31 Maret 2022

MATERI AGAMA KELAS VIII: BAB 1 PRIBADI YESUS KRISTUS

 

BAB I

PRIBADI YESUS KRISTUS

 

Kebersamaan para murid selama lebih kurang tiga tahun hidup bersama Yesus, seakan-akan mereka telah mengenal Yesus secara mendalam tentang pribadi Yesus.

Peristiwa penyaliban di bukit Golgota yang diawali dengan penghianatan Yudas Iskariot salah satu muridNya, ternyata telah menggoyahkan iman mereka. Bahkan Petrus yang ditetapkan oleh Yesus sebagai pemimpin Para Rasul pun tega menyangkal Yesus guruNya.

 

Mereka atau Para Rasul rupanya kurang percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dan dinubuatkan oleh para nabi sejak lama. Bahkan setelah Yesus bangkitpun mereka belum mampu menghayati siapa sebenarnya Yesus.

 

Oleh karena itu ada beberapa ungkapan yang menjelaskan siapa sebenarnya Yesus spt terungkap dalam Injil Lukas 24:25-27, yaitu:

  • “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatan para nabi !”
  • “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk dalam kemuliaanNya ?”
  • “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Nabi, mualai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi”

Baru setelah beberapa kali penampakan Yesus, iman mereka para rasul tumbuh kembali. Mereka sungguh-sungguh percaya bahwa Yesus yang pernah hidup bersama mereka adalah Mesias yang telah dijanjikan Allah dan mereka percaya Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh manusia.

 

  1. YESUS PEMENUHAN JANJI ALLAH

Dalam hidup bersama, manusia mengenal istilah Janji.

Ada berbagai macam bentuk janji antara lain:

  • Janji yang muncul karena kemauan sendiri
  • Janji yang muncul karena kemauan kedua belah pihak (kesepakatan)
  • Janji karena orang lain
  • Janji yang diungkapkan bersama-sama
  • Janji lisan dan janji yang tertulis

Alasan yang mendorong orang membuat janji juga bermacam-macam, misalnya karena:

  • Ingin membahagiakan orang lain
  • Rasa simpati dan empati Cinta dan belas kasihan
  • Rasa tanggung jawab
  • Ingin memperbaiki keadaan yang memprihatinkan
  • Mewujudkan cita-cita atau suatu keinginan
  • Ingin meyakinkan orang
  •  Ingin membuat suatu kesepakatan
  • Ingin memotivasi diri sendiri dll 

Janji dan memenuhi janji merupakan suatu kebajikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Orang yang berusaha memenuhi janjinya adalah orang yang setia kepada janjinya, tidak semua manusia setia pada janjinya. Ada banyak kendala dan masalah yang harus dihadapi dalam memenuhi suatu janji dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan.

Allah setia pada janjinya, ”Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan mengenapinya” ( 1 Tes 5:24) 

Janji yang telah diungkapkan atau diteguhkan baik dihadapan diri sendiri, dihadapan orang lain atau dituliskan dalam surat perjanjian, membawa konsekuensi bagi orang yang berjanji dan bagi orang yang mengetahuinya. Oleh karena itu, janji harus ditepati dan dijalankan dengan setia.

Janji yang ditepati akan mendatangkan:

  • Kebahagiaan dan rasa syukur
  • Memperbesar kepercayaan
  • Menumbuhkan ikatan persaudaraan yang lebih erat dll 

Sebaliknya pengingkaran terhadap janji akan mendatangkan kekecewaan baik bagi diri sendiri maupun orang lain karena orang yang berjanji tersebut tidak setia menjalankan janjinya.

Orang yang membuat janji diharapkan dapat setia untuk melaksanakan janjinya itu. Untuk mewujudkan sebuah janji memang dibutuhkan suatu perjuangan, dan janji yang terwujud akan membahgiakan diri orang yang berjanji & orang lain.

Allah telah merencanakan keselamatan bagi manusia sejak semula yaitu sejak manusia pertama jatuh kedalam dosa. Dosa manusia disebabkan oleh kesombongan manusia.

Allah mengadakan perjanjian dengan:

  • Nuh ( Kejadian 9: 8-17)
  • Abraham (Kej 14: 18-20, 15:1-21, 17:1-27, 18:1-15)
  • Musa ( Kel 3: 6-7)
  • Nabi Yesaya ( Yes 7:4)
  • dan Nabi-Nabi lain 

Allah juga pernah mengungkapkan janjiNya kepada manusia antara lain:

  • Kejadian 3:1-15:
  1. Janji Allah itu muncul karena keprihatinan Allah terhadap situasi dosa yang melanda manusia
  2.  Hubungan manusia dengan sesame, lingkungan dan dengan Allah yang mulanya sangat harmonis ditaman Firdaus menjadi rusak setelah manusia “memakan buah terlarang”
  3. Melihat situasi ini, Allah sungguh sedih dan prihatin. Namun Allah tidak ingin bila manusia terbelenggu oleh dosa, oleh karena itu Ia mengungkapkan janjiNya untuk menyelamatkan manusia (ay 15)
  • Yesaya 7: 1-14:
  1. Janji Allah itu kemudian diungkapkan kembali oleh Para Nabi antara lain Nabi Yesaya
  2.  Yesaya bernubuat: “sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakn Ia Immanuel” (ay14)
  3.  Allah setia terhadap janjiNya, Ia menginginkan agar manusia benar-benar selamat.
  • Ibrani 1:1-4:
  1. Janji Allah terwujud/digenapi dalam pribadi PutraNya, yakni Yesus Kristus yang berkarya, wafat dan bangkit demi menebus dosa manusia.
  2. Dari pihak Allah , Allah telah menggenapi janjiNya, kini bagaimana dengan manusia?
  3.  Terhadap kebaikan Allah itu, hendaknya manusia menghayati hidup yang baru. Hidup lama yang penuh dengan dosa dan pelanggaran hendaknya ditinggalkan, diganti dengan hidup sesuai kehendak Allah, karena manusia telah diselamatkan dari dosa-dosanya.
  • Matius 21:33-46
  1. Yesus sendiripun sudah mewartakan bahwa diriNyalah pemenuhan Janji Allah lewat perumpamaan tentang para “Panggarap Kebun Anggur”
  2. Dalam perumpamaan tsb, Para Nabi utusan allah digambarkan sebagai orang-orang kepercayaan Allah untuk meminta pertanggung jawaban Para Penggarap Kebun anggur, namun mereka semua dibinasakan.
  3.  Akhirnya diutuslah PutraNya itu, tetapi bukannya disegani melainkan dibunuh juga.
  4.  Perumpamaan itu sebenarnya merupakan gambaran sikap hidup & sejarah hidup bangsa manusia yang diwakili oleh Bangsa Israel, suatu Bangsa yang suka memasukkan diri dalam suasana dilematis. Disatu pihak ingin selamat, tapi dilain pihak bila keselamatan itu ditawarkan dengan syarat-syarat tertentu, mereka selalu memalingkan muka
  5. Hal itupun tampak ketika syarat itu disertai contoh pemenuhannya dalam seluruk kehidupan Yesus sendiri.

 Yesus adalah pemenuhan Janji Allah, hal itu semakin tampak dalam percakapanNya dengan Filipus yang ingin melihat Bapa.

Yesus menegaskan bahwa “barang siapa melihat Aku melihat Bapa”. Sampai akhirnya Yesus menegaskan “Kalau kamu tidak percaya pada-Ku, sekurang-kurangnya percayalah bahwa apa yang Kukatakan kepadamu ini benar adanya” 

Sebagai kesimpulan tentang pelajaran Yesus Kristus Pemenuhan Janji Allah, kita diajak untuk:

  1.  Memahami bahwa Allah pernah berjanji untuk menyelamatkan manusia
  2.  Allah menggenapi janjiNya itu dengan mengutus PutraNya yaitu Yesus Kristus
  3.  Allah menghendaki agar manusia menghayati hidup baru karena telah diselamatkan.
  4. Sampai sekarang kitapun masih menikmati janji Allah dalam diri Yesus yang menjadi semangat dan kekuatan hidup yang baru
  5.  Meskipun manusia sering bertindak mengikuti kehendaknya sendiri, allah tetap setia dengan janjiNya.
  6. Berkali-kali manusia mengingikari sebagi ciptaan dan menjauh dari Allah, jatuh dalam dosa, menderita dan hubungannya dengan sesama dan Allah terputus, dengan kebesaran kasihNya Allah mengundang manusia untuk kembali kepadaNya, karena tidak ingin melihat hidup manusia dalam kehancuran. 
  1. KEMANUSIAAN DAN KEALLAHAN YESUS 

Karena besar kasihNya, Allah telah menciptakan manusia sebagai “Citra Allah”.

Hal tersebut menegaskan bahwa dalam diri manusia terkandung 2 dimensi yaitu : Dimensi Kemanusiaan dan Dimensi KeAllahan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, melainkan merupakan satu kesatuan  utuh.

Dimensi manusia maksudnya adalah: ciri-ciri yang menunjukan keterikatan manusia pada situasi didunia ini. 

Ciri Dimensi kemanusiaan manusia tampak tampak dalam hal:

  1.   Lahir, hidup, bertumbuh dan berkembang
  2.   Manusia memakai Pancaindera dan akalnya untuk berfikir
  3.   Memiliki tubuh, rasa lapar dan rasa sakit, lelah, takut dll
  4.   Memiliki kemampuan untuk berfikir dan dapat menghayati berbagai perasaan spt: rasa gembira,    rasa sedih, kecewa, bingung, bimbang & ragu, cemburu dll)
  5.  Manusia serba terbatas, kurang sempurna dalam hal sifat, sikap, kepandaian dan tingkah laku     (karena itu manusia membutuhkan bantuan, kerja sama dan saling mendukung)
  6.  Mengalami kematian 

Dimensi keilahian dalam diri manusia ditandai dengan harapan, atau keinginan akan kesempurnaan dan ketakterbatasan

Dalam diri manusia juga mengandung dimensi keallahan (= manusia dapat memancarkan keIlahiaan )sehingga manusia dapat:

  •  Mengasihi sesama
  •  Dapat berdoa
  •   Dapat mengampuni dll 

Tetapi karena dibatasi kemanusiaannya, manusia tidak dapat sepenuhnya memancarkan dan menghadirkan Allah.

Kesempurnaan dan ketakterbatasan hanya milik Allah. Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sifat-sifat Allah merupakan sumber dan rujukan sifat manusia, misalnya:  

  • Manusia baik, tetapi kebaikan manusia terbatas. Allah itu Mahabaik artinya kabaikan Allah menjadi sumber dan rujukan kabaikan manusia.
  • Manusia bisa mencintai, tetapi cinta manusia terbatas, Allah adalah cinta yang sempurna
  • Kata “Maha” dipakai pada sifat Allah agar dibedakan dari sifat manusia yang serba terbatas. 

Kedua dimensi tersebut perlu dipahami dengan baik, karena karya penyalamatan Allah sendiri menggunakan keduanya, sehingga penyelamatan Allah bisa dirasakan manusia secara sempurna. Hal tersebut dilaksanakan Allah dengan menjelma dalam manusia Yesus. Maka dalam diri Yesus tampakklah secara sempurna bahwa Yesus sungguh manusia dan sungguh Allah. 

Sebagai Manusia, Yesus mengalami hal-hal yang dialami manusia pada umumnya (Ciri dimensi kemanusiaan Yesus) sseperti:

  1. Yesus dilahirkan oleh seorang ibu yaitu Bunda Maria (Mat 1:18-25, Luk 2:1-7))
  2. Ia lahir ditempat yang dapat dikunjungi manusia yaitu Betlehem ( Mat 2:3-6)
  3. Bapak dan IbuNya mengikuti sensus penduduk yang diadakan negrinya saat itu.
  4. Punya nenek moyang ( Lukas 3: 23-28, Mat 1:1-17)
  5. Dapat marah ( Lukas 19:45, Mat 21:12-13, Mrk 11:15-18, Yos 2:13-16)
  6. Dapat mengalami rasa takut (Lukas 22:42-44, Mat 26:36-46, Mrk 14:32-42)
  7. Dapat merasa sedih dan letih, sehingga Ia mengasingkan diri Matius14:12-14, Mrk 6:30-44, Luk 9:10-17, Yoh 6:1-13) 

Allah melaksanakan Karya PenyelamatanNya dengan menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus karena Allah menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus karena:

  1. Yesus terbuka dan ingin solider dengan kehidupan manusia
  2. Yesus ingin mengalami suka duka yang dirasakan oleh manusia dengan mau turun kebumi
  3. Yesus ingin bergaul dengan manusia dan mewartakan keselamatan bagi manusia
  4. Yesus mau menyapa manusia secara pribadi dan akrab denagn cara menjelma menjadi manusia biasa
  5. Yesus mau sederajat dengan manusia dan melalui cara itu Ia ingin memberikan kedamaian serta keselamatan bagi manusia 

Bukti yang menunjukkan bahwa Yesus sungguh Allah (ciri dimensi keAllahan Yesus) adalah:

  1. Saat Yesus lahir, serombongan bala tentara Surga hadir dan menyanyikan pujian bagi Yesus Sang Putra Allah ( Lukas 2: 8-20)
  2. Yesus memiliki kuasa KeIlahian saat Ia melakukan penggandaan roti (Yoh 6:15, Mat 14:13-21, Mrk 6:32-44, Luk 9:10-17)
  3.  Yesus membangkitkan Lazarus (Yoh 11: 1-44)
  4. Yesus Menyembuhkan orang buta (Matius 20:29-34, Mrk10:46-52, Luk18:35-43)
  5. Peristiwa saat Ia bangkit mengatasi alam maut (Matius 28:1-10, Mrk 16:1-8, Luk 24:1-12, Yoh 20:1-10)
  6. Saat Yesus naik ke Surga (Luk 24: 50-53) 

Dalam Kitab Suci, dengan jelas dikatakan bahwa Yesus adalah Allah spt yg terungkap dalam:

  1. Yoh 1: 1: “ Pada mulanya adalah firman, firman itu bersama-sama dengan Allah Dan firman itu adalah Allah”
  2.  Yoh 20: 28: “Thomas menjawab Dia “Ya Tuhanku dan Allahku”
  3. Titus 2: 13: “ … Pengharapan kita yang penuh bahagia dabn pernyataan kemuliaan Allah yang Maha Besar dan Juru Selamat kita Yesus Kristus”
  4. 2 Pet 1:1: “oleh karena Keadilan Allah dan Juru Selamat kita Yesus Kristus”
  5. 1 Yoh 5: 20: “ …, Anak-anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita supaya kita mengenal yang benar dan kita ada didalam yang benar, di dalam Anak-anak Yesus Kristus, Dia adalah Allah yang benar dan Allah yang kekal” 

Walaupaun Yesus adalah Allah, Ia tidak sama denagn Allah Bapa, seperti yang disabdakan Nya dalam Yoh 14:28 : “ … sekiranya kamu mengasihi aku, kamu tentu akan bersuka cita karena Aku pergi kepada BapaKu sebab BapaKu lebih besar daripada Aku” 

KeAllahan Yesus juga dirumuskan dalam “Syahadat Panjang” dengan kata-kata:

Aku percaya akan satu Tuhan Yesus Kristus Putra Allah yang tunggal, dilahirkan dari Bapa, sebelum segala abad, terang dari terang, Allah benar dari Allah benar, Ia dilahirkan bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa, segala sesuatu dijadikan olehNya, yang turun dari Surga, untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita, dan menjadi daging oleh Roh Kudus dari Perawan Maria” 

Yesus juga memakai gelar Anak Manusia untuk diriNya sendiri seperti yang terdapat dalam:

  1.   Matius 8: 20 :  “ …Anak Manusia tidak mempunyai tempay untuk meletakkan kepalaNya”
  2.  Matius 9: 6 : “… bahwa didunia ini Anak Manusia mempunyai berkuasa untuk mengampuni dosa”.
  3. Matius 11: 19 :  “ …kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum lalu berkata ….”
  4. Matius 10: 23 : “ … sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang”
  5. Matius 16: 13 : “… Ia bertanya kepada murid-muridNya :” kata orang siapakah Anak Manusia itu ?”
  6. Markus 8: 38: “ …Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam Kemuliaan BapaNya”
  7. Lukas 9: 10 : “ … Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”

 Makna Yesus sungguh Manusia dan sungguh Allah bagi hidup kita

Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia berarti Allah menjelma menjadi manusia. Allah yang mengambil kodrat manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa, ingin menunjukkan pada kita bahwa :

  1. Allah itu pengasih
  2. Dia mau turun kebumi merasakan suka duka yang dialami manusia dan bergaul dengan manusia
  3. Dia terbuka dan solider dengan kehidupan manusia
  4. Dia menyapa manusia secara pribadi dan akrab dengan manusia, dengan demikian pewartaan karya keselamatan dapat lebih mudah dipahami dan diterima oleh manusia.

Dengan memahami Yesus sungguh manusia dan sungguh Allah, kita dipanggil untuk meneladani CintaNya. Walaupun Ia Allah, Ia tidak meninggikan diriNya, tetapi Ia mau turun ke bumi unyuk menyelamatkan kita manusia. Kita patut bersyukur kepadNya karena Allah sungguh baik. Ia sungguh mengasihi kita dan tidak membiarkan kita binasa karena dosa. Allah yang dulu dipandang jauh dan tinggi, sekarang menjadi dekat dan hidup diantara kita. 

Kita harus optimis dengan fakta atau kenyataan bahwa Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia dengan :

  1. Kita dapat dipersatukan dengan Allah, sebab yang mempersatukan kita dengan Allah adalah Allah sendiri yang menyelami kodrat kemanusiaan kita.
  2. Yesus yang telah menjalani lapar dan haus, sehat dan sakit, suka duka dan derita kehidupan manusia berkenan mengajak kita bersatu dengan Allah Bapa dalam KebangkitanNya.
  3. Kalau Yesus tidak sungguh manusia, berarti Ia tidak sungguh menyelami kemanusiaan manusia yang berarti juga tidak seluruh kemanusiaan kita dipersatukan dengan Allah sumber keselamatan
  4. Bila Yesus tidak sungguh Allah, berarti Ia tidak sungguh menyelamatkan kerena tidak ada jaminan kesatuan kita manusia dengan Allah. 

Manusia harus mencontoh hidup Yesus. Manusia harus memperhatikan keseimbangan antara dimensi kemanusiaan dan keilahian dalam dirinya. Misalnya manusia tidak hanya berdoa saja, tetapi juga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya. Demikian juga sebaliknya manusia tidak hanya bekerja untuk memenuhu kebutuhan jasmaninya, tetapi juga harus mencari kehendak Allah dalam hidupnya.

 

 


 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...