita terkenang akan Yesus Kristus, yang
memerdekakan manusia dari dosa dan segala akibat dosa, karena
manusia menolak kasih sayang Allah.
Saksi Keselamatan
Guna menanggapi Karya Penyelamatan Allah itu, kita mau
mewartakan Kabar Baik penyelamatanNya kepada seluruh lapisan
masyarakat. Demi Yesus Kristus serta dalam Roh-Nya, yang menyertai
orang beriman sampai akhir zaman, kita berusaha melibatkan diri
tanpa henti, dalam berbagai bentuk, dalam setiap situasi dan kondisi
masyarakat, sesuai dengan tahap perkembangan kita.
Pengutusan Gereja
Umat beriman diutus:
a) menjadi persekutuan (koinonia) tanda dan sarana Kehadiran
Kerajaan Allah, yang diwartakan oleh Putra Allah sendiri, Sang
Jalan, Kebenaran, dan Hidup di tempat tinggal serta di lingkungan
pengabdian masing-masing.
b) Merayakan koinonia dalam ibadat dan membagikan iman
dalam pewartaan serta bersama umat yang berlainan agama dan
kepercayaan mau mendengarkan bisikan Roh, bagaikan nabi
yang jeli dan berani menampilkan pesan keselamatan, dalam
karya-karya pelayanan (diakonia).
3. Menghayati Keterpanggilan Gereja untuk Membangun
Bangsa dan Negara Indonesia Sesuai Kehendak Tuhan.
a. Refleksi
Tuliskanlah sebuah refleksi tentang keterpanggilan Gereja Katolik
Indonesia untuk membangun bangsa dan negara sesuai dengan
kehendak Tuhan.
b. Aksi
1). Membentuk kelompok kerja untuk membuat rencana aksi,
sebagai anggota Gereja Katolik Indonesia yang terpanggil untuk
ikut membangun bangsa dan negara. Peserta didik dapat memilih
salah satu bidang aksi, misalnya di bidang politik, hukum,
ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan,
kesehatan, komunikasi sosial, Komunitas Basis Gerejani, serta
HAM.
2). Melaporkan kegiatan yang telah dilakukan dalam bentuk laporan
kegiatan (proyek). Diharapkan kegiatan itu menjadi habitus para
peserta didik dalam kehidupannya sehari, sebagai anggota atau
warga Gereja dan warga masyarakat.