21 April 2021

MATERI KELAS VII: YESUS PEJUANG KESETARAAN GENDER

 Setara atau Sederajat adalah:

Situasi dimana seseorang diperlakukan sebagai pribadi yang bermartabat luhur, memiliki kemampuan yang khas dan khusus dan hal ini berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.

Kesetaraan gender, dikenal juga sebagai keadilan gender, adalah pandangan bahwa semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka, yang bersifat kodrati.

 Seseorang tidak boleh dianggap rendah hanya karena orang tersebut:

  • Perempuan
  • Kurang pandai atau bodoh
  • Miskin dan serba kekurangan
  • Bukan pemimpin
  • Karyawan biasa
  • Tidak memiliki jabatan atau kuasa dll

Sebagai pribadi, siapan orang itu, darimanapun latar belakangnya mereka harus tetap dihargai dan dianggap penting.

Masalah kesetaraan atau kesederajatan masih memerlukan perjuangan berat. Hal ini disebabkan oleh tata hubungan antar anggota masyarakat yang seringkali masih ditentukan oleh nilai-nilai lama yang terlalu feodalistik

Penerimaan seseorang terhadap orang lain ternyata masih banyak ditentukan oleh:

  • Kekayaan yang dimilikinya
  • Gelar yang disandang
  • Pangkat dan kedudukan yang sedang dijabatnya
  • Latar belakang sosial, ekonomi dan kehidupannya
  • Latar belakang pendidikannya dll

Itulah sebabnya dalam masyarakat kita masih banyak terjadi adanya jurang pemisah atau gap-gap dan konflik.

Contoh konkret tindakan dalam masyarakat yang berkaitan dengan kurangnya penghargaan terhadap martabat manusia antara lain:

  • Mantan narapidana yang sekalipun sudah bertobat masih saja disingkirkan oleh masyarakat.
  • Masyarakat sering tidak mau menerima dan menghargai seorang wanita yang pernah terjerumus dalam Dunia hitam sebagai WTS dan  PSK walaupun sudah bertobat
  • Sulitnya menerima para pecandu Narkoba yang telah menyelesaikan masa rehabilitasinya, sehingga mereka seringkali terjerumus kelembah hitam untuk kesekian kalinya karena sikap masyarakat yang tidak menerima mereka dengan tangan terbuka.
  • Mengucilkan para penderita  HIV/AIDS, yang dianggap berbahaya dan harus dijauhi, padahal tidak semua penderita HIV/AIDS mengidap penyakit tersebut karena gaya hidup mereka, tapi ada beberapa kasus dari mereka yang mendapat penyakit tersebut karena ketidaktahuannya dan menjadi korban dari kelalaian orang lain.
  • Menjauhi, memusuhi seorang bekas pencuri, padahal jika hal tsb terus dilakukan ada kemungkinania akan semakin membenci masyarakat dan orang tsb akan bertambah nekat dalam melakukan kejahatannya.

Banyak orang yang tidak sadar bahwa dengan memojokkan, memberi “cap negatif”, atau menyingkirkan orang yang memiliki kekurangan, justru akan semakin menjerumuskan mereka kedalam kesengsaraan yang lebih hebat lagi.

Bagi Yesus, masalah kesetaraan manusia bukan semata-mata masalah etika pergaulan. Yesus mengajak kita agar semua orang diperlakukan sebagai:

  • Pribadi yang berharga
  • Pribadi yang walaupun memiliki kekurangan dan kelemahan merupakan ciptaan Allah yang bermartabat luhur. (justru kepada orang-orang yang masuk dalam kelompok yang memiliki kelemahan dan kekurangan inilah, penerimaan kita seharusnya lebih baik lagi)

Motivasi utama Yesus memperjuangkan kesetaraan adalah: Demi Kerajaan Allah. Adapun bagi Yesus,  wujud Kerajaan Allah adalah:

  • Bila manusia dapat hidup berdampingan sebagi saudara yang setara dalam martabat.
  • Dihadapan Allah semua orang sama
  • Manusia sama-sama diciptakan Allah dan dikasihiNya
  • Tidak boleh ada sesuatu yang dijadikan ukuran untuk membatasi persaudaraan

Semasa hidup dan berkarya, Yesus berjuang keras menegakkan kesetaraan martabat manusia. Dalam Injil Lukas 19: 1-10, Perjuangan ini bagi Yesus merupakan perjuangan yang berat karena :

  • Ia harus berhadapan dengan masyarakat Yahudi
  • Ia harus menghadapi Orang Farisi dan Ahli Taurat yang cenderung menilai seseorang atas dasar pelaksanaan agama menurut ukuran mereka sendiri.
  • Kehadiran Yesus dirumah Zakheus yang dianggap sebagai orang berdosa karena dianggap najis dan patut dijauhi, merupakan batu sandungan
  • Bagi Orang Farisi dan Ahli Taurat tindakan Yesus ini dianggap merusak kesucian agama
  • Yesus tidak memperdulikan kedegilan hati Orang Farisi dan Ahli Taurat, sebaliknya Yesus menyatakan kepada mereka bahwa “Zakheus pun anak Abraham” artinya Zakheus mempunyai keluhuran martabat yang sama seperti  orang lain, maka iapun perlu diperlakukan secara adil

 Bentuk-bentuk kesetaraan manusia yang dapat diperjuangkan dalam hidup sehari-hari antara lain:

  • Mengkritisi tata hubungan dalam masyarakat yang masih jauh dari kesetaraan sebagaimana diperjuangkan oleh Yesus.
  • Kesetaraan dapat dilihat dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan
  • Kesetaraan dapat diwujudkan antara majikan dan buruh dalam pekerjaan
  • Kesetaraan dapat ditampilkan dalam keluarga sendiri dll

  •  Berbagai usaha yang dapat dilakukan untuk mengusahakan kesetaraan gender:

1.  Menerima seseorang berdasarkan pribadi

2.  Memperlakukan orang lain di dunia kerja berdasarkan kemampuan yang dimiliki

3.  Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perempuanuntuk berkarir




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...