11 November 2022

MENGEMBANGKAN KEADILAN DAN KEJUJURAN

 

  • Keadilan dan kejujuran, merupakan dua hal yang sangat mudah untuk diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan. Apalagi pada zaman sekarang hampir setiap hari kita disuguhi berita tentang korupsi, baik dari media elektronik maupun media cetak. Ketika mereka sudah tertangkap tangan menerima uang suap pun tersangka masih mencoba mengelak dengan berbagai macam cara.
  • Maka rasanya sangat sulit kita menemukan tokoh-tokoh publik yang mampu berbuat adil dan jujur karena untuk mewujudkan keduanya membutuhkan perjuangan dan pengorbanan.
  • Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk mewujudkan keadilan dan kejujuran dalam hidup kita sehari-hari meskipun sulit.

Memperjuangkan Keadilan

  • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak pada yang benar, berpegang pada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang.
  • Dalam kehidupan sosial di sekolah maupun di tengah masyarakat setiap orang ingin diperlakukan secara adil. Namun tidak jarang setiap orang punya konsep dan pengertian adil yang berbeda-beda. Adil diartikan suatu keputusan atau tindakan sejauh menguntungkan dirinya. Maka apabila keputusan atau tindakan tersebut tidak sesuai dengan keinginannya atau merugikan diri dan kelompoknya maka hal itu akan dianggap tidak adil. Ada pula yang mengartikan keadilan dengan pembagian yang “sama rata atau sama rasa”. Apabila keadilan dimaknai seperti itu akan mengaburkan makna keadilan yang sesungguhnya. Dan yang terjadi justru ketidakadilan.
  • Ada berbagai contoh ketidakadilan dalam kehidupan sehari-hari:
    1. Ketidakadilan gender
    Menilai seseorang dari jenis kelaminnya. Misalnya kehadiran seorang anak laki-laki diharapkan dapat melanjutkan garis keturunan keluarga, maka kelahiran anak laki-laki lebih diharapkan daripada kehadiran anak perempuan. Demikian juga dalam dunia kerja, tenaga laki-laki lebih dihargai bukan karena kemampuannya tetapi karena jenis kelaminnya.
    2. Ketidakadilan dalam bidang politik
    Misalnya, para penguasa bertindak sewenang-wenang dalam menjalankan kekuasaannya. Membuat aturan yang menguntungkan dirinya sendiri maupun kelompoknya dengan mengorbankan kepentingan rakyat.
    3. Ketidakadilan dalam bidang hukum
    Sering kita saksikan di televisi para koruptor yang mencuri uang rakyat dan negara dengan jumlah yang sangat besar diperlakukan bagai seorang aktor, yang dapat tampil dengan senyum memakai pakaian yang mahal dan rapi. Bandingkan dengan seorang pencuri kelas teri, tampil seperti seorang pesakitan dengan pakaian yang lusuh dan badan babak belur. Hukum kadang tidak berpihak pada rakyat kecil, orang kaya dengan uangnya dapat membolak-balikkan hukum sesuai dengan keinginannya. Bayangkan jika seorang pencuri satubuah semangka harus diancam hukuman 5 tahun (http://surabaya.detik.com), sedangkan seorang isteri aparat  menggelapkan uang miliaran rupiah diganjar hukuman 10 bulan (Meteor, Jogja. Jumat, 19 Maret 2010). Adilkah itu? Masih sering kita dengar pula hak-hak orang miskin dan terpinggirkan dirampas begitu saja, namun orang yang punya kuasa dan jabatan sekali pun melakukan kesalahan besar dilindungi dan dibebaskan dari hukuman.
    4. Ketidakadilan dalam bidang ekonomi
    Para buruh diperlakukan seperti budak, tenaganya dieksploitasi dengan kompensasi upah yang rendah, komersialisasi para TKI dan TKW, sehingga terjadilah jurang yang cukup dalam antara si kaya dan si miskin. Pembangunan belum merata, hasilnya baru dinikmati oleh mereka yang bermodal kuat sehingga mereka akan semakin kaya, sedangkan yang miskin hanya menjadi penonton dan hidupnya semakin terpuruk dalam jurang kemiskinan.
  • Bentuk-bentuk ketidakadilan semacam itu terjadi karena keserakahan manusia dan ditunjang oleh struktur di dalam masyarakat yang menguntungkan para pemodal dan orang-orang kaya. Sehingga, mereka yang miskin akan semakin terpuruk dalam ketidakberdayaan dari berbagai bidang kehidupan, sosial, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.

Bagaimana pandangan Kristiani tentang keadilan?

  • Menurut iman Kristiani, keadilan berarti memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya. Keadilan berkaitan dengan keseimbangan antara hak dan kewajiban setiap orang di dalam masyarakat. Keadilan tidak lepas dari tanggung jawab kita untuk bertindak terhadap orang-orang lain dengan cara yang dapat menjamin setiap orang menerima apa yang perlu untuk keberadaan hidup mereka. Oleh karena itu, di dalam iman Kristiani tindakan keadilan selalu dihubungkan dengan kebijaksanaan (bdk. 1Raj 3: 16-28). Sebagai orang Kristiani, kita seharusnya memahami tentang keadilan yang sebenarnya, yaitu bersikap adil tanpa melihat siapa, kapan, dari mana, kedudukan, maupun kaya atau miskin, karena Allah memberikan keadilan apa adanya.
  • Perjuangan menegakkan keadilan secara konkret dapat kita lakukan, misalnya dengan bertindak tanpa diskriminasi, tidak merampas milik orang lain (puas dengan apa yang kita miliki), bantuan langsung pada orang-orang yang mengalami ketidakadilan, atau membagikan barang yang kita punyai kepada mereka yang membutuhkan. Perjuangan melawan ketidakadilan merupakan tuntutan iman Kristiani, yakni membangun hubungan yang konstruktif dan membebaskan semua orang. Dengan cara inilah, hidup yang tenteram dan damai dapat kita rasakan karena semua orang mengalami perlakuan adil.
  • Bagaimana usaha yang dapat kita lakukan untuk mengusahakan keadilan di dalam lingkungan atau di sekolah kita? Usaha yang dapat kita lakukan antara lain:
    1) Mencoba untuk berteman dengan semua orang tanpa membedakan.
    2) Menghargai karya dari orang lain.
    3) Menghargai hak setiap orang.
    4) Tidak merampas milik orang lain.
    5) Memberikan bantuan langsung pada orang-orang yang mengalami ketidakadilan.
    6) Membagikan barang atau materi yang kita miliki kepada mereka yang membutuhkan, dan lain sebagainya.

Memperjuangkan Kejujuran

  • Jujur dapat diartikan tidak berbohong, mengatakan seperti apa adanya, serta menyatakan sesuatu sesuai dengan kebenaran. Setiap orang harus berani memperjuangkan kejujuran seperti yang dikehendaki oleh Allah sendiri. Hal ini sesuai dengan Perintah Allah yang ke-8. “Jangan bersaksi dusta terhadap sesama manusia.”
  • Dari kodratnya manusia itu mencari kebenaran. Ia berkewajiban untuk menghormatinya dan memberikan kesaksian: “Menurut martabat mereka, semua orang justru sebagai pribadi, artinya berakal budi dan berkehendak bebas, oleh karena itu mengemban tanggung jawab pribadi – berdasarkan kodrat mereka sendiri terdorong, dan karena kewajiban moral terikat untuk mencari kebenaran, terutama yang menyangkut agama. Mereka wajib juga berpegang pada kebenaran yang mereka kenal, dan mengatur seluruh hidup mereka menurut tuntutan kebenaran” (DH 2).
  • Kebenaran dalam arti bertindak dan berbicara secara jujur berarti kejujuran, ketulusan hati atau sikap berterus terang. Kebajikan ketulusan hati atau kejujuran menuntut bahwa orang nyata sebagai benar dalam perbuatannya, mengatakan kebenaran dalam kata- katanya dan menjauhkan diri dari lidah bercabang, kepura-puraan, penipuan dan kemunafikan.\
  • “Manusia tidak dapat hidup bersama dalam suatu masyarakat, kalau mereka tidak saling mempercayai, sebagai orang yang menyatakan kebenaran satu kepada yang lain.” Kebajikan kejujuran memberi kepada orang lain apa yang menjadi haknya. Ia mempertahankan jalan tengah antara apa yang harus dikatakan dan rahasia yang harus dipegang. Untuk itu diperlukan kejujuran dan sikap memegang rahasia. “Seseorang berkewajiban menyampaikan kebenaran kepada orang lain demi kejujuran” (Bdk. Katekismus Gereja Katolik 2467-2469).
  • Sebagai orang beriman Kristiani, kita perlu menyadari bahwa perkataan atau sikap jujur harus terus diperjuangkan karena menyangkut kualitas hidup beriman seseorang.
  • Sikap jujur merupakan sikap yang dikehendaki Allah sendiri. Dengan bersikap jujur kita akan merasa bahagia, sebab kita telah menyatakan kebenaran yang berkenan kepada Allah, “Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya Tuhan; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai” (Mzm. 5:13).
  • Namun dalam kenyataan sehari-hari, sebagai remaja terkadang kita lebih senang melakukan perbuatan tidak jujur sebagai jalan pintas untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Seperti kebiasaan mencontek di kalangan remaja pada saat ulangan ataupun saat menghadapi ujian, demi memperoleh nilai yang baik. Kadang-kadang dengan penuh kebanggaan mereka saling bercerita tentang caranya mencontek supaya tidak ketahuan oleh gurunya. Hal ini mengundang keprihatinan kita bersama, bagaimana mungkin mereka bisa bangga melakukan perbuatan tidak jujur? Apakah mereka tidak sadar bahwa ketidakjujuran dapat menciderai perjuangan mereka dalam meraih cita-cita?
  • Menurut Kitab Suci, ketidakjujuran akan membawa akibat yang sangat fatal dan bahkan kematian (OLK Kis 5: 5). Ananias melakukan tindakan tidak jujur dengan harta miliknya. Bukankah sebelum dijual tanah itu menjadi miliknya? Dan bukankah setelah dijual, hasilnya juga menjadi miliknya? Mengapa harus berdusta, dengan menahan sebagian dari miliknya untuk kepentingannya sendiri? Ketidakjujuran Ananias dan istrinya membawa akibat yang sangat fatal, yaitu kematian. Dari kisah tersebut, kita dapat belajar bahwa ketidakkjujuran bukan hanya mendustai diri sendiri dan orang lain, tetap juga mendustai Allah (bdk Kis 5: 4). Sikap tidak jujur merusak hubungan dengan orang lain dan Allah. Orang yang tidak jujur berarti telah dirasuki oleh iblis. Ia tidak melaksanakan kehendak Allah, melainkan kemauan iblis.
  • Tindakan Ananias dan Safira yang dikisahkan dalam teks Kis 5:1-11  merupakan contoh konkret orang yang mudah mengikuti bujukan setan sehingga mereka sepakat berbuat tidak jujur. Dusta Ananias dan Safira menyangkut Roh Allah sendiri tau menghujat Roh Allah. Tindakan mendustai Allah ini tidak terampuni. Orang tersebut menjadi tidak berpengharapan lagi. Ia menjadi manusia yang mati.
  • Tuntutan untuk hidup dalam kebenaran juga disampaikan Yesus. Di dalam Kotbah di Bukit, Yesus menuntut para murid-Nya untuk senantiasa berani bertindak jujur, “Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak kamu katakan tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Mat 5: 37). Yesus menuntut setiap orang untuk setia dan bertindak jujur. Yesus sendiri memberi teladan dalam bertindak jujur dengan senantiasa menyatakan kebenaran. Bahkan, seluruh hidup Yesus adalah pernyataan kebenaran.


 

08 November 2022

MATERI KELAS VIII: CARA HIDUP MURID YESUS

Hidup dalam kelompok atau Persekutuan merupakan kebutuhan setiap orang, karena tidak

seorangpun dapat hidup sendiri. Dalam persekutuan atau kelompok masing-masing anggota

dapat:

 Saling berbagi

 Saling menguatkan

 Saling mengasihi

 Saling menolong

 Saling memperhatikan dll

Rebentuknya suatu kelompok atau persekutuan bisa disebabkan oleh adanya pengikat atau daya

tarik yaitu:

 Pemimpinnya

 Kegiatannya

 Visi dan misinya

 Minat di bidang yang sama

 Memiliki kepedulian dan keprihatinan yang sama

Hidup persekutuan atau kelompok tidak dapat berkembang dengan sendirinya tanpa peran aktif

dari masing-masing anggotanya. Oleh karena itu kita dapat menjumpai ada banyak kelompok-

kelompok atau persekutuan yang tidak dapat berkembang dengan baik, teidak dapat bertahan

lama, bahkan hancur atau bubar sama sekali.

Adapun hal-hal yang dapat dan sering menghambat atau menghancurkan hidup dari kegiatan

suatu kelompok atau persekutuan adalah:

 Sikap egois dari masing-masing anggota atau pemimpinnya

 Kurangnya sikap bertanggung jawab

 Kurang rasa memiliki terhadap kelompoknya

 Kurang jujur satu sama lain

 Tidak disiplin

 Adanya pelanggaran terhadap aturan dan tata tertib yang ada dan telah disepakati

didalam kelompok

Kehidupan kelompok/persekutuan yang masih dapat dinilai baik dapat kita saksikan dalam

masyarakat pedesaaan.Sebaliknya dimasyarakat perkotaan umumnya hidup persekutuan kurang

begitu tampak.

Dalam Kitab Suci, gambaran hidup persekutuan beriman tampak dalam kehidupan Jemaat

Gereja Perdana seperti yang dikisahkan dalam Kiasah 4: 32-37, dimana hidup persekutuan

mereka tampak dalam beberapa hal berikut yaitu:

 Roh Kuduslah yang mempersatukan mereka menjadi orang beriman akan Yesus Kristus

dan hidup sebagai suatu persekutuan persaudaraan sejati (ayat 32)

 Setiap anggota persekutuan adalah sesama, sederajat dan tak ada dari mereka yang

merasa lebih tinggi dari yang lain (ayat 3)

 Mereka tidak hidup demi diri sendiri, melainkan saling menaruh kepedulian satu sama

lain, sehingga yang “tidak punya” tidak merasa kekurangan “yang punya” juga tidak

merasa berkelebihan (ayat 34a)

 Adanya pemimpin yang melayani dan mampu menghadirkan Kristus ditengah tengah

jemaat (ayat 33a)

 Melimpahnya kasih karunia Tuhan dalam kehidupan Jemaat karena Kristus ada

ditengah-tengah mereka

 Dalam kehidupan persekutuan Jemaat Gereja, tampak dengan jelas kewibawaan dan

pelayanan Para Rasul (ayat 37)

Dari ciri dan cara hidup Jemaat Gereja Perdana itulah yang menjadikan hidup

Kelompok/Persekutuan mereka mempunyai daya tarik sehingga membuat semakin banyak orang

tertarik untuk bergabung dan bersatu dengan mereka.

Adapun dalam Kisah Para Rasul 2: 41-47, dengan jelas diungkapkan ciri atau cara hidup Jemaat

Gereja Perdana yang hidup dalam kelompok atau persekutuan yaitu:

 Percaya dan memberi diri dibaptis (ayat 41)

 Tekun dalam pengajaran Para Rasul (ayat 42)

 Selalu hidup dalam persekutuan dan kelompok (ayat 42)

 Selalu berkumpul untuk berdoa dan memecah roti bersama (ayat 42)

 Percaya dan tetap bersatu (ayat 44)

 Saling berbagi dan saling melayani satu sama lain sesuai dengan kebutuhan masing-

masing (ayat 45)

 Tiap hari berkumpul dalam Bait Allah (ayat 46)

 Secara bergilir mengadakan perjamuan makan bersama dirumah (ayat 46)

 Selalu Memuji Allah (ayat 47)




24 Oktober 2022

PANGGILAN DAN PERUTUSAN MURID YESUS


Dalam usaha mewartakan dan menegakkan Kerajaan Allah, Yesus sejak awal mula mengajak

orang-orang disekitarNya. Ia memanggil para murid untuk terlibat dalam tugas yang besar ini.

Para Murid dipersiapkan sungguh-sungguh oleh Yesus, yaitu dengan mereka:

 mengalami langsung bergaul dan hidup bersama Yesus

 melihat dari dekat cara hidup Yesus

 mendapat pengajaran

 dibekali dengan kekuatan Roh Kudus

 yang diyakinkan oleh Yesus, bahwa Ia tidak akan meninggalkan para murid, melainkan

menyertai sampai akhir zaman.

A. Panggilan Para Murid Yesus

Untuk dapat mengenal dan mengikuti cara hidup seseorang, dibutuhkan proses belajar yang

tidak sebantar, bahkan tidak jarang orang akhirnya harus melibatkan diri dalam kehidupan tokoh

yang akan diikutinya.

Sebagai tokoh yang dipilih Allah yang untuk menyelamatkan umat manusia, Yesus juga

membutuhkan rekan kerja yang dapat membantu KaryaNya didunia ini.

Yang dibutuhkan Yesus untuk menjadi rekan kerjaNya adalah:

 Yang bersemangat seperti Dia

 Dapat diajak bekerja sama

 Diharapkan dapat mengikuti dan terlibat dalam karya-karyaNya . 

Untuk itulah Yesus memanggil murid-muriNya. Yesus memanggil murid-muridNya dengan mengajak para murid untuk:

 Melihat

 Mendengarkan

 Hidup bersatu denganNya

 Menemukan keselamatan dalam Dia

Para Murid dipanggil dalam kesatuan persaudaraan, hal ini tampak bahwa untuk menjadi Murid Yesus tidak dapat berlangsung dalam waktu yang singkat, melainkan butuh proses yang panjang

yaitu:

 Para Murid dipanggil untuk mendekati Yesus

 Diajak bergaul dengan Yesus

 Mendengarkan Ajaran Yesus

 Melihat apa yang dikerjakan Yesus

 Dalam kesatuan dengan Yesus, akhirnya para murid menemukan keselamatan sehingga mereka terus terdorong untuk mengikuti Yesus.  Untuk menjadi pengikut Kristus dan turut serta dalam tugasNya mewartakan Kerajaan Allah, Inisiatif selalu datang dari Yesus.

Adapun syarat-syarat untuk mengikuti Yesus adalah:

 Harus dapat meninggalkan hal-hal lain untuk dapat mengikuti Dia dengan segenap hati

 Harus dekat atau selalu tinggal didalamNya

 Harus rela diutus

 Rela menderita demi Dia

Yesus memanggil para Murid tidak saja dahulu ketika Ia masih hidup, melainkan hal tersebut masih terus berlangsung sampai sekarang, karena tugas untuk membangun Kerajaan Allah belum selesai.

Arti dan Konsekuensi mengikuti Yesus Kristus

Mengikuti Yesus Kristus, berarti menjadi murid Yesus. Orang-orang Farisi, maupun Yohanes Pembaptis mempunyai murid, akan tetapi menjadi Murid Yesus unik sifatnya. 

Karena beberapa alasan yaitu:

 Murid-murid Yesus tidak memilih guru, tetapi gurulah yang memilih dan memanggil muridNya. Prakarsa atau inisiatif selalu datang dari Yesus.

 Adanya unsur keterbukaan dalam panggilan Yesus. Yesus tidak membatasi panggilanNya pada orang-orang yang bersih, baik, pandai, dan taat saja, tetapi diantara mereka ada para pendosa dan pemungut cukai, oleh sebab itu Yesus sering dikecam karena bergaul dengan mereka.

 Panggilan Yesus untuk menjadi MuridNya menuntut perubahan hati yang mendasar (METANOIA). Pertobatan religius sering dilambangkan dengan meninggalkan segala

miliknya contoh:

Markus 10: 21 >> Kisah tentang orang muda kaya yang yang telah menaaati segala perintah Allah sejak muda, lalu Yesus berkata “ Hanya satu kekuranganmu, pergilah, juallah apa yang kamu miliki, berikanlah kepada orang-orang miskin maka engkau akan beroleh harta Surga, kemudian datanglah kemari dan Ikutlah Aku”

Lukas 5:11 >> Mereka yang mengikuti Yesus “Meninggalkan segala sesuatu” (meninggalkan pekerjaan, orang tua, keluarga anak dll) bagi sebagian orang dapat berarti Hidup Selibat (= Hidup tidak menikah demi sesama dan Kerajaan Allah)

 Menjadi Murid Yesus adalah ikut serta dalam pelayananNya. 

Tidak seperti murid-murid. Rabi atau Guru yang lain yang harus menghafalkan ajaran Guru mereka, tetapi menjadi Murid Yesus berarti dipanggil untuk melayani seperti yang dilakukan Yesus sendiri.

Contoh: Yesus mengutus Para Murid untuk:

 Mengajar dan bertindak atas namaNya

 Menyembuhkan orang sakit

 Mengusir setan

 Mewartakan Kerajaan Allah sudah dekat

Dengan kata lain menjadi Murid Yesus tidak hanya ikut melayani tetapi juga ambil bagian

dalam kemiskinan dan menyertai setiap perjalan Yesus.

 Menjadi Murid Yesus berarti bersedia mencintai orang lain dengan cinta penuh pengorbanan, tanpa syarat dan tanpa batas. Murid-murid harus bersedia berbagi apapun dengan orang lain.  Mendapat panggilan dari orang lain bisa menjadi pengalaman yang biasa-biasa saja, tetapi juga bisa menjadi pengalaman yang luar biasa/istimewa bagi kita, tergantung dari siapa yang memanggil Misalnya:

 Bila orang yang memanggil sudah sangat biasa ditemui atau bila maksud panggilan itu sudah dapat                            diduga, maka panggilan akan terasa biasa saja

Akan tetapi panggilan akan menjadi sesuatu yang istimewa apabila:

 Orang yang memangil juga orang yang istimewa atau luar biasa

 Orang yang memangil mempunyai wibawa, punya keistimewaan dan bukan orang biasa

 Orang yang memanggil tokoh-tokoh ternama, oarang yang empunyai pengaruh besar

 Tugas yang diberikan istimewa dan bukan biasa-biasa saja dll

Panggilan juga bisa ditanggapi dengan sikap yang berbeda spt:

 Orang yang merasa panggilan sebagai hal yang mendatangkan kesenangan, kebaikan dan keuntungan pasti akan cepat datang untuk menanggapinya.

 Jika panggilan itu akan membebani, membuat diri susah, atau diminta untuk melakukan pekerjaan berat umumnya orang tersebut akan pikir-pikir dulu atau malah menolak.

 Dalam arti yang khusus, seseorang juga dapat merasakan keharusan untuk melakukan sesuatu yang baik, sebagai salah satu bentuk panggilan dari dalam dirinya .

Dalam Kitab Suci juga dapat ditemukan beragam reaksi dalam panggilan Yesus yaitu:

 Ada yang menanggapi langsung tanpa tedeng aling-aling

 Ada yang mendengar panggilan Yesus, ia langsung meninggalkan segala-galanya seperti pekerjaan, keluarga tanpa pikir panjang dll

 Ada yang tanpa pikir panjang langsung mengikuti Yesus (Hal ini tampak dalam panggilan murid-murid Yesus yang pertama)

 Reaksi yang lain, ada yang mengemukakan berbagai syarat

 Ada yang ketika dipanggil, orang tersebut merasa perlu untuk menyelesaikan dan mengurus hidupnya terlebih dahulu

 Ada juga yang menolak karena merasa tidak mampu memenuhi persyaratan yang diinginkan Yesus.

Kepada siapapun dan dan reaksi apapun tidak pernah menjadi beban bagi Yesus, karena Ia tidak pernah memaksa orang untuk mengikutiNya. Yesus memanggil orang untuk turut ambil bagian dalam tugas perutusanNya, mewartakan kabar keselamatan Kerajaan Allah, oleh karena itu orang yang dipanggil Yesus diharapkan:

 Segera datang kepada Yesus

 Mereka perlu melihat agar dengan akal budinya memahami siapa Yesus dan apa maksud panggilanNya

 Murid-muridNya perlu tinggal bersama-sama dengan Yesus, supaya mereka dapat menjalin hubungan pribadi secara lebih mendalam dengan Pribadi Yesus.

Gereja mengimani bahwa panggilan Yesus tidak berhenti sampai terbentuknya himpunan kedua belas Murid, melainkan berlangsung terus sepanjang sejarah, karena pewartaan Kerajaan Allah masih terus berlangsung. Yesus tetap akan memanggil siapapun untuk turut serta dalam karya besar ini.

Kalau kita mencermati Kisah Panggilan Murid Yesus, maka akan ditemukan beberapa hal penting yaitu :

1. Panggilan selalu diawali dari Yesus, karena Yesuslah yang mengambil inisiatif pertama

2. Ketika Yesus memanggil, serta merta mereka menanggapinya secara spontan (tidak ada keraguan dan tanpa pikir panjang mereka meninggalkan pekerjaanNya bahkan keluargaNya untuk segera mengikuti Yesua

3. Yang dipanggil Yesus bukan orang kaya, pejabat atau pengusaha yang mapan, melainkan orang yang hidupnya sederhana bahkan cenderung kekurangan dan orang- orang yag dia anggap berdosa seperti Nelayan, Pemungut Cukai, wanita berdosa dll

4. Ketika mendapat panggilan Yesus, mereka rela meninggalkan segala-galanya seperti pekerjaan & keluarganya.

5. Walau sebelumnya Para Murid tidak mengenal siapa Yesus tetapi mereka begitu mempercayai Yesus dan mengikuti Yesus tanpa bertanya tanya dan tanpa meminta jaminan terlebih dahulu.

6. Ketika memanggil murid-muridNya, Yesus memang tidak menentukan syarat apapun tetapi dalam berbagai pengajaranNya Yesus menyampaikan beberapa persyaratan, yaitu:

 Setiap orang yang mengikuti Yesus, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Yesus (Mat 16: 24-26)

 Harus mempunyai sikap yang mantap, tidak terlalu banyak pertimbangan

 Tidak terlalu terikat dengan apa yang menjadi miliknya dan apa yang menjadi tugasnya selamaini

 Harus berani melepaskan keterikatan dengan keluarga. (Keluarga memang penting, tetapi jangan sampai kecintaan pada keluarga menjadi penghalang untuk bersikap terbuka pada sesama yg lain ( Luk 9: 57-62)

Menjadi Murid yang Sama Seperti Yesus Sang Guru — Hati Yang Bertelinga

16 Oktober 2022

BAB II: AKU DICIPTAKAN SEBAGAI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

Tak ada seorangpun tercipta atas kemauannya sendiri, tetapi yang paling utama karena

memang Tuhan menciptakan dan menghendaki kita terlahir sebagi perempuan atau laki-

laki, karena Dialah yang mencitakanNya. Yang perlu dipikirkan adalah apa maksud

panggilan Tuhan menciptakan kita sebagai perempuan atau laki-laki.

Kita diajak untuk merasa bangga menjadi perempuan atau laki-laki, dan hidup sesuai

dengan panggilannya agar dapat memuliakan allah yang menciptakannya.

A. AKU BANGGA SEBAGAI PEREMPUAN ATAU LAKI-LAKI

Manusia adalah makhluk berjenis kelamin artinya: setiap orang selalu berjenis kelamin

pria atau wanita. Karena badan/jasmani dan jiwa/rohani merupakan kesatuan, maka

seksualitas pria dan wanita sangat mempengaruhi seluruh kemanusiaannya.

Umumnya, remaja mempunyai kebanggaan terhadap keberadaan dirinya baik sebagai

perempuan atau laki-laki. Tetapi kebangaan tersebut seringkali disertai sikap terlalu

membanggakan diri yang mengakibatkan tumbuhnya pandangan negative tentang lawan

jenis seperti:

 Remaja laki-laki memandang perempuan itu: cengeng, lemah, bawel, cerewet,

suka merajuk, suka gossip dll

 Sebaliknya remaja perempuan sering memandangbahwa laki-laki: kasar, keras,

sok tahu, mau menang sendiri, egois, sok jago dll

Kebangaan yang terlalu berlebihan terhadap keberadaan dirinya, seringkali menutup diri

mereka khususnya remaja baik laki-laki atau perempuan untuk mampu melihat hal-hal

yang baik dan indah pada lawan Jenisnya.

Sebaliknya ada juga sebagian kecil remaja yang merasa menyesal dilahirkan sebagai

laki-laki atau sebagai perempuan. Rasa penyesalan itu biasanya muncul dalam berbagai

ungkapan seperti:

 Mengeluh terus menerus

 Berupaya mengubah penampilan dirinya sebagai perempuan atau laki-laki

 Senang berdandan atau melakukan kegiatan yang sebaliknya misalnya anak

perempuan selalu ingin memakai celana panjang seperti laki-laki dalam berbagai

kesempatan, melakukan kegiatan yg cendrung dilakukan anak laki-laki atau

sebaliknya yang laki-laki senang berhias, berlenggak lengggok seperti anak

perempuan dll

 Menyalahkan diri sendiri atau orang lain, bahkan menyalahkan orangtuanya atau

lingkungan masyarakatnya

 Ingin melakukan operasi kelamin dll

Bila hal tersebut terjadi, maka sulit baginya utk mensyukuri hidup sbg anugerah Tuhan.

B. PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI SEDERAJAT

Dalam kebudayaan tertentu dimasyarakat kita, masih banyak ditemukan pandangan

yang mengaggap laki-laki lebih berharga dibandingkan dengan perempuan, contoh:

 Anak laki-laki dinggap andalan masa depan karena ia dianggap merupakan

tulang punggung keluarga.

 Laki-laki dianggap mempunyai kepribadian yang kuat dan dapat mengusai banyak

hal, sebaliknya anak perempuan sebagai pribadi yang lemah dan kurang mampu

menjadi pemimoin dalam keluarga


 Dalam banyak hal anak laki-laki sering mendapat kesempatan lebih banyak untuk

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan perempuan kurang mendapatkan

kesempatan yang sama


Hal inilah yang dusebut dengan “ Budaya Patriarkhi” yaitu budaya yang memandang kedudukan

kaum laki-laki lebih penting dan lebih diperhitungkan daripada kedudukan kaun perempuan.

Yesus hidup dalam masyarakat Yahudi dimana kaum perempuan menjadi warga masyarakat

kelas dua dalam tatanan masyarakat. Pada masa itu, kaum perempuan Yahudi banyak

mendapat perlakuan tidak adil, sebagaimana yang dikisahkan dalam Kitab Suci, dimana

kedudukan kaum perempuan menjadi kaum kelas dua dalam tatanan masyarakat. Maka tidak

mengherankan jika banyak perlakuan tidak adil terhadap kaum perempuan pada zaman itu,

contoh :

 Yohanes 8: 2-11, Perempuan yang tertangkap basah sedang berbuat dosa dihakimi

secara sepihak oleh orang banyak tanpa melihat bahwa kaum laki-laki juga turut ambil

bagian dalam dosa tersebut

 1 Kor 14: 26-40 dan 1 Tim 2: 11-14, Peraturan-peraturan yang diterapkan dalam

pertemuan-pertemuan jemaat menunjukan betapa kum perempuan terpinggirakan dan

kurang diberi tempat .

Walaupun dikalangan Bangsa Yahudi terjadi demikian, Yesus sangat menghargai dan membela

kaum perempuan seperti contoh yang terdapat dalam Kitab Suci yaitu:

 Yoh 8: 2-11, Yesus memperlakukan perempuan yang kedapatana berbuat zinah itu

dengan manusiawi

 Mat 15: 21-28, Yesus memuji seorang perempuan Kanaan yang percaya

 Yesus meberikan contoh seorang janda miskin yang memberikan sumbangan di Bait

Allah sebagai teladan dalam kejujuran dihadapan Allah.

 Yesus selalu berjuang agar tercipta suatu masyarakat dimana laki-laki dan perempuan

sederajat/setara.

Sikap dan tindakan Yesus itu tampaknya dilandasi oleh pemahamanNya bahwa baik laki-laki

maupun perempuan sama dimata Allah karena Allah sendiri telah menciptakan mereka sebagai

Citra Allah yang saling membutuhkan, karena saling membutuhkan itulah, makanya tidak ada

yang lebih tinggi atau lebih rendah diantara mereka.

Dalam Kejadian 2: 5-7, 18-25, ditegaskan bahwa pria dan wanita adalah Ciptaan Allah yang

sederajatdan saling melengkapi, karena baik pria maupun wanita memiliki sifat-sifat biologis

maupun psikologis yang khas.

Perbedaan antara pria dan wanita merupaka keindahan ciptaan yang keduanya, saling

membutuhkan untuk mewujudkan karya keselamatan Allah yaitu Karya Penciptaan.

Adapun wanita memiliki kelebihan tersendiri, dimana kelebihan tersebut juga dibutuhkan pria dala

melaksanakan tugas membangun dan mengisi dunia yaitu:

 Ketelitian

 Kelembutan

 Kehalusan

 Kesabaran

 Kerapiha

 Ketekunan dll

Sebaliknya kelebihan yang umumnya dimiliki pria yang juga dibutuhkan wanita dalam

membangun dan mengisi dunia ini yaitu:

 Keberanian

 Kekuatan

 Ketegasan

 Ketegaran

 Keuletan

 Ketangkasan dll

Kelemahan fisik pada wanita, bukanlah tanda bahwa wanita lebih rendah daripada pria dan

sebaliknya, kehalusan sikap wanita bukanlah tanda keunggulan wanita dibanding pria.

Perbedaan antara pria dan wanita merupakan sifat dasar kepriaan dan kewanita yang khas dan

diperlukan didalam kebersamaan hidup yang saling melengkapi dan saling membutuhkan.

Dalam Kej 2: 20-22, baik pria maupun wanitamaupun wanita menerima tugas perutusannya

untuk memelihara dunia dan mengembangkannya sesuai dengan kelebihan dan kekurangannya

yang ada pada pria maupun wanita.

Tuhan menghendaki manusia, baik pria maupun wanita untk bersatu, saling menghargai,

membantu dan saling melingkapi karena pria dan wanita diciptakan sederajat

C. MENGEMBANGKAN DIRI SEBAGAI PEREMPUAN ATAU LAKI-LAKI

Perbedaan laki-laki dan perempuan paling mudah dikenali melalui hal-hal yang sifatnya fisik atau

biologis, terutama melalui perbedaan organ kelamin, tetapi juga dari kepribadian yang umumnya

dimiliki masing-masing orang dalam wujud sikap, kebiasaan atua karakter.

Laki-laki dan perempuan masing-masing memiliki keindahan dan kelebihan yang tidak dimiliki

oleh yang lainnya.

Manusia diciptakan Allah sebagai Pria dan Wanita. Kepriaan dan kewanitaan manusia adalah

kehendak Allah, hal ini berarti bahwa kepriaan dan kewanitaan adalah sesuatu yang luhur, baik

dan indah ( Kejadian 1: 24-28)

Antara kepriaan dan kewanitaan terdapat kesamaan & perbedaan baik secara psikologis,

biologis, social maupun spiritual. Perbedaan maupun persamaan tersebut adalah tanda bahwa

kehidupan pria & wanita saling melengkapi yang mengarah pada kesatuan hidup sebagai

manusia.

Pertumbuhan dan perkembangan kepriaan & kewanitaan mengarah pada fungsinya masing-

masing yaitu:

 Kepriaan mengarahkan fungsinya kepada seorang ayah

 Kewanitaan mengarah pada fungsinya sebagai Ibu

Kepriaan dan kemanitaan sama halnya fungsinya dengan seorang ayah dan ibu yang sederajat

dan saling melengkapi dalam kesatuan membentuk keluarga manusia.

Berdasarkan Kejadian 2: 18-25, Manusia pria dan wanita menjadi suami dan istri, menjadi ayah

dan ibu. Untuk tugas itulah mereka dilengkapi Jasmani dan Rohani, baik Psikologis (sifat dan

bakat) maupun Biologis (susunan dan alat/organ tubuh yang sesuai dengan tugas panggilan

hidup itu)

Tugas pria adalah:

 membangun dan menguasai dunia, membongkar dan merenovasi untuk menciptakan

sesuatu yang baru.

 Sebagai Kepala Keluarga, pria bekerja diluar rumah untuk mencari nafkah bagi istri dan

anak-anaknya dll

Tugas dan panggilan wanita adalah:

 Memelihara apa yang sudah dibangun oleh pria

 Merawat apa yang sudah diciptakan,melindungi dan menyayangi yang lemah

 Perhatian wanita lebih tertuju pada pribadi sesame manusia

 Memperindah kehidupan bersama agar lebih menyenangkan, halus, sabar dan tabah

Pria membangun rumah tetapi wanitalah yang membuat rumah itu menjadi tempat dimana

anggota keluarga menjadi “betah”, Ibu adalah jantung hati keluarga. Untuk tugas itulah manusia

baik pria maupun wanita, perlu mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh.

Perbedaan menyeluruh pria dan wanita ada maksudnya seperti yang difirmankan allah yaitu:

“ Tuhan berfirman, tidak baik, kalau manusia seorang diri saja, Aku akan menjadikan penolong

baginya yang sepadan dengan dia. Allah menciptakan manusia menurut CitraNya, menurut Citra

Allah diciptakannya dia. Ia mencitkan mereka pria dan wanita ( Kej 2:18 dan Kej 1:27)

Pria dan wanita diciptakan Allah untuk menjadi penolong yang sepadan, saling melengkapi dan

saling membahagiakan satu sama lain (psikologis) dan mempertahankan jenisnya (biologis). Pria

dan wanita berbeda tapi saling melengkapi.

Sejak awal mula Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan. Masing-masing dilengkapi

dengan kebaikan dan keindahannya. Dan semuanya itu baik adanya. Allah memberkati dan

mengasihi keduanya. Hal itu menandakan bahwa laki-laki maupun perempuan begitu berharga

dimata Allah dan keberadaan laki-laki atau perempuan sangat berarti.

Hidup sebagai perempuan atau laki-laki merupakan anugerah Allah. Kita patut bersyukur karena

Allah mempunyai maksud khusus dengan menciptakan kita sebagai laki-laki atau perempuan.

Allah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi dan mengembangkan satu

terhadap yang lain. Dengan kata lain laki-laki dan perempuan bersifat “ komplementer” yaitu:

 Mereka saling membutuhkan

 Mereka saling tegantung satu terhadap yang lain

 Laki-laki tidak dapat hidup tampa perempuan dan sebaliknya perempuan tidak dapat

hidup tanpa laki-laki.

Setiap laki-laki atau perempuan dipanggil untuk mengembangkan dirinya sebagai laki-laki dan

perempuan menuju kesempurnaannya sebagaimana dikehendaki Allah.

Adapun beberapa Kutipan Katekismus Gereja Katolik dan Kitab Suci berkaitan dengan

panggilan Allah untuk mengembangkan diri menjadi perempuan dan laki-laki adalah:

 Katekismus Gereja Katolik Art 2335 : Manusia entah laki-laki atau perempuan harus

mampu memancarkan citra (gambaran dari) kekuatan dan cita kasih Allah yang lemah

lembut

 Katekismus Gereja Katolik Art 2342-2345 : salah satu usaha memampukan diri sebagai

pancaran kekuatan kasih Allah, makakita diajak menjaga kesucian diri, baik sebagi

perempuan maupun laki-laki.

 1 Kor 6: 13-20, Santo Paulus menyatakan bahwa tubuh kita dalah bait Roh Kudus.

Tubuh kita merupakan sarana kehadiran Allah, sekaligus sarana kita mewujudkan

kehendak Allah.

Gambaran Allah yang kita imani adalah adalah Allah yang kuat kuasa. Kekuatan Allah itutak akan

tergoyahkan oleh kekuatan apapun juga. Kekuatan Allah bukan kekuatan untuk menindas dan

menguasai melainkan untuk melayani, mengasihi, membahagiakan dan meyelamatkan.

Gambaran Allah yang kita imani juga dalah Allah yang Mahakasih. Kasihnya lemah lembut,

penuh pengampunan dan tanpa batas. Allah menyatakan kasihNya yang lemah lembutserta

tanpa batas itu dengan rela menyerahkan anakNyasendiri menjadi korban tebusan bagi manusia

sampai wafat di Kayu Salib




22 September 2022

KERANGKA IBADAT SABDA TANPA IMAM


1.       NYAYIAN PEMBUKA

2.      TANDA SALIB

P:    Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus

U:   Amin

3.      SALAM PEMBUKA

P:   Semoga kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita….

U:  Sekarang dan Selama-lamanya

4.      KATA PEMBUKA / TEMA / PENGANTAR

5.      DOA TOBAT / PERMOHONAN AMPUN

P:   Saudara saudari, Marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah berdosa, Supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.

P:     Saya mengaku……………

U:    kepada Allah yang mahakuasa dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa

P:   Semoga Allah yang maha kuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.

P:   Amin

6.      TUHAN KASIHANILAH KAMI

P:   Tuhan Yesus Kristus, Engkau yang di utus menyembuhkan orang yang remuk redam hatinya.

P:  Tuhan Kasihanilah Kami

U:  Tuhan Kasihanilah Kami

P:  Engkau datang memanggil orang yang berdosa

Kristus Kasihanilah Kami

U:  Kristus Kasihanilah Kami

P:   Engkau duduk di sisi Bapa, Sebagai perantara kami

P:   Tuhan Kasihanilah Kami

U:   Tuhan Kasihanilah Kami

P:     Semoga Allah yang maha kuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan menghantakan kita ke hidup yang kekal

U:    Amin

7.      MADAH KEMULIAAN

8.     DOA PEMBUKA

P:   Marilah Kita Berdoa.

P:  Dengan pengantaraan Yesus Kristus, PutraMu, Tuhan Kami yang bersama dengan dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala Masa.

U:  Amin

LITURGI SABDA

9.      BACAAN I

10.  MAZMUR / LAGU ANTAR BACAAN

11.   BACAAN II

12.  BAIT PENGANTAR INJIL / ALLELUYA

P:   Alleluya

Bait

U:   Alleluya

13.  BACAAN INJIL

P:   Semoga Tuhan beserta kita

U:  Sekarang dan selama-lamanya

P:   Inilah Injil Yesus Kristus Menurut Matius/Markus/Lukas/Yohanes

U:  Dimuliakanlah Tuhan

P:   Demikianlah Injil Tuhan

U:  Dimuliakanlah Tuhan

14.  HOMILI/KHOTBAH

15.   SYAHADAT

P:   Sauara-saudari sekalian marilah memperbaharui iman kita dengan mengucapkan syahadat

P:  Aku percaya akan Allah…

16.  DOA UMAT

P:   Saudara-Saudari, Marilah dengan segenap hati memanjatkan doa kepada Allah yang maha pengasih dan penyayang, yang dengan murah hati mendengarkan doa orang beriman.

17.   PERSEMBAHAN

18.  DOA PERSEMBAHAN (Lihat Doa Mingguan)

P: Ya Allah Bapa yang maha kuasa, pada kesempatan ini kami menghaturkan persembahan yang kami miliki dari hasil bumi yang melimpah, kiranya Tuhan Allah Menerima persembahan kami.

U:  Amin

19. KUDUS

P:  Ya Tuhan Allah,Kami memuliakan madah pujian bagi-Mu, Bersama dengan malaikat dan orang kudus yang tak henti-hentinya berseru/bernyanyi.

20. BAPA KAMI

P:   Ya Allah Bapa berkatilah kami umat yang beriman yang pada saat ini sedang merayakan ibadat sabda ini, buatlah kami menjadi orang yang baik dan setia dengan ajaran-Mu, sebagai keluarga Allah marilah kita berdoa seperti yang di ajarkan oleh Kristus, Bapa kami yang ada di surga…

21. DOA PENUTUP

22. PENGUMUMAN

23. BERKAT PENUTUP

P:    Tuhan Beserta Kita

U:    Sekarang dan selama-lamanya

P:     Semoga saudara-saudari sekalian di berkati uleh Allah yang maha kuasa

+      Bapa Putra dan Roh Kudus

U:    Amin

P:     Saudara-saudari, ibadat sabda kita sudah selesai,

U:    Syukur Kepada Allah

P:     Marilah Kita pergi kita di utus

U:    Amin

Renungan Harian Katolik Hari Ini, 25 Mei 2022: Tuhan Ada di Mana-mana

Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...