04 Desember 2019

MATERI AGAMA KELAS VII: BAB IV MENELADANI KARAKTER DAN SIKAP YESUS



 Dalam hidup, kita seringkali membutuhkan seseorang yang dapat dijadikam model untuk memeperkembangkan diri. Tidak mudah memenukan seseorang untuk dijadikan model. Bagi orang Katolik, model yang patut diteladani adalah Pribadi Yesus Kristus. Meneladani Yesus tidak hanya berarti mengetahui apa yang dilakukan Yesus, tetapi terutama adalah kesediaan dan keberanian melakukan hal yang sama. Itulah yang secara tegas diinginkan Yesus.
Dibawah ini adalah beberapa sikap dan sifat Yesus yang dapat menjadi teladan dalam mengembangkan diri yaitu:

A.   YESUS SANG PENDOA
Doa sering dimengerti sebagai:
  • Suatu sarana komunikasi antara manusia dan Allah yang seharusnya melibatkan peran kedua belah pihak, baik manusia maupun Allah sendiri.
  • Sarana untuk memohon sesuatu yang dalam praktek hidup sehari-hari, doa permohonan yang diajukan orang cenderung berharap Allah akan mendengarkan seluruh harapan manusia dan memahami segala kesulita/persoalan yang yang dihadapi manusia.
Padahal Doa yang benar adalah: Doa yang juga harus membiarkan Allah berbicara kepada manusia, dan lewat doa, seseorang diharapkan lebih mampu mendengarkan kebenaran hidup batin yang lebih mendalam. Untuk itu, kita dapat berdoa dan mengungkapkan hubungan kita dengan Allah dalam keheningan tanpa kata-kata.
Ungkapan doa juga dapat bermacam-macam dalam bentuk:
  • Ungkapan syukur
  • Ungkapan pujian
  • Ungkapan permohonan
  • Untuk mencari kekuatan atau peneguhan
  • Mengungkapkan keluhan dan isi hati dll

Dalam doa manusia dapat berbicara kepada Allah sebagai sahabat tanpa melupakan bahwa Allah harus dibiarkan untuk berbicara kepada manusia. Doa seharusnya juga tidak hanya terarah bagi diri kita pribadi, melainkan juga terarah pada sesama manusia. Dengan kata lain, relasi yang kita bangun dengan Allah seharusnya juga mendorong kita semakin membangun relasi yang baik dengan sesama.
Doa memang seharusnya mampu mengubah diri kita menjadi orang yang semakin baik, entah dalam kata-kata maupun dalam prilaku hidup kita sehari-hari bersama sesama. Melalui doa, manusia menghayati kehadiran Allah yang setia mendampingi dan hadir untuk membebaskannya.

Yesus adalah pribadi yang suka berdoa. Seluruh hidup dan karyaNya dihayati dalam kesatuan dengan BapaNya. Dengan kata lain, sebagai seorang pendoa, Yesus melihat hidupNya sendiri adalah suatu doa yang dipersembahkan kepada bapaNya (Luk 11:1-13)
Setiap saat yesus tidak lupa mencari tempat yang sunyi untuk berbicara dengan BapaNya setelah sepanjang hari melakukan kary-karyaNya ditengah sesama . Dalam doaNya, Yesus selalu menyerahkan suka dukaNya kepada BapaNya. Bagi Yesus bukan kehendakNya yang harus terjadi, melainkan kehendak BapaNya. Yesus mengajar kita untuk menyapa BapaNya dalam doa “Bapa Kami”. Dalam doa tersebut Yesus mengajarkan suatu doa yang penuh dengan sikap:
  • Penyerahan
  • Cinta Kasih
  • Keadilan
  • Pengampunan

Ora et Labora artinya Berdoa dan Bekerja, Ini diterjemahkan dari hidup Yesus sendiri.
Yesus yang bekerja adalah Yesus Sang pendoa, baik secara pribadi maupun bersama dengan orang lain dalam suatu ibadah.

Doa yang padat dan menjadi model segala doa yang diajarkan Yesus adalah “Doa Bapa Kami”.
Yesus selalu berdoa, lebih-lebih pada saat-saat penting. Kisah-kisah dalam Kitab Suci tentang Yesus Sang Pendoa antara lain dalam teks-teks Kitab Suci:
  • Yesus berdoa ketika Ia dimuliakan diatas gunung (Luk 9:28)
  • Yesus berdoa untuk Simon Petrus agar imannya tidak goyah (Luk 22:32)
  • Yesus berdoa semalaman saat akan memilih kedua belas RasulNya (Luk 9: 18-29)
  • Yesus sering pergi ketempat yang sepi, menyendiri untuk berdoa (Luk 5:16, Mrk 1:35, Mrk 16:46)
  • Yesus pergi keTaman Getsemani bersama muridNya dan berdoa (Luk 22:40-46)
  • Yesus berdoa setelah mengutus paramuridNya (Luk 10: 21)
  • Yesus berdoa ketika akan membangkitkan Lazarus (Yoh 11: 41-42)
  • Yesus berdoa ketika disalib (Luk 22:43, 23:43, dan Yoh 19: 26-27)

Dengan sikapNya ini, Yesus hendak menunjukkan beberapa hal dalam hidup beriman antara lain:
  1. Doa, menguduskan hari bagi Tuhan
  2. Doa, merefleksikan kerja dan hidup

Dari kedua aspek ini menjadi jelas bahwa maksud doa antara lain untuk:
  • Menyembah dan memuji Allah serta menyatakan cinta kita kepadaNya, Inilah Doa pujian (Maz 145:1-6)
  • Bersyukur kepada Allah atas segala sesuatu yang kita miliki, semua ini berasal dari Allah, Inilah Doa Syukur (Tes 5:18)
  • Memperoleh pengampunan dosa, Inilah Doa Penyerahan (Luk 18: 13)
  • Memohonkan rahmat dan berkat Allah bagi diri kita dan sesama, Inilah Doa Permohonan (Yoh 16:23)

B.   YESUS YANG BERBELAS KASIH

Belas artinya             : Perasaan iba atau sedih melihat orang alin menderita
Kasihan artinya          : Rasa iba hati atau rasa belas kasih
Belas Kasih artinya   : Sikap dasar manusia yang tergerak hatinya karena rasa kasihan  atau perasaan iba untuk membantu dan menolong sesama, baik yang menderita atau yang membutuhkan bantuan kita.

Sikap belas kasih adalah: sikap belarasa, merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaan dirinya.

Belas kasih bukan terutama menyangkut besar kecilnya bantuan yang dapat diberikan. Bantuan yang besar tentu saja baik, tetapi hal yang terpenting dalam sikap belas kasih adalah sikap belarasa, kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang yang kaya raya mempunyai sikap belas kasih, sebaliknya banyak orang miskin yang memiliki belas kasih kepada sesamanya, terutama yang lebih menderita dari dirinya.

Tujuan setiap orang berbelas kasih, pasti berbeda-beda. Ada orang yang berbelas kasih karena memang benar-benar ingin membantu sesamanya yang membutuhkan dengan tulus hati atau tanpa pamrih,  tetapi ada juga orang-orang tertentu yang menolong orang lain bukan atas dasar atau landasan belas kasih tetapi hanya ingin mendapat pujian atau gelar-gelar tertentu.

Bagi orang-orang Yahudi pada zaman Yesus, kemalangan, penderitaan dan kematian (apalagi diusia muda) dipandang sebagai hukuman dari Allah atas dosa-dosanya. Tetapi Yesus tidak terbawa oleh arus pandangan yang keliru tersebut, sebaliknya Yesus mewartakan kerahiman Allah yakni, Allah yang peduli dan berbela rasa kepada orang-orang nyang tertimpa kemalangan, penderitaan dan yang putus harapan.

Motivasi utama Yesus bebelas kasih adalah:
  • Bukan demi  popularitas diriNya sendiri
  • Bukan untuk mencari pengikut sebanyak-banyaknya
  • Melainkan demi pembebasan orang-orang yang dikasihinya

Motivasi yang dilakukan Yesus itu justru mampu menumbuhkan pengalaman yang baru bagi orang lain yang melihat peristiwa tersebut. Mereka percaya bahwa yang bertindak bukan hanya Yesus pribadi, melainkan melibatkan Allah juga, karena Allah yang melawat umatNya, itulah sebabnya mereka akhirnya memuliakan Allah.

Belas kasih yang dimiliki Yesus sungguh-sungguh belas kasih yang mengalir dari Allah Bapa sendiri.
Setiap manusia dipanggil untuk saling mengasihi, berbagi dan menjadi berkat bagi banyak orang, yang tentu saja harus dilandasi sikap atau rasa belas kasih kepada sesama.

Dalam Lukas 7: 11-17, Tindakan Yesus membangkitkan orang mati tersebut menjadi tanda:
  • Allah berbelas kasih dan peduli terhadap situasi hidup manusia
  • Allah senantiasa melawat umatNya
  • Kabar gembira yang member keselamatan dan kehidupan

Alasan mengapa Yesus berbelas kasih adalah:
  • Allah melihat kesengsaraan manusia
  • Kesengsaraan itu memuncak dalam kematian, keadaan inilah yang hendak disembuhkan oleh Allah
  • Kebangkitan dari mati merupakan karya penyelamatan Allah
  • Kebangkitan dari mati adalah hal yang akan dialami oleh setiap manusia, sesuai datangnya Yesus, Sang kebangkitan dan sumber kebangkitan. Hidup

Saat Yesus berkarya didunia, Ia banyak melakukan mujizat-mujizat yang menunjukkan belas kasihNya pada banyak orang, yang terdapat pada:
  • Yohanes 11:33-44: “ Lazarus dibangkitkan”
Saat Yesus melihat Maria dan orang banyak menangis, maka timbul rasa belas kasih dalam hatiNya. Ia sangat terharu melihatnya, Yesus meminta ditunjukan ketempat Yesus dibaringkan, dan disanalah Yesus menunjukkan belas kasihNya kepadanya dengan membangkitkan Lazarus yang sudah mati
  • Lukas 10:25-37: “Orang Samaria yang baik hati”
Melihat penderitaan orang tersebut, Orang Samaria itu tergerak hatinya oleh belas kasihan dan ia segera menolong orang yang dirampok tersebut
  • Matius 9:35-37: “Belas kasih Yesus terhadap orang banyak”
Yesus berkeliling kesemua kota dan desa, Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Kerajaan Sorga serta meleyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
  • Lukas 7: 11-17: “ Yesus membangkitkan anak muda di Nain”
Yesus melihat kejadian itu dan tergeraklah hatinya, Ia menghampiri usungan itu, sambil berkata “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu bangkitlah”, maka bangkitlah orang itu dan duduk, serta mulai berbicara
  • Matius 20: 34 “Yesus menyembuhkan dua orang buta”
Yeus yang sedang berjalan-jalan dikota Yerikho, Ia dikerumuni orang banyak. Kedua orang buta itu berseru-seru kepada Yesus. Yesus berhenti dan memanggil mereka mereka, maka tergeraklah hati Yesus melihat kedua orang buta itu, lalu Yesus menjamah mata mereka dan dan seketika itu juga mereka dapat melihat.


C.   YESUS SANG PENGAMPUN

Ampun adalah : Pembebasan dari tuntutan krn melakukan kesalahan/ kekeliruan
Mengampuni adalah : Memberi ampun atau memaafkan kesalaha orang lain.

Tidak  setiap orang yang melakukan kesalahan mau mengakui kesalahannya atau meminta  maaf. Dan juga tidak setiap orang mau mengampuni atau memaafkan orang lain yang telah berbuat salah terhadap dirinya.

Faktor yang menghambat orang berani mengakui kesalahan atau memaafkan adalah:
  • Keinginan untuk mempertahankan harga diri atau wibawa
  • Karena merasa gengsi
  • Takut direndahkan dan dianggap remeh oleh orang lain

Akibat apabila kita tidak mampu dan mau untuk memaafkan atau mengampuni kesalahaan orang lain dapat menyebabkan:
  • Hati Nurani kita menjadi tumpul, sehingga mengakibatkan kesalahan apapun dianggap biasa bahkan termasuk kesalahan besar yang daapt merugikan orang lain
  • Orang yang bersalah dapat menanggung rasa bersalah yang berkepanjangan
  • Tumbuh permusuhan, kebencian serta dendam

Meminta maaf atau memberi pengampunan, sesungguhnya dapat menguntungkan baik bagi orang yang bersalah maupun orang yang telah dirugikan.
Keuntungan apabila kita dapat mengampuni dan diampuni orang lain adalah:
  • Kita tidak akan mempunyai rasa dendam
  • Hidup terasa lebih nyaman dan tentram karena merasa tidak memiliki musuh
  • Terciptanya kerukunan dan hubungan yang erat sesama
  • Hati merasa lega karena tidak menanggung rasa bersalah yang terus menerus dan berkepanjangan
  • Membuat kita selalu bertindak hati-hati dan tidak meremehkan setiap masalah/kesalahan yang biasa dan sepele dll

Dalam Injil Yohanes 8: 2-11, berkaitan dengan tindakan mengampuni ditegaskan bahwa:
  • Yesus tetap membela dan mengampuni perempuan yang kedapatan berbuat zinah dan akan dilempari batu
  • Tidak ada manusia yang sempurna
  • Setiap orang pasti pernah melakukan keselahan dan terhadap kesalahan itu Allah sendiri senantiasa mengampuni
  • Allah senantiasa mengampuni dengan member kesempatan kepada manusia untuk bertobat
  • Yesus meneladani sikap BapaNya, yaitu tidak bersikap mengadili, tetapi member kesempatan kepada perempuan itu untuk berubah dan tidak berbuat dosa lagi.

Dalam Injil Matius 18: 21-22, Yesus mengajak murid-muridNya untuk selalu mengampuni tampa batas.
Dalam teks tersebut Yesus berkata kepada para MuridNya tentang pengampunan yaitu: “Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali “

Mengenai pengampunan, Teladan Yesus yang perlu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
  • Selalu berusaha membukakan “pintu maaf” dan pengampunan kepada sesama atau orang yang bersalah kepada kita
  • Mengajak sesama untuk selalu mengampuni orang yang bersalah seperti yang dilakukan Yesus pada murid-muridNya
  • Kita tidak boleh menghakimi sesama yang berdosa tanpa mawas diri terlebih dahulu, seolah-olah diri kita adalah yang paling suci dan paling baik
  • Kita diharapkan dapat meneladani sikap Yesus, sehingga tercipta kehidupan yang bahagia, rukun dan damai.
Dalam Injil Yohanes 8: 2-11,Yesus yang mengampuni ingin menegaskan dengan menggambarkan Allah adalah :
  • Allah yang penuh belas kasih pada manusia berdosa
  • Allah Maha Rahim dan Pengampun artinya: Allahlah satu-satunya yang berkuasa mengampuni dosa
  • Dosa pada hakikarnya adalah melawan cinta kasih Allah, oleh karena itu Allah tidak membiarkan manusia terjerumus kedalam dosa.
  • Allah mencintai manusia yang berdosa tetapi Ia tidak mencintai dosa
  • Allah memberikan rahmat pertolongan kepada manusia agar mau bertobat mengakui dosanya
  • Allah yang penuh perhatian dan mencintai dengan berbelas kasih dan mau menerima kembali orang berdosa yang bertobat
  • Allah bukanlah allah yang keras, bukan Allah yang membalas dendam dan menyiksa.
  • Dengan pengampunan ini, Yesus menerima kembali kita untuk bersatu dengan Allah sebagai Bapa

D.     YESUS PEJUANG KESETARAAN GENDER

Setara atau Sederajat adalah:
Situasi dimana seseorang diperlakukan sebagai pribadi yang bermartabat luhur, memiliki kemampuan yang khas dan khusus dan hal ini berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.

Seseorang tidak boleh dianggap rendah hanya karena orang tersebut:
  • Perempuan
  • Kurang pandai atau bodoh
  • Miskin dan serba kekurangan
  • Bukan pemimpin
  • Karyawan biasa
  • Tidak memiliki jabatan atau kuasa dll
Sebagai pribadi, siapan orang itu, darimanapun latar belakangnya mereka harus tetap dihargai dan dianggap penting.

Masalah kesetaraan atau kesederajatan masih memerlukan perjuangan berat. Hal ini disebabkan oleh tata hubungan antar anggota masyarakat yang seringkali masih ditentukan oleh nilai-nilai lama yang terlalu feodalistik
Penerimaan seseorang terhadap orang lain ternyata masih banyak ditentukan oleh:
  • Kekayaan yang dimilikinya
  • Gelar yang disandang
  • Pangkat dan kedudukan yang sedang dijabatnya
  • Latar belakang sosial, ekonomi dan kehidupannya
  • Latar belakang pendidikannya dll
Itulah sebabnya dalam masyarakat kita masih banyak terjadi adanya jurang pemisah atau gap-gap dan konflik

Contoh konkret tindakan dalam masyarakat yang berkaitan dengan kurangnya penghargaan terhadap martabat manusia antara lain:
  • Mantan narapidana yang sekalipun sudah bertobat masih saja disingkirkan oleh masyarakat.
  • Masyarakat sering tidak mau menerima dan menghargai seorang wanita yang pernah terjerumus dalam Dunia hitam sebagai WTS dan  PSK walaupun sudah bertobat
  • Sulitnya menerima para pecandu Narkoba yang telah menyelesaikan masa rehabilitasinya, sehingga mereka seringkali terjerumus kelembah hitam untuk kesekian kalinya karena sikap masyarakat yang tidak menerima mereka dengan tangan terbuka.
  • Mengucilkan para penderita  HIV/AIDS, yang dianggap berbahaya dan harus dijauhi, padahal tidak semua penderita HIV/AIDS mengidap penyakit tersebut karena gaya hidup mereka, tapi ada beberapa kasus dari mereka yang mendapat penyakit tersebut karena ketidaktahuannya dan menjadi korban dari kelalaian orang lain.
  • Menjauhi, memusuhi seorang bekas pencuri, padahal jika hal tsb terus dilakukan ada kemungkinania akan semakin membenci masyarakat dan orang tsb akan bertambah nekat dalam melakukan kejahatannya.
Banyak orang yang tidak sadar bahwa dengan memojokkan, memberi “cap negatif”, atau menyingkirkan orang yang memiliki kekurangan, justru akan semakin menjerumuskan mereka kedalam kesengsaraan yang lebih hebat lagi.

Bagi Yesus, masalah kesetaraan manusia bukan semata-mata masalah etika pergaulan. Yesus mengajak kita agar semua orang diperlakukan sebagai:
  • Pribadi yang berharga
  • Pribadi yang walaupun memiliki kekurangan dan kelemahan merupakan ciptaan Allah yang bermartabat luhur. (justru kepada orang-orang yang masuk dalam kelompok yang memiliki kelemahan dan kekurangan inilah, penerimaan kita seharusnya lebih baik lagi)

Motivasi utama Yesus memperjuangkan kesetaraan adalah: Demi Kerajaan Allah. Adapun bagi Yesus,  wujud Kerajaan Allah adalah:
  • Bila manusia dapat hidup berdampingan sebagi saudara yang setara dalam martabat.
  • Dihadapan Allah semua orang sama
  • Manusia sama-sama diciptakan Allah dan dikasihiNya
  • Tidak boleh ada sesuatu yang dijadikan ukuran untuk membatasi persaudaraan

Semasa hidup dan berkarya, Yesus berjuang keras menegakkan kesetaraan martabat manusia. Dalam Injil Lukas 19: 1-10, Perjuangan ini bagi Yesus merupakan perjuangan yang berat karena :
  • Ia harus berhadapan dengan masyarakat Yahudi
  • Ia harus menghadapi Orang Farisi dan Ahli Taurat yang cenderung menilai seseorang atas dasar pelaksanaan agama menurut ukuran mereka sendiri.
  • Kehadiran Yesus dirumah Zakheus yang dianggap sebagai orang berdosa karena dianggap najis dan patut dijauhi, merupakan batu sandungan
  • Bagi Orang Farisi dan Ahli Taurat tindakan Yesus ini dianggap merusak kesucian agama
  • Yesus tidak memperdulikan kedegilan hati Orang Farisi dan Ahli Taurat, sebaliknya Yesus menyatakan kepada mereka bahwa “Zakheus pun anak Abraham” artinya Zakheus mempunyai keluhuran martabat yang sama seperti  orang lain, maka iapun perlu diperlakukan secara adil

Bentuk-bentuk kesetaraan manusia yang dapat diperjuangkan dalam hidup sehari-hari antara lain:
  • Mengkritisi tata hubungan dalam masyarakat yang masih jauh dari kesetaraan sebagaimana diperjuangkan oleh Yesus.
  • Kesetaraan dapat dilihat dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan
  • Kesetaraan dapat diwujudkan antara majikan dan buruh dalam pekerjaan
  • Kesetaraan dapat ditampilkan dalam keluarga sendiri dll


E.    YESUS PEDULI TERHADAP PENDERITAAN SESAMA

Peduli adalah: sikap tidak mementingkan diri sendiri, tetapi lebih mementingkan
 kepentingan bersama.
Sikap peduli terhadap sesama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya tanpa membiasakan diri. Kebiasaan ini perlu dipupuk sejak dalam keluarga sekolah dan didalam masyarakat.

Sikap kurang peduli lebih banyak disebabkab oleh sikap egoisme, yaitu ketika seseorang tidak lagi memikirkan nasib sesamanya dan lebih memikirkan dan mementingkan diri sendiri.

Peradaban moderen sekarang ini, banyak diwarnai dengan bertumbuhnya egoisme dan individualisme ,contoh:
  • Banyak orang yang kurang bahkan tidak peduli dengan sesamanya
  • Orang hanya memikirkan dirinya sendiri
  • Segala sesuatu dilakukan dengan ukuran yang asal menguntungkan dirinya sendiri, maka segala sesuatau yang tidak mendatangkan keuntungan tidak dilakukan.
  • Banyak orang bersikap kurang peduli terhadap sesama yang kekurangan spt: pengemis, masyarakat gembel dan orang miskin
  • Sikap tidak peduli terhadap lingkungan spt: tidak berani menegur sesama yang membuang sampah sembarangan, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan banjir dan pencemaran lingkungan
  • Banyak kepincangan dalam masyarakat kita spt: orang miskin semakin miskin, orang yang menderita semakin sengasara, orang berdosa semakin jahat, dan orang yang kesepian semakin tidak menemukan sahabat.
  • ketidakpdulian juga menimpa keluarga-keluarga dizaman moderen ini spt: ketidak pedulian antar anggota keluarga yang menjadi penyebab utama keluarga berantakan (broken home)
  • ketidak pedulian dilingkungan sekolah spt: banyak anak drop out karena tidak ada yang membantu membiayai sekolah, lingkungan sekolah menjadi kotor karena siswa membuang sampah sembarangan dan beranggapan itu adalah pekerjaan pesuruh sekolah.

Untuk berbuat baik ternyata tidak mudah, seringkali ada hambatannya, entah dari diri sendirimaupun dari orang lain. Hal inilah yang sering membuat orang bersikap tidak peduli atau acuh tak acuh terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya karena tidak mau direpotkan dengan berbagai hal.

Sikap lain yang sangat ditonjolkan dari Yesus adalah kepeduliaanNya terhadap penderitaan sesama.
Yesus telah menunjukkan bahwa diriNya memiliki sikap peduli pada sesama yang menderita, walaupun banyak tantangan dan hambatannya seperti yang dicontohkan dalam Kitab Suci yaitu:
  • Yesus menyembuhkan orang  pada hari sabat (Mat 12: 9-15, Mrk 3:1-6)
  • Yesus memberi makan 5000 orang (Mat 14: 13-21)
  • Yesus menyembuhkan orang sakit di Genesaret (Mat 14:34-36, Mrk 6:53-56)
  • Yesus menyembuhkan banyak orang sakir (Mat 15:29-31)
  • Yesus menyembuhakan seorang anak muda yang sakit ayan (Mat 17:14-21)
  • Yesus menyembuhkan seorang tuli (Mrk 7: 31-37)
  • Yesus menyembuhkan seorang buta di Betsaida (Mrk 8: 22-26)
  • Yesus mengusir Roh dari seorang anak yang bisu (Mrk 9: 14-28)

Dalam keseluruhan hidup Yesus, orang-orang yang menderita mempunyai tempat yang istimewa dalam hatiNya, bahkan menjadi prioritas dan perhatian dalam karyaNya. Yesus tidak pernah membiarkan seorangpun hidup menderita. Ia akan cepat tersentuh dan tergerak hatinya menyaksikan orang yang datang meminta bantuan untuk membantu dan memberikan pertolongan.

Kepekaan dan kepedulian Yesus terhadap penderitaan sesama sedemikian besar, karena Ia selalu memandang dan mengasihi mereka sebagai anak-anak Allah yang bermartabat luhur. Maka demi menolong dan mengembalikan martabat tersebut, Yesus berani meruntuhkan aturan atau hukum yang mengekang kemanusiaan dan keIlahi-an.
Tindakan inilah yang ingin dikembangkan dalam hidup bersama.
Gereja beruntung karena memiliki orang-orang suci yang meneruskan karya Yesus tersebut seperti:
  • Ibu Teresa dari Calcuta
  • Rm mangun dari pinggiran Kali Code Yogyakarta
  • Paus Yohanes Paulus II
  • Tokoh Santo Santa yang dalam hidupnya tergerak dan terpanggil untuk melayani orang kecil, miskin, menderita dan tertindas dll












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...