Bagi orang Katolik, ada dua jalan hidup yang bisa dihayati yaitu hidup kawin dan hidup selibat.
Orang Katolik diarahkan
kepada dua cara hidup itu dengan tugasnya masing-masing.
Perkawinan adalah:
persekutuan hidup antara seorang pria dan seorang wanita atas dasar
ikatan cinta kasih yang total dengan persetujuan bebas dari keduanya.
Secara sosiologis, perkawinan merupakan kesepakatan yang dibuat antara seorang laki-laki dan perempuan untuk membentuk suatu keluarga. Kesepakatan itu dibuat dalam bentuk perjanjian. Inti dari perjanjian itu adalah bahwa keduanya, secara bebas mambentuk satu keluarga dan bersedia menjalani kehidupan secara bersama-sama sejak saat itu. Hal yang merupakan akibat langsung dari perkawinan adalah kelahiran anak-anak atau keturunan. Merekapun harus merawat keluarga dan anak-anak yang lahir dari perkawinan mereka.
Ada 3 pandangan masyarakat tentang perkawinan:
- Perkawinan sebagai kontrak atau perjanjian:
Perkawinan dilihat sebagai perjanjian antara
laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama.
- Perkawinan dari segi tujuan:
menekankan perkawinan yang tujuannya hanya untuk
mendapatkan keturunan atau anak, sehingga jika sulit mendapatkan keturunan maka
perkawinan adapat diceraikan.
- Perkawinan untuk tujuan memperoleh status:
Menghubunghan perkawinan sebagai usaha untuk memperoleh status, harta earisan, kekuasaan dan sebagainya.
Pandangan Gereja
Katolik tentang perkawinan:
- Perkawinan merupakan
suatu persekutuan
Perkawinan adalah persekutuan hidup antara laki-laki dan perempuan
atas dasar cinta. Melalui perkawinan itu mereka menghayati cinta secara lebih
konkret dengan cara:
·
saling mengasihi
·
saling mengampuni
·
saling memperhatikan
·
saling mendengarkan perasan dan
pikiran
·
rukun dan damai
- Perkawinan sebagai
Sakramen
Perkawinan melambangkan hubungan antara Kristus dan GerejaNya (
Efesus 5: 22-23).
Hidup dalam perkawinan melambangkan kasih Allah kepada manusia dan kasih Yesus kepada GerejaNya. Melalui perkawinan, Allah hadir bagi mereka satu sama lain, bagi anak-anak mereka dan juga bagi lingkungan.
Persekutuan
antara laki-laki dan perempuan dalam hidup perkawinan tampak dalam seluruh
hidup mereka yaitu:
- tempat tinggal yang sama
- pengelolaan harta yang mereka miliki secara bersama
- tanggung jawab bersama terhadap pendidikan anak dll
Ajaran Kristiani berpandangan bahwa perkawinan tidak hanya menyangkut hubungan antara seorang pria dan wanita yang berkomitmennuntuk hidup bersama, melainkan adanya keterlibatan Allah didalamnya.
Tujuan Perkawinan Katolik
adalah:
- Kesejahteraan suami istri sebagai pasangan
- Keturunan atau kelahiran anak
- Pendidikan anak
- Kesejahteraan masyarakat
Prinsip atau sifat-sifat Perkawinan Kristiani adalah:
- Dibangun secara bebas atas dasar cinta tanpa paksaan
- Bersifat Monogam tak terbagi (antara satu istri untuk seorang
suami dan satu suami untuk seorang istri)
- Terjadi antara seorang pria dan seorang perempuan (Heteroseksual)
- Utuh dan tidak terceraikan ( Apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia)
Beberapa teks
Kitab Suci yang berkaitan dengan Sakramen Perkawinan antara lain:
- Kejadian 2: 18-25
Sebagai persekutuan suami dan istri bukan lagi dua tetapi satu
daging. Didalam hidup perkawinan hubungan tersebut terjadi karena allah yang
menghendaki dan memberkati
- Markus 10: 1-9
Dalam perkawian Kristiani tidak dikenal adanya perceraian, karena apa yang sudah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia
- Efesus 2: 22-23
Menurut Iman Katolik perkawinan melambangkan hubungan antara kristus
dan GerejaNya, mereka akan hidup sebagi suatu persekutuan seperti halnya hidup
Gereja sebagai persekutuan
- Efesus 5: 28
Seorang suami harus mengasihi istrinya seperti tubuhnya sendiri,demikian juga istri terhadap suaminya
Dengan
menghayati hidup perkawinan sebagai Sakramen maka keluarga Kristiani akan
dijiwai oleh rahmat cinta kasih Allah dalam pelaksanaan tanggung jawabnya.
Keluarga merupakan Gereja mini dimana Kasih Allah menjadi dasar hidup didalam
keluarga dan iman Kristiani diperdalam dan dikembangkan oleh seluruh anggota keluarga.
Nilai perkawinan
Kristiani mendapat tantangan berat dalam dunia modern ini, Perkawinan Kristiani
didasarkan pada nilai hubungan cinta personal atau pribadi antara seorang pria
dengan wanita. Cinta tulus antara seorang perempuan dan laki-laki membuat
perkawinan mereka bertahan dalam inting dan malang.
Sering
perkawinan didasarkan pada :
- ketampanan
- kecantikan
- kekayaan
- tampilan wajah
- harta warisan atau
- motivasi lainnya.
Jika motivasi
perkawinan itu hanya didasarkan pada hal tsb diatas, Perkawinan semacam itu
tidak akan bertahan dalam kesulitan hidup. Dasar perkawinan yang seperti ini sangat semu, tidak kuat dan
rapuh.
Ada juga yang menghubungkan perkawinan sebagai usaha untuk memperoleh:
- Status
- Harta warisan
- Kekuasaan
- Kecukupan materi dll
Pandangan tentang perkawinan akan menentukan penghayatan hidup perkawinan. Apabila perkawinan hanya dipandang sebagai usaha untuk mencari status, maka orang akan tidak peduli terhadap pandiaikan anak-anaknya dalam keluarga. Jika alasan utama pernikahan adalah harta atau warisan, maka hubungan antara suami dan istri hanya didasarkan pada kepentingan ekonomi, dengan demikian, hubungan antara anggota keluarga, terutama suami dan istri bukanlah hubungan antar pribadi
Adanya pemahaman yang keliru tentang perkawinan menjadi salah satu sebab banyaknya perkawinan yang hancur ditengah jalan. Kegagalan dalam hidup berkeluarga yang berakhir dengan perceraian terjadi karena masing-masing pihak kurang memahamisecara benar hakikat dan tujuan perkawinan. Nilai-nilai hidup perkawinan yang luhur kurang disadari
Beberapa contoh
didalam masyarakat kita yang seringkali dapat membawa pengaruh dan dampak buruk
dalam kehidupan Perkawinan antara lain:
- Kawin Cerai
- Cinta bebas/Free Sex
- Poligami/Poliandri
- Pornografi
- Masalah ekonomi
- Prostitusi dll
Cara menjaga keutuhan Perkawinan Kristiani antara lain:
- Menghargai pebedaan masing-masing seperti: latar belakang
pendiadikan, pekerjaaan, kebiasaan dll
- Berpikir dan bersikap positif
- Tetap menjaga kehangatan dan keharmonisan cinta
- Senantiasa berkomunikasi tentang masalah & persoalan yang
ada didalam keluarga untuk dihadapi bersama
- Bersikap jujur satu sama lain
- Selalu berdoa dan saling mendoakan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar