12 September 2021

KISI-KISI PTS AGAMA SEMESTER GANJIL KELAS VII

 Materi: Aku Citra Allah yang unik

  • Siswa mampu menuliskan pengertian kata citra!
  • Disajikan sebuah pernyataan. Siswa mampu menjelaskan makna kata citra dalam kalimat tersebut!

2. Tugasku sebagai citra Allah

  • Siswa mampu menuliskan 4 hal sebagai lingkup tugas manusia untuk mewujudkan keutuhan ciptaan Allah yang baik adanya!
  • Disajikan Teks Kitab Suci Kejadian 1:26-30. Siswa mampu menuliskan tugas manusia sebagai citra  Allah menurut Kitab Kejadian 1:26-30
  • Siswa mampu menuliskan 5 contoh sikap dan prilaku dalam hidupnya sehari-hari di rumah yang mencerminkan dirinya sebagai citra Allah!
  • Disajikan teks Dokumen Konstitusi Pastoral Tentang Gereja di Dunia Dewasa ini artikel 12. Adapun kitab suci mengajarkan bahwa manusia diciptakan “menurut gambar Allah”;ia mampu mengenal dan mengasihi Penciptanya; oleh Allah manusia ditetapkan sebagai tuan atas semua makhluk di dunia ini. Siswa mampu menjelaskan kedudukan manusia di antara ciptaan yang lain berdasarkan teks tersebut!
  • Siswa mampu menuliskan contoh-contoh (minimal 5) tindakan manusia yang menunjukkan dirinya sebagai citra Allah terhadap alam dan lingkungan hidup!
  • Siswa mampu menuliskan 5 sikap atau tindakan yang di lakukan di sekolah yang mencerminkan dirinya sebagai citra Allah!

Materi: Aku Citra Allah yang unik

  • Siswa mampu menuliskan sikap positif dalam menghadapi keunikan diri!
  • Siswa mampu menjelaskan arti dari pernyataan ini: “Karena manusia diciptakan sebagai “Citra Allah”, maka manusia memiliki martabat sebagai pribadi”.
  • Siswa mampu menuliskan tiga karunia yang diberikan oleh Allah kepada manusia yang membedakan manusia dari ciptaan Allah lainnya!
  • Siswa mampu menuliskan sikap-sikap negatif dalam menghadapi keunikan diri kita sebagai citra Allah! 

Materi: Aku memiliki Kemampuan

  • Baca Kisah Perumpamaan tentang Talenta dalam injil Matius 25:14-30. Siswa mampu menjelaskan bagaimana sikap Allah terhadap dua sikap orang yang menerima talenta tersebut!
  • Siswa mampu menuliskan cara-cara untuk mengembangkan kemampuan atau talenta yang kita miliki!
  • Siswa mampu menuliskan 2 sikap manusia terhadap talenta menurut Perumpamaan tentang Talenta dalam Matius 25: 14-30 !

Materi: Kemampuanku Terbatas

  • Disajikan Teks Kitab Suci: Markus 4: 35-41: Angin Ribut diredakan. Siswa mampu menjelaskan sikap
  • para murid ketika mengalami amukan taufan yang dasyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu sehingga perahu itu sudah mulai penuh dengan air!
  • Siswa mampu menuliskan 5 macam  keterbatasan dalam hidup manusia serta contohnya masing-masing!

Materi: Bersyukur diciptakan sebagai citra Allah

  • Siswa mampu menjelaskan pesan  teks Kitab Suci: Lukas 17: 11-17: Kesepuluh orang Kusta.
  • Disajikan Teks Kitab Suci: Lukas 17: 11-17: Kesepuluh Orang Kusta. Siswa mampu menjelaskan sikap apa yang ditunjukkan oleh kesepuluh orang kusta tersebut sebelum dan setelah disembuhkan oleh Yesus!
  • Siswa mampu menjelaskan salah satu pandangan hidup yakni hidup itu seni!
  • Siswa mampu menjelaskan cara-cara dalam menghadapi keterbatasan yang ada dalam dirimu!
  • Siswa mampu menuliskan cara-cara yang dapat kita lakukan untuk bersyukur!
  • Siswa mampu menuliskan alasan mengapa kita harus mengucap syukur atas hidup!
  • Siswa mampu menuliskan doa : Syukur atas diri kita yang diciptakan baik adanya. (miniman 5 baris)

 


KISI-KISI PTS AGAMA KATOLIK KELAS XI

 I.     Teori

  • Siswa mampu menulis dan menjelaskan 3  misi dan tugas  Gereja di dunia!
  • Siswa mampu menuliskan hubungan Gereja dan dunia!
  • Siswa mampu menulis dan menjelaskan 3 hal pokok yang menjadi perhatian Gereja dalam tugas dan misinya di dunia  tersebut.
  • Siswa mampu menulis dan menjelaskan peran Gereja dalam masalah-masalah dunia !
  • Disajikan 2 gambar model Gereja. Siswa mampu menuliskan  hal-hal yang menonjol apa saja yang terdapat dalam masing-masing model Gereja tersebut!
  • Siswa mampu menuliskan  susunan Hierarki dalam Gereja Katolik dan menjelaskan fungsi jabatannya masing-masing!
  • Siswa mampu  menuliskan 3 keanggotaan Gereja Katolik dan fungsi atau perannya masing-masing!
  • Siswa mampu menuliskan dan menjelaskan sifat-sifat Gereja!
  • Gereja harus menjadi Sakramen (tanda) keselamatan bagi dunia. Ada banyak cara bagi Gereja untuk menunjukkan keterbukaannya. Siswa mampu menuliskan 3 cara yang menunjukkan keterbukaan Gereja bagi dunia!
  • Gereja hendaknya hadir di tengah dunia sesuai dengan konteks zaman. Siswa mampu menuliskan ciri-ciri Gereja yang dituntut pada zaman sekarang ini.

II. Ketrampilan:

  • Tuliskan sebuah refleksi dengan judul: Tantangan Gereja zaman Modern
  • Ketentuan:  Panjang :    Minimal setengah  halaman

                              Struktur : Pengantar (Score: 20), Isi  (Score: 40 ),Penutup (Score: 20), Bahasa                                          (Score: 20)

 


KISI-KISI MATA PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS IX

 Materi: Allah adalah Sumber Keselamatan Sejati

  • Siswa mampu menjelaskan wujud keselamatan Allah dalam Perjanjian Lama dan wujud keselamatan Allah dalam Perjanjian Baru!
  • Sejak awal penciptaan, Allah menghendaki keselamatan bagi semua orang. Siswa mampu menjelaskan mengapa Allah menyelamatkan manusia tanpa pandang bulu!
  • Siswa mampu menuliskan dan menjelaskan sarana- sarana yang dipakai oleh Allah untuk menyelamatkan manusia!
  • Siswa mampu menJelaskan mengapa Yesus Kristus disebut sebagai  puncak kasih Allah!

Materi: Beragama sebagai tanggapan atas Karya Keselamatan Allah  

  • Siswa mampu menuliskan pengertian agama!
  • Siswa mampu menuliskan alasan manusia menganut agama!
  • Dalam beragama ternyata umat beragama memiliki sikap yang berbeda-beda yakni sikap eksklusif dan sikap inklusif.  Siswa mampu menuliskan contoh-contoh  sikap eksklusif umat beragama!
  • Siswa mampu menuliskan contoh-contoh  sikap inklusif umat beragama!
  • Siswa mampu menjelaskan perbedaan antara beragama secara tradisional dan beragama secara dewasa!
  • Kita dituntut untuk menjadi orang beragama dewasa. Siswa mampu menuliskan 3 Sikap hidup umat beragama yang dewasa!
  • Siswa mampu menuliskan tujuan beragama menurut Nostra Aetate Artikel 1!

Materi: Beriman sebagai tanggapan atas Keselamatan Allah     

  • Siswa mampu menjelaskan apa itu iman dan apa itu wahyu!
  • Siswa mampu menuliskan beberapa penyebab dari konflik antara umat beragama!
  • Sebagai umat beragama kita diminta untuk menjalankan praktek hidup beragama yang benar. Siswa mampu menuliskan 3 akibat yang baik dari penghayatan agama yang benar!
  • Siswa mampu menjelaskan perbedaan antara beragama dan beriman!
  • Siswa mampu menuliskan 5 contoh perwujudan iman dalam kehidupan sehari-hari
  • Siswa mampu menuliskan 5 manfaat dari hidup beriman!
  • Siswa mampu menuliskan kerugian bagi  orang yang menjalani hidup tanpa Iman !
  • Siswa mampu menjelaskan maksud pernyataan  “hidup beriman yang mendalam “menurut Rasul Yakobus!
  • Rasul Yakobus dan santo Paulus, mengajarkan bahwa  beriman di dalam hidup manusia sangatlah penting. Siswa mampu menuliskan beberapa alasan mengapa beriman itu penting!

Materi: Beriman Kristiani   

  • Siswa mampu menjelaskan pengertian beriman Kristiani dan beriman Kristiani sejati!
  • Siswa mampu menjelaskan 3 aspek beriman Kristiani!
  • Siswa mampu menuliskan Ciri penghayatan hidup beriman yang harus dipelihara dan dikembangkan umat Kristiani yang tergabung/terhimpun dalam Gereja Katolik!

Materi: Iman dan Kebersamaan dalam jemaat    

  •  Siswa mampu menjelaskan sifat iman personal dan sifat iman  sosial
  • Dalam Kisah Para Rasul 2:41-47, kita mengetahui bahwa hidup beriman bukan hanya bersifat pribadi saja, tetapi juga mempunyai aspek sosial. Siswa mampu menjelaskan mengapa kita harus memiliki sifat iman sosial!


11 September 2021

KISI-KISI PTS AGAMA KATOLIK KELAS XII

 

Materi: Makna Hidup Manusia

  • Disajikan teks Kitab Suci, Matius 5:1-12: Sabda Bahagia. Sabda Bahagia disampaikan Yesus ketika berkotbah di bukit, di depan para murid-murid-Nya. Peserta didik  mampu menjelaskan apa tujuan Yesus menyampaikan Sabda bahagia!

Materi: Panggilan Hidup Berkeluarga   

  • Peserta didik  mampu  menuliskan arti dan makna keluarga!
  • Peserta didik  mampu menuliskan 5 masalah keluarga yang mereka  ketahui, apa penyebab dan bagaimana solusinya!
  • Peserta didik  mampu menuliskan dan menjelaskan tugas dan tanggungwab seorang suami/bapak!
  • Peserta didik  mampu menuliskan dan menjelaskan tugas dan tanggungwab seorang istri/ibu!
  • Peserta didik  mampu  menuliskan apa saja yang menjadi landasan hidup berkeluarga!
  • Peserta didik  mampu menuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi yang baik dalam keluarga!
  • Peserta didik mampu menuliskan alasan-alasan mengapa KB sangat urgen dan penting!
  • Peserta didik mampu menuliskan penilaian moral (Gereja Katolik) tentang metode KB!

Materi: Perkawinan dalam Tradisi Katolik           

  •  Peserta didik  mampu menuliskan dan menjelaskan secara singkat pandangan-pandangan tentang  perkawinan!
  • Peserta didik  mampu menulis dan menjelaskan sifat-sifat Perkawinan Katolik
  • Peserta didik  mampu menuliskan alasan terjadinya kawin campur!
  • Peserta didik  mampu menuliskan akibat dari perkawinan campur!
  • Peserta didik  mampu menuliskan pandangan agama Katolik tentang perkawinan campur!
  • Peserta didik  mampu menuliskan pandangan agama Islam  tentang perkawinan campur!
  • Peserta didik  mampu menjelaskan apa itu kawin campur beda Gereja dan apa saja syarat-syarat yang dipenuhi agar perkawinan beda Gereja dapat dilaksanakan!

Materi: Panggilan Hidup Membiara/Religius    

  • Peserta didik  mampu menjelaskan inti dari hidup membiara!
  • Peserta didik  mampu menuliskan 3 kaul dalam hidup membiara!
  • Peserta didik  mampu menuliskan arti dan makna ketiga kaul dalam hidup membiara!endoakan 
  • Menulis sebuah doa: Mendoakan kedua orangtua masing-masing, minimal 5 baris!


KISI-KISI MATA PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS X

Materi: Aku Pribadi yang unik         

  • Setiap orang diciptakan oleh Allah secara berbeda. Peserta didik mampu menjelaskan apa yang membuat mereka  berbeda dari orang lain!
  • Peserta didik mampu menggambar simbol diri  (misalnya: air, bunga mawar, matahari, pohon, dll) dan menjelaskan mengapa mereka memilih gambar itu sebagai simbol dirinya!
  • Peserta didik mampu menuliskan keunikan manusia dalam Kitab Suci, khususnya Kejadian 1:26-30!

Materi: Mengembangkan Karunia Tuhan   

  • Disajikan teks teks Kitab Suci Perjanjian Baru “ Perumpamaan tentang Talenta (Matius 25: 14-30) . Peserta didik mampu:       

  1. Menuliskan siapa saja tokoh dalam perumpamaan yang  disampaikan oleh Yesus tersebut dan  apa saja peran mereka masing-masing!
  2. Menuliskan 2 sikap yang ditunjukan oleh hamba-hamba itu, dalam menanggapi    talenta!                                 
  3. Menuliskan sikap tuan atas sikap hamba-hambanya terhadap talenta yang diberikan!

  • Peserta  didik   mampu   menjelaskan    apa  sebenarnya  yang  dimaksudkan  oleh  Yesus dari perumpamaan  tentang talenta!
  • Berdasarkan Kisah tentang talenta, Peserta didik mampu menjelaskan bagaimana sikap Tuhan terhadap hamba pertama dan hamba yang ke dua ketika diminta mempertanggungjawakan talenta yang diberikan!

Materi: Kesetaraan laki-laki dan perempuan          

  • Keberadaan manusia  sebagai citra Allah didasari oleh beberapa hal. Peserta didik mampu menuliskan hal-hal apa saja yang mendasari keberadaan manusia sebagai citra Allah!
  • Peserta didik mampu menuliskan perbedaan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan ciri fisik dan psikologis!
  • Peserta didik mampu menuliskan 5 jalan keluar untuk menjauhi sikap diskriminatif dan fanatisme!
  • Peserta didik mampu  menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan ungkapan:  laki-laki dan  perempuan itu sederajat!

Materi: Mengembangkan Karunia Tuhan   

  • Peserta didik  mampu  menuliskan langkah - langkah apa saja yang akan dilakukan agar kamu  memiliki  kemampuan  yang lebih seperti yang anda harapkan!   

Materi: Keluhuran manusia sebagai citra Allah      

  • Baca Kisah tentang “Orang Samaria yang baik hati” (Lukas 10:25-37). Berdasarkan  kisah tersebut,peserta didik mampu menjelaskan bagaimana kita seharusnya memperlakukan orang lain?
  • Peserta didik mampu menjelaskan maksud Yesus menyampaikan perumpamaan tentang “Orang Samaria yang baik hati”berdasarkan Lukas 10: 25-37!

Materi: Suara Hati    

  • Peserta didik mampu menuliskan pengertian hati nurani dalam artian yang  luas dan arti yang sempit!
  • Peserta didik mampu menjelaskan bagaimana hati nurani itu bertindak dari segi waktu: sebelum, pada saat dan sesudah tindakan itu dilakukan!
  • Peserta  didik  mampu  menjelaskan cara  kerja  hati nurani  berdasarkan  benar - tidaknya    suatu tindakan! 
  • Peserta  didik  mampu  menjelaskan cara  kerja hati nurani berdasarkan pasti - tidaknya sebuah tindakan!
  • Peserta didik mampu menuliskan pedoman yang dapat dipegang dalam bertindak seturut kehendak hati nurani!
  • Disajikan contoh Kasus: Peserta didik mampu menyampaikan nasehat kepada pasangan remaja terkait kasus mereka, dan mampu memberikan solusi ang terbaik yang mereka tawarkan berdasarkan moral katolik!.
  • Peserta didik mampu menuliskan sebuah doa (minimal 5 baris): syukur atas hidup kita dan mohon bimbingan Tuhan dalam menghadapi PTS!



10 September 2021

PANGGILAN PROFESI

 

Manusia adalah makluk pekerja. Tanpa bekerja manusia kehilangan jati dirinya sebagai manusia. Maka apapun suatu pekerjaan, asalkan halal, orang akan merasa dirinya bernilai di hadapan sesamanya. Sebaliknya orang-orang yang berada di usia produktif namun tidak bekerja akan merasa rendah diri dalam pergaulan masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman serta gaya hidup dewasa ini, makna dan nilai bekerja nampaknya telah bergeser. Bekerja dipahami secara sempit sebagai hal duniawi belaka. Kebanyakan orang tanpa sadar melihat makna bekerja sekadar mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di zaman yang semakin kompleks, makna dan nilai bekerja telah menyempit menjadi mengejar nilai ekonomis. Kepuasan dalam bekerja identik dengan kepuasan materialistik. Manusia bekerja tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-masing, namun untuk mengumpulkan modal. Modal dan uang dikejar demi uang itu sendiri dan tidak lagi mempertimbangkan kesejahteraan bersama (bonum commune). Kerja pun bukan lagi demi pemenuhan kebutuhan hari ini, tetapi melampaui kebutuhan dan memiliki orientasi mengumpulkan sebanyak-banyaknya. Bahkan demi mendapatkan hasil ekonomis seseorang mengabaikan nilai moral dalam bekerja dengan melakukan praktik ketidakjujuran. Kasus korupsi yang menggurita di Indonesia adalah contoh konkrit bagaimana orang bekerja mengumpulkan harta secara tidak jujur. Pergeseran kerja pun tampak dalam pilihan bekerja. Bekerja yang meningkatkan gengsi sekaligus meningkatkan hasil ekonomis yang banyak diburu. Demi mendapatkan pekerjaan itu, seseorang menghalalkan segala cara. Di dalam masyarakat pun tercipta pembedaan, mana pekerjaan yang kelas satu dan mana pekerjaan yang kelas dua. Masyarakat kurang menghargai pekerjaan domestik atau pekerjaan biasa, seperti ibu rumah tangga, buruh dan petani, meskipun pekerjaan itu dijalani dengan penuh ketekunan dan pengorbanan.

Ajaran Gereja tentang Kerja

Menurut Konsili Vatikan II: ”Bagi kaum beriman ini merupakan keyakinan: kegiatan manusia baik perorangan maupun kolektif, atau usaha besar-besaran itu sendiri, yang dari zaman ke zaman dikerahkan oleh banyak orang untuk memperbaiki kondisi-kondisi hidup mereka, memang sesuai dengan rencana Allah. Sebab manusia, yang diciptakan menurut gambar Allah, menerima titah-Nya, supaya menaklukkan bumi beserta segala sesuatu yang terdapat padanya, serta menguasai dunia dalam keadilan dan kesucian; ia mengemban perintah untuk mengakui Allah sebagai Pencipta segala-galanya, dan mengarahkan diri beserta seluruh alam kepada-Nya, sehingga dengan terbawahnya segala sesuatu kepada mausia nama Allah sendiri dikagumi di seluruh bumi”. Sabda perwahyuan Allah secara mendalam ditandai oleh kebenaran asasi, bahwa manusia, yang diciptakan menurut citra Allah, melalui kerjanya berperan serta dalam kegiatan Sang Pencipta, dan dalam batas-batas daya-kemampuan manusiawinya sendiri ia dalam arti tertentu tetap makin maju dalam menggali sumber-sumber daya serta nilai-nilai yang terdapat dalam seluruh alam tercipta.

Kebenaran itu tercantum pada awal Kitab suci sendiri, dalam Kitab Kejadian , yang menyajikankarya penciptaan dalam bentuk ”kerja” yang dijalankan oleh Allah selama ”enam hari”, sedangkan Ia ”beristirahat” pada hari ketujuh. Selain itu kitab terakhir Kitab suci menggemakan sikap hormat yang sama terhadap segala yang telah dikerjakan oleh Allah melalui ”karya” penciptaan-Nya, bila menyatakan: ”Agung dan ajaiblah segala karya-Mu, ya Tuhan, Allah yang Mahakuasa!”Itu senada dengan Kitab Kejadian, yang menutup lukisan setiap hari penciptaan dengan pernyataan: ”Dan Allah melihat bahwa itu baik adanya” Kesadaran, bahwa kerja manusia ialah partisipasi dalam kegiatan Allah, menurut Konsili, bahkan harus meresapi ”pekerjaan sehari-hari yang biasa sekali. Sebab pria maupun wanita, yang-sementara mencari nafkah bagi diri maupun keluarga mereka-melakukan pekerjaan mereka sedemikian rupa sehingga sekaligus berjasa-bakti bagi masyarakat, memang dengan tepat dapat berpandangan, bahwa dengan jerih-payah itu mereka mengembangkan karya Sang Pencipta, ikut memenuhi kepentingan sesama saudara, dan menyumbangkan kegiatan mereka pribadi demi terlaksananya rencana ilahi dalam sejarah”. Kesadaran, bahwa melalui kerja manusia berperan serta dalam karya penciptaan merupakan motif yang terdalam untuk bekerja di pelbagai sektor. ”Jadi”-menurut Konstitusi ”Lumen Gentium”-”kaum beriman wajib mengakui makna sedalamdalamnya, nilai serta tujuan segenap alam tercipta, yakni: demi kemuliaan Allah.

Arti, Makna dan Tujuan Kerja

 

Arti Kerja; Secara sederhana bekerja dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk mendapatkan penghasilan demi memenuhi tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat berupa pemenuhan kebutuhan makan, tempat tinggal, atau kebutuhan hidup lainnya.

 

Kerja adalah setiap kegiatan manusia yang diarahkan untuk kemajuan manusia, baik kemajuan rohani maupun jasmani, dan mempertahankannya. Karena itu, pekerjaan memerlukan pemikiran dan merupakan kegiatan insani.

Kerja memerlukan pemikiran. Kerja dengan sadar harus diarahkan kepada suatu tujuan tertentu. Pekerjaan merupakan keistimewaan makhluk yang berakal budi Sebab, hanya manusialah yang dengan sadar dan bebas dapat mengarahkan kegiatannya kepada suatu tujuan tertentu.

Kerja merupakan kegiatan insani yang ada dalam diri manusia sebagai makhluk yang berakal budi. Oleh karenanya, setiap jenis pekerjaan memiliki martabat dan nilai insani yang sama. Dipandang dari segi ini, tidak ada pekerjaan yang kurang atau lebih mulia dan luhur. Apabila dipandang dari sudut lain, yakni dari sudut tujuan dan hasil, setiap pekerjaan sungguh berbeda dan nilai pekerjaan yang satu melebihi nilai pekerjaan yang lain. Akan tetapi, nilai insani dan martabatnya tidak berubah karenanya.

Kerja atau bekerja adalah ciri hakiki hidup manusia. Dengan bekerja hidup manusia memperoleh arti. Dengan bekerja, seseorang merasa dirinya berharga di tengah keluarga dan masyarakat. Demi hormat terhadap martabat manusia tidak seorang pun boleh dihalangi bekerja. Demi harga diri setiap orang harus bekerja menanggung hidupnya sendiri dengan nafkah yang ia peroleh dan mendukung hidup bersama. Namun pekerjaan juga mempunyai makna religius. Allah sendiri dilukiskan sebagai Pencipta yang bekerja dari hari pertama sampai hari yang keenam dan pada hari yang ketujuh beristirahat dari pekerjaan yang dikerjakan-Nya. (Kej 1:1-2:3). Maka menyangkut hal ini perlu diperhatikan:

 

recommended by

Mgid

Mgid

 

ROLEX REPLICA

Jam Tangan Replika Rolex Diskon hingga 90%.Hanya 3 Hari Pembukaan

PELAJARI LEBIH

Allah menyuruh manusia untuk bekerja.

Dunia dan makhluk-makhluk lainnya diserahkan oleh Allah kepada manusia untuk dikuasai, ditaklukkan dan dipergunakan. (Kej 1:28-30).

Dengan demikian manusia menjadi wakil Allah di dunia ini. Ia menjadi pengurus dan pekerja yang menyelenggarakan ciptaan Tuhan.

Dengan bekerja manusia bukan saja dapat bekerja sama dengan Tuhan, tetapi juga dengan Pekerja yang menyelenggarakan ciptaan Tuhan.

Dengan bekerja manusia mendekatkan dirinya secara pribadi dengan Allah!

Manusia akhirnya teruntuk bagi Allah sebagai yang terakhir. Kerja, akhirnya merupakan salah satu bentuk pengabdian pribadi kepada Allah sebagai tujuan akhir manusia. Disini menjadi nyata bahwa kerja sungguh bisa mempunyai aspek religius, selain aspek pribadi dan sosial.

Makna Kerja

Makna atau arti ekonomis

Dari sisi ekonomi, bekerja dipandang sebagai pengerahan tenaga untuk menghasilkan sesuatu yang diperlukan atau diinginkan oleh seseorang atau masyarakat. Dalam hal ini dibedakan menjadi pekerjaan produktif (misalnya pertanian, pertukangan, dan sebagainya), distributif (misalnya perdagangan), dan jasa (misalnya guru, dokter, dan sebagainya). Kerja merupakan unsur pokok produksi yang ketiga, di samping tanah dan modal. Jadi, makna ekonomis dari kerja ialah memenuhi dan menyelenggarakan kebutuhankebutuhan hidup yang primer.

Makna sosiologis

Kerja, selain sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sekaligus juga mengarah kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Makna antropologis

Kerja memungkinkan manusia untuk membina dan membentuk diri dan pribadinya. Dengan kerja, manusia menjadi lebih manusia dan lebih bisa menjadi teman bagi sesamanya dengan menggunakan akal budi, kehendak, tenaga, daya kreatif, serta rasa tanggung jawab terhadap kesejahteraan umum.

Tujuan kerja

 

Mencari nafkah. Kebanyakan orang bekerja untuk mencari nafkah, mengembangkan kehidupan jasmaninya dan mempertahankannya.

Artinya, orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, untuk memperoleh kedudukan serta kejayaan ekonomis, yang menjamin kehidupan jasmaninya untuk masa depan. Nilai yang mau dicapai ini bersifat jasmani.

Memajukan teknik dan kebudayaan. Nilai yang mau dicapai ini lebih bersifat rohaniah. Dengan bekerja orang dapat memajukan salah satu cabang teknologi atau kebudayaan, dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling tinggi.

Menyempurnakan diri sendiri. Dengan bekerja manusia lebih menyempurnakan dirinya sendiri. Ia menemukan harga dirinya. Atau lebih tepat: ia mengembangkan kepribadiannya. Dengan kerja, manusia lebih memanusiakan dirinya.

Hubungan antara Kerja dan Doa 

Ora et labora! Berdoa dan bekerjalah! Doa mempunyai peranan penting dalam pekerjaan kita. Dapat disebut antara lain:

1. Doa dapat menjadi daya dorong bagi kita untuk bekerja lebih tekun, lebih tabah dan                tawakal.

2. Doa dapat memurnikan pola kerja, motivasi dan orientasi kerja kita, apabila sudah tidak         terlalu murni lagi. Doa sering merupakan saat-saat refleksi diri dan kerja yang sangat efektif.

3. Doa dapat menjadikan kerja manusia mempunyai aspek religius dan adikodrati.

4. Doa dan kerja memiliki keterkaitan yang sangat erat. Semakin kita bekerja maka                      seharusnya semakin kita berdoa. Karena:

Ketika kerja semakin banyak, dapat membuat orang semakin tenggelam dan terikat pada kerja. Maka doa sebagai refleksi atas kerja harus ditingkatkan supaya kerja tetap murni dalam segala aspek.

Kalau kerja semakin banyak, tentu semakin dibutuhkan kekuatan dan dorongan. Doa dapat menjadi kekuatan bagi orang beriman. Doa dan kerja seharusnya merupakan ungkapan dan perwujudan iman seseorang. 

Kerja dan Istirahat

Kerja dan istirahat merupakan dua hal yang saling melengkapi. Karena memerlukan istirahat, manusia seharusnya bekerja menurut irama alam seperti yang dilakukan oleh para petani dalam masyarakat pedesaan: peredaran hari dan pergantian musim menetapkan irama kerja dan istirahat. Namun di dunia industri irama semacam itu hancur: orang bekerja dalam irama mesin dan di bawah perintah orang lain. Tidak jarang orang kehilangan haknya untuk beristirahat demi target produksi. Dengan demikian kerja bukan merupakan bagian hidup manusia lagi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan di luar manusia. Dengan kata lain pekerjaan menjadi sarana produksi melulu dan dengan demikian merendahkan martabat manusia.

Perlu kita ingat pekerjaan itu bernilai karena manusia sendiri bernilai. Dalam situasi di mana manusia tidak dapat menikmati nilai kerjanya secara pribadi dan langsung, maka upah dan kedudukannya dalam masyarakatlah yang mengungkapkan nilai kerjanya. Dalam hal ini manusia dipandang dan diperlakukan sebagai alat produksi, bukan sebagai citra Allah, suatu hal yang merendahkan martabat manusia.

Kitab Suci Kejadian menceritakan bahwa Allah sendiri juga bekerja. Sebagai Pencipta, Ia bekerja enam hari lamanya dan beristirahat pada hari yang ketujuh (Kej 1:1-2:3). Bahkan Ia tetap bekerja sampai hari ini (Yoh 5:17). Sebagai citra Allah, manusia harus meneladani Dia, juga dalam bekerja. Semua orang harus bekerja apa pun kedudukan sosialnya atau jenis kelaminnya; “Enam hari lamanya engkau akan bekerja…..” (Kej 23:12). Dengan bekerja sehari-hari manusia berpartisipasi dalam usaha Tuhan Pencipta; ia diajak untuk turut menyempurnakan diri sendiri dan dunia (mengembangkan alam raya dengan kerjanya). Sekaligus dengan bekerja manusia memuliakan Allah dan mengabdi kepada-Nya sebagai tujuan akhirnya.

Dalam Kitab Suci dikatakan, bahwa Tuhan tidak hanya bekerja, tetapi juga beristirahat. Hari ketujuh merupakan hari istirahat, setelah enam hari sebelumnya Ia bekerja. Ia menyuruh manusia untuk beristirahat juga setelah bekerja: “…hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan suatu pekerjaan” (Kel 20:10). Maka sebagai citra Allah manusia tidak dapat dipaksa untuk bekerja secara terus menerus. Ia juga harus diberi kesempatan untuk beristirahat.

Maka sebetulnya dalam firman Tuhan itu terkandung tiga kewajiban manusia; kewajiban bekerja, kewajiban beristirahat, dan kewajiban melindungi mereka yang harus bekerja dalam ketergantungan. Dengan demikian, hidup semua orang dilindungi. Jadi, jangan sampai kerja menjadi lebih penting daripada hidup dan hasil kerja dinilai lebih tinggi daripada manusia. Firman Tuhan mau membebaskan manusia dari penindasan manusia oleh pekerjaan dan perencanaannya sendiri. Tuhan menghendaki supaya manusia tetap tinggal sebagai “citra Allah” dan bukan alat produksi.



PANGGILAN HIDUP MEMBIARA

 Arti dan Inti Hidup Membiara:

Hidup membiara merupakan ungkapan hidup manusia, yang menyadari bahwa hidupnya berada di hadirat Allah. Agar hidup di hadirat Allah bisa diungkapkan secara padat dan menyeluruh, orang melepaskan diri dari segala urusan membentuk hidup berkeluarga. Hal ini dilakukan mengingat, berdasarkan pengalaman, kesibukan hidup berkeluarga sangat membatasi kemungkinan untuk mengungkapkan hidup di hadirat Allah secara menyeluruh dan padat.

Dilihat dari hidup manusia keseluruhan, ternyata hidup membiara mempunyai nilai dan kepentingannya. Melalui hidup membiara, umatmanusia semakin menenukan dimensi rohani dalam hidupnya. Dari pengalaman hidup yang praktis, orang menyadari bahwa dalam keterbatasan hidup mereka hidup di hadirat Allah tidak dapat dinyatakan dengan bobot yang sama. Untuk kepentingan itu tampaklah betapa pentingnya hidup membiara bagi hidup manusia.

Hidup membiara menuntut suatu penyerahan diri secara mutlak dan menyeluruh. Cara hidup ini merupakan suatu kemungkinan bagi manusia untuk mengembangkan diri dan pribadinya. Hidup membiara mempunyai amanatnya sendiri, yaitu menunjukkan dimensi hadirat Allah dalam hidup manusia.Karenanya, hidup manusia juga disebut panggilan.

Inti Hidup Membiara, yang juga dituntut dari setiap orang Kristen, ialah persatuan atau keakraban dengan Kristus. Tugas ataupun kariernya adalah soal tambahan.Tanpa keakraban ini maka kehidupan membiara sebenarnya tak memiliki suatu dasar.

Seorang biarawan hendaknya selalu bersatu dengan Kristus dan menerima pola nasib hidup Yesus Kristus secara radikal bagi dirinya. Oleh karena itu, semboyan klasik hidup membiara adalah:”mengikuti jejak Tuhan kita Yesus Kristus: atau “meniru Kristus”. Contoh hidup akrab dengan Kristus bisa kita temukan dalam hidup para orang kudus, misalnya Santa Teresia dari Kanak-Kanak Yesus. Sikap akrabnya dengan Yesus antara lain terungkap dalam doa-doanya.

Arti dan Makna Kaul

1.    Kaul Kemiskinan

Memiliki harta benda adalah hak setiap orang. Dengan mengucapkan dan menghayati kaul kemiskinan, orang yang hidup membiara melepaskan hak untuk memiliki harta benda tersebut. Ia hendak menjadi seperti Kristus: dengan sukarela melepaskan haknya untuk memiliki harta benda. Orang yang mengucapkan kaul kemiskinan rela menyumbangkan bukan hanya harta bendanya demi kerasulan, melainkan juga tenaga, waktu, keahlian dan keterlampilan; bahkan segala kemampuan dan seluruh kehidupan.

2.    Kaul Ketaatan.

Kemerdekaan dan kebebasan adalah milik manusia yang sangat berharga. Dengan kaul ketaatan, orang memutuskan untuk taat seperti Kristus, melepaskan kemerdekaannya , dan taat kepada pembesar demi kerajaan Allah. Ketaatan religius adalah ketaatan yang diarahkan kepada kehendak Allah. Ketaatan kepada pembesar merupakan konkretisasi ketaatan kepada Allah. Maka itu, baik pembesar maupun anggota biasa perlu bersama-sama mencari dan berorientasi kepada kehendak Allah.

3.    Kaul Keperawaan

Dengan kaul keperawanan, sikap penyerahan diri seorang Kristen dinyatakan dalam seluruh hidup dan setiap segi. Inti kaul keperawanan bukanlah “tidak kawin”, melainkan penyerahan secara menyeluruh kepada Kristus, yang dinyatakan dengan meninggalkan segala-galanya demi Kristus dan terus-menerus berusaha mengarahkan diri kepad Kristus, terutama melalui hidup doa.

Bentuk kaul keperawanan  yang lain

Di samping hidup membiara, masih ada bentuk hidup selibat lain yang dijalani oleh orang-orang yang memilih hidup tidak menikah demi pengabdian mereka kepada sesama dan Tuhan. Misalnya, ada perawat yang tidak menikah karena ingin mengabdikan diri sepenuhnya bagi pelayanan orang sakit. Ada guru yang tidak menikah karena ingin mengabdi anak didiknya secara penuh. Mereka tidak menikah bukan karena tidak memiliki cinta. Justru karena mereka memiliki cinta kepada Allah dan sesama, dengan suka rela mereka meninggalkan hak mereka untuk menikah, demi Kerajaan Surga.

Kaul-kaul adalah tanda Kerajaan Allah

Dengan menghayati kaul-kaul kebiaraan itu, para biarawan menjadi tanda:

v  Yang memperingatkan kita supaya tidak terlalu “terpaku” pada kekayaan dan harta, kuasa dan kedudukan, perkawinan dan kehidupan berkeluarga, walupun semua itu sangat bernilai;

v  Yang mengarahkan kita kepada Kerajaan Allah, yang sudah mulai terungkapkan kepada kenyataan yang akan datang.

.


Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...