18 September 2021

YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH MELALUI PERUMPAMAAN

 Perumpaman adalah: Penyampaian pesan yang menggunakan bahasa imajinatif, kiasan,    simbolis atau perbandingan sehingga orang yang mendengarkan sebuah perumpamaan diharapkan mampu menangkap pesan dibalik perumpamaan itu.

Tujuan/Maksud perumpamaan adalah : agar orang yang mendengar diharapkan lebih mudah  menangkap dan memahami isi serta gagasan yang hendak disampaikan melalui perumpamaan tersebut.


Dalam mewartakan Kerajaan Allah Yesus seringkali menggunakan perumpamaan sesuai dengan situasi dan kondisi para pendengarnya dan biasanya diambil dari hal-hal yang ada dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, berupa : benda disekitar , Pengalaman, Kejadian, Kebiasaan 

Sehingga orang yang mendengarkan perumpamaan yang disampaikan Yesus akan lebih mudah memahami ajaran Yesus


Beberapa contoh perumpamaan yang digunakan Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah adalah sebagai berikut:

  • Perumpamaan seorang Penabur (Markus 4:3-8,13-20)

  • Karya Yesus untuk menegakkan Kerajaan Allah betapapun ada kegagalan,

karyaNya itu akan menghasilkan buah panen berlimpah, melebihi apa yang diperkirakan manusia.

  •  Pengikut Yesus tak perlu berkecil hati dan mudah putus asa bila mengalami berbagai kegagalan.

  • Perumpamaan tentang Benih yang tumbuh (markus 4:26-29)

  • Kerajaan Allah seumpama benih yang ditaburkan.

  • Ia akan tumbuh sendiri, bahkan petani sering tidak mengetahui kapan akan bertunas, keluar bunga dan kapan buahnya berbentuk. 

  • Artinya tumbuhnya Kerajaan Allah sering tidak bisa diamati, semua tergantung sepenuhnya kepada Allah bukan usaha manusia saja.

  •  Pada saat yang tepat Allah sendiri yang akan menegakkan Kerajaan Allah.

  • Perumpamaan tentang Lalang diantara Gandum (Matius 14:24-30)

  • Kerajaan Allah diwartakan dan ditawarkan Yesus kepada semua orang.

  • Tegakknya Kerajaan Allah tidak harus dengan menghabisi yang jahat melainkan memberi kesempatan untuk bertobat.

  • Kerajaan Allah sendiri yang akan menghakimi bukan manusia

  • Allah mencintai dan menghendaki semua manusia yang baik dan jahat.

  • Tegakknya Kerajaan Allah justru terjadi bila yang baik dan jahat bisa hidup bersama dgn kesabaran dan kasih serta mendorong yang jahat menjadi baik.


  • Perumpamaan tentang Pukat (Matius 13: 47-50)

  • Kerajaan Allah bagaikan pukat yang saat ditebarkan akan mendapatkan bermacam-macam ikan, ada yang besar dan kecil, ada yg beracun dan tidak.

  • Dalam Kerajaan Allah dikembangkan sikap tidak mudah menghakimi orang lain, merasa paling baik dan layak menjadi warga Kerajaan Allah 

  • Biarlah Allah sendiri yang memilah-milah antara yang baik dan jahat.


  • Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara berharga (Matius 13:44-46)

  • Demi Kerajaan Allah, manusia harus memandang Allah sebagai harta yang paling berharga.

  • Manusia harus berani meninggalkan segala miliknya yang selama ini dianggap paling berharga dalam hidupnya

  • Hidup dalam Kerajaan Allah adalah hidup yang penuh sukacita, sekalipun untuk 

mencapainya seseorang harus meninggalkan segalanya.



YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH MELALUI TINDAKAN DAN MUKJIZAT


Yesus bukan saja berbicara tentang Kerajaan Allah, tetapi juga memberikan kesaksian tentang Kerajaan Allah dengan tindakan-tindakan-Nya serta ada kesatuan antara Sabda dan KaryaNya.

Yesus tampil sebagai Nabi, tetapi juga sebagai Tabib.

Unsur hakiki/mendasar Nabi dan Tabib, masing-masing mewakili unsur perkataan dan perbuatan yang merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dalam hidup Yesus


Kesatauan antara Sabda dan Karya Yesus bersifat sedemikian rupa, sehingga kebenaran perkataan Yesus itu tampak dalam perbuatanNya seperti yang terungkap dalam :


Tindakan Yesus Mewartakan Kerajaan Allah


  • Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus tidak ditujukan hanya pada kelompok atau golongan tertentu, tetapi ditujukan untuk semua orang.

  • Yesus merangkul semua orang yang baik maupun yang jahat agar dapat merasakan keselamatan.

  • Kerajaan Allah justru terjadi bilamana yang baik maupun yang jahat dapat hidup berdampingan dalam kebersamaan dan dengan penuh kesabaran serta kasih mendorong yang jahat menjadi baik.

  • Yesus dekat dengan sesamaNya, sangat terbuka kepada semua orang, bergaul dengan semua orang dan tidak membuat kelas/mengkotak-kotakan diantara manusia.

  • Yesus tidak mau hanya merangkul sekelompok orang dan menyingkirkan kelompok lainnya bahkan Yesus akrab dengan semua orang dan mau bergaul dengan orang yang dianggap berdosa.

  • Sikap Yesus suka bergaul dengan orang berdosa dan dianggap najis amat tidak sesuai dengan adat sopan santun dan peraturan agama yang berlaku saat itu.

  • Yesus telah menjungkirbalikkan/mematahkan perturan yang telah mapan saat itu terutama bagi orang Yahudi pada umumnya yang masih memegang kuat tradisi mereka.


Sikap Yesus terhadap pendosa


Adapun sikap Yesus yang tidak bisa ditolerir/dibiarkan oleh Masyarakat Yahudi pada umumnya karena dianggap mengganggu, merusak dan membahayakan tatanan hidup yang sudah mapan saat itu adalah:

  1. Yesus bergaul dengan Pendosa,  karena bagi Orang Yahudi:

  1. Dosa itu menular seperti kuman

  2. Tinggal serumah apalagi makan bersama dengan mereka berarti kena dosa dan menjadi orang berdosa

  3. Seorang yang saleh tidak boleh bergaul dengan yang tidak saleh, karena seorang Yahudi akan rusak namanya kalau berhubungan dengan seorang kafir.

  4. Kaum pendosa harus dijauhi, disingkirkan, dan dikucilkan karena mereka dianggap tidak layak hidup ditengah-tengah masyarakat pada umumnya.


  1. Yesus dianggap telah melanggar semua peraturan dan adat, karena Ia: 

  1. Bergaul dengan pemungut pajak yang dianggap sebagai koruptor dan pemeras.

  2. Bertemu dan menyapa orang yang dianggap kafir seperti bangsa Samaria

  3. Mendatangi negri orang kafir dan berbicara akrab dengan mereka.


  1. Yesus bergaul dengan wanita

Anggapan masyarakat Yahudi adalah wanita itu penggoda, karena itu seorang laki-laki apalagi seorang guru agama tidak boleh berbicara dengan seorang perempuan yang belum dikenalnya.


Bagaimana sikap Yesus terhadap wanita ?


  • Yesus bergaul dengan wanita, bahkan wanita-wanita tertentu tetap mengikutiNya kemanapun Ia pergi.

  • Yesus juga menyapa dan bergaul dan menyapa wanita-wanita kafir yang belum dikenalNya seperti wanita Samaria

  • Yesus tidak hanya bergaul tetapi Ia juga berusaha membela wanita yang kedapatan berbuat zina (yoh 8: 1-11)


Dari contoh-contoh diatas menjadi jelas bagi kita bahwa Yesus tidak hanya mewartakan Kerajaan Allah tapi juga mewujudkannya melalui tindakannya.


Jika Kerajaan  Allah adalah : situasi dimana semua orang dikasihi Allah, semua orang tidak tersekat oleh jurang antara kaya dan miskin, maka Yesus menunjukkan hal itu dengan bergaul kepada siapa saja, terutama mereka yang miskin dan berdosa yang selama ini disingkirkan oleh masyarakat.


Mukjizat sebagai tanda kehadiran Allah

  • Dengan mengerjakan mukjizat, Yesus memperlihatkan kehadiran kerajaan Allah

  • Tanda-tanda mukjizat yang dikerjakan Yesus memperlihatkan bahwa dalam diri Yesus genaplah nubuat para nabi tentang Mesias yang kedatanganNya telah dijanjikan kepada para leluhur Israel.

  • Pengarang Injil menceritakan mukjizat Yesus untuk memaklumkan bahwa Yesus tidak hanya menyampaikan kabar yang menggembirakan itu, tetapi “Ia sendiri adalah Kabar Gembira, Injil”.

  • Yesus sendirilah keselamatan, rahmat dan penyembuh bagi manusia yang sedang susah

  • Pemerintahan Allah yang eskatologis benar-benar sedang masuk kedunia ini seperti yang terungkap dalam Lukas 11:20 :”...jika aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu,...”


Adapun beberapa contoh mukjizat yang dilakukan Yesus sebagai tanda Kehadiran Allah:

  1. Yesus membangkitkan anak seorang janda di Nain (Lukas 7: 11-17) 

Yesus ingin menunjukkan bahwa:

  • Allah berkuasa atas kehidupan dan kematian manusia.

  • Ia adalah mesias, penyelamat yang mereka nantikan.

  1. Yesus meredakan angin Ribut (Matius 8: 23-27)

Melalui mukjizat ini Yesus ingin menunjukan bahwa:

  • Allah berkuasa atas alam semesta

  • Tidak ada kekuatan lain yang mampu mengalahkan kekuatan Allah sendiri

  • Kekuasaan Allah mampu mengatasi kekuatan apapun yang ada didunia ini

  • Semua ciptaan harus tunduk pada kekuatan Allah

  1. Yesus mengusir Roh jahat ( Markus 1: 21-28)

Dengan mengusir Roh Jahat Yesus ingin menunjukkan :

  • Allah lebih berkuasa dari roh-roh yang ada

  • Roh Jahat selalu mengarahkan manusia pada perbuatan yang tidak dikehendaki Allah yang membawa kehancuran dan kebinasaan.

  • Roh Allah membawa manusia pada kebenaran dan kebahagiaan hidup bersama 






YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH

Kerajaan Allah adalah pokok pewartaan yang dibawa Yesus kepada Manusia didunia. Kerajaan Allah merupakan inti pokok dari seluruh ajaran Yesus. Ungkapan Kerajaan Allah merangkum bahwa Tuhanlah yang mengusai dunia ini, diharapakan pada suatu ketika Tuhan hadir untuk menguir ketidakadilan dan kesusahan dari tengah keberadaan iman kita.


Pokok pewartaan Yesus tentang Kerajaan Allah terdiri atas beberapa hal yaitu:


  1. KERAJAAN ALLAH SEBAGAI POKOK PEWARTAAN KRISTUS


Pengertian: 

Kerajaan Allah berarti:

  1. Turun tangan Allah untuk menyelamatkan dan membebaskan dunia

  secara total dari kuasa kejahatan

  1. Allah sendiri yang tampil sebagai raja dalam kemuliaan dan keperkasaan bukan untuk menghukum, melainkan untuk menyelamatkan dan memberi perlindungan.


Ciri khas pewartaan Yesus ialah: bahwa kedatangan Allah sebagai Raja Penyelamat akan terjadi dengan segera. Kerajaan Allah itu,  Allah yang datang sebagai Raja,  sudah dekat.


Bagi Yesus, Pewartaan Kerajaan mempunyai arti yang khusus dikarenakan:

  • Kerajaan Allah paling pokok dalam sabda dan karya Yesus

  • Kerajaan Allah mempunyai ciri-ciri khas dalam pewartaan Yesus

  • Kedatangan Kerajaan mendesak, karena kemalangan manusia hampir tidak tertahan lagi

  • Belas kasihan dan kerahiman Allah tidak akan tertunda lagi

  • Kemalangan menjadi tanda kedatangan Allah yang Maharahim


Pewartaan Kerajaan adalah: Perwartaan kerahiman Allah dan karena itu merupakan warta pengharapan.


Makna Kerajaan Allah menurut Bangsa Yahudi antara lain:

  • Kerajaan Allah bersifat Politis 

Kerajaan Allah yang damai sejahtera hanya akan terwujud bila Allah tampil sebagai tokoh politik yang gagah berani mampu memimpin bangsa Israel melawan penjajah Romawi dan para penindas rakyat

  • Kerajaan Allah bersifat Apokaliptis

Kerajaan Allah akan tercapai bila Allah menunjukkan kuasanya dgn mengguncangkan kekuatan langit dan bumi yang akan membangkitkan suatu dunia baru, yang menganggap penderitaan bukan akhir segalanya pada akhir zaman.

  • Kerajaan Allah bersifat Yuridis Religius.

Allah sekarang sudah meraja secara hukum, sedangkan pada akhir zaman Allah menyatak kuasaNya sebagai Raja Semesta alam dengan menghakimi sekalian bangsa





17 September 2021

KISI-KISI PTS AGAMA KATOLIK KELAS XI

 

Siswa mampu:

  1. Menuliskan asal usul kata Gereja. 
  2. Menuliskan  dua pengertian Gereja.
  3. Disajikan teks Kitab Suci  Kisah Para Rasul 2: 41-47. Siswa dapat menuliskan ciri-ciri hidup Jemaat Kristen Pertama menurut teks tersebut!                     
  4.  Menuliskan  pengertian umat Allah!
  5. Hubungan antara Allah dan umat-Nya (bangsa Israel) dimeteraikan oleh suatu perjanjian. Menjelaskan  isi perjanjian antara Allah dan umat-Nya bangsa Israel tersebut.
  6. Menuliskan tiga dasar Gereja yang Mengumat!
  7. Menuliskan kosekwensi Gereja yang Mengumat bagi pemimpin Gereja atau Hierarki!
  8. Menuliskan  kosekwensi Gereja yang Mengumat bagi setiap anggota umat!
  9. Menuliskan  kosekwensi Gereja yang mengumat bagi hubungan awam dan Hierarki. 
  10. Menggambar dua model  Gereja!
  11. Menjelaskan hal yang menonjol apa saja dalam Gereja sebagai Persekutuan Umat!
  12. Dalam Gereja Katolik, kita mengenal istilah Hierarki. Tuliskan pengertian Hierarki dan dua  tugas Hierarki!
  13. Tuliskan anggota-anggota Hierarki mulai dari paling atas sampai paling bawah!
  14. Dalam Gereja Katolik terdapat tiga golongan umat atau keanggotaan Gereja. Tuliskan tiga  keanggotaan Gereja Katolik serta tugas atau perannya masing-masing!
  15. Salah satu sifat Gereja Katolik adalah SATU. Tuliskan dengan lengkap landasan Hukum Gereja yang satu!
  16. Tulis dan Jelaskan beberapa alasan mengapa sifat Gereja itu satu!
  17. Tuliskan ikatan-ikatan kesatuan yang tampak secara nyata dalam Gereja Katolik sebagai wujud dari Gereja yang satu!
  18. Disajikan Petrus 2: 5-10.  Tuliskan pesan dari teks Kitab Suci tersebut !     Baca teks Kitab Suci berikut ini dengan baik!           Jelaskan apa arti Gereja yang Satu menurut Rasul Petrus berdasarkan teks Kitab Suci tersebut!
  19. Disajikan Petrus 2: 5-10. Jelaskan apa arti Gereja yang Satu menurut Rasul Petrus berdasarkan teks Kitab Suci tersebut!
  20. Menulis sebuah doa: Mohon kesembuhan masyarakat dari covid 19. Unsur doa: pujian, mengucap syukur, permohonan dan penutup. Panjang doa minimal 5 baris.





16 September 2021

HATI NURANI

Arti dan Makna Hati Nurani

Hati nurani dapat diartikan secara luas dan secara sempit.

Arti luas: Hati nurani berarti kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia. Keinsafan akan adanya kewajiban.

Arti sempit: Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral di atas dalam situasi konkret. Suara hati yang menilai suatu tindakan manusia benar atau salah, baik atau buruk. Hati nurnai tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru.

Segi-Segi Hati Nurani

Segi Waktu

Sebelum suatu tindakan dibuat: Hati nurani akan menyuruh kalau perbuatan itu baik dan melarang kalau perbuatan itu buruk.

Pada saat suatu tindakan dilakukan. Hati nurani akan terus menyuruh jika perbuatan itu baik dan melarang jika perbuatan itu buruk atau jahat.

Sesudah suatu tindakan dibuat. Hati nurani akan “memuji” jika perbuatan itu baik dan hati nurani akan membuat kita gelisah atau menyesal jika perbuatan itu buruk atau jahat.

Segi benar-tidaknya

  • Hati nurani benar, jika kata hati cocok dengan norma objektif.
  • Hati nurani keliru, jika kata hati tidak cocok dengan norma objektif. Misalnya; seorang gadis dapat saja melaksanakan abortus, sebab menurut hati nuraninya perbuatan itu tidak salah. Pada hal, menurut norma objektif perbuatan itu salah.

Segi pasti-tidaknya

  • Hati nurani yang pasti, artinya secara moral dapat dipastikan tidak keliru.
  • Hati nurani yang bimbang, artinya masih ada keraguan.

Pedoman yang dapat dipegang

  • Hati nurani yang benar dan pasti. Perbuatan yang baik dapat dan harus dilakukan, atau perbuatan yang buruk harus dielakkan.
  • Hati nurani yang pasti, tetapi keliru. Perbuatan yang baik dan harus dilakukan, atau perbuatan yang buruk harus dielakkan.
  • Hati nurani yang tidak pasti. Seseorang dapat memilih yang paling menguntungkan. Jika menyangkut nyawa manusia, maka keselamatan nyawa itu harus didahulukan.

Cara Kerja Hati Nurani

  • Pada saat-saat menjelang suatu tindakan etis, pada saat itu hati nurani akan mengatakan perbuatan itu baik atau buruk. Jika perbuatan itu baik, hati nurani muncul sebagai suara yang menyuruh. Namun, jika perbuatan itu buruk, hati nurani akan muncul sebagai suara yang melarang. Suara hati yang muncul pada saat ini disebut prakata hati.
  • Pada saat suatu tindakan dijalankan, hati nurani masih tetap bekerja, yakni menyuruh atau melarang.
  • Sesudah suatu tindakan atau perbuatan, maka hati nurani muncul sebagai “hakim” yang memberi vonis. Untuk perbuatan yang baik, hati nurani akan memuji, sehingga membuat orang merasa bangga dan bahagia. Namun, jika perbuatan itu buruk atau jahat, maka hati nurani akan mencela/menyalahkan, sehingg orang merasa gelisah, malu, menyesal, putus asa dan sebagainya.

Fungsi Hati Nurani Dan Sikap Kita Terhadapnya

Fungsi hati nurani adalah sebagai:

  1. pegangan, pedoman, atau norma untuk menilai suatu tindakan, apakah tindakan itu baik atau buruk,
  2. pegangan atau peraturan-peraturan konkret di dalam kehidupan sehari-hari,
  3. menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya.

Sikap kita terhadap hati nurani antara lain:

  1. menghormati setiap suara hati yang keluar dari hati nurani kita,
  2. mendengarkan dengan cermat dan teliti setiap bisikan hati nurani,
  3. mempertimpangkan secara mask dan dengan pikiran sehat apa yang dikatakan oleh hati nurani,
  4. melaksanakan apa yang disuruh oleh hati nurani.

Arti dan Peranaan Hati Nurani dalam Kitab Suci

Perjuangan Hukum Taurat

 Roma 7:14-26

7:14 Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat  adalah rohani, tetapi aku bersifat daging,   terjual   di bawah kuasa dosa. 7:15 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat , tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.  7:16 Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik.  7:17 Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.  7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia,  tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. 7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.   7:20Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa   yang diam di dalam aku. 7:21 Demikianlah aku dapati hukum ini:   jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. 7:22 Sebab di dalam batinku y  aku suka akan hukum Allah,   7:23 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang  melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa  yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. 7:24 Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?  7:25 Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.  (7-26) Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.

 

Pesan teks Kitab Suci di atas tentang hati nurani adalah sebagai berikut:

  1. Dalam diri manusia terdapat dua hukum, yaitu hukum Allah dan hukum dosa. Kedua hukum itu saling bertentangan.
  2. Hukum Allah menuju kepada kebaikan, sedangkan hukum dosa menuju kepada kejahatan.
  3. Hati nurani adalah hukum yang berasal dari Allah.
  4. Hati nurani menuntun orang untuk melaksanakan kehendak Allah bukan kehendak manusia itu sendiri.

Arti dan Peranan Hati Nurani dalam Gaudium et Spes, Art. 16

“Di lubuk hati nuraninya manusia menemukan hukum, yang tidak diterimanya dari dirinya sendiri, tetapi harus ditaatinya. Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan untuk menghindari apa yang jahat. Bilamana perlu, suara itu menggemakan dalam lubuk hatinya: jauhkanlah ini, elakkanlah itu. Sebab dalam hatinya manusia menemukan hukum yang ditulis oleh Allah. Martabatnya ialah mematuhi hukum itu,… Hati nurani ialah inti manusia yang paling rahasia, sanggar sucinya; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang sapaan-Nya menggema dalam batinnya”





MATERI KELAS IX: KELUHURAN MANUSIA MANUSIA

Sebagai  sesama  citra  Allah,  setiap  manusia  adalah  bersaudara.  harus saling menghormati  dan saling mengasihi. Sikap ini seperti yang digambarkan Yesus dalam  perumpamaan  tentang  orang  Samaria yang murah  hati.  Dalam perumpamaan itu dikisahkan bagaimana orang Samaria yang baik hati itu telah memperlakukan orang Yahudi yang mendapat bencana di jalan seperti saudaranya sendiri, bahkan lebih dari itu.

Dalam Kitab Kej 1: 26-27 dikisahkan demikian: Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Maka Allah menciptakan  manusia itu menurut  gambar-Nya, menurut  gambar Allah diciptakan-Nya  dia, laki-laki dan  perempuan  diciptakan-Nya  mereka”. Dalam kutipan  Kej 1: 26-27 ini jelas dinyatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa  Allah, tentang  makhluk-makhluk  yang lain tidak dikatakan seperti itu.

KGK 357 : Karena ia  diciptakan  menurut  citra Allah,  manusia  memiliki martabat sebagai pribadi: ia bukan hanya sesuatu, melainkan seorang. Ia mampu mengenal diri sendiri, menjadi tuan atas dirinya, mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan karena rahmat ia sudah dipanggil ke dalam perjanjian dengan Penciptanya, untuk memberi kepada-Nya jawaban iman dan cinta, yang tidak dapat diberikan suatu makhluk lain sebagai penggantinya.

KGK 358:  “Tuhan menciptakan segala sesuatu untuk manusia (Bdk. GS 12,1;24,2; 39,1), tetapi manusia itu sendiri diciptakan untuk melayani Allah, untuk mencintai-Nya dan untuk mempersembahkan seluruh ciptaan kepada- Nya: “Makhluk manakah yang diciptakan dengan martabat yang demikian itu? Itulah manusia, sosok yang agung, yang hidup dan patut dikagumi, yang dalam mata Allah lebih bernilai daripada segala makhluk.  Itulah manusia; untuk dialah langit dan bumi dan lautan dan seluruh ciptaan. Allah sebegitu prihatin dengan keselamatannya,  sehingga Ia  tidak  menyayangi  Putera-Nya  yang tunggal untuk dia. Allah malahan tidak ragu-ragu, melakukan segala sesuatu, supaya menaikkan manusia kepada diri-Nya dan memperkenankan ia duduk di sebelah kanan-Nya” (Yohanes Krisostomus, Serm. in Gen. 2,1).

KGK 360: Umat  manusia  merupakan  satu  kesatuan karena  asal  yang sama. Karena Allah “menjadikan dari satu orang saja semua bangsa dan umat manusia” (Kis 17:26) Bdk. Tob8:6. Pandangan yang menakjubkan, yang memperlihatkan kepada kita umat manusia dalam kesatuan asal yang sama dalam Allah dalam kesatuan kodrat, bagi semua disusun sama dari badan jasmani dan jiwa rohani yang tidak dapat mati dalam kesatuan tujuan yang langsung dan tugasnya di dunia; dalam kesatuan pemukiman  di bumi, dan menurut hukum kodrat semua manusia berhak menggunakan hasil-hasilnya, supaya dengan demikian bertahan dalam kehidupan dan berkembang; dalam kesatuan tujuan  adikodrati: Allah sendiri, dan semua orang berkewajiban untuk mengusahakannya: dalam kesatuan daya upaya, untuk mencapai tujuan ini;… dalam kesatuan tebusan, yang telah dilaksanakan Kristus untuk semua orang” (Pius XII Ens. “Summi Pontificatus”) Bdk. NA 1. KGK 361 “Hukum solidaritas dan cinta ini” (ibid.) menegaskan bagi kita, bahwa kendati keaneka-ragaman pribadi, kebudayaan dan bangsa, semua manusia adalah benar-benar saudara dan saudari.

  • Kaum beriman maupun tak beriman hampir sependapat bahwa segala sesuatu di dunia ini harus diarahkan kepada manusia sebagai pusat dan puncaknya.
  • Apakah manusia itu? Di masa silam dan sekarang pun ia mengemukakan banyak pandangan tentang dirinya, pendapat-pendapat yang beraneka pun juga bertentangan: seringkali ia menyanjung-nyanjung dirinya sebagai tolok ukur yang mutlak, atau merendahkan diri hingga putus asa, maka ia serba bimbang dan gelisah.
  • Adapun Kitab Suci mengajarkan bahwa manusia diciptakan “menurut gambar Allah”; ia mampu mengenal dan mengasihi Penciptanya. Oleh Allah manusia ditetapkan sebagai tuan atas semua makhluk di dunia ini, untuk menguasainya dan menggunakannya sambil meluhurkan Allah. “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau menjadikannya berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kau letakkan di bawah kakinya” (Mzm 8:5-7). Dan Tuhan menciptakan manusia tidak seorang diri, Ia memberikan penolong yang sepadan dengan dia. Dan Tuhan melihat semua itu sungguh amat baik.
  • Keluhuran martabat manusia ini perlu dihargai oleh diri manusia sendiri. Penghargaan ini bukan hanya oleh orang lain terhadap diri kita tetapi juga oleh diri kita sendiri. Di dalam kehidupan sehari-hari, ketika seseorang menerima kita apa adanya, kita merasa bahagia. Kita bahagia sebab kita semua memang ingin diterima dan dihargai. Kita akan menjadi kecewa apabila ada orang yang merendahkan diri kita dan menganggap kita seolah-olah tak berharga atau bahkan tak ada. Sikap menerima diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya merupakan sikap menghormati martabat luhur manusia. Namun demikian, kenyataannya masih ada orang yang kurang peduli terhadap nilai luhur hidup manusia, dengan melakukan suatu tindakan yang menunjukkan perendahan terhadap martabat hidup manusia.

Pandangan Masyarakat tentang Keluhuran Martabat Manusia

  • Dari pengalaman hidup sehari-hari, kita dapat mengetahui berbagai bentuk ukuran pandangan masyarakat tentang keluhuran martabat manusia. Ada kecenderungan dalam masyarakat untuk menilai keluhuran martabat seseorang dari hal-hal sebagai berikut:
    a) Ada sebagian masyarakat menilai seseorang dari kekayaan atau harta yang dimilikinya. Orang yang memiliki kekayaan yang berlimpah dan banyak memberi bantuan kepada masyarakat, pada umumnya mereka akan dihormati atau dihargai. Sedangkan mereka yang miskin, yang hidupnya kekurangan dipandang sebelah mata, keberadaannya kurang dihargai bahkan kehadirannya dianggap mengganggu kenyamanan masyarakat.
    b) Ada sebagian masyarakat yang menghargai seseorang dari kedudukan atau jabatan yang dimilikinya. Semakin tinggi kedudukan atau jabatan yang dimiliki seseorang akan semakin terpandang keberadaannya di tengah masyarakat. Perhatikan saja ketika seorang pejabat tinggi berkunjung ke suatu daerah, banyak orang yang berebut hanya sekedar untuk berjabat tangan. Masyarakat akan menghormati mereka yang memiliki kedudukan seperti camat, lurah, atau misalnya dalam suatu perusahaan seorang direktur akan diberi penghormatan yang lebih dibandingkan dengan petugas kebersihan. Mereka akan menghargai seseorang bukan karena dia sebagai pribadi manusia tetapi berdasarkan apa dan siapa orang tersebut.
    c) Sebagian lagi berpandangan, nilai seseorang ditentukan oleh penampilannya. Maka tidak mengherankan kalau sebagian orang berusaha untuk mempercantik penampilannya dengan berbagai macam cara, seperti dengan operasi plastik atau suntik silicon agar penampilannya semakin menarik dan keberadaannya semakin mendapat pengakuan masyarakat. Bagi mereka penampilan fisik menjadi status simbol keberadaan mereka. Mobil mewah, baju yang mahal, dan segala aksesoris yang menempel di badan dianggap sebagai bagian yang harus diperjuangkan untuk menunjang penampilan mereka sehingga mereka merasa lebih dari pada orang lain dan masyarakat pun akan lebih menghargai orang-orang yang memiliki penampilan seperti itu. Mereka yang berpenampilan sederhana akan dianggap biasa-biasa saja, kurang mendapat penghargaan yang semestinya, padahal belum tentu mereka yang berpenampilan sederhana dan apa adanya lebih rendah. Perhatikan para koruptor yang berpenampilan serba mewah ternyata mereka adalah para perampok uang rakyat dan negara. Apakah mereka masih pantas disebut tokoh yang menjunjung tinggi martabat manusia?
  • Selain hal tersebut kalau kita perhatikan dalam hidup sehari-hari, masih banyak contoh perilaku yang merendahkan martabat manusia, misalnya:
    a. Bertindak semena-mena terhadap teman di sekolah karena tidak menuruti keinginan kita.
    b. Merasa diri paling hebat, dan menganggap orang lain lebih rendah.
    c. Memperlakukan pembantu di rumah seperti budak, tenaganya diperas dan diberi upah yang tidak wajar, kalau salah dibentak-bentak bahkan tidak jarang mereka dilukai secara fisik

Contoh yang lainnya seperti penculikan, penjualan manusia, pemerkosaan, dan sebagainya. Sikap-sikap dan tindakan-tindakan tersebut sama sekali tidak menghargai hidup manusia. Manusia tidak diperlakukan sebagai manusia, melainkan menjadi alat untuk kepentingan lain. ”Puncak” perendahan nilai luhur hidup manusia terjadi melalui praktik pembunuhan, aborsi, bunuh diri atau juga euthanasia. Tindakan-tindakan ini bahkan bukan hanya tidak menghargai nilai luhur hidup manusia, melainkan merampasnya.

Pandangan Kristiani tentang Keluhuran Martabat Manusia

  • Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang memiliki martabat yang paling luhur dibandingkan ciptaan lainnya. Kepada manusia, Allah memberikan akal budi, hati nurani dan kehendak bebas, serta kemampuan untuk mengenal Sang Pencipta. Sejak semula Allah menciptakan manusia baik adanya (Kejadian 1: 26-27). Setiap manusia sungguh berharga di hadapan Allah. Hanya manusialah yang memiliki martabat seperti ini.
  • Oleh karena itu, setiap orang harus memperlakukan orang lain sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia (memanusiakan manusia). Tidak ada orang yang akan merasa senang jika martabatnya direndahkan. Pada dasarnya, setiap orang ingin diakui keberadaannya sebagai sesama manusia.
  • Nilai dasar manusia terletak pada martabatnya sebagai manusia. Menjadi jelas bagi kita bahwa iman Kristiani mengakui keluhuran martabat manusia. Manusia adalah citra Allah yang mempunyai kedudukan paling luhur di antara segala ciptaan Tuhan lainnya.
  • Keluhuran martabat manusia sebagai citra Allah terutama karena manusia dikasihi Allah secara khusus, bahkan “hampir sama seperti Allah”. Maka setiap orang yang meluhurkan martabat dirinya dan sesamanya, sama artinya dengan meluhurkan Allah sendiri sebagai Penciptanya.
  • Selama hidup-Nya, Yesus selalu menjunjung tinggi dan memperjuangkan keluhuran martabat manusia. Beberapa contoh tindakan Yesus yang memperlihatkan usahanya dalam memperjuangkan keluhuran martabat manusia adalah sebagai berikut:
    1. Yesus memilih para rasul-Nya dari kalangan orang-orang pinggiran. Mereka para nelayan dan orang-orang berdosa (seperti pemungut cukai).
    2. Yesus menghargai persembahan dari seorang janda miskin. Dalam masyarakat Yahudi, keberadaan seorang janda tidak dihargai dan cenderung dianggap rendah martabatnya. Tetapi Yesus justru menghargai dan memuji persembahan janda miskin yang memberikan dari kekurangannya.
    3. Yesus dekat dan mau bergaul dengan orang-orang yang dianggap berdosa, seperti Zakeus (Luk 19:1-10), Maria Magdalena dan sebagainya. Bagi masyarakat Yahudi, para pendosa harus dikucilkan. Mereka dianggap tidak layak hidup berada di tengah masyarakat.
    4. Yesus membiarkan anak-anak datang kepada-Nya. Ketika para murid mencaci maki para orang tua yang membawa anak-anak untuk mohon berkat kepada Yesus, sikap Yesus justru sebaliknya, Ia mengundang anak-anak itu datang mendekat.
  • Sebagai murid-murid Yesus, dalam hidup sehari-hari kita hendaknya belajar dari Yesus yang selalu berpihak kepada kaum lemah dan miskin. Dalam kisah penyembuhan Bartimeus, Yesus mau mengajarkan kepada kita tentang sikap terhadap sesama yang berbeda status sosialnya. Seorang seperti Bartimeus (Markus 10:46-52) adalah sesama yang patut dihargai dan diperhatikan. Yesus mau menyembuhkan Bartimeus sebagai wujud kepedulian-Nya terhadap sesamanya tanpa memandang perbedaan. Kita dapat belajar dari Yesus bahwa ada banyak “Bartimeus-Bartimeus” lain yang ada di sekitar kita. Mereka adalah kaum lemah, sederhana, tersingkir, miskin, dan sebagainya, yang membutuhkan perhatian atau bantuan dari kita.
  • Demikian juga dalam hidup sehari-hari kita harus mau menerima orang lain apa adanya. Seperti Yesus, Ia mau menerima Zakheus apa adanya dan menghargai dia. Sekalipun oleh masyarakat Zakheus dipandang rendah dan berdosa karena pekerjaannya sebagai pemungut cukai, namun Yesus tetap memperlakukan Zakheus secara manusiawi. Martabat Zakheus tidak direndahkan, tetapi dihargai.

ARTI CITRA ALLAH /GAMBAR ALLAH= sifat-sifat Allah ada di dalam diri kita.

Thomas Hobbes: homo homini lupus, manusia adalah serigala bagi manusia lain. Bertentangan dengan kodratnya sebagai  HOMO SOCIUS = makhluk  sosial

Sebab Terjadinya Sikap Diskriminasi dan Fanatisme

Diskriminatif : Sikap membeda-bedakan berdasarkan suku, agama, budaya

Fanatisme: Fanatik: sikap mengagung-agung agama, suku, budaya sendiri dan merendahkan agama, suku dan budaya lain. Penyebab terjadinya sikap diskriminasi dan fanatisme ini adalah:

  1. Kebodohan, kekuarangpahaman, kepicikan
  2. Perasaan Terancam

Jalan Keluar untuk menjauhi sikap diskriminatif dan fanatisme

  1. Bersikap dan berprilaku moderat
  2. Berpola pikir Pluralis
  3. Tidak mudah menghakimi
  4. Membuka pilihan yang kompromistis tanpa mengorbankan prinsip
  5. Keteladanan orangtua

Dasar Alkitab

  1. Kesetaraan Martabat
  2. Pluralitas atau kemajemukan adalah suatu kenyataan
  3. Adanya perbedaan dapat membantu orang untuk mawas diri
  4. Hukum cinta kasih sebagai dasar utama sikap toleran kepada sesama

Sikap-sikap yang harus dibangun dalam berelasi dengan sesama

  1. Sikap rendah hati
  2. Positif Thingking:
  3. Mendengarkan
  4. Empati
  5. Identifikasi
  6. Memperhatikan
  7. Kasih




Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...