Tugas dan misi pokok Yesus adalah: mewartakan dan memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah.
Salah satu ciri khas
dari Kerajaan Allah ialah bahwa dalam Kerajaan Allah berlaku “Cinta Kasih Universal” yakni:
- Cinta Kasih kepada semua orang
- Cinta Kasih tanpa pengkotakan
- Cinta Kasih yang menjangkau siapa saja
- Cinta Kasih sampai kepada musuh kita
sekalipun
- Cita Kasih yang tidak terbatas pada
teman-teman dan orang-orang yang kita kenal dan kita senangi saja.
Semua orang
berkeinginan dapat mengasihi sesama tanpa pandang bulu, tanpa membeda-bedakan
dan dengan setulus-tulusnya tanpa pamrih.
Tetapi kebanyakan
orang mengasihi sesama berdasarkan alasan dan motivasi tertentu misalnya karena
orang tersebut:
- Menguntungkan dan menyenangkan hidup
mereka
- Telah memberikan sesuatu kepadanya
- Selalu menuruti dan memenuhi segala keinginannya
- Memiliki pandangan hidup dan misi yang
sama
- Sedarah, seagama, segolongan, sepaham
dan status sosial yang sama
Yesus hidup dalam
masyarakat Yahudi, dimana cinta yang terkotak-kotak masih dipraktikan oleh
sebagian anggota masyarakat. Cinta diukur berdasarkan hal-hal yang sifatnya
dangkal misalnya:
- Sedarah
- Seagama
- Segolongan
- Sepaham
- Berstatus sosial yang tinggi dan sama
- Yang tidak mengkritik pandangannya dll
Maka orang-orang yang
berbeda atau tidak memenuhi kriteria-kriteria tersebut akan dibenci dan
disingkirkan. Cinta yang terkotak-kotak semacam itu kelihatan dalam kasus-kasus
yang diceritakan Injil seperti:
- Zakheus
- Orang-orang sakit
- Orang berdosa
- Orang yang kedapatan berzinah dll
Yesus tidak mengenal
cinta yang terkotak-kotak seperti diatas, Yesus amat mencintai mereka seperti:
- Yesus makan bersama Zakheus dirumahnya
sehingga akhirnya Zakheus bertobat
- Yesus menyebuhkan orang sakit, bukan
menjauhi dan mengkutuknya sebagai orang yang dikutuk Allah
- Yesus mengampuni orang berdosa dan
perempuan yang berzinah sehingga merekapun bertobat
- Yesus menyelamatkan semua orang dengan
mencintai mereka tanpa pandang bulu
- Yesus melihat bahwa pada hakikatnya
cinta itu sendiri selalu terarah pada orang lain. Jika kita mencintai
orang lain, maka sesungguhnya kita berusaha agar orang yang kita cintai
itu bahagia
- Yesus sendiri, karena mencintai manusia,
Ia rela mengorbankan diriNya.
Cinta semacam inilah
yang disebut “Cinta Sejati”. Cinta
Sejati mengandaikan adanya keberanian seseorang untuk berkorban, hal inilah
yang telah diperlihatkan Yesus sendiri.
Cinta sejati bukanlah
monopoli agama tertentu atau bangsa tertentu. Cinta Sejati dapat dimiliki oleh
semua orang. Hal itu dapat dikembangkan bila orang sadar bahwa dirinya telah
dicintai Allah dan Allah mencintai semua orang tanpa pandang bulu. Maka sebagai
anak-anak Allah, semua orang dipanggil untuk menjadi utusan Allah menebarkan
Cinta Sejati bagi semua orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar