Peduli adalah: sikap tidak mementingkan diri sendiri, tetapi lebih mementingkan kepentingan bersama.
Sikap peduli
terhadap sesama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya tanpa membiasakan diri.
Kebiasaan ini perlu dipupuk sejak dalam keluarga sekolah dan didalam
masyarakat.
Sikap kurang peduli lebih banyak disebabkab oleh sikap egoisme, yaitu ketika seseorang tidak lagi memikirkan nasib sesamanya dan lebih memikirkan dan mementingkan diri sendiri.
- Banyak orang yang kurang bahkan
tidak peduli dengan sesamanya
- Orang hanya memikirkan dirinya
sendiri
- Segala sesuatu dilakukan dengan
ukuran yang asal menguntungkan dirinya sendiri, maka segala sesuatau yang
tidak mendatangkan keuntungan tidak dilakukan.
- Banyak orang bersikap kurang
peduli terhadap sesama yang kekurangan spt: pengemis, masyarakat gembel
dan orang miskin
- Sikap tidak peduli terhadap
lingkungan spt: tidak berani menegur sesama yang membuang sampah
sembarangan, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan banjir dan pencemaran
lingkungan
- Banyak kepincangan dalam
masyarakat kita spt: orang miskin semakin miskin, orang yang menderita
semakin sengasara, orang berdosa semakin jahat, dan orang yang kesepian
semakin tidak menemukan sahabat.
- ketidakpdulian juga menimpa
keluarga-keluarga dizaman moderen ini spt: ketidak pedulian antar anggota
keluarga yang menjadi penyebab utama keluarga berantakan (broken home)
- ketidak pedulian dilingkungan
sekolah spt: banyak anak drop out karena tidak ada yang membantu membiayai
sekolah, lingkungan sekolah menjadi kotor karena siswa membuang sampah
sembarangan dan beranggapan itu adalah pekerjaan pesuruh sekolah.
Untuk berbuat baik ternyata tidak mudah, seringkali ada hambatannya, entah dari diri sendirimaupun dari orang lain. Hal inilah yang sering membuat orang bersikap tidak peduli atau acuh tak acuh terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya karena tidak mau direpotkan dengan berbagai hal.
Sikap lain yang
sangat ditonjolkan dari Yesus adalah kepeduliaanNya
terhadap penderitaan sesama.
Yesus telah
menunjukkan bahwa diriNya memiliki sikap peduli pada sesama yang menderita,
walaupun banyak tantangan dan hambatannya seperti yang dicontohkan dalam Kitab
Suci yaitu:
- Yesus menyembuhkan orang pada hari sabat (Mat 12: 9-15, Mrk
3:1-6)
- Yesus memberi makan 5000 orang
(Mat 14: 13-21)
- Yesus menyembuhkan orang sakit di
Genesaret (Mat 14:34-36, Mrk 6:53-56)
- Yesus menyembuhkan banyak orang
sakir (Mat 15:29-31)
- Yesus menyembuhakan seorang anak
muda yang sakit ayan (Mat 17:14-21)
- Yesus menyembuhkan seorang tuli
(Mrk 7: 31-37)
- Yesus menyembuhkan seorang buta di
Betsaida (Mrk 8: 22-26)
- Yesus mengusir Roh dari seorang
anak yang bisu (Mrk 9: 14-28)
Dalam keseluruhan hidup Yesus, orang-orang yang menderita mempunyai tempat yang istimewa dalam hatiNya, bahkan menjadi prioritas dan perhatian dalam karyaNya. Yesus tidak pernah membiarkan seorangpun hidup menderita. Ia akan cepat tersentuh dan tergerak hatinya menyaksikan orang yang datang meminta bantuan untuk membantu dan memberikan pertolongan.
Kepekaan dan kepedulian Yesus terhadap penderitaan sesama sedemikian besar, karena Ia selalu memandang dan mengasihi mereka sebagai anak-anak Allah yang bermartabat luhur. Maka demi menolong dan mengembalikan martabat tersebut, Yesus berani meruntuhkan aturan atau hukum yang mengekang kemanusiaan dan keIlahian.
Tindakan inilah
yang ingin dikembangkan dalam hidup bersama. Gereja beruntung karena memiliki
orang-orang suci yang meneruskan karya Yesus tersebut seperti:
- Ibu Teresa dari Calcuta
- Rm mangun dari pinggiran Kali Code
Yogyakarta
- Paus Yohanes Paulus II
- Tokoh Santo Santa yang dalam
hidupnya tergerak dan terpanggil untuk melayani orang kecil, miskin,
menderita dan tertindas
- dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar