29 Mei 2021

MATERI AGAMA KATOLIK KELAS XII: MEMPERJUANGKAN MASYARAKAT YANG ADIL, DAMAI, DAN SEJAHTERA

1.Arti dan Makna Adil, Damai, dan Sejahtera

Adil berarti   tidak   berat   sebelah,   berpihak   kepada   yang   benar atau berpegang  pada  kebenaran.  Orang  mengakui  hak  sesamanya  tanpa  pilih kasih.  Keadilan  tidak  hanya  mengatur  kehidupan  perorangan,  melainkan  dan terutama  kehidupan  bersama  antara  manusia.  Keadilan  adalah  satu  prinsip menata dan membangun masyarakat manusiawi yang damai sejahtera.Damaitidak  hanya  berarti  tidak  ada  perang,  dan  tidak  hanya  berarti sekedar  adanya  keseimbangan  antara  kekuatan-kekuatan  yang  berlawanan. Damai mengandaikan adanya tatanan sosial yang adil, sama dan serasa yang menjamin ketenangan dan keamanan hidup setiap manusia. Damai merupakan kesejahteraan   tertinggi,   yang   sangat   diperlukan   untuk   perkembangan manusia dan lembaga-lembaga kemanusiaan. Sejahtera adalah     keseluruhan     kondisi     hidup     masyarakat     yang memungkinkan, baik kelompok-kelompok maupun anggota-anggota perorangan,   untuk   secara   lebih   penuh   dan   lebih   lancar   mencapai kesempurnaan  mereka  sendiri.  Setiap  kelompok  harus  memperhitungkan kebutuhan  dan  aspirasi  kelompok  lain  yang  wajar,  bahkan  kesejahteraan umum  segenap  keluarga  manusia.  Maka,  sudah  seharusnya  setiap orang memperoleh   sesuatu   yang   dibutuhkan   untuk   hidup   secara   manusiawi. Misalnya,  memperoleh  nafkah,  pakaian,  perumahan,  hak  untuk  memilih status  hidup  dengan  bebas,  hak  untuk  membentuk  keluarga,  hak  untuk memperoleh  pendidikan,  pekerjaan,  nama  baik,  kehormatan,  informasi  yang semestinya,  hak  untuk  bertindak  menurut  hati  nuraninya  yang  benar,  hak atas perlindungan hidup, dan hak atas kebebasan yang wajar, juga dalam hal agama  (lih.Gaudium  et  Spes,Art.  26).  Singkatnya,  hak  untuk  memiliki sesuatu yang menjamin martabatnya sebagai manusia. Adil,  damai,  dan  sejahtera  menyangkut  martabat  manusia  yang  merupakan anugerah  dari  Sang  Pencipta.  Oleh  karena  itu,  kita  harus  memperjuangkan kondisi dan situasi masyarakat yang adil, damai, dan sejahtera.2.Inspirasi  dan  Visi  dari  Injil  dan  Ajaran  Gereja  dalam  Memperjuangkan Masyarakat yang Adil, Damai, dan SejahteraBagaimana sikap kita (Gereja) dalam situasi sulit seperti yang dilukiskan di atas? Dalam setiap situasi sulit, kita diajak untuk selalu menimba inspirasi dari ajaran iman kita. Pada  saat  Juruselamat  dilahirkan,  para  malaikat  berkata  kepada  para gembala  di  padang  Efrata:  “Jangan  takut,  sebab  sesungguhnya  aku memberitakan  kepadamu  kesukaan  besar  untuk  seluruh  bangsa.  Hari  ini  telah lahir bagimu Juruselamat ...” (Luk 2: 10-12).  

Sang  Juruselamat  adalah  pembawa  damai  sejahtera  bagi  dunia  seperti yang  dinyanyikan  para  malaikat  itu:  “Kemuliaan  bagi  Allah  di  tempat  yang mahatinggi  dan  damai  sejahtera  di  bumi  di  antara  manusia  yang  berkenan kepada-Nya” (Luk 2: 14). Apabila  para  malaikat  memuji  Dia  yang  datang  adalah “Pembawa  damai  sejahtera”,  karena  memang  “Dialah  Sang  Raja  Damai,  yang memerintah dengan keadilan dan kebenaran sampai selama-lamannya” (bdk.Yes 9: 5, 6). Lukisan tentang “damai sejahtera” yang dikehendaki Allah  sama  seperti yang  dinubuatkan  Nabi  Yesaya  dalam  Kitab  Perjanjian  Lama:  “Serigala  akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing.... Anak yang menyusu akan bermain dekat liang ular tedung.... Tidak ada yang akan berbuat  jahatatau  berlaku  busuk  di  seluruh  gunungku  yang  kudus,  sebab seluruh  bumi  penuh  dengan  pengenalan  akan  Tuhan,  seperti  air  laut  yang menutupi dasarnya” (Baca.Yes 11: 1-10).Kedatangan  Tuhan  ke  dalam  dunia  menjamin  adanya  pembebasan  dan pendamaian   yang   benar, baik   dalam   keluarga,   komunitas   Gereja,   maupun masyarakat   dunia.   Tuhan   yang   telah   mendamaikan   kita   dengan   diri-Nya menghendaki agar manusia hidup dalam damai sejahtera dengan sesamanya. Juruselamat, Sang Raja Damai, akan membangun kerajaan-Nya di bumi ini, di   mana   manusia   akan   mengalami   kesejahteraan   lahir   dan   batin.   Sebagai pengikut  Kristus,  kita  dipanggil  untuk  berperan  serta  secara  aktif  dalam membangun  Kerajaan  Allah  di  dunia,  supaya  dunia  lebih  manusiawi  dan  layak untuk  dihuni.  Yesus  yang  mulai  membangun  Kerajaan  Allah  di  bumi  ini  telah mengamanatkan kepada kita para  pengikut-Nya agar menjadi garam dan terang dunia  (lih.Mat  5:  13-16)  serta  ragi  bagi  masyarakat.  Jadi,  kita  (Gereja)  harus terlibat dalam suka duka dunia ini. Konstitusi   Pastoral Gaudium   et Spes Art. 1   mengatakan   bahwa kegembiraan  dan  harapan,  duka  dan  kecemasan  orang-orang  zaman  sekarang, terutama  kaum  miskin  dan  menderita,  merupakan  keprihatinan  Gereja.  Gereja mengalami  dirinya  sungguh  erat  berhubungan  dengan  umat  manusia  serta sejarahnya.Gereja yang hidup dalam dunia yang dinamis, maka Gereja pun harus hiduip  dinamis.  Dalam  dinamika  itu,  Gereja  terpanggil  untuk  melaksanakan  dan mewujudkan amanat Yesus Kristus. Gereja diutus ke tengah-tengah dunia untuk membawa damai sejahtera.

3. Hal-hal Pokok   yang   Harus   Diperhatikan   dalam   Memperjuangkan Masyarakat yang Damai dan Sejahtera.

Ketidakadilan    struktural    adalah    penyebab    yang    terdalam    mengapa masyarakat  kita  tidak  damai  sejahtera.  Oleh  karena  itu,  hal-hal  berikut  ini kiranya perlu diusahakan: 

a. Masyarakat perlu disadarkan akan adanya situasi buruk yang mereka alami.

Banyak  anggota  masyarakat  yang  tidak  menyadarinya,  acuh  tak  acuh  atau bersikap  pasrah  saja  terhadap  situasi  buruk  yang mereka  alami.  Kita  perlu menyadari  masalah  hak-hak  dasar  manusia,  agar  kita  dapat  menentukan mana yang harus dilindungi dan mana yang harus disingkirkan. Keadilan harus diperjuangkan  demi  kesejahteraan  untuk  menghadapi  situasi  dunia  yang makin tidak menentu, di mana ketidakadilan dan pemerkosaan terhadap hak-hak  dasar  manusia  sering  terjadi.  Tidak  seorang  pun  yang  boleh  dirampas hak-haknya,  dan  tidak  ada  orang  boleh  merampas  hak  orang  lain.  Ini  harus disadari sungguh oleh masyarakat.

b. Keadilan    demi    kesejahteraan    hanya    dapat    diperjuangkan    dengan memberdayakan  mereka yang  menjadi  kurban  ketidakadilan

Tidak  cukup hanya  dengan  karya  belas  kasih  (karya  karitatif)  melulu.  Para  korban ketidakadilan   harus   disadarkan   tentang   situasi   yang   menimpa   dirinya, kemudian   diajak   untuk   bangkit   bersama-sama   melalui   berbagai   usaha kooperatif  untuk  memperbaiki  nasibnya.  Dengan  cara  demikian,  struktur dan sistem sosial yang tidak adil dapat diubah. Tanpa gerakan dan tindakan yang   sungguh   kooperatif   sebuah   struktur   dan   sistem   tidak   akan tergoyahkan.

c. Cara  bertindak  yang  tepat  adalah  dengan  memberikan  kesaksian  hidup melalui  keterlibatan  untuk  menciptakan  keadilan  dalam  diri  kita  sendiri terlebih  dahulu

Kita  hendaknya  mulai  dengan  diri  dan  lingkungan  kita, misalnya dalam lingkungan Jemaat Kristiani sendiri.

d. Usaha   memperjuangkan   keadilan   dan   kesetiakawanan   bersama   dengan mereka   yang   diperlakukan   tidak   adil   tidak   boleh   dilakukan   dengan kekerasan

Keunggulan  cinta  kasih  di  dalam  sejarah  menarik  banyak  orang untuk   memilih   dan   bertindak   tanpa   kekerasan   melawan   ketidakadilan. Bekerja sama perlu pula diusahakan.

4. Kendala-Kendalaa dalam Memperjuangkan Masyarakat yang Damai dan Sejahtera.

a. Untuk  menciptakan  masyarakat  yang  damai  dan  sejahtera  memerlukan perubahan  struktur  dan  sistem  yang  tidak  adil  dalam  masyarakat.  Namun, untuk  mengubah  struktur  dan  sistem  masyarakat  yang  sudah  baku  dan dipertahankan oleh orang-orang yang berkuasa di bidang politik dan ekonomi tidaklah  gampang.  Untuk  itu  dibutuhkan  suatu  gerakan  kooperatif  dan sungguh-sungguh berasal dari masyarakat luas.

b.Menghadapi  situasi  yang  tidak  adil  seperti  yang  dilukiskan  di  atas,  banyak anggota  masyarakat  yang  bersikap  acuh  tak  acuh  dan  pasrah  saja.  Untuk menggerakkan  suatu  masyarakat  yang  acuh  tak  acuh  dan  bersikap  pasrah kepada kesadaran dan aksi memerlukan ketabahan dan keuletan.

c.Ada  kelemahan-kelemahan  manusiawi  yang  dapat  menyulitkan  kita  dalam memperjuangkan    keadilan,    misalnya    pamrih    pribadi    atau    golongan, ketidakjujuran, keserakahan, dsb.

d.Untuk perjuangan yang besar dan makan waktu ini, tentu saja membutuhkan dana dan sarana lain yang tidak sedikit. Perjuangan menuju masyarakat yang adil dan sejahtera ini sering kandas, karena mungkin tidak tersedianya dana yang mencukupi.

Alfred  Nobel  pernah  mengalami  suatu  peristiwa  yang  sungguh  menggoncangkan dan   mengubah   arah   hidupnya.   Karena   salah   informasi,   ia   pernah   diberitakan meninggal.  Besok  harinya  koran-koran  menulis  berita  tentang  kematiannya  dan ulasan  panjang  lebar  tentang  apa  saja  yang  sudah  dibuat  selama  hidupnya.  Hampir semua  koran  menulis  secara  mencolok  tentang  dirinya  sebagai  tokoh  yang  telah menemukan dan menciptakan bahan peledak.Membaca   berita-berita   itu,   Alfred   Nobel   merasa   sangat   terpukul   dan terguncang!  Apakah  ia  akan  dikenang  hanya  sebagai  tokoh  yang  menemukan  alat peledak? Alat peledak yang sudah menimbulkan sekian banyak teror, mengakibatkan sekian banyak sarana dihancurkan, sekian banyak manusia tewas. Apakah makna dan tujuan hidup hanya sebatas itu? Apakah untuk itu ia telah hidup?Kemudian,  Alfred  Nobel  mengambil  keputusan  yang  membuat  hidupnya  menjadi lebih  berarti.  Ia  mewariskan  seluruh  kekayaannya untuk  dihadiahkan  kepada  para tokoh yang berjuang demi kesejahteraan dan keselamatan manusia sepanjang masa. Sampai  sekarang,  kita  masih  mengenal  Hadiah  Nobeluntuk  perdamaian,  Hadiah Nobel untuk kesehatan, Hadiah Nobel untuk sastra, dan sebagainya. Akhirnya,  Alfred  Nobel  membuat  hidupnya  lebih  bermakna  bagi  kemanusiaan. Mungkin saja hidupnya menjadi lebih berkenan bagi Tuhan dan .



28 Mei 2021

MATERI KELAS X: ROH KUDUS DAN TRITUNGGAL MAHAKUDUS

 


Standar Kompetansi:

Memahami Nilai-nilai keteladanan Yesus Kristus sebagai landasan mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki-laki yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan keterbatan sehingga dapat berelasi dengan sesama secara lebih baik

 

Kompetensi Dasar

        Mampu mengenal Roh Kudus yang melahirkan, membimbing dang menghidupi Gereja dan mengenal Allah Tritunggal sebagai kebenaran iman Kristen.

Indikator Pencapaian

Menyebutkan tanda atau lambang Roh Kudus

Menjelaskan karya Roh Kudus

Menejlaskan Kurnia Roh Kudus

Menjelaskan arti tanda salib, Gloria, credo, Doxologi dan pembaptisan

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir pelajaran, siswa dapat:

·      Menyebutkan tanda atau lambing Roh Kudus

·      Menjelaskan karya Roh Kudus

·      Menejlaskan Kurnia Roh Kudus

·      Menjelaskan arti tanda salib, Gloria, credo, Doxologi dan pembaptisan

Materi Ajar

·     Roh Kudus

·     Tri Tunggal Maha Kudus

 

ROH KUDUS

1.       Tanda atau lambang Roh Kudus

a.       Air

Dalam upacara Pembaptisan, air adalah lambang tindakan Roh Kudus. Sesudah menyeruhkan Roh Kudus, air menjadi tanda sacramental yang berdaya guna bagi kelahiran kembali dalam pembaptisan itu.

b.      Urapan

Urapan dengan  minyak suci dalam inisiasi Kristen melambangkan Roh Kudus. Dalam inisiasi Kristen, khususnya dalam sakramen Penguatan/Krisma, dengan urapan minyak suci seseorang dikuatkan oleh Roh Kudus

c.       Api

Api melambangkan daya transformasi Roh Kudus. Roh Kudus turun atas para rasulpada hari Pentakosta dan memenuhi mereka dalam rupa lidah-lidah api. Roh Kudus dalam lambang api itu mengubah para rasul dari penakut menjadipemberani dan bersemangat untuk mulai menjadi saksi Kristus sampai ke ujung bumi.

d.      Awan dan Sinar

Kedua lambang ini selalu berkaitan satu sama lain. Awan dan sinar melambangkan kehadran dan penampakan Roh Kudus

e.      Meterai

Meterai adalah lambang yang erat kaitannya dengan pengurapan. Meterai dipakai dalam tradisis untuk mengungkapkan “karakter” yang tidak terhapuskan, tanda yang ditanamkan oleh ketiga sakramen yang tidak dapat diulangi.

f.        Tangan

Yesus menyembuhkan orang sakit dan memberkati anak-anak kecil dengan meletakkan (menumpang) tangan ke atas mereka. Atas nama-Nya, para rasul melakukan hal yang sama. Melalui penumpangan tangan, Roh Kudus diberikan.

g.       Jari

“dengan jari Allah”, Yesus mengusir setan. Sementara perintah Allah ditulis dengan jari Allah atas loh-loh batu. Dalam madah “datanglah Roh Kudus”, diserukan kepada Roh Kudus sebagai “Jari tangan kanan Bapa”.

h.      Merpati

Pada akhir air bah (lambang pembaptisan), merpati yang diterbangkan oleh Nuh dari dalam bahtera kembali dengan sehelai daun Zaitun di paruhnya sebagai tanda bahwa bumi sudah dapat didiami lagi. Waktu yesus naik dari air pembaptisan-Nya di sungai Yordan, Roh Kudus turun atas-Nya, dalam rupa burung merpati. 

1.       Peristiwa Pentakosta 

Pentakosta ( Kisah Para rasul 2: 1-13)

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hunggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus,lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

Waktu  itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari egala Bangsa di bawah kolong langit.  Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyk. Mereka bingung karena  mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang dan heran, lalu berkata:”Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu  orang Galilea? Bagaimana mungkin kitamasing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Patria, Media, Elam, Penduduk Mesopotamia, Yude, dan kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libya yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan Orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.” Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: “Apakah artinya ini?” Tetapi orang lain menyindir: “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.”

KARYA DAN KARUNIA ROH KUDUS

1.       KARYA ROH KUDUS

Roh Kudus sering disebut Roh Kristus, Roh Tuhan, Roh Allah. Ia sering disebut Parakletos atau Advocatus yang artinya penolong. Apa yng menjadi karya Roh Kudus sebagai Penolong.

a.       Pada peristiwa Pentakosta, Roh Kudus membawa Bahasa saling Pengertian

b.      Pada peristiwa Pentakosta, Roh Kudus membawa Persataun dan Persekutuan

c.       Roh Kudus Memberanikan kita untuk bersaksi tentang kebangkitan //yesus

d.      Roh Kudus Membawa Pembaharuan

2.       KURNIA ROH KUDUS

a.      Roh Kebijaksanaan

b.      Roh Pengertian

c.       Roh Nasihat

d.      Roh Keperkasaan

e.      Roh Pengenalan

f.        Roh Takut akan TUhan

g.       Roh Kesalehan

3.       Kitab Suci:

HIDUP MENURUT DAGING ATAU ROH

Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab, keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging – karena keduanya bertentangan – sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi, jika kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata, yaitu percabulan, kecemasan, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,perseteruan, perselisihan, iri hati,amarah, kepentingan sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya. Terhadap semuanya itu, kuperingatkan kamu – seperti yang telah kubuat dahulu – bahwa barang siapa melakukan hal-hal demikian, ia tidak akan mendapat bagaian dalam Kerajaan Allah. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelamahlembutan, dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barang siapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidupkita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menentang dan saling mendengki. 

ALLAH TRITUNGGAL

1.       Beberapa istilah (Terminologi) yang menyangkut Tritunggal atau Trinitas

Bahwa kita percaya akan adanya satu Allah Tiga pribadi, memang tidak mungkin dijelaskan. Tetapi ada beberapa istilah dalam hubungan dengan iman kita itu kiranya perlu dipahami.

a.       Arti Allah kita SATU (TUNGGAL)

Dalam syahadat dikatakan: “Aku percaya akan SATU ALLAH”. Apa artinya kata “SATU”? Katu “SATU” dalam konteks “SATU ALLAH” tidak persis sama dengan bilangan “satu” dalam pengertian matematika. Jika kata “SATU” dimengerti sebagai bilangan matematis, maka kita membuat kesalahan besar. Kita terjerumus untuk memasukan Allah yang mengatasi segala-galanya hanya sekedar bilangan belaka. Seakan-akan Allah itu dapat dihitung atau dikalkulasi seperti barang-barang. Allah adalah SATU, artinya Allah adalah tunggal, utuh tak terbagi, tak tercerai-beraikan, sempurna, dan tidak ada sesuatu apapun yang perlu ditambahkan kepada-Nya. Jika satu adalah utuh,penuh, sempurna, maka Allah sama dengan satu. Dengan kata lain, Allah adalah keutuhan, kepenuhan, dan kesempurnaan. Jadi,makna kata “SATU” dalam konteks iman akan “SATU ALLAH”menunjukkan kepada kesempurnaan Allah, keutuhan Allah, dan kepenuhan Allah.

b.      Arti TIGA PRIBADI dalam SATU ALLAH

Allah Tritunggal adalah satu dan TIGA pribadi sekaligus (Bapa, Putra dan Roh Kudus). Apa artinya? Apanya yang tiga? Bukan ada tiga Allah, yang tiga adalah PRIBADI-Nya. Dalam bahasa sehar-hari, kata “pribadi” dikenakan kepada manusia. Manusia adalah makhluk yang mempribadi. Hanya manusia yang merupakan makhluk ciptaan yang berpribadi dan berelasi. Artinya, hanya manusia yang dapat menyapa, mengkomunikasikan diri, bergaul, solider, dan sebagainya. Allah adalah satu dan tiga pribadi, artinya adalah Dia yang berelasi, menyapa, merangkul,menghadirkan diri, dan mengkomunikasikan diri. Jika Allah adalah Allah yang berelasi, relasi macam apakah yang dihadirkan Allah? Relasi Allah adalah relasi kesatuan, kesempurnaan,ketunggalan, dan keutuhan dalam keilahian-Nya.Artinya, masing-masing berada dalam satu kesempurnaan ilahi yang tidak kekeurangan sedikitpun. Relasi Allah Tritunggal adalah relasi sempurna, total, penuh, dan tuntas. Relasi kesatuan semacam itu hanya dapat dijelaskan kalau merupakan relasi KASIH.Jadi, tiga pribadi Allah yang relasional adalah Allah yang saling mengasihi, yang saling mencintai secara penuh, total, selesai dan sempurna. Misteri allah Tritunggal, dengan demikian adalah misteri ALLAH YANG MENGASIHI.

2.       Doa-doa dan Ibadat yang mengungkapkan iman kita kepada Tritunggal

a.       Tanda Salib:

·   Sebagai peringatan akan Yesus yang mati di salib sebagai Juru selamat manusia

·    Sebagai tanda karya penyelamatan dan penebusan yang mendamaikan alam semesta, memebri hidup dan mengalahkan yang jahat. Menurut keyakinan Kristiani, karya keselamatan dan penebusan berpangkal pada Allah dan dilaksanakan oleh Allah, yakni oleh Allah Tritunggal, yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

b. Doa kemulian/Gloria: didoakan/dinyanyikan pada perayaan Ekaristi sesuadah doa/nyanyian Tuhan Kasihanilah Kami. Jika kita mendoakan/menyanyikan “Kemuliaan/Gloria”, kita ingat akan semua yang dilakukan Allah bagi kita. Walaupunkita katakana “Kemulian kepada Allah di Surga”, Kita tahu bahwa Allah telah turun dari Surga untukkeselamatan kita dan untuk mengangkat kita ke Surga.Oleh karena itu, kita memuji-Nya dengan iman dan cinta kasih.

c.    Syahadat/Credo: syahadat sesuangguhnaya merupakan pengakuan Iman akan Allah Tritunggal.

d.      Doxologi: doa pujian. Pada akhir doa Syukur Agung didoakan doxology: “Bersama dan bersatu dengan Kristus dan dengan perantaraan-Nya, dalam persatuan dengan Roh Kudus, disampaikanlah kepada-Mu Allah Bapa yang Mahakuasa, segala hormat dan pujian, kini dan sepanjang segalamasa.” Amin.

e. Pembaptisan: pembaptisan orang Kristiani memakai rumusan Trinitas: Iamam mengucapkan: “Aku membaptis kamu, dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus.”




19 Mei 2021

Materi Kelas VIII: Tanda Dan Sarana Keselamatan Dalam Hidup Manusia

Simbol atau lambang yang dipakai biasanya bersifat terbatas dan hanya bias dimengerti oleh orang yang punya perhatian dan relasi khusus dengan orang yang memberikannya .

Dalam kehidupan sehari-hari ,kita mengenal simbol atau lambang dalam  lalu lintas .ketika orang melihat tulisan P yang dicoret, berarti dilarang parkir. Jadi, dengan melihat huruf tersebut orang akan tahu apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Orang yang menaati simbol tersebut akan aman dan selamat. Sebaliknya, orang yang melanggar akan mendapatkan sanksi .

Dalam simbol ada tanda yang kelihatan, yang bias dirasakan atau diraba(ada unsure fisik),dan ada yang di-tanda-kan, yakni makna dari simbol itu yang tidak kelihatan .

Dalam masyarakat kita, ungkapan simbolis secara kelompok dapat kita lihat dalam upacara-upacara adat ,misalnya upacara adat Jawa”Mitoni”,yakni upacara adat 7 bulanan bagi ibu yang mengandung anak pertama .

Kehadiran Tuhan menjadi suatu kebutuhan mutlak bagi manusia .Kita yakin bahwa hidup dan keselamatan ini milik Tuhan. Maka, dalam situasi tertentu di mana keselamatan seseorang terancam, kehadiran Tuhan amat diharapkan .

Doa dan simbol-simbol tertentu digunakan, orang-orang tua atau yang dituakan diminta untuk hadir dan menyaksikan, meneguhkan dan mendukung agar Tuhan hadir dan menyelamatkan .

Upacara adat mengungkapkan kepercayaan bahwa Tuhan adalah penyelamat, sumber pengharapan, dan sumber segalanya. Upacara adat sering dilengkapi dengan simbol-simbol yang dapat dimengerti.

Gereja adalah sakramen ,yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Gerejayang terdiri dari orang-orang yang masih bergumul dengan berbagai godaan dapat jatuh dalam dosa. Maka ,Gereja harus terus-menerus menyalurkan Rahmat Tuhan, yaitu keselamatan kepada manusia .

Gereja menyalurkan rahmat keselamatan melalui 7(tujuh) sakramen :Baptis ,Krisma ,Ekaristi ,Tobat , Imamat ,Perkawinan ,dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Masing-masing sakramen menggunakan tanda dan sarananya sendiri .

NB:

Ø  Seorang imam (pastor)  hanya menerima sakramen Baptis, Krisma, Ekaristi,Tobat ,Imamat, dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit

Ø  Seorang biarawati (suster) hanya menerima Sakramen Baptis ,Krisma ,Ekaristi ,Tobat , dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit.

Ø  Awam (umat biasa) hanya menerima sakramen Baptis ,Krisma ,Ekaristi ,Tobat , Perkawinan dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit.






17 Mei 2021

MATERI KELAS XI: BEBAS DARI HIV AIDS DAN OBAT-OBATAN TERLARANG

 

Pemikiran Dasar

Indonesia kini bukan hanya berpredikat sebagai negara lalulintas perdagangan narkoba, namun juga sebagai produsen dan pasar jaringan global yang sistematik. Dalam masa pemerintahan presiden Jokowi saat ini, narkoba dianggap sebagai musuh terbesar selain korupsi, sehingga Indonesia dinyatakan sebagai negara dalam status darurat narkoba. Puluhan tahun silam, Paus Yohanes Paulus II dalam sebuah konferensi tahun 1984 sudah mengingatkan kepada dunia bahwa “di antara ancaman nyata dewasa ini yang melawan kaum muda dan melawan seluruh masyarakat, napza (narkoba) menempati urutan pertama sebagai ancaman terbesar karena paling berbahaya dan tak kelihatan. Napza meluas seperti noda minyak. Bersangsur-angsur menyebarkan alat perangkapnya dari kota besar ke pusat-pusat yang lebih kecil, dari bangsa-bangsa yang lebih kaya dan maju sampai ke dunia ketiga. Ada aliran perdagangan klandestein yang terjalin dan melintasi jalan-jalan internasional, datang melalui ribuan saluran sampai ke laboratorium pengolahan dan distribusi kapiler”.

Menghadapi bahaya tersebut, maka di Indonesia selama beberapa dekade terakhir ini, baik oleh lembaga negara, maupun swasta (termasuk lembaga agama) berupaya untuk mencegah/menangkal peredaran narkoba dengan caranya masing-masing. Tidak hanya mencegah, tetapi juga mengobati mereka yang telah menjadi korban narkoba. Kini di mana-mana, kita dapat membaca slogan, Say no to drug! Ini merupakan slogan yang sangat sederhana namun memiliki implikasi yang kompleks terkait dengan harapan yang harus diwujudkan, usaha berikut kebijakannya yang mesti diimplementasikan. Say no to drug, bukan hanya sebuah jargon, ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk meningkatkan dan memberdayakan masyarakat kita menuju kehidupan yang sehat baik dari aspek mental, jasmani, maupun spiritual. Di seluruh dunia banyak program yang didirikan dengan maksud mencegah penyalahgunaan Narkoba, atau untuk mengobati mereka yang terkena narkoba melalui kepercayaan dan praktek-praktek agama tertentu. Pendekatan ini banyak dilakukan di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya.

Selain masalah pecandu narkoba, masalah (terkait) yang amat memprihatinkan adalah semakin bertambah banyaknya jumlah penderita HIV/AIDS dari hari ke hari. Hal itu dapat dimengerti karena keduanya memang sering saling terkait satu sama lain. Maka melalui pelajaran ini, siswa dibantu untuk menyadari akan bahaya Narkoba dan penyakit HIV/AIDS. Lebih-lebih karena hingga kini belum ditemukan obat yang mampu menyembuhkan orang yang terkena HIV/AIDS. Penyakit ini dapat menular dengan cukup mudah melalui hubungan seks, transfusi darah, ataupun alat suntik. Oleh karena itu, perlu usaha-usaha atau tindakan preventif yang dapat mencegah seseorang kecanduan Narkoba atau terinfeksi HIV/AIDS.

Bagaimana sikap kita sebagai orang katolik (kristiani) menghadapi masalah narkoba serta HIV/AIDS itu? Santo Paulus mengatakan: “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor 3: 16). Dengan suratnya ini, Paulus mengingatkan betapa berharganya tubuh kita. Itu berarti kekacauan yang terjadi dalam diri kita juga berarti kekacauan dalam Bait Allah. Karena itu, mengkonsumsi Narkoba berarti awal dari usaha merusak Bait Allah. Begitu juga kalau pergaulan bebas yang mengarah pada seks bebas akan rentan terhadap HIV/AIDS, juga merupakan pencemaran Bait Allah. Bila Narkoba dan HIV/AIDS telah merusak manusia, maka manusia sulit untuk menggerakkan akal budi, hati nurani, dan perilakunya yang sesuai dengan kehendak Allah. Kita harus senantiasa menjaga diri kita, termasuk tubuh kita, agar Roh Allah tetap diam di dalam diri kita.

HIV/ AIDS

Arti HIV/AIDS

-AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Acquired artinya didapat. Immune artinya kekebalan tubuh. Syndrome artinya kumpulan gejala penyakit. Jadi, AIDS dapat disimpulkan sebagai kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh.

-Menurunnya kekebalan tubuh ini disebabkan oleh virus yang disebut HIV. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini secara pelan-pelan mengurangi kekebalan tubuh manusia.

-Infeksi pada kekebalan tubuh terjadi bila virus tersebut masuk ke dalam sel darah putih yang disebut limfosit. Materi genetik virus masuk ke dalam DNA sel yang terinfeksi. Di dalam sel, virus berkembangbiak dan pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian menyebabkan infeksi pada limfosit lainnya dan kemudian menghacurkannya. Virus ini menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor protein yang disebut sebagai cd4 yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang memiliki reseptor cd4 biasanya disebut sebagai cd4+ atau limfoset penolong. Limfosit penolong berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel lainnya pada sistem kekebalan, yang semuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing.

-Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit, yaitu limfosit penolong, dan itu menyebabkan sistem dalam tubuh untuk melindungi dirinya terhadap infeksi kanker menjadi lemah. Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada limfosit B (limfosit yang menghasilkan antibodi) dan sering kali menyebabkan produksi antibodi yang berlebihan. Antibodi ini terutama ditujukan untuk melawan HIV dan infeksi yang dialami penderita, tetapi antibodi ini tidak banyak membantu dalam melawan berbagai infeksi opportunistik pada AIDS. Karena pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit cd4+ oleh virus akan menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam organisme dan sasaran baru yang harus diserang.

3) Penularan HIV/AIDS

Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh yang mengandung sel terinfeksi atau partikel virus. Yang dimaksud dengan cairan tubuh di sini adalah darah, semen, cairan vagina, cairan serebrospinal, dan air susu ibu. Dalam konsentrasi yang lebih kecil, virus juga terdapat di dalam air mata, air kemih, dan air ludah.

HIV ditularkan melalui cara-cara berikut:

-Hubungan seksual dengan penderita, di mana selaput lendir mulut, vagina, atau rektum berhubungan langsung dengan cairan tubuh yang terkontaminasi.

-Suntikan atau infus darah yang terkontaminasi, seperti yang terjadi pada transfusi darah, pemakaian jarum bersama-sama, atau tidak sengaja tergores oleh jarum yang terkontaminasi virus HIV.

-Pemindahan virus dari ibu yang terinfeksi kepada anaknya sebelum atau selama proses kelahiran atau melalui ASI. Kemungkinan terinfeksi oleh HIV meningkat jika kulit atau selaput lendir robek atau rusak, seperti yang dapat terjadi pada hubungan seksual yang kasar, baik melalui vagina maupun melalui anus.

-Penelitian menunjukkan kemungkinan penularan HIV sangat tinggi pada pasangan seksual yang menderita herpes, sifilis, atau penyakit kelamin yang menular lainnya, yang mengakibatkan kerusakan pada permukaan kulit.

-Penularan HIV juga dapat terjadi pada oral seks (hubungan seksual melalui mulut), walaupun lebih jarang.

-Virus HIV pada penderita wanita yang sedang hamil dapat ditularkan kepada janinnya pada awal kehamilan (melalui plasenta) atau pada saat persalinan (melalui jalan lahir). Anak-anak yang sedang disusui oleh ibu yang terinfeksi HIV juga dapat tertular melalui ASI dari ibunya.

4) Gejala infeksi HIV/AIDS

Beberapa penderita menampakkan gejala yang menyerupai Mononukleosis infeksiosa dalam waktu beberapa minggu setelah terinfeksi. Gejalanya berupa demam, ruam-ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan rasa tidak enak badan yang berlangsung selama 3-14 hari. Sebagian besar gejala akan menghilang, meskipun kelenjar getah bening tetap membesar. Selama beberapa tahun, gejala lainnya tidak muncul. Tetapi sejumlah besar virus segera akan ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya, sehingga penderita dapat menularkan penyakitnya.

Dalam waktu beberapa bulan setelah terinfeksi, penderita dapat mengalami gejala-gejala yang ringan secara berulang yang belum benar-benar menunjukkan suatu AIDS. Penderita dapat menunjukkan gejala-gejala infeksi HIV dalam waktu beberapa tahun sebelum terjadinya infeksi atau tumor yang khas untuk AIDS. Gejalanya berupa: pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan, demam yang hilang-timbul, perasaan tidak enak badan, lelah, diare berulang, anemia, thrush (infeksi jamur di mulut).

Langkah Kedua: Mendalami Ajaran Gereja tentang Hubungan antara Narkoba dan HIV/AIDS

1. DialoG

1)Teks Kitab Suci (Alkitab) apa saja yang berbicara tentang kesucian tubuh manusia yang harus dijaga? (peserta didik diberi kesempatan untuk mencari teks Kitab Suci tersebut, dengan menggunakan concordansi Kitab Suci atau jika memingkinkan menggunakan internet.

2)Apa hubungan antara pesan teks Kitab Suci dengan para pemakai Narkoba yang juga terinfeksi HIV/AIDS

2. Menyimak teks Kitab Suci

1Korintus 3:16-21

3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? 3:17 Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.3:18 Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat.3:19 Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: “Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya.”3:20 Dan di tempat lain: “Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka.”3:21 Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu.

Santo Paulus menghimbau orang beriman untuk menghormati dirinya sebagai Bait Allah. Dengan pernyataan atau penegasan Santo Paulus di tersebut, semakin jelas bahwa diri kita adalah Bait Allah. Itu berarti, kekacauan yang terjadi di dalam diri kita juga berarti kekacauan pada Bait Allah. Karena itu, mengkonsumsi Narkoba berarti awal dari usaha merusak Bait Allah. Begitu juga kalau pergaulan bebas yang mengarah pada seks bebas akan rentan terhadap HIV/AIDS, juga akan merusak Bait Allah.

Bila Narkoba, HIV/AIDS telah merusak manusia, maka manusia sulit untuk menggerakkan akal budi, hati, dan perilakunya menurut kehendak Allah. Itulah ciri perusakan terhadap Bait Allah. Di dalam tubuh yang rusak itulah Roh Allah akan sulit menemukan kedamaian, ketenangan karena selalu dihantui oleh ketakutan dan diisolasi. Karena itu, sebagai sarana keselamatan, Gereja Katolik selalu berupaya untuk mengingatkan warganya agar hati-hati, waspada, dan menghindari kemungkinan terlibat dalam kegiatan mengkonsumsi Narkoba (atau menjadi distributor, produsen), menghindari seks bebas supaya tidak terinfeksi virus HIV. Narkoba, AIDS adalah penyakit yang sulit disembuhkan di samping membutuhkan biaya yang sangat besar.

NARKOBA DAN OBAT-OBATAN TERLARANG

1) Arti dan jenis Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Istilah lainnya adalah Napza [narkotika, psikotropika dan zat adiktif]. Istilah ini banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi.Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Lebih sering digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa.

Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan. [UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika] bahan ini bisa mengarahkan atau sebagai jalan adiksi terhadap narkotika.

1)Jenis-jenis narkoba

Secara umum, yang disebut Narkoba atau Napza adalah sebagai berikut:

Narkotika

Menurut U.U. R.I. No. 22 tahun 1997, Narkotika meliputi zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis, yaitu:

-Golongan opiat: heroin, morfin, candu, dll.

-Golongan kanabis: ganja, hashis, dll.

-Golongan koka: koakain, crack, dll.

Alkohol

Yang dimaksud dengan alkohol adalah minuman yang mengandung etanol (etil alkohol) tetapi bukan obat.

Psikotropika

Menurut U.U. R.I. No. 5 tahun 1997, psikotropika meliputi zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, seperti ecstasy, shabu-shabu, obat penenang/obat tidur, obat anti deprresi, dan obat anti psikosis.

Zat adiktif

Yang termasuk zat adiktif adalah inhalansia (aseton, thinner cat, lem), nikotin (tembakau), kafein (kopi).

Napza tergolong zat psikoaktif. Zat psikoaktif adalah zat yang terutama mempengaruhi otak sehingga menimbulkan perubahan pada perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, dan kesadaran. Sebenarnya, banyak di anatara zat ini digunakan dalam pengobatan dengan takaran tertentu (untuk obat bius, penenang, obat tidur, dan sebagainya). Tidak semua zat psikoaktif disalahgunakan. Sementara itu, yang dikenal secara luas adalah kata Narkoba, kependekan dari Narkotika dan atau obat/ bahan berbahaya. Kategori penyalahgunaan obat berbahaya pada dasarnya tidak hanya obat, tetapi juga ganja, ecstasy, heroin, kokain yang tidak diguanakan sebagai obat lagi.

3) Tahap-Tahap dan Gejala Orang Kecanduan Narkoba

Tidak semua orang yang menggunakan Narkoba dapat dikatakan sebagai pecandu. Sebelum seseorang dikatakan sebagai pecandu, ia akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:

User (pemakai coba-coba). Pada tahap ini orang menggunakan Narkoba hanya sekali-sekali dan dalam waktu yang relatif jarang. Misalnya: menggunakan Narkoba untuk merayakan kelulusan, tahun baru, pesta-pesta seperti ulang tahun, dan sebagainya.

Pada tahap ini hubungan seseorang dengan keluarga dan masyarakatnya masih terjalin dengan baik. Demikian halnya dalam bidang pendidikan (jika orang tersebut masih bersekolah atau kuliah). Semua itu terjadi karena orang tersebut masih dapat mengontrol kebiasaan ‘memakainya’.

Apabila seseorang yang berada dalam tahap user ini terus-menerus memfokuskan dirinya pada Narkoba, maka ia akan melangkahkan hidupnya pada tahap yang kedua, yaitu menjadi seorang abuser (pemakai iseng).

Abuser (pemakai iseng)

Pada tahap ini seorang mengkonsumsi Narkoba lebih sering daripada saat ia berada dalam tahap pertama. Pengguna Narkoba tersebut mulai menggunakan Narkoba sebagai suatu keisengan untuk melupakan masalah, mencari kesenangan, dan sebagainya.

Pada tahap ini, orang tersebut sebenarnya mulai dihantui masalah-masalah. Hal itu terjadi karena kontrol dirinya terhadap penggunaan Narkoba semakin melemah sehingga mempengaruhi hubungannnya dengan keluarga, dan masyarakat secara langsung. Begitu pula halnya dengan pengguna Narkoba yang masih duduk di bangku sekolah atau kuliah. Pendidikan mereka akan mulai terganggu karena konsentrasi mereka terhadap pelajaran semakin melemah.

Pada tahap ini seseorang sudah mulai kehilangan kontrol dalam mamakai Narkoba, sehingga sangat potensial untuk terjerumus pada tahap ketiga, yaitu menjadi seorang pecandu (pemakai tetap).

Pecandu (pemakai tetap)

Pada tahap ini seseorang telah kehilangan kontrol sama sekali dalam hal penggunaan Narkoba. Pada saat ini, bukan mereka yang mengontrol kebiasaan penggunaan Narkoba, melainkan mereka yang dikontrol oleh Narkoba.

Pada tahap ini hubungan antara orang tersebut dengan keluarga dan masyarakatnya sudah rusak karena perilaku mereka benar-benar tidak terkontrol lagi. Hal itu terjadi karena jika kebutuhan Narkoba tidak terpenuhi, maka orang tersebut akan merasa ‘gejala putus obat’ yang amat menyakitkan.

4) Tanda-Tanda Pecandu Narkoba

Tanda-tanda bahwa seseorang menjadi pecandu Narkoba dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:

Fisik

Gejala fisik yang tampak meliputi: berat badan turun drastis, sering menguap, mengeluarkan air mata, keringat berlebihan, mata cekung dan merah, muka pucat, bibir kehitam-hitaman, sering batuk dan pilek yang berkepanjangan, tangan penuh bintik-bintik merah seperti bekas gigitan nyamuk dan ada luka bekas sayatan, ada goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan, buang air besar dan buang air kecil berkurang, dan juga gejala sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.

Emosi

Gejala emosi yang tampak meliputi: sangat sensitif dan cepat bosan, bila ditegur atau dimarahi akan menunjukkan sikap membangkang, emosinya tidak stabil dan tidak ragu untuk memukul orang, dan berbicara kasar kepada anggota keluarga atau orang di sekitarnya.

Perilaku

Gejala kecanduan Narkoba juga tampak dalam perilaku-perilaku berikut: malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya, sering berbohong dan ingkar janji, menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga, suka mencuri uang, menggadaikan barang-barang berharga di rumah, takut akan air karena menyakitkan sehingga mereka malas mandi, waktu di rumah kerap kali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang yang gelap, kamar mandi/tempat-tempat sepi lainnya.

5) Tanda-Tanda Sakaw

Jenis-jenis Narkoba menunjukkan gejala berbeda pada waktu pecandu Narkoba mengalami sakaw.

Obat jenis opiat (heroin, morfin, putaw)

Obat-obatan jenis ini menimbulkan gejala banyak berkeringat, sering menguap, gelisah, mata berair, gemetar, hidung berair, tak ada selera makan, pupil mata melebar, mual atau muntah, tulang atau otot sendi menjadi sakit, diare, panas dingin, tidak dapat tidur, tekanan darah sedikit naik.

Obat jenis ganja. Obat jenis ini menyebabkan muculnya gejala-gejala: banyak berkeringat, gelisah, gemetar, tak ada selera makan, mual atau muntah, diare, tak dapat tidur (insomnia).

Obat jenis amphetamin (shabu-shabu, ekstasi).Obat jenis ini menimbulkan afek depresif, gangguan tidur dan mimpi bertambah, merasa lelah.

Obat jenis kokain; Obat jenis ini menimbulkan depresi, rasa lelah yang berlebihan, banyak tidur, mimpi, gugup, ansietas, dan perasaan curiga.

Obat jenis alkohol atau benzodiazepin; Obat jenis ini menimbulkan gejala banyak berkeringat, mudah tersinggung, gelisah, murung, mual/muntah, lemah, berdebar-debar, tangan gemetar, lidah dan kelopak mata bergetar, bila dehidrasi (kekurangan cairan) tekanan darah menurun, dan seminggu kemudian dapat timbul halusinansi atau delirium.

6) Latar Belakang Orang Terlibat Narkoba

a. Faktor Intern:

Faktor intern berarti faktor penyebab yang berasal dari diri orang itu sendiri. Faktor intern ini masih dapat diklasifikasikan dalam beberapa hal yaitu;

* Kepribadian; Sudah menjadi anggapan umum bahwa pola kepribadian seseorang besar pengaruhnya dalam berbagai kasus penyalahgunaan Narkoba. Begitu pula pada remaja. Sebenarnya, remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa. Adapun ciri kepribadian seorang remaja adalah:

-Kegelisahan: Pada umumnya remaja memiliki banyak keinginan dan berusaha untuk meraih keinginan tersebut. Namun terkadang tidak semua kinginan tersebut dapat dipenuhi. Akhirnya hal tersebut menimbulkan perasan gelisah.

-Pertentangan: Pertentangan yang ada, baik di dalam diri remaja itu sendiri maupun pertentangan dengan orang lain, pada umumnya disebabkan oleh emosi remaja yang masih labil. Hal itu tentu akan banyak menimbulkan perselisihan dan pertentangan pendapat antara pandangan remaja dan orangtuanya. Pertentangan itu dapat menimbulkan dampak negatif seperti depresi atau stress.

-Berkeinginan besar untuk mencoba hal baru

-Senang berkhayal dan berfantasi

-Mencari identitas diri dengan kegiatan berkelompok

-Ciri-ciri khusus lainnya:senang suasana meriah dan keramaian, mudah bosan dan kesepian, kurang sabar dan mudah kecewa, suka mencari perhatian, dan mudah tersinggung.

* Intelegensi; Dalam konseling diketahui bahwa para pengguna Narkoba pada umumnya memiliki kecerdasan di bawah rata-rata pada kelompok usianya. Dalam hal ini, remaja yang tingkat intelegensinya kurang, tentu juga kurang dapat menggunakan pikirannya secara kritis, kurang dapat mengambil keputusan untuk memilih yang baik dan yang buruk. Mereka cenderung mengambil keputusan dengan pemikiran yang dangkal, yang bersifat kenikmatan sementara. Tidak tertutup kemungkinan bahwa seorang remaja yang memiliki inteligensi rata-rata atau bahkan di atas rata-rata juga menjadi pecandu Narkoba, karena penggunaan Narkoba tidak hanya dipengaruhi oleh faktor inteligensi saja, melainkan juga disebabkan oleh faktor lain.

* Mencari pemecahan masalah; Kepribadian remaja pada umumnya mudah depresi dan membutuhkan jalan keluar untuk masalahnya. Ditambah dengan ciri khas remaja yang kurang berpikiran panjang dalam mengambil keputusan, maka akan sangat mudah bagi seorang remaja untuk menjadi pengguna Narkoba karena dengan demikian untuk sementara mereka dapat membebaskan diri dari persoalan berat yang sedang dihadapi.

* Dorongan kenikmatan: Pada dasarnya, setiap orang, termasuk remaja, mempunyai dorongan hedonistis, yaitu dorongan untuk mengulangi pengalaman yang dirasakan memberikan kenikmatan. Narkoba dapat memberikan suatu rasa kenikmatan tersendiri yang unik. Pengaruh kimiawi Narkoba mampu memberikan suatu pengalaman yang aneh, lucu, dan menyenangkan.

* Ketidaktahuan: Karena kurangnya informasi yang diberikan mengenai Narkoba, seseorang dapat tanpa sadar menjadi pengguna Narkoba.

b. Faktor Ekstern:

Pengaruh keluarga: Keluarga yang tidak utuh dan tidak harmonis pasti membuat anak-anak frustasi. Demikian juga halnya dengan keluarga yang terlalu memanjakan anak atau sebaliknya terlalu keras terhadap anak. Hal tersebut dapat membawa dampak negatif bagi kepribadian anak sehingga anak-anak mudah terjerumus dalam dunia Narkoba.

Pengaruh sekolah : Sekolah yang tidak memiliki disiplin dan mempunyai banyak siswa yang sudah menjadi pengguna Narkoba dapat menjadikan anak-anak lain cenderung terlibat dengan Narkoba.

Pengaruh masyarakat: Dewasa ini masyarakat talah dibanjiri Narkoba. Hal itu bukan saja karena nilai ekonomisnya yang tinggi tetapi juga termasuk konspirasi politik sebagai alat penekan menjatuhkan lawan politik yang sedang berkuasa. Tidak mustahil bahwa mafia Narkoba cukup bebas berkeliaran dalam masyarakat karena ada backing yang kuat di belakangnya. Narkoba mempunyai nilai komersial yang sangat tinggi, tetapi juga politis.

UPAYA PENANGGULANGAN NARKOBA DAN HIV AIDS

a.Usaha Negara untuk Menghadapi Narkoba dan HIV/AIDS

U.U. No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004, dalam program kesehatan dan kesejahteraan sosial, antara lain mengenai perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat. Sasaran khususnya antara lain adalah meningkatkan perwujudan kepedulian perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan masyarakat; menurunnya prevalensi perokok; penyalahgunaan narkotika; psikotropika; dan zat adiktif (Napza), serta meningkatnya lingkungan sehat bebas rokok, dan bebas Napza di sekolah, tempat kerja, dan tempat umum. Selanjutnya, dalam program obat, makanan, dan bahan berbahaya bertujuan antara lain untuk melindungi masyarakat dari penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat, Narkoba, psikotropika, zat adiktif, dan bahan berbahaya lainnya.

Selain itu, pemerintah telah membentuk BNN (Badan Narkotika Nasional). Pembentukan BNN memperjelas komitmen pemerintah terhadap pemberantasan Narkoba. Tugas BNN secara berjenjang adalah mencegah perluasan jaringan Narkoba (pembuat, pemakai, pedagang atau distributor). Artinya bahwa pemerintah melarang keras penyalahgunaan Narkoba.

Sebagai tindakan kuratif, seperti pendirian Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO), yang bertujuan untuk menampung dan merehabilitasi korban Narkoba. Di samping itu, pemerintah juga mengupayakan pemberian dukungan material dan moral bagi panti-panti rehabilitasi yang ada.

b.Upaya yang Dilakukan Gereja

Peran Gereja Katolik dalam menangani masalah penyalahgunaan Narkoba dan masalah HIV/AIDS antara lain:

 Gereja Katolik menyatakan kutukan terhadap kejahatan pribadi dan sosial yang menyebabkan dan menguntungkan bagi penyalahgunaan Narkoba/Napza.

 Memperkuat kesaksian Injil dari orang-orang beriman yang mengabdikan dirinya kepada pengobatan pemakai Narkoba menurut contoh Yesus Kristus, yang tidak datang untuk dilayani melainkan untuk melayani dan memberikan hidupnya (lih.Mat 20:28; Fil 2:7). Konkretnya, memberdayakan setiap orang dengan cara:

-Memberikan pendidikan nilai/moral bagi orang-orang, keluarga-keluarga, dan komunitas-komunitas, melalui prinsip-prinsip adikodrati untuk mencapai kemanusiaan yang utuh dan penuh (menyeluruh dan total).

-Memberikan informasi yang baik dan benar tentang Narkoba kepada komunitas-komunitas, orang tua, anak-anak remaja, dan masyarakat.

-Membantu orang tua meningkatkan keterampilan untuk membangun kekeluargaan yang kuat.

-Membantu orang tua melakukan strategi pencegahan penggunaan obat terlarang di rumah dengan memberi contoh yang baik dan sehat, meningkatkan peran pengawasan dan mengajari cara menolak penawaran obat terlarang oleh orang lain.

 Menyatakan cinta kasih ke-bapa-an Allah yang diarahkan kepada keselamatan setiap pengguna Narkoba dan para penderita HIV/AIDS, melalui cinta yang mengatasi rasa bersalah. “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit (Mat 9: 12; Luk 15: 11-32).

 Melakukan tindakan pengobatan dan rehabilitasi, antara lain dengan cara: menggalang kerja sama di antara komunitas-komunitas yang menyelenggarakan pengobatan atau rehabilitasi dan menambah lembaga-lembaga yang mengelola pencegahan penyalahgunaan Narkoba dan penularan HIV/AIDS.

 Memutuskan mata rantai permintaan atau distribusi Narkoba dengan cara memperkuat pertahanan keluarga dan pembinaan remaja di tingkat lingkungan, wilayah, dan paroki.

Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...