Arti dan Inti Hidup Membiara:
Hidup membiara merupakan
ungkapan hidup manusia, yang menyadari bahwa hidupnya berada di hadirat Allah.
Agar hidup di hadirat Allah bisa diungkapkan secara padat dan menyeluruh, orang
melepaskan diri dari segala urusan membentuk hidup berkeluarga. Hal ini
dilakukan mengingat, berdasarkan pengalaman, kesibukan hidup berkeluarga sangat
membatasi kemungkinan untuk mengungkapkan hidup di hadirat Allah secara
menyeluruh dan padat.
Dilihat dari hidup manusia
keseluruhan, ternyata hidup membiara mempunyai nilai dan kepentingannya. Melalui
hidup membiara, umatmanusia semakin menenukan dimensi rohani dalam hidupnya.
Dari pengalaman hidup yang praktis, orang menyadari bahwa dalam keterbatasan
hidup mereka hidup di hadirat Allah tidak dapat dinyatakan dengan bobot yang
sama. Untuk kepentingan itu tampaklah betapa pentingnya hidup membiara bagi
hidup manusia.
Hidup membiara menuntut
suatu penyerahan diri secara mutlak dan menyeluruh. Cara hidup ini merupakan
suatu kemungkinan bagi manusia untuk mengembangkan diri dan pribadinya. Hidup
membiara mempunyai amanatnya sendiri, yaitu menunjukkan dimensi hadirat Allah
dalam hidup manusia.Karenanya, hidup manusia juga disebut panggilan.
Inti Hidup Membiara, yang
juga dituntut dari setiap orang Kristen, ialah persatuan atau keakraban dengan
Kristus. Tugas ataupun kariernya adalah soal tambahan.Tanpa keakraban ini maka
kehidupan membiara sebenarnya tak memiliki suatu dasar.
Seorang biarawan hendaknya
selalu bersatu dengan Kristus dan menerima pola nasib hidup Yesus Kristus
secara radikal bagi dirinya. Oleh karena itu, semboyan klasik hidup membiara
adalah:”mengikuti jejak Tuhan kita Yesus Kristus: atau “meniru Kristus”. Contoh
hidup akrab dengan Kristus bisa kita temukan dalam hidup para orang kudus,
misalnya Santa Teresia dari Kanak-Kanak Yesus. Sikap akrabnya dengan Yesus
antara lain terungkap dalam doa-doanya.
Arti dan Makna Kaul
1. Kaul Kemiskinan
Memiliki harta benda adalah
hak setiap orang. Dengan mengucapkan dan menghayati kaul kemiskinan, orang yang
hidup membiara melepaskan hak untuk memiliki harta benda tersebut. Ia hendak
menjadi seperti Kristus: dengan sukarela melepaskan haknya untuk memiliki harta
benda. Orang yang mengucapkan kaul kemiskinan rela menyumbangkan bukan hanya
harta bendanya demi kerasulan, melainkan juga tenaga, waktu, keahlian dan
keterlampilan; bahkan segala kemampuan dan seluruh kehidupan.
2. Kaul Ketaatan.
Kemerdekaan dan kebebasan
adalah milik manusia yang sangat berharga. Dengan kaul ketaatan, orang
memutuskan untuk taat seperti Kristus, melepaskan kemerdekaannya , dan taat
kepada pembesar demi kerajaan Allah. Ketaatan religius adalah ketaatan yang
diarahkan kepada kehendak Allah. Ketaatan kepada pembesar merupakan
konkretisasi ketaatan kepada Allah. Maka itu, baik pembesar maupun anggota
biasa perlu bersama-sama mencari dan berorientasi kepada kehendak Allah.
3. Kaul Keperawaan
Dengan kaul keperawanan,
sikap penyerahan diri seorang Kristen dinyatakan dalam seluruh hidup dan setiap
segi. Inti kaul keperawanan bukanlah “tidak kawin”, melainkan penyerahan secara
menyeluruh kepada Kristus, yang dinyatakan dengan meninggalkan segala-galanya
demi Kristus dan terus-menerus berusaha mengarahkan diri kepad Kristus,
terutama melalui hidup doa.
Bentuk kaul keperawanan yang lain
Di samping hidup membiara,
masih ada bentuk hidup selibat lain yang dijalani oleh orang-orang yang memilih
hidup tidak menikah demi pengabdian mereka kepada sesama dan Tuhan. Misalnya,
ada perawat yang tidak menikah karena ingin mengabdikan diri sepenuhnya bagi
pelayanan orang sakit. Ada guru yang tidak menikah karena ingin mengabdi anak
didiknya secara penuh. Mereka tidak menikah bukan karena tidak memiliki cinta.
Justru karena mereka memiliki cinta kepada Allah dan sesama, dengan suka rela
mereka meninggalkan hak mereka untuk menikah, demi Kerajaan Surga.
Kaul-kaul adalah tanda
Kerajaan Allah
Dengan menghayati kaul-kaul
kebiaraan itu, para biarawan menjadi tanda:
v Yang
memperingatkan kita supaya tidak terlalu “terpaku” pada kekayaan dan harta,
kuasa dan kedudukan, perkawinan dan kehidupan berkeluarga, walupun semua itu
sangat bernilai;
v Yang
mengarahkan kita kepada Kerajaan Allah, yang sudah mulai terungkapkan kepada
kenyataan yang akan datang.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar