19 Februari 2021

Materi Kelas VII: Pacaran

 Seiring dengan perkembangannya, seorang remaja akan memasuki relasi sosial yang semakin luas. Awalnya lebih senang bergaul atau membentuk kelompok dengan teman yang sejenis, lama kelamaan akan mulai merasa perlu untuk menjalin relasi dengan teman lawan jenisnya.

Bahkan untuk menarik perhatian lawan jenisnya, remaja mencoba untuk menampilkan diri sebaik mungkin, misalnya:

·         Menjaga tutur katanya

·         Menjaga penampilan dan image diri

·         Berupaya  mempercantik diri  dan menampilkan diri sebaik mungkin agar lawan jenis tertarik

·         Berusaha merawat diri dan menjaga penampilan

·         Mulai mencari perhatian dengan lawan jenis yang disukai dengan bermacam cara dll

Selain itu, ditemukan juga dampak negatif perubahan prilaku sebagai dampak dari ketertarikan terhadap lawan jenis yaitu:

·         Konsentrasi belajar menurun

·         Berbohong dalam hal keuangan dengan orang tua untuk menyenangkan pacar

·         Mencari-cari alasan agar dapat pergi dengan pacarnya.

Gejala dan dampak negatif dari rasa ketertarikan dengan lawan jenis tsb perlu diantisipasi baik oleh guru dan orang tua supaya mendapat pendampingan yang memadai agar para remaja yang mulai memiliki rasa tertarik dengan lawan jenis tidak salah jalan

Petemanan yang mendalam dan khusus dengan lawan jenis, pada akhirnya akan terjalinlah hubungan khusus yang disebut dengan “PACARAN”.

Berpacaran dapat diterima secara wajar karena hal itu merupakan perkembangan dari persahabatan sejati oleh dua orang yang berlainan jenis.

Pacaran yang sehat tidak hanya tertarik untuk menyenangkan diri, namun menuntut perlakuan yang hormat dan suci terhadap pacar.

Remaja SMP perlu memahami secara benar tentang masalah pacaran yang baik, sehingga dampak negatif dari pacaran itu tidak terjadi, tetapi malah sebaliknya mereka menjadi mampu menempatkan diri dengan baik dalam menjalin relasi dengan teman terlebih lawan jenis

Tema “Pacaran” sering dikaitkan dengan cinta atau orang yag sedang “kasmaran” alias jatuh cinta. Pengalaman ini merupkan peristiwa yang menyenangkan, membahagiakan dan membuat orang bingung mabuk kepayang.

Pacaran terjadi jika tahap pertemuan, perkenalan dan pertemanan telah dilalui dalam proses perjumpaan untuk menjadi sahabat.

 

Hubungan antara Cinta dengan Pacaran

·  Cinta merupakan daya yang mendorong seserang untuk membangun kebersamaaan atau hidup bersama yang lebih baik dengan orang yang disayangi

·    Dengan cinta seseorang ingin memberikan sesuatu dari dirinya sendiri kepada orang lain serta ada dorongan untuk membahagiakan orang lain

·         Cinta itu memperkembangkan dan mengisi hidup manusia

·      Tidak ada kebahagiaan yang begitu diharapkan sedemokian rupa cinta dan tidak ada penderitaan yang begitu mendalam daripada seseorang yang ditolak cintanya.

·         Cinta membuat hidup lebih hidup

·     Orang yang tidak pernah dicintai oleh orang lain misalnya oleh keluarga, teman dan selalu tersingkir, orang tsb akan mengalami hidup yang merana, kering & sepi

·    Walaupun gagah, kaya raya dan pandai, kalau cintanya ditolak oleh sang kekasih, ia akan merasa kehilangan segala-galanya dan putus asa

Dari hal-hal tsb diatas jelasalah bahwa manusia membutuhkan cinta, membutuhkan dimengerti dan diterima seluruh hidupnya, setidaknya oleh satu orang yang diharapkan.

 Pacaran adalah: adanya daya tarik dengan lawan jenis yang mengarah kepada kepada

                            hubungan yang khusus.

 Allah menciptakan pria dan wanita, serupa tapi tidk sama, justru perbedaan itulah pria dan wanita saling tertarik. Mereka saling membutuhkan untuk saling melengkapi dan membahagiakan serta saling mencintai.

Rasa tertarik kepada lawan jenis merupakan bagian dari proses pertumbuhan remaja menuju kedewasaan. Setiap orang akan atau pernah mengalaminya. Rasa tertarik itu sendiri bahkan oleh diberikan Allah sendiri. Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan agar saling tertarik dan dengan demikian mereka dapat saling membantu memperkembangkan satu terhadap yang lain.

Rasa tertarik atas lawan jenis itu perlu kita tata atau kelola serta kita kendalikan secara bertanggung jawab. Itulah sebabnya, kita mengenal adanya tahap-tahap ketertarikan seseorang terhadap lawan jenisnya.

Adapun tahap-tahap ketertarikan terhadap lawan jenis adalah sebagai berikut:

1.    Tahap pergaulan biasa

Pada tahap ini pria dan wanita dapat bergaul denga sesamanya secara sehat bebas dan bertanggung jawab. Biasanya perasaan yang muncul terhadap lawan jenis berjalan dengan wajar tanpa ada perasaan apapun.

2.    Tahap pergaulan khusus

Pada tahap ini pergaulan sudah mengarah kepada seseorang/lawan jenis secara akrab dan terbatas. Biasanya remaja selain bergaul dengan siapa saja, mulai ada diantaranya yang tertarik secara khusus kepada lawan jenis dan mulai bersahabat  secara khusus atau naksir, tahap ini biasa disebut juga Masa pacaran

3.    Tahap pertunangan

Pada tahap ini pria dan wanita telah mengikat janji sebagai persiapan akhir menjelang perkawinan. Setelah dewasa biasanya rasa ketertarikan atau pacaran itu biasanya akan lebih diarahkan menuju jenjang perkawinan.

Berpacaran merupakan hak setiap orang, tetapi setiap orang perlu secara bijaksana menentukan kapan ia akan mulai berpacaran. Sebab berpacaran yang tidak terarah dan tidak pada tujuannya dapat mendatangkan bencana yang merugikan, tidak hanya diri kita sendiri atau sang pacar, melainkan juga keluarga, bahkan masyarakat.

 

Masa pacaran bertujuan untuk:

·         Saling mengenal satu sama lain

·         Mengenal kepribadiannya

·         Tahu kebiasaan baik dan buruknya

·         Mengenal latar belakang latar belakang keluarganya

·         Tahu latar belakang keluarga, sosial ekonomi, pendidikannya dll

Dengan mengenal pacar secara sungguh-sungguh, diharapkan kelak bila sampai menikah mereka akan menjadi pasangan yang berbahagia, yang tidak banyak mengalami masalah atau konflik dalam kehidupan rimah tangga mereka.

Kitab suci memberikan inspirasi kepada kita dalam menghayati tahap-tahap pergaulan dengan lawan jenis seperti yang terungkap dalam Injil Lukas 14: 28-34 yaitu:

·   Agar mampu menyelesaikan suatu pekerjaan, seseorang harus memiliki persiapan cukup, seperti halnya seseorang yang akan mendirikan suatu menara.

·       Dalam mengikuti Yesus ada tuntutan khusus misalnya:

Ø  adanya persiapan

Ø  adanya kesediaan untuk lepas dari berbagai keterikatan atau kepentingan diri sendiri

Ø  adanya kesediaan untuk mendengarkan

Ø  adanya kesediaan untuk mengikuti ajaranNya dll

·       Setiap pengikut Yesus juga diharapkan dapat mewujudkan tuntutan tsb dalam hidup sehari-hari, termasuk ketika memasuki masa pacaran

·        Masa pacaran perlu dilalui secara bertanggug jawab. Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa bersatu dengan Allah, agar Allah sendiri membimbing hubungan kita dengan sang pacar.

 Adapun kriteria pacaran yang sehat adalah:

·         Dilakukan dalam rangka memilih hidup berkeluarga

·         Dasarnya adalah cinta kasih bukan hanya hal-hal yng sifatnya biologis semata

·         Waspada terhadap kemungkinan pelecehan seksual, pelanggaran asusila dan akibatnya dll

 Beberapa Nasehat Kitab Suci soal Pacaran

· Jagalah hatimu, Kitab Suci mengajarkan kepada kita untuk berhati-hati dalam memberikan/menyampaikan kasih sayang kita, karena hati mempengaruhi segala sesuatu dalam hidup kita (Amsal 4:23)

·     Kamu akan menjadi seperti teman-temanmu bergaul. Kita juga cenderung menjadi seperti teman-teman sepergaulan kita. Prinsip ini berhubungan erat dengan menjaga hati yang sama pentingnya dalam pergaulan seperti hubungan dalam pacara (1 Korintus 15:33)

·      Dalam pacaran harus mengikuti standar moral Alkitab. Pacaran yang benar harus didasari dengan Kasih Allah sehingga orientasi pergaulan itu hanya ada dalam Kristus, seperti yang terungkap dalam Roma 12:12, Yeremia 29;11 dan Amsal 23:18.

Gereja tidak pernah memaksa umatnya untuk harus menjalani proses pacaran atau pertunangan tertentu, tetapi yang diharapkan adalah agar proses itu dilalui terserah bagaimana caranya yang penting sesuai dengan norma, nilai aturan serta adat istiadat setempat dan dihayati dalam semangat iman serta terang Kristiani.

 

  



 

Materi Kelas VII: Persahabatan

 

Pertemanan yang biasa jika dilakukan lebih intensif, akan dapat meningkat dalam relasinya menjadi PERSAHABATAN.

Relasi dengan teman tentu saja tidak sedalam relasi kita dengan sahabat.

Mempunyai sahabat adalah dambaan setiap orang, karena setiap orang adalah makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari orang lain yang senantiasa ingin bahagia dan atau gembira bersama.

Sahabat adalah:

·         Seseorang yang kita kasihi, kita percayai dan kita hormati secara khusus.

·         Teman yang selalu ada untuk mendampingi ketika kita sangat membutuhkan

·         Teman yang memberikan penghiburan ketika kita dalam kesusahan.

·         Teman yang tidak membiarkan ketika kita berbuat salah

·         Ia yang hadir untuk memberikan nasihat, menunjukkan arah ketika kita tersesat

·    Dia yang bersedia menerima kita apa adanya, tidak pernah menuntut melebihi kemampuan kita.

·       Seseorang yang setia menemani kita dalam suka maupun duka,

 

Persahabatan adalah: Bentuk khusus kebersamaan yang memungkinkan orang dapat                   berbagi rasa dalam suka dan duka serta saling menolong dengan kerelaan berkorban.

Ciri-ciri Persahabatan yang baik adalah:

  1. Saling mengasaihi, dapat ditunjukkan misalnya dengan:

@ selalu mau membantu

@ rela berkorban tanpa pamrih

@ tahu bertenggang rasa dll.

  1. Saling Mempercayai, misalnya:

@ saling membuka diri menceritakan suka duka hidup

@ memberi pujian dan kritik kepada sahabt dengan jujur

@ dapat menjaga rahasia sahabat

  1. Saling Menghormati, misalnya:

@ menerima sahabat apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya

@ mau mendengar keluh kesah sahabat

@ mau mendengar tindakan dan ucapan sahabat sebagi sesuatu yang penting

Dalam persahabatan kita dapat saling menerima dan memberi diri sehingga kita dapat sama-sama belajar, tumbuh dan berkembang secara lahir dan bathin.

Bersahabat merupakan pendalaman dari proses perjumpaan,perkenalan, dan pertemanan dengan orang lain. Persahabatan itu tidak eksklusif dan sebagai cerminan dari keluasan wawasan hidup seseorang. Persahabatan itu tidak sekali jadi, melainkan tumbuh dalam proses yang berjalan. Kita bisa saja mempunyai banyak teman tetapi sedikit sahabat. Menjadi sahabat adalah soal kehendakdan pilihan sikap untuk terus membangun relasi dalam kejujuran.

 Syarat membangun Persahabatan adalah: Kejujuran diri dalam berkomunikasi

  • Kejujuran dalam arti ini adalah: menerima, melaksanakan, memperlihatkan   dan melindungi kebenaran.
  • Menerima berarti: mengakui kebenaran, entah itu datang dari mana ataupun dari siapa yang mengatakannya.
  • Melaksanakan berarti: bertindak dan bersikap sesuai dengan kebenaran dan kenyataan serta melindungi dari yang tidak berhak.

Norma yang dipakai adalah Cinta Kasih yang Bijaksana.

Dalam ajaran Gereja, selalu menunjukkan dan mengajarkan bagaimana menjadi orang Katolik yang setia pada sahabat seperti yang diungkapkan dalam Kitab Suci, terdapat contoh yang mengisahkan tentang “Persahabatan Sejati”yaitu:

Persahabatan Daud dan Yonathan (1 Samuel 18: 1-4, 20: 1-43) yaitu:

  • Yonathan adalah putera Raja Saul, ia bersahabat dengan Daud, tetapi Raja Saul  tidak suka pada Daud karena iri pada kemampuan Daud
  • Raja Saul berniat membunuh Daud, tetapi Yonathan tetap menjalin persahabatan dengan Daun dan menyelamatkan Daud dari ancaman ayahnya.
  • Kisah tersebut menunjukkan segi pandangan Kristiani bahwa:

1.    Persahabatan mengandalkan kejujuran

2.    Dalam persahabatan perlu keterbukaan untuk saling membangun

3.  Persahabatan didasari kebenaran yang tidak dapat dikalahkan oleh ikatan apapun (baik ikatan darah, ikatan fungsional maupun ikatan apapun)

  • Sikap Yonathan patut dipuji, karena ia tidak merasa persahabatannya dengan Daud harus hancur walaupaun antara sahabat dan ayahnya kurang baik hubungannya.
  • Persahabatan tidak dapat dicampuradukkan dengan urusan keluarga, Yonathan berusaha jujur dengan Daud sahabatnya dengan mengatakan apa adanya tentang ayahnya agar sahabatnya selamat, termasuk menceritakan bagaimana sikap Raja Saul.
  • Walaupun Yonathan adalah putra Mahkota, tetapi ia tidak takut kedudukannya digeser oleh Daud dan semua yang dilakukan Yonathan untuk menyelamatkan Daud dilakukan tanpa pamrih.

 

Menurut Yesus, persahabatan sejati terletak pada:

1.    Cinta yang rela berkorban (bahkan korban nyawa sekalipun)

2.    Rela memaafkan

3.    Kebersamaan dalam rahasia hidup dan perjuangan

Yesus adalah contoh tokoh sahabat yang paling agung, karena Ia mengajarkan kepada kita tentang hakekat dan makna dari persahabatan sejati.

Sikap yang sering dapat menghancurkan Persahabatan antara lain:

  • Egois atau mencari keuntungan sendiri
  • Munafik atau sikap pura-pura (lain dimulut lain dihati dan yang dilakukan)
  • Ketidakjujuran,
  • Tidak setia dll

Persahabatan yang baik akan menumbuhkan sikap:

  • Cinta kasih
  • Keterbukaan
  • Kejujuran
  • Rela berkorban tanpa pamrih
  • Saling memahami
  • Setia
  • Tidak mencari keuntungan sendiri.

Persahabatan yang sejati adalah persahabat yang sungguh-sungguh berorientasi pada orang yang dikasihinya. Orientasi ini memampukan dirinya untuk:

  • Berbuat tanpa pamrih
  • Berani meninggalkan dirinya sendiri demi sahabat yang tidak hanya bersama kala suka tetapi hadir terutama saat duka menimpa
  • Berani berkorban segalanya demi sahabat.

 Menurut Yesus, persahabatan sejati terletak pada:

·         Cinta yang rela berkorban (bahkan korban nyawa sekalipun)

·         Rela memaafkan

·         Kebersamaan dalam rahasia hidup dan perjuangan

Yesus adalah contoh tokoh sahabat yang paling agung, karena Ia mengajarkan kepada kita tentang hakekat dan makna dari persahabatan sejati.

 Persahabatan Sejati dapat terjadi apabila ada:

·         Kehendak baik

·         Cinta

·         Kejujuran

·         Sikap terbuka

·         Solidaritas/Setia kawan

·         Rela berkorban

·         Siap mendengarkan

·         Empati

Dengan sikap-sikap tsb diatas, kita bertumbuh sebagi pribadi yang integratif dan dewasa serta saling memperbaiki dan tidak ada istilah yang satu memperalat yang lain.

Model tokoh sahabat sejati adalah: Yesus Kristus sendiri, karena:

1.    Ia begitu setia dan perhatian terhadap kita

2.    Ia mati-matian membela kita sahabatNya

3.    Segala sesuatu disingkapNya bagi kita sahabatNya

Hal tersebut secara jelas dan tegas diungkapkan Yesus dalam injil Yohanes 15:13-15


 

 


 

 

 

 

 

 

 

Materi Kelas VII: Yesus Pejuang Kesetaraan Gender

 Setara atau Sederajat adalah:

Situasi dimana seseorang diperlakukan sebagai pribadi yang bermartabat luhur, memiliki kemampuan yang khas dan khusus dan hal ini berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.

 Seseorang tidak boleh dianggap rendah hanya karena orang tersebut:

  • Perempuan
  • Kurang pandai atau bodoh
  • Miskin dan serba kekurangan
  • Bukan pemimpin
  • Karyawan biasa
  • Tidak memiliki jabatan atau kuasa dll

Sebagai pribadi, siapan orang itu, darimanapun latar belakangnya mereka harus tetap dihargai dan dianggap penting.

Masalah kesetaraan atau kesederajatan masih memerlukan perjuangan berat. Hal ini disebabkan oleh tata hubungan antar anggota masyarakat yang seringkali masih ditentukan oleh nilai-nilai lama yang terlalu feodalistik

Penerimaan seseorang terhadap orang lain ternyata masih banyak ditentukan oleh:

  • Kekayaan yang dimilikinya
  • Gelar yang disandang
  • Pangkat dan kedudukan yang sedang dijabatnya
  • Latar belakang sosial, ekonomi dan kehidupannya
  • Latar belakang pendidikannya dll

Itulah sebabnya dalam masyarakat kita masih banyak terjadi adanya jurang pemisah atau gap-gap dan konflik.

 Contoh konkret tindakan dalam masyarakat yang berkaitan dengan kurangnya penghargaan terhadap martabat manusia antara lain:

  • Mantan narapidana yang sekalipun sudah bertobat masih saja disingkirkan oleh masyarakat.
  • Masyarakat sering tidak mau menerima dan menghargai seorang wanita yang pernah terjerumus dalam Dunia hitam sebagai WTS dan  PSK walaupun sudah bertobat
  • Sulitnya menerima para pecandu Narkoba yang telah menyelesaikan masa rehabilitasinya, sehingga mereka seringkali terjerumus kelembah hitam untuk kesekian kalinya karena sikap masyarakat yang tidak menerima mereka dengan tangan terbuka.
  • Mengucilkan para penderita  HIV/AIDS, yang dianggap berbahaya dan harus dijauhi, padahal tidak semua penderita HIV/AIDS mengidap penyakit tersebut karena gaya hidup mereka, tapi ada beberapa kasus dari mereka yang mendapat penyakit tersebut karena ketidaktahuannya dan menjadi korban dari kelalaian orang lain.
  • Menjauhi, memusuhi seorang bekas pencuri, padahal jika hal tsb terus dilakukan ada kemungkinania akan semakin membenci masyarakat dan orang tsb akan bertambah nekat dalam melakukan kejahatannya.

Banyak orang yang tidak sadar bahwa dengan memojokkan, memberi “cap negatif”, atau menyingkirkan orang yang memiliki kekurangan, justru akan semakin menjerumuskan mereka kedalam kesengsaraan yang lebih hebat lagi.

Bagi Yesus, masalah kesetaraan manusia bukan semata-mata masalah etika pergaulan. Yesus mengajak kita agar semua orang diperlakukan sebagai:

  • Pribadi yang berharga
  • Pribadi yang walaupun memiliki kekurangan dan kelemahan merupakan ciptaan Allah yang bermartabat luhur. (justru kepada orang-orang yang masuk dalam kelompok yang memiliki kelemahan dan kekurangan inilah, penerimaan kita seharusnya lebih baik lagi)

Motivasi utama Yesus memperjuangkan kesetaraan adalah: Demi Kerajaan Allah. Adapun bagi Yesus,  wujud Kerajaan Allah adalah:

  • Bila manusia dapat hidup berdampingan sebagi saudara yang setara dalam martabat.
  • Dihadapan Allah semua orang sama
  • Manusia sama-sama diciptakan Allah dan dikasihiNya
  • Tidak boleh ada sesuatu yang dijadikan ukuran untuk membatasi persaudaraan

Semasa hidup dan berkarya, Yesus berjuang keras menegakkan kesetaraan martabat manusia. Dalam Injil Lukas 19: 1-10, Perjuangan ini bagi Yesus merupakan perjuangan yang berat karena :

  • Ia harus berhadapan dengan masyarakat Yahudi
  • Ia harus menghadapi Orang Farisi dan Ahli Taurat yang cenderung menilai seseorang atas dasar pelaksanaan agama menurut ukuran mereka sendiri.
  • Kehadiran Yesus dirumah Zakheus yang dianggap sebagai orang berdosa karena dianggap najis dan patut dijauhi, merupakan batu sandungan
  • Bagi Orang Farisi dan Ahli Taurat tindakan Yesus ini dianggap merusak kesucian agama
  • Yesus tidak memperdulikan kedegilan hati Orang Farisi dan Ahli Taurat, sebaliknya Yesus menyatakan kepada mereka bahwa “Zakheus pun anak Abraham” artinya Zakheus mempunyai keluhuran martabat yang sama seperti  orang lain, maka iapun perlu diperlakukan secara adil

 Bentuk-bentuk kesetaraan manusia yang dapat diperjuangkan dalam hidup sehari-hari antara lain:

  • Mengkritisi tata hubungan dalam masyarakat yang masih jauh dari kesetaraan sebagaimana diperjuangkan oleh Yesus.
  • Kesetaraan dapat dilihat dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan
  • Kesetaraan dapat diwujudkan antara majikan dan buruh dalam pekerjaan
  • Kesetaraan dapat ditampilkan dalam keluarga sendiri dll
  • Berbagai usaha yang dapat dilakukan untuk mengusahakan kesetaraan gender:

1.            Menerima seseorang berdasarkan pribadi

2.            Memperlakukan orang lain di dunia kerja berdasarkan kemampuan yang dimiliki

3.            Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perempuanuntuk berkarir

 

 





Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...