05 September 2021

KEMAMPUANKU TERBATAS

  

“Tak ada gading yang tak retak” Peribahasa ini dapat diartikan:

  • Tak ada orang yang sempurna
  • Tak ada seorangpun yang tanpa kekurangan
  • Setiap orang pasti mempunyai kekurangan atau keterbatasan, ada orang yang mampu dan terampil dalam satu hal tertentu, tetapi tidak mampu atau kurang menguasai dalam bidang yang lain. 

Bagi sebagian remaja, ada yang merasa sulit untuk mengakui kekurangan atau kelemahan yang dimilikinya. Mereka cenderung ingin dipandang sebagai orang yang hebat dan mereka akan merasa minder atau rendah diri, apabila ada orang lain yang mengetahui keterbatasannya.

Orang yang seperti itu pada akhirnya akan berusaha menutupi kekurangan atau keterbatasannya dengan menghalalkan segala cara yang akhirnya akan berakibat kurang baik untuk perkembangan pribadi yang sehat. 

Iman Kristiani menawarkan cara pandang dan cara bersikap  terhadap keterbatasan yang dimiliki yaitu:

  • Allah menciptakan manusia masing-masing “baik adanya”  tetapi yang “baik adanya” itu diciptakan dlm perbedaan& kekhususan masing-masing.
  • Tidak ada pribadi yang sama , setiap pribadi diciptakan Allah secara unik
  • Tuhan menciptakan kita sesuai dengan “porsi” masing-masing dan yang pasti berbeda satu dengan yang lain.
  • Apa yang ada dalam diri kita, sudah demikian baik dan sempurna bagi kita, jadi kita mempunyai keterbatasan disamping kelebihan kita.
  • Keterbatasan adalah suatu fakta yang tak dapat dipungkiri, karena siapapun orangnya pasti memiliki keterbatasan
  • Keterbatasan hendaknya dipahami sebagai “kekurangan” atau “ketidak mampuan” sebagai pribadi. 

Adapun berbagai macam contoh keterbatasan dlm hidup seseorang antara lain:  

1. Keterbatasan Fisik contoh:  Cacat, Buta,   Tuli    Tuna Ganda dll

2. Keterbatasan Intelektual contoh:  Sulit menangkap pelajaran, Lemah dalam bidang studi tertentu, Berfikir          lambat dll

3. Keterbatasan Psikologis contoh:   Pemalu,   Penakut, Egois, 

4. Keterbatasan Ekonomi contoh:   Miskin dan serba kekurangan,  Tidak mempunyai penghasilan tetap, Tidak         mempunyai biaya dana untuk sekolah dll

5Keterbatasan Sistem Budaya contoh: Budaya korupsi yang sudah merajalela, Larangan untuk merantau,                Kebiasaan masyarakat yang sulit diubah dll. 

Keterbatasan dalam bentuk apappun, sebenarnya atau sesungguhnya ingin menyiratkan suatu panggilan pada setiap orang untuk:

  • Dapat membangun relasi dengan sesamanya
  • Bekerjasama dan saling melengkapi
  • Saling mengembangkan diri satu sama lain. 

Dalam Kitab Suci, dikisahkan tentang keterbatasan yang dialami Para Murid Yesus dalam melaksanakan tugasnya seperti:

  • Markus 4:35-41  tentang angin Ribut diredakan
  • Markus 6:35-44  tentang Yesus member makan 5000 orang
  • Lukas   15: 1-11 tentang Penjala ikan menjadi penjala manusia 

Dalam teks-teks tersebut ada beberapa sikap positif yang dapat kita teladani dari Para Murid Yesus dalam menghadapi keterbatasannya yaitu:

  • Para Murid tidak bersikap takut atau minder apalagi munafik, melainkan datang dan minta pertolongan Tuhan Yesus.
  • Para Murid yakin bahwa Yesus, akan membantunya sehingga mereka dapat keluar dan mengatasi keterbatasannya.
  • Saling membantu dan bekerja sama dalam keterbatasannya untuk melengkapi dan saling mengembangkan diri
  • Para Murid melihat bahwa ternyata kehadiran Yesus dalam doa dengan penuh iman menjadi sangat penting. 

Sikap dalam menghadapi keterbatasan dan akibatnya:

  1. Bersikap minder, akan berakibat:

·         Merasa hidupnya sebagai beban, sebab merasa hidupnya kurang beruntung

·         Sukar bergaul dan menyesuaikan diri dengan orang lain

·         Iri hati dan cemburu, karena menganggap orang lain lebih beruntung dari dirinya

·         Memandang bahwa Tuhan telah bersukap tidak adil terhadap dirinya 

  1. Sikap munafik akan berakibat:

·     Melakukan segala macam upaya untuk menutupi kekurangan diri dengan menghalalkan segala cara.

·         Menjilat atasan

·         Menekan bawahan dll 

Bagaimanapun juga kedua sikap tersebut pada akhirnya akan merugikan diri sendiri. Kerugian itu antara lain:

  • Kita akan mengalami kesulitan dalam pergaulan dengan sesama
  • Kurang disenangi oleh teman-temannya
  • Kurang dilibatkan dalam aktivitas kelompok
  • Tidak mampu menutupi dan menghilangkan kekurangan yang kita miliki bahkan bisa membuat kekurangan itu makin besar dan makin meragukan diri sendiri 

Sikap yang perlu dikembangkan dalam menghadapi kekurangan antara lain:

  • Kita harus mampu menerima diri sebagai pribadi yang memiliki kekurangan dan yakin bahwa hal ini juga dialami oleh setiap orang
  • Jangan menjadikan kekurangan sebagi alas an untuk tidak berkembang atau sukses
  • Banyak orang cacat atau orang yang tadinya dianggap bodoh bias meraih sukses dalam hidupnya, bahkan bias membantu orang lain.

 

 


 

 

AKU MEMILIKI KEMAMPUAN

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak mempunyai kemampuan, sebab pada saat Allah menciptakannya, Ia sudah membekali manusia dengan berbagai kemampuan, walaupun kemampuan yang diberikan berbeda satu dengan yang lain. Tugas manusia adala bertanya, mencari dan menemukan dalam dirinya kemampuan-kemampuan itu.

Ada kemampuan yang sifatnya umum dimiliki semua orang, ada yang sifatnya khusus. Semua orang dapat berlari, tetapi ada yang dapat cepat sehingga dapat meraih sukses lewat kemampuan berlarinya itu, ada yang biasa-biasa saja. Banyak  orang dapat berbicara, tetapi ada yang beruntung dengan kemampuan bicaranya menghasilkan banyak uang, ada yang sennag membicarakan orang lain ada yang bicara seperlunya. 

Kemampuan yang telah dianugerahkan Tuhan itu perlu dilatih dan dikembangkan, agar lebih bermanfaat, tidak dapat langsung terampil tanpa berlatih. 

Kita adalah manusia yang diciptakan Allah menurut CitraNya, yang terdiri dari tubuh dan jiwa serta dilengkapi dengan berbagai macam anugerah.

Sebagai manusia, kita memiliki sifat kemanusiaan yang sama yaitu:

  • Kita dianugerahi tubuh dan jiwa
  • Memiliki banyak kemampuan untuk belajar dengan indra dan akal budi
  • Mengalami sesuatu dengan perasaan dll 

Daya kemampuan yang dimiliki manusia merupakan bahan dasar yang diberikan Allah kepada kita untuk mengembangkan kecitraan dan kepribadian kita.

Dilain pihak, allah menciptakan kita masing-masingsecara unik dan khas, serta tidak tergantikan oleh siapapun. 

Kita serupa tetapi tidak sama, baik dari segi kepribadian, fisik, mental, kecerdasan, intelektual maupun social. Kita tidak dapat menyamakan diri dengan orang lain, dan sebaliknya, apapun bakat dan kemampuan kita, kita harus saling menghargai dan menghormati keunikan dan kekhasan masing-masing. 

Tugas kita adalah mengembangkan talenta-talenta pemberian Tuhan itu semaksimal mungkin, untuk meningkatkan keluhuran kemanusiaan kita dan demi pengembangan sesama. 

Untuk semakin memahami kemampuan kita, sebaiknya kita mengerti dulu gambaran kita melalui aspek-aspek sebagai berikut:

  1. KEPRIBADIAN adalah: Pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang baik jasmani, mental, rohani, emosional maupun sosial yang terwujud dalam tingkah laku baik atau buruk sesuai dengan usahanya untuk menjadi manusia sebagaimana dikehendakinya.
  2. JASMANI /FISIK adalah: segala sesuatu yang berhubungan dengan fisik yaitu seluruh anggota tubuh kita seperti: bentuk wajah, ukuran tubuh, tinggi badan, warna kulit, jenis rambut dll
  3. SIFAT DIRI adalah: sifat yang ada didalam diri kita yang merupakan hasil dari pengalaman-pengalaman masa lampau yang berhubungan dengan orang lain baik dalam keluarga (orang tua, saudara, pembantu dll) masyarakat dan sekolah.

Sifat diri terbagi menjadi 2 yaitu:

·    Sifat Positif: sifat-sifat diri yang dapat membangun /menciptakan relasi/hubungan yang baik dengan orang lain seperti: Setia kawan, Jujur, Rendah hati, Sabar, Sederhana, Ceria dll

·       Sifat Negatif: sifat-sifat diri yang dapat merusak hubungan atau relasi dengan orang lain seperti: Pemarah. Egois, Pembohong, Pendendam, Pemalas dll.

  1. BAKAT adalah: kemampuan bawaan (potensi) yang masih perlu dikembangkan dan dilatih. Bakat memungkinkan seseorang berprestasi jika dikembangkan dengan baik serta didukung dengan pengetahuan, latihan, pengalaman, dan motivasi diri.
  2. KEMAMPUAN adalah: daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Bakat yang dilatih dan dikembangkan akan menjadi suatu kemampuan.
  3. MINAT adalah: tingkat kesenangan terhadap sesuatu, benda, atau jenis kegiatan atau jenis pekerjaaan tertentu.
  4. CITA-CITA adalah: upaya manusia mengarahkan dirinya dimasa depan atau usaha untuk member makna, arti pribadi atas kegiatan, latihan, belajar, minat sehingga dapat menemukan apa peran sosialku bagi masyarakat.

Untuk menentukan cita-cita, kita harus menggali bakat (potensi diri) dan kemampuan, kepribadian dan keadaan fisik atau jasmani yang kita miliki. Dalam kesemuanya itu kita mengenal betapa anugerah Allah itu begitu agung dalam hidup kita. 

Sebagai remaja kita sering mengalami kesulitan untuk mengetahui dan menyadari kemampuan yang kita miliki, hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor, baik dari diri sendiri maupun dari luar contoh:

  1. Dari dalam diri sendiri

·         Banyak remaja yang belum berupaya untuk menemukan kemampuan yang dimilikinya

·         Malas untuk mengembangkan kemampuannya

·         Tidak percaya diri bahwa dirinya memiliki kemampuan

  1. Dari luar dirinya

·         Pengaruh pola pendidikan dalam keluarganya

·         Kurang diberi kesempatan untuk berkembang dan meng aktualisasikan dirinya

·         Mudah terpengaruh oleh lingkungan

·         Kurangnya fasilitas yang tersedia untuk mengembangkan kemampuan yang telah dimilikinya dll 

Kurangnya pengetahuan akan kemampuan serta kesempatan untuk mengaktualisasikan diri berdasarkan kemampuan yang kita miliki dapat menimbulkan kebingungan dan sikap iri terhadap kemampuan orang lain. Remaja dapat menjadi bingung dan selalu mencari-cari sehingga ia tidak mampu membangun arah hidup dan kegiatannya secara terarah  dan terencana.

Iman Kristiani secara tegas mengatakan bahwa Allah telah memberikan kepada setiap pribadi kemampuan-kemampuan khusus atau talenta secara berbeda satu dengan yang lain. Hal inilah yang menyebabkan setiap orang menjadi pribadi yang unik. 

Dalam Matius 25: 14-30, diungkapkan bahwa semua manusia dipanggil untuk menentukan kemampuan atau talentanya masing-masing serta mengembangkan nya sehingga menghasilkan buah-buah yang berguna, tidak hanya untukdirinya sendiri, tetapi juga untuk kepentingan bersama.

Bahkan secara tegas dalam Injil Matius 25: 14-30, juga terungkap bahwa Allah akan meminta setiap orang untuk mempertanggungjawabkan talenta yang telah diberikan untuk kemudian hari.

Dalam Perumpaman tentang Talenta (Matius 25: 14-30) digambarkan dua sikap manusia terhadap Talenta tersebut yaitu:

  1. Bersikap Bertanggung jawab dan mengembangkan talenta tersebut sehingga menghasilkan buah. Perlakuan Tuhan terhadap orang yang bersikap demikian adalah, Tuhan Allah mengajak mereka berbahagia bersamaNya.
  2. Bersikap tidak berbuat apa-apa, sehingga tidak menghasilkan apa-apa

Sikap Allah terhadap orang yang bersikap tidak bertanggung jawab dan tidak mengembangkannya adalah Tuhan merasa sedih dan terpaksa mengambilnya kembali karena talenta yang dikaruniakannya tidak menghasilkan buah apa-apa. 

Cara yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan Kemampuan atau Talenta adalah:

  1. Melatih diri terus menerus tanpa takut salah atau gagal
  2. Masuk dalam organisasi bersama orang-orang yang memiliki bakat dan minat yang sama
  3. Belajar dan mau bertanya pada orang yang lebih berpengalaman 

Karena Talenta atau kemampuan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, maka Allah menghendaki agar setiap orang bekerja sama dan saling melengkapi satu dengan yang lain. 

Talenta atau Kemampuan tidak harus selalu diartikan sebagai bakat seperti: Main music, Bernyanyi, Menari, dll,melainkan dapat juga diartikan sebagai kemampuan khusus atau sifat-sifat baik yang apabila kita gunakan kita mampu mengembangkan diri, menjadi pribadi yang utuh serta dapat melayani sesama.

 

 


TUGASKU SEBAGAI CITRA ALLAH


Dalam kitab Suci, tidak hanya dikatakan bahwa manusia diciptakan sebagai Citra Allah saja,tetap juga ditegaskan mengenai tugas dan panggilan manusia sebagai Citra Allah. 

Dalam Kitab Kejadian 1:26-30, ditegaskan bahwa manusia sebagai Citra Allah dipanggil untuk:

·  Beranak cucu dan bertambah banyak

·  Memenuhi bumi dan menaklukkannya

·  Berkuasa atas makhluk ciptaan Allah yang lainnya 

Tugas dan panggilan manusia sebagai Citra Allah yang agung perlu ditempatkan dalam konteks “Karya Keselamatan Allah” yang dikehendaki oleh allah sendiri yaitu: Keselamatan manusia berkaitan erat dan sangat ditentukan oleh sikap manusia itu sendiri terhadap ciptaan yang lainnya, ini berarti bahwa manusia tidak dapat bersikap sewenang-wenang atas kuasa dan panggilan Allah tersebut.

Dalam kitab Kejadian 1:26-30, secara lebih mendasar ditegaskan bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Allah dikuasakan pengelolaannya kepada manusia sebagai Citra Allah.Manusia diberi kuasa untuk mengelola alam beserta isinya, 

Maka alam beserta isinya harus:

·         Dipelihara

·         Ditumbuh kembangkan

·         Dimanfaatkan

Sedemikan rupa demi kehidupan dan kesejahteraan manusia seluruhnya baik secara pribadi, maupun bersama. 

Dalam Kitab Kejadian 1:26-28, ditegaskan pula bahwa kuasa manusia atas alam beserta isinya berasal dari Allah, ini berarti bahwa manusia tidak mempunyai kuasa mutlak atas alam ini.

Mengusai alam bukan berarti bahwa manusia boleh bertindak sewenang-wenang terhadap alam beserta isinya, melainkan kuasa yang diberikan Allah itu adalah kuasa untuk mengelola alam beserta isinya berdasarkan kehendak Allah sendiri.

Kuasa yang diberikan Allah kepada manusia sifatnya terbatas, ini berarti bahwa manusia tidak dapat menjalankan sesuatu melebihi kekuasaan Allah sendiri dan kuasa itu perlu dijalankan secara bijaksana demi kemuliaaan Allah serta demi kebahagiaan manusia sendiri. 

Manusia harus menjalankan panggilannya sebagai Citra Allah sesuai dengan kehendak allah yang harus ditampakkan pada kesadaran akan hal-hal berikut yaitu:

·   Segala sesuatu berasal dan diciptakan allah serta terarah pada penciptaNya

·  Tiap makhluk mempunyai kelebihan dan kesempurnaannya sendiri

·  Semua makhluk ciptaan Allah mempunyai ketergantungan antara satu dengan yang lain dan 

    saling melengkapi. 

Sikap yang perlu dikembangkan dalam menjalankan panggilan manusia sebagai Citra Allah adalah:

Sikap bertanggung jawab dan berusaha untuk menampilkan keCitraan Alah sendiri sebagai pencipta dan pemelihara melalui kata-kata, sikap dan perbuatan sehari-hari, bukan kata-kata, sikap dan perbuatan yang menguasai dan menghancurkan orang lain. 

Tugas manusia adalah adalah mewujudkan keutuhan ciptaan Allah yang baik adanya. Tugas tersebut meliputi 4 hal yaitu:

  1. Membuka diri terhadap Allah
  2. Membangun solidaritas dengan sesama
  3. Mengolah dan memelihara dunia-alam semesta
  4. Membangun diri sendiri 

Dalam pokok-pokok itu manusia sebagi Citra Allah menjadi partner Allah dan bersama-sama Allah bertanggung jawab atas hidup baru yang diserahkan Allah kepada mereka.

Dalam kehidupan sehari-hari, ternyata banyak situasi yang menunjukkan tindakan manusia yang tidak atau belum mencerminkan panggilan manusia sebagai Citra Allah. 

Faktor penyebab yang utama adalah: egoisme dan keserakahan manusia serta sikap tidak peduli terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain. 

Adapun contoh sikap atau tindakan manusia yang tidak menunjukkan dirinya sebagai Citra Allah terhadap:

  • Diri Sendiri               : Malas, Sombong, Egois, Iri, Dengki dll
  • Alam/Lingkungan    : Pembakaran hutan, pencemaran lingkungan/polusi, Merusak alam &                                                      lingkungan,   pembuangan limbah  membuang sampah sembarangan dll
  • Orang lain/sesama   : Perkelahian, tawuran, membunuh , mencuri, berbohong, melakukan tindakan                                               kriminal dll                 
  • Tuhan                        : Jarang berdoa, menyembah berhala, tidak menjalankan ibadah sesuai dengan                                        agama yang diyakininya, menyebut nama Tuhan dengan sembarangan dll

 

 

 



AKU CITRA ALLAH YANG UNIK


Pengertian kata “Citra”

v  Kata “Citra” dapat diartikan sebagai gambaran (image) yang menunjuk pada identitas atau ciri seseorang atau kelompok.

v  Kata “Citra” biasanya juga dikaitkan dengan suatu nilai yang dianggap ideal dan baik, dan umumnya terkait erat dengan tindakan, sifat atau karakter seseorang.

v  Istilah “Citra” juga mempunyai makna keserupaan, gambaran atau kemiripan antara seseorang atau kelompok yang dicitrakannya.

v  Istilah “Citra” merupakan perpaduan arti dari kata-kata “Gambar” dan “Rupa” 

Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk manusia baik adanya. Manusia menjadi ciptaan yang termulia dari segala makhluk hidup. Dunia beserta isinya diserahkan kepada manusia. Karena akal-budinya, manusia tidak hanya mampu mempertahankan hidupnya dan mempertahankan jenisnya, tetapi juga mampu memperkembangkan dan dan meningkatkan mutu hidupnya. 

Manusia tidak hanya mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tetapi dapat mengolah dan mengatur, merubah dan menguasai lingkungannya, serta menguasai dan memanfaatkan ciptaan-ciptaan lainnya.

Dalam hal inilah manusia merupakan “ Citra Allah”. 

Kata “Citra Allah” terungkap dalam Kitab Kejadian. Kisah penciptaan manusia dalam Kitab Kejadian memakai 2 iastilah yang saling melengkapi dan saling memperbaiki yaitu:

v  Istilah “GAMBAR (Bahasa Ibrani: Salem)

v  Istilah “RUPA        (Bahasa Ibrani: Demuth) 

Manusia Sebagai Citra Allah, merupakan pengakuan yang paling dasar bagi manusia di hadapan Allah, adapun beberapa hal yang akan di bahasa mengenai Manusia sebagai Citra Allah antara lain :

Setiap manusia itu unik, tak ada satu orang pun yang mempunyai kesamaan dengan orang lain, bahkan manusia kembar sekalipun selalu mempunyai perbedaan. Keunikan itu dapat diamati dari beberapa hal antara lain:

·         Fisik

·         Psikis

·         Bakat/kemampuan

·         Pengalaman-pengalaman yang dimilikinya dll 

Keunikan diri merupakan anugerah yang menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal serta diperlakukan secara khusus juga. Akan menjadi sulit dibayangkan bila semua manusia sama dalam segala hal. 

Dalam menghadapi keunikan diri sering ditemukan 2 (dua) sikap yaitu: 

v  Sikap positif

·         akan menerima keunikan sebagai anugerah

·         bangga bahwa dirinya berbeda

·         bersyukur bahwa apapun yang ada pada dirinya merupakan pemberian Tuhan yang baik adanya

·         percaya diri dan tidak merasa minder

·         selalu berusaha menjadi diri sendiri

·         memiliki harga diri

·         hidup tenang dan mampu bergaul dengan siapa saja 

v  Sikap Negatif

·         tidak puas terhadap dirinya

·         kurang menerima keunikan diri

·         melakukan tindakan yang melawan kehendak Tuhan

·         melakukan tindakan apapun demi menutupi kekurangan diri (operasi plastik)

·         sering beranggapan seolah penampilan luar lebih penting 

Dalam kisah enciptaan diungkapkan bahwa Manusia diciptakan sebagai “Citra Allah” artinya: Manusia diciptakan Allah menurut Gambar dan Rupa Allah sendiri (Kejadian 1: 26-27).Kata “segambar “ dan “serupa” sekaligus melukiskan secara tepat bahwa manusia dan Allah berbeda. 

Sejauh terluliskan dalam Kitab Suci, istilah “Citra Allah” itu hanya dikatakan pada manusia, dan tidak dikenakan kepada ciptaan Tuhan lainnya. Hanya manusialah yang disebut “Citra Allah”. 

Karena manusia diciptakan sebagai “Citra Allah”, manusia memiliki martabat sebagai pribadi artinya adalah:

v  Manusia bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang

v  Manusia mengenal dirinya sendiri dan menjadi tuan atas  dirinya sendiri.

v  Manusia mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain

v  Manusia dipanggil untuk membangun relasi dengan Allah, PenciptaNya. 

Sebagai citra Allah, manusia sepantasnya memancarkan diri Allah maka:

·   Kalau Allah Maharahim, manusia pun harus penuh pengampunan

·   Kalau Allah Mahabaik maka manusia pun harus bermurah hati 

Sebagai “Citra Allah”, Allah telah memberikan karunia khusus berupa:

v  Akal budi

v  Kebebasan

v  Hatu Nurani

Karunia atau kemampuan-kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dan ciptaan Tuhan lainnya. Manusia adalah ciptaan Allah yang bermartabat luhur, siapapun orangnya, ia adalah Citra Allah, yang serupa dan segambar dengan Allah dan ia menjadi wakil Allah di dunia ini.





Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...