23 Februari 2021

Materi Kelas IX: Sakramen Perkawinan

 Bagi orang Katolik, ada dua jalan hidup yang bisa dihayati yaitu hidup kawin dan hidup selibat.

Orang Katolik diarahkan kepada dua cara hidup itu dengan tugasnya masing-masing.

Perkawinan adalah:

persekutuan hidup antara seorang pria dan seorang wanita atas dasar ikatan cinta kasih yang total dengan persetujuan bebas dari keduanya.

Secara sosiologis, perkawinan merupakan kesepakatan yang dibuat antara seorang laki-laki dan perempuan untuk membentuk suatu keluarga. Kesepakatan itu dibuat dalam bentuk perjanjian. Inti dari perjanjian itu adalah bahwa keduanya, secara bebas mambentuk satu keluarga dan bersedia menjalani kehidupan secara bersama-sama sejak saat itu. Hal yang merupakan  akibat langsung dari perkawinan adalah kelahiran anak-anak atau keturunan. Merekapun harus merawat keluarga dan anak-anak yang lahir dari perkawinan mereka.

Ada 3 pandangan masyarakat tentang perkawinan:

  1. Perkawinan sebagai kontrak atau perjanjian:

Perkawinan dilihat sebagai perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama.

  1. Perkawinan dari segi tujuan:

menekankan perkawinan yang tujuannya hanya untuk mendapatkan keturunan atau anak, sehingga jika sulit mendapatkan keturunan maka perkawinan adapat diceraikan.

  1. Perkawinan untuk tujuan memperoleh status:

Menghubunghan perkawinan sebagai usaha untuk memperoleh status, harta earisan, kekuasaan dan sebagainya. 

Pandangan Gereja Katolik tentang perkawinan:

  1. Perkawinan merupakan suatu persekutuan

Perkawinan adalah persekutuan hidup antara laki-laki dan perempuan atas dasar cinta. Melalui perkawinan itu mereka menghayati cinta secara lebih konkret dengan cara:

·         saling mengasihi

·         saling mengampuni

·         saling memperhatikan

·         saling mendengarkan perasan dan pikiran

·         rukun dan damai

  1. Perkawinan sebagai Sakramen

Perkawinan melambangkan hubungan antara Kristus dan GerejaNya ( Efesus 5: 22-23).

Hidup dalam perkawinan melambangkan kasih Allah kepada manusia dan kasih Yesus kepada GerejaNya. Melalui perkawinan, Allah hadir bagi mereka satu sama lain, bagi anak-anak mereka dan juga bagi lingkungan. 

Persekutuan antara laki-laki dan perempuan dalam hidup perkawinan tampak dalam seluruh hidup mereka yaitu:

  • tempat tinggal yang sama
  • pengelolaan harta yang mereka miliki secara bersama
  • tanggung jawab bersama terhadap pendidikan anak dll

Ajaran Kristiani berpandangan bahwa perkawinan tidak hanya menyangkut hubungan antara seorang pria dan wanita yang berkomitmennuntuk hidup bersama, melainkan adanya keterlibatan Allah didalamnya. 

Tujuan Perkawinan Katolik adalah:

  • Kesejahteraan suami istri sebagai pasangan
  • Keturunan atau kelahiran anak
  • Pendidikan anak
  • Kesejahteraan masyarakat 

Prinsip atau sifat-sifat Perkawinan Kristiani adalah:

  • Dibangun secara bebas atas dasar cinta tanpa paksaan
  • Bersifat Monogam tak terbagi (antara satu istri untuk seorang suami dan satu suami untuk seorang istri)
  • Terjadi antara seorang pria dan  seorang perempuan (Heteroseksual)
  • Utuh dan tidak terceraikan ( Apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia) 

Beberapa teks Kitab Suci yang berkaitan dengan Sakramen Perkawinan antara lain:

  • Kejadian 2: 18-25

Sebagai persekutuan suami dan istri bukan lagi dua tetapi satu daging. Didalam hidup perkawinan hubungan tersebut terjadi karena allah yang menghendaki dan memberkati

  • Markus 10: 1-9

Dalam perkawian Kristiani tidak dikenal adanya perceraian, karena apa yang sudah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia 

  • Efesus 2: 22-23

Menurut Iman Katolik perkawinan melambangkan hubungan antara kristus dan GerejaNya, mereka akan hidup sebagi suatu persekutuan seperti halnya hidup Gereja sebagai persekutuan

  • Efesus 5: 28

Seorang suami harus mengasihi istrinya seperti tubuhnya sendiri,demikian juga istri terhadap suaminya 

Dengan menghayati hidup perkawinan sebagai Sakramen maka keluarga Kristiani akan dijiwai oleh rahmat cinta kasih Allah dalam pelaksanaan tanggung jawabnya. Keluarga merupakan Gereja mini dimana Kasih Allah menjadi dasar hidup didalam keluarga dan iman Kristiani diperdalam dan dikembangkan oleh seluruh anggota keluarga.

Nilai perkawinan Kristiani mendapat tantangan berat dalam dunia modern ini, Perkawinan Kristiani didasarkan pada nilai hubungan cinta personal atau pribadi antara seorang pria dengan wanita. Cinta tulus antara seorang perempuan dan laki-laki membuat perkawinan mereka bertahan dalam inting dan malang.

Sering perkawinan didasarkan pada :

  • ketampanan
  • kecantikan
  • kekayaan
  • tampilan wajah
  • harta warisan atau
  • motivasi lainnya.

Jika motivasi perkawinan itu hanya didasarkan pada hal tsb diatas, Perkawinan semacam itu tidak akan bertahan dalam kesulitan hidup. Dasar perkawinan  yang seperti ini sangat semu, tidak kuat dan rapuh.

 Ada juga yang menghubungkan perkawinan sebagai usaha untuk memperoleh:

  • Status
  • Harta warisan
  • Kekuasaan
  • Kecukupan materi dll

Pandangan tentang perkawinan akan menentukan penghayatan hidup perkawinan. Apabila perkawinan hanya dipandang sebagai usaha untuk mencari status, maka orang akan tidak peduli terhadap pandiaikan anak-anaknya dalam keluarga. Jika alasan utama pernikahan adalah harta atau warisan, maka hubungan antara suami dan istri hanya didasarkan pada kepentingan ekonomi, dengan demikian, hubungan antara anggota keluarga, terutama suami dan istri bukanlah hubungan antar pribadi 

Adanya pemahaman yang keliru tentang perkawinan menjadi salah satu sebab banyaknya perkawinan yang hancur ditengah jalan. Kegagalan dalam hidup berkeluarga yang berakhir dengan perceraian terjadi karena masing-masing pihak kurang memahamisecara benar hakikat dan tujuan perkawinan. Nilai-nilai hidup perkawinan yang luhur kurang disadari 

Beberapa contoh didalam masyarakat kita yang seringkali dapat membawa pengaruh dan dampak buruk dalam kehidupan Perkawinan antara lain:

  • Kawin Cerai
  • Cinta bebas/Free Sex
  • Poligami/Poliandri
  • Pornografi
  • Masalah ekonomi
  • Prostitusi dll

 Cara menjaga keutuhan Perkawinan Kristiani antara lain:

  • Menghargai pebedaan masing-masing seperti: latar belakang pendiadikan, pekerjaaan, kebiasaan dll
  • Berpikir dan bersikap positif
  • Tetap menjaga kehangatan dan keharmonisan cinta
  • Senantiasa berkomunikasi tentang masalah & persoalan yang ada didalam keluarga untuk dihadapi bersama
  • Bersikap jujur satu sama lain
  • Selalu berdoa dan saling mendoakan

 

 


 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...