28 Oktober 2021

CITA - CITA

Orang perlu memiliki minat terhadap cita-cita, bukan karena disuruh atau dipaksa. Paksaan mengurangi daya juangnya.

·         Langkah-langkah Untuk mencapai cita-cita:

  1.     Orang perlu memiliki bakat yang menunjang. Orang yang tidak punya bakat sama sekali di bidang IPA atau Kimia, misalnya, janganlah bercita-cita untuk menjadi dokter atau apoteker.
  2.       Dukungan financial yang memadai. Saat ini biaya sangat menentukan untuk mencapai suatu cita-cita
  3.    Perencanaan yang matang, ketekunaan, dan ketabahan. Rencana yang matang dibutuhkan agar jangan sampai menyimpang di tengah jalan. Ketekunan dan ketabahan dibutuhkan, karena dalam perjalanan menuju cita-cita akan muncul banyak tantangan dan hadangan yang sering tak terduga. Orang tidak boleh kendur dan patah semangat.

Perjuangan mencapai cita-cita hidup mempunyai maknanya sendiri seperti yang dapat kita petik dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (Rm 9:21): “Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah litanya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk menyadari bahwa kita berhak dan bebas untuk menentukan cita-cita kita masing-masing. Tentu saja sejauh perwujudan cita-cita itu tidak merugikan orang lain atau bertentangan dengan kehendak Allah. Allah itu maha baik dan mencitai manusia, maka yang sesuai dengan kehendak Allah ialah yang bermanfaat bagi kita dan sesama kita. 

Selain itu, dalam suratnya kepada orang Filipi (Flp 3: 14), Paulus menegaskan “… dan berlari-larilah kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Inilah seharusnya yang menjadi tujuan akhir dari segala kegiatan yang kita lakukan, termasuk juga dalam memperjuangkan cita-cita. Cita-cita manusia yang terakhir adalah keselamatan. 

Untuk mendapatkan keselamatan orang harus mengabdi Tuhan dan sesama. Pada zaman ini, pengaruh dari mass media yang begitu gencar dan tidak selalu sehat terhadap para remaja akan membuat mereka mudah tertipu dalam memilih dan mencapai cita-cita mereka. Umumnya, dambaan orang adalah menjadi kaya, punya rumah, mobil bagus, dan hidup enak. Hampir tak ada atau amat sedikit orang yang bercita-cita menjadi pejuang ataupun menjadi orang yang berjasa bagi masyarakat. Memang, tak seorang pun yang bercita-cita menjadi penjahat atau koruptor, tetapi banyak orang terobsesi untuk mencapai kesejahteraan pribadi ataupun keluarganya. Kebutuhan masyarakat atau kebutuhan bangsa jarang sekali menjadi keprihatinan dan menjadi pertimbangan untuk menentukan cita-cita.



 

MATERI KELAS IX: MENGEMBANGKAN BUDAYA KEHIDUPAN

Pada situasi sekarang ini semakin banyak tindakan yang mencerminkan sikap tidak menghormati kehidupan seperti halnya yang terjadi dalam kisah tadi.

·  Selain perbuatan semena-mena terhadap anak, terjadi juga kekerasan, penculikan, pembunuhan, kesembronoan dalam berlalu lintas, pengendara dan pemakaian narkoba dan tindakan –tindakan lain yang membahayakan dan mengancam hidup orang lain maupun hidup orang itu sendiri. 

·       Dalam teks Markus 12: 28-34, Yesus menyampaikan hukum utama yakni Hukum Kasih yang menjadi dasar sikap yang dituntut Yesus pada para murid-Nya. Dengan hukum kasih tersebut para murid dipanggil untuk melindungi dan membela kehidupan. Menurut Yesus, kehidupan kita seharusnya didasarkan pada kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama kita.

·       Bagi Yesus tidaklah cukup kasih kita kepada Allah hanya ditunjukkan dalam ungkapan iman dengan doa dan kurban. Kasih kepada Allah seharusnya secara konkret terwujud dalam tindakan kasih kepada sesama.

·    Apa yang disampaikan Yesus dalam Markus 12: 28-34 memberi makna lebih mendalam dari firman kelima dalam Dasa Firman, yakni “jangan membunuh”. Dalam firman kelima terkandung tuntutan untuk membela kehidupan dengan tidak saling mengancam  hidup orang lain dan tidak membunuhnya, melainkan dengan  bertindak berdasarkan kasih kepada siapa pun juga sehingga setiap orang dapat hidup sebagaimana mestinya. Orang lain harus kita perlakukan sebagai sesama kita.

·   Membela kehidupan secara lebih konkret dalam dapat dilakukan dengan berusaha menjalani hidup sebaik-baiknya. Ketika kita sakit, kita berusaha memperoleh kesembuhan dengan pengobatan dan perawatan. Ketika sedang mengendarai kendaraan, kita tidak berlaku semberono yang membahayakan keselamatan orang lain, tetapi berhati-hati dengan mengikuti peraturan yang ada. Ketika ada orang lain yang mengalami kesulitan, kita terbuka membantunya. Dengan cara-cara tersebut kita membela kehidupan seturut  semangat Yesus dan firman kelima Sepuluh Perintah Allah: "Jangan Membunuh".

  • Perintah ke-5 : “Jangan membunuh” dari dasa firman (10 Perintah Allah) membela hak manusia yang paling dasariah yaitu hak atas hidup. 
  • Setiap orang harus menghargai dan membela kehidupannya sendiri atau kehidupan orang lain. Tak seorang pun boleh merampas hak hidup karena hanya Tuhanlah yang berkuasa atas hidup itu sendiri.
  • Kitab Suci menjelaskan larangan perintah kelima: “orang yang tidak bersalah dan orang yang benar tidak boleh kau bunuh” (Keluaran 23:7). Pembunuhan dengan tahu dan mau terhadap seorang yang tidak bersalah merupakan pelanggaran yang berat terhadap martabat manusia, kaidah emas dan kekudusan Allah. Hukum yang melarangnya, berlaku umum: ia mewajibkan semua dan setiap orang, selalu dan di mana-mana.
  • Dalam khotbah di bukit, Tuhan mengingatkan kembali perintah: “Jangan membunuh” (Matius 5:21) dan menambahkan larangan tentang kemurkaan, kebencian, serta dendam. Justru Kristus menuntut dari murid-murid-Nya, supaya memberikan juga pipi yang lain dan mengasihi musuh-musuhnya (Bdk Matius 5:44). Ia sendiri tidak membela diri dan berkata kepada Petrus supaya memasukkan kembali pedangnya ke dalam sarungnya (Bdk. Matius 26:52).
  • Manusia hidup karena diciptakan dan dikasihi Allah, maka hidup itu suci dan nyawa manusia tidak boleh diremehkan. Bagi manusia, hidup (biologis) adalah “masa hidup” dan tak ada sesuatu “yang dapat diberikan sebagai ganti nyawanya “ (Markus 8:37).
  • Dengan usaha dan rasa, dengan kerja dan kasih, orang mengisi masa hidupnya, dan bersyukur kepada Tuhan bahwa ia “boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan” (Mazmur 56:14).
  • Maka menjadi kewajiban kita bersama untuk memperjuangkan dan mengembangkan budaya kehidupan.
  • Akhir-akhir ini sadisme, yaitu sikap kasar terhadap hidup cukup merebak di tanah air kita, Indonesia. Anak-anak muda sepertinya tertarik terhadap fi lm-fi lm, berita-berita, dan peristiwa-peristiwa yang bernapaskan kekerasan. Banyak terjadi tindakan-tindakan yang berlawanan dengan penghargaan terhadap nilai-nilai kehidupan. Hal- hal seperti ini perlu diwaspadai dan diantisipasi penanganan secara dini dan tepat.
  • Permasalah yang mengancam budaya kehidupan antara lain:
    1. Perang
    Masalah “perang” pertama-tama menyangkut politik negara dan karena itu amat kompleks. Namun karena menyangkut hidup sosial dan mental bersama, masalah ini juga amat mendesak untuk dipertimbangkan supaya kehidupan dapat berlangsung terus. Harus kita usahakan adalah membina semangat perdamaian sebab keamanan akan lebih terjamin bila semua hidup dalam perdamaian. Sampai kini perang belum dapat dielakkan. Perang ataupun persenjataan tidak mampu membangun perdamaian antar bangsa dan kerukunan, serta hidup bersama secara damai antar suku dalam satu negara. Maka orang Kristen seharusnya terus menerus menentang perang dan pengadaan persenjataan yang dapat membinasakan hidup bangsa-bangsa.
    2. Aborsi
    Kehidupan manusia harus dihormati dan dilindungi secara absolut sejak saat pembuahannya. Sudah sejak saat pertama keberadaannya, satu makhluk manusia harus dihargai karena ia mempunyai hak-hak pribadi, di antaranya hak atas kehidupan dari makhluk yang tidak bersalah yang tidak dapat diganggu gugat. “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau” (Yeremia 1:5). Sejak abad pertama Gereja telah menyatakan abortus sebagai kejahatan moral. Ajaran itu belum berubah dan tidak akan berubah. “Allah, Tuhan kehidupan, telah mempercayakan pelayanan mulia melestarikan hidup kepada manusia, untuk dijalankan dengan cara yang layak baginya. Maka kehidupan sejak saat pembuahan harus dilindungi dengan sangat cermat. Pengguguran dan pembunuhan anak merupakan tindakan kejahatan yang durhaka” (GS 51,3). Keterlibatan aktif dalam suatu abortus adalah suatu pelanggaran berat (Bdk. Katekismus Gereja Katolik 2270-2273). Manusia dalam kandungan memiliki martabat yang sama seperti manusia yang sudah lahir. Sebab itu, moral Katolik memegang teguh keyakinan, bahwa begitu hidup pribadi manusia dimulai, pembunuhan sebelum kelahiran dinilai sama seperti pembunuhan setelah kelahiran.
    3. Eutanasia
    Hal eutanasia sebetulnya sama seperti pengguguran. Tidak diperbolehkan mempercepat kematian seseorang secara aktif dan terencana, juga apabila secara medis ia tidak dapat lagi disembuhkan dan juga kalau euthanasia dilakukan atas permintaan pasien sendiri. Seperti halnya dengan pengguguran, di sini ada pertimbangan moral yang jelas, juga dalam proses kematian, manusia harus dihormati martabatnya. Tak seorang pun berhak mengakhiri hidup orang lain, walaupun karena merasa iba. Pendapat Gereja Katolik mengenai eutanasia sangat jelas, “Tak sesuatu pun atau tak seorang pun dapat membiarkan manusia yang tak bersalah dibunuh, entah itu dia janin atau embrio, anak atau dewasa,orang jompo atau pasien yang tidak dapat sembuh ataupun orang yang sedang sekarat. Selanjutnya tak seorang pun diperkenankan meminta perbuatan pembunuhan ini, entah untuk dirinya sendiri, entah untuk orang lain yang dipercayakan kepadanya…juga tidak ada penguasa yang dengan sah dapat memerintahkannya atau mengizinkan tindakan semacam itu” (Kongregasi untuk Ajaran Iman, Deklarasi mengenai Eutanasia, 5 Mei 1980).
    4. Bunuh Diri
    Tiap orang bertanggung jawab atas kehidupannya. Allah memberikan hidup kepadanya. Allah ada dan tetap merupakan Tuhan kehidupan yang tertinggi. Kita berkewajiban untuk berterima kasih dan mempertahankan hidup demi kehormatan-Nya serta demi keselamatan jiwa kita. Kita hanya pengurus bukan pemilik kehidupan dan Allah mempercayakannya itu kepada kita. Kita tidak mempunyai kuasa apa pun atasnya. Bunuh diri bertentangan dengan kecondongan kodrat manusia supaya memelihara dan mempertahankan kehidupan. Itu adalah pelanggaran berat terhadap cinta diri yang benar. Bunuh diri juga melanggar cinta kepada sesama, karena merusak ikatan solidaritas dengan keluarga, dengan bangsa, dan dengan umat manusia, kepada siapa kita selalu mempunyai kewajiban. Akhirnya bunuh diri bertentangan dengan cinta kepada Allah yang hidup (Katekismus Gereja Katolik 2280-2281).
  • Kita percaya bahwa hidup kita adalah anugerah Allah yang harus dipelihara dan dipertanggungjawabkan. Tindakan manusia yang merusak atau bahkan menghilangkan hidup manusia seperti, pembunuhan, aborsi, atau bunuh diri, pada dasarnya merupakan tindakan yang melawan kehendak Allah. Hidup manusia itu demikian berharga melebihi kebutuhan apa pun dalam dirinya. Tentu saja yang dimaksud hidup bukan sembarang hidup, melainkan hidup yang sempurna. Hidup yang sempurna bukan hanya hidup masa kini saja, melainkan hidup yang terarah pada kehidupan yang kekal di surga. Maka hidup harus ditata berdasarkan kehendak Sang Pencipta hidup itu sendiri.
  • Sebagai murid Yesus, kita dapat meneladani sikap dan tindakan-Nya dalam membela dan mengembangkan budaya kehidupan. Ada berbagai macam cara yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan budaya kehidupan sehari-hari, misalnya sebagai berikut:
    1. Gerakan Hidup Sehat
    Membiasakan hidup sehat. Seperti makan secara teratur dan bergizi, dengan menggunakan pola empat sehat lima sempurna, olah raga secara teratur, menghindari minuman yang beralkohol, menghindari konsumsi narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya, menghindari merokok, dan sebagainya. Tindakan-tindakan yang merusak tubuh kita sendiri harus dihindari. Memelihara tubuh dan mengupayakan kesehatan merupakan wujud sederhana dari mengembangkan budaya kehidupan.
    2. Mengembangkan Budaya Kasih
    Menurut Yesus, melindungi dan membela kehidupan secara bertanggung jawab harus dinyatakan dengan tindakan kasih yang konkret kepada sesama dan bukan hanya dalam ibadat atau korban kepada Tuhan. Hal ini selaras dengan tindakan Yesus sendiri yang mengasihi sesama karena keprihatinan dan belas kasih-Nya dengan menyembuhkan orang yang sakit dan membangkitkan orang mati. Yesus selalu memberi perhatian dan menolong orang melalui perkataan dan perbuatan-Nya, bahkan memberikan tubuh dan darah-Nya sendiri. Kita dapat membantu mereka yang miskin dan kelaparan, yang dapat membahayakan kehidupan, membantu mereka yang menderita akibat bencana alam baik berupa materi, pikiran maupun tenaga, kita juga dapat terlibat secara aktif dalam organisasi kemanusiaan.

Catatan:

Aborsi dan bentuk pembunuhan lainnya dilarang oleh Gereja, karena hanya Allah yang berhak mencabut nyawa manusia.

Euthanasia: Seorang dokter atas rasa belaskasihan atau permintaan pasien sendiri mempersingkat hidup pasien( kebanyakan dengan cara suntik mati).





MEMPERJUANGKAN KEADILAN

Ada banyak bentuk ketidakadilan terjadi di tengah masyarakat kita. Ketidakadilan di bidang politik: 

  1. Kesewenang-wenangan dan berbagai rekayasa yang dilakukan oleh penguasa demi mempertahankan kekuasaanya;
  2.  Nepotisme dan sikap penguasa yang diskriminatif;
  3.  Manipulasi hukum dan peraturan oleh pengadilan dan aparat.

·  Ketidakadilan terjadi antara lain karena keserakahan manusia yang mengambil hak orang lain. Ketidakadilan dapat pula terjadi akibat tatanan masyarakat yang hanya menguntungkan sebagian kecil orang, entah karena orang-orang itu mempunyai kekuasaan, kekayaan, relasi atau hubungan dekat.

·     Akibat ketidakadilan antara lain terjadinya jurang antara kaya dan miskin, antara penguasa dan rakyat jelata. Jurang ini semakin lama semakin menganga, yang menyebabkan semakin terpinggir dan miskinnya kaum tak berdaya. Mereka akan hidup miskin dalam semua bidang hidup, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya. 

·    Kisah raja Salomo dalam 1 Raj 3: 16-28 menunjukkan pada kita bagaimana Raja Salomo menangani masalah secara adil. Keputusan yang diambil dilakukan dengan sangat teliti dan memeperhitungkan berbagai kemungkinan yang ada. Ia tidak terjebak oleh masukan-masukan dari ibu yang berpura-pura menjadi ibu sesungguhnya dari si bayi. Salomo mengambil keputusan yang adil dengan dilandasi dengan kebijaksanaan.

·     Dari kisah tersebut, keadilan berarti memberikan kepada orang apa yang menjadi haknya. Keadilan menurut pandangan iman Kristiani memang berarti memberikan kepada setiap orang yang menjadi hak orang tersebut. Keadilan merupakan salah satu keutamaan dasar manusia selain kejujuran, kesetiakawanan, dan keberanian. Keadilan merupakan cara bertindak yang  didasarkan kemurahan hati dan kasih.

·     Keadilan dalam iman kristiani bersumber dari keadilan Allah sendiri. Keadilan berhubungan dengan cara Allah berada dan bertindak. Allah itu Maha adil. Keadilan Allah terjadi atas dasar belaskasih-Nya. Oleh karena itu, bertindak adil berarti memberikan kepada orang lain apa yang mejadi haknya dengan semangat belas kasih seperti keadilan Allah kepada kita yang juga didasarkan pada belas kasih-Nya.

·  Apabila keadilan semacam ini diterapkan dalam perjuangan untuk melawan ketidakadilan berarti menerapkan keadilan dalam semangat belas kasih pada sesama. Perjuangan menegakkan keadilan secara konkret dapat kita lakukan dengan: bertindak tanpa membeda-bedakan orang, bergaul dengan siapa pun juga tanpa kecuali, tidak merampas milik orang lain, memberikan bantuan langsung pada orang-orang yang mengalami ketidakadilan, membagikan barang yang kita punai yang dapat menolong sesama, hidup tidak berpusat pada harta duniawi melainkan pada Kristus.

·   Perjuangan melawan ketidakadilan pada akhirnya merupakan tuntutan iman Kristiani, yakni membangun hubungan yang saling mengembangkan diri dan hidup kita. Dengan bertindak adil, kita dapat ikut mendukung terciptanya hidup bersama yang tentram dan damai.

 


MENJAGA DAN MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP

 

·         

Kerusakan lingkungan 
dimana-mana. Kerusakan itu membawa akibat yang mengancam hidup manusia: kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, keselamatan, dsb. Kerusakan alam lingkungan perlu segera ditangani. Penanganan seharusnya tidak perlu menunggu bantuan dari luar, melainkan dapat muncul justru dari inisiatif kita sendiri.

·         Di lingkugan kita sekarang ini, perusakan dan pencemaran alam lingkungan terjadi dalam bentuk: pembabatan hutan untuk industri kayu atau pemukiman yang tidak bertanggung jawab, pembuangan sampah dan limbah yang sembarangan, pembunuhan binatang untuk bahan pakaian dari kulit binatang, dsb. Perusakan ini memperlihatkan adanya tindakan yang keliru dalam sikap kita terhadap alam ciptaan. Dengan kata lain, kerusakan alam lingkungan hidup pada umumnya disebabkan oleh ulah manusia sendiri.

·         Allah adalah Pencita seluruh alam semeta. Dia mengubah kekacauan/ ketidakteraturan menjadi kehidupan yang teratur.

·         Alam semesta dengan segala isinya diciptakan oleh Allah dalam keadaan baik. Manusia menjadi puncak karya ciptaan-NYa. Ia diciptakan seturut gambar dan rupa Allah sendiri dan memperoleh kehidupan dari hembusan Roh Allah sendiri. Manusia mendapat kepercayaan dari Tuhan untuk menjadi wakil-Nya di bumi, menjadi penjaga, pemelihara dan pengelola dunia ciptaan supaya semuanya tetap dalam keadaan baik dan berkembang kearah kebaikan sebagaimana direncanakan oleh Allah sejak semula.

·         Dalam kenyataannya, manusia sering kali menyalahgunakan kepercayaan yang diterimanya untuk kepentingannya sendiri. Ia bukan merawat ciptaan melainkan merusaknya. Ia memandang alam hanya sebagi objek untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari manusia mau memanfaatkan alam, tetapi mengabaikan usaha untuk memeliharanya. Manusia mengabaikan tugasnya untuk mengelola  alam ciptaan dengan baik. Manusia bertindak seakan-akan ia adalah pencipta, yang mempunyai kekuasaan mutlak terhadap ciptaan lain. 

·         Manusia harus kembali kepada panggilannya, yaitu mengembangkan dan mengarahkan ciptaan kepada kesempurnaan. Untuk itu manusia zaman sekarang dapat belajar dari Fransiskus dari Asisi yang menunjukan bagaimana sikap yang tepat terhadap lingkungan hidup. Fransiskus mengalami perjumpaanya dengan Allah melalui ciptaan, bagi dia, Allah telah menganugerahkan segala sesuatu untuk digunakan dan dimanfaatkan, tetapi dengan sikap tahu batas. Ia memberi contoh, ketika saudara-saudaranya pergi mencari kayu bakar, diingatkan agar mereka tidak menebang seluruh pohon, melainkan menyisakan tunggalnya agar pohon itu masih dapat tumbuh lagi. Seluruh alam ciptaan/ lingkungan hidup menjadi tempat memuji Allah. Ciptaan juga menjadi jembatan bagi manusia untuk bersyukur atas karya Allah, Sang Pencipta.

 


MENGEMBANGKAN KEJUJURAN

         Ketidakjujuran akan membawa banyak akibat buruk, antara lain: hubungan baik menjadi rusak, timbulnya rasa marah, perasaan tidak tenteram, selalu khawatir, dsb.

·         Jika kita bertindak jujur, kita akan menjadi tenang, gembira, dan puas. Kejujuran yang kita lakukan menciptakan kepercayaan pada diri kita sendiri dan kepercayaan pada diri kita sendiri dan kepercayaan orang lain kepada kita. Hubungan yang baik dapat terjadi karena kejujuran.

·         Ananias melakukan tindakan tidak jujur dengan harta miliknya. Ia menahan sebagian dari miliknya untuk kepentingannya sendiri.

·         Ketidakjujuran Ananias dan istrinya membawa akibat yang sangat fatal, yaitu kematian. Dari kisah tersebut, kita dapat belajar bahwa ketidakjujuran bukan hanya mendustai diri sendiri dan orang lain, tetap juga mendustai Allah (lih. Kis 5: 4). Sikap tidak jujur merusak hubungan dengan orang lain dan dengan Allah. Orang yang tidak jujur berarti telah dirasuki oleh iblis. Ia tidak melakukan kehendak Allah, melainkan kemauan iblis.

·         Tindakan Ananias dan Safirah yang dikisahkan dalam teks Kis 5: 1-11 merupakan contoh konkret orang yang mudah mengikuti bujukan setan sehingga mereka sepakat berbuat tidak jujur. Dusta Ananias dan Safira menyangkut Roh Allah sendiri atau menghujat Roh Allah. Tindakan mendustai Allah ini tidak terampuni. Orang tersebut menjadi tidak berpengharapan lagi, Ia menjadi manusia yang mati.

·         Tuntutan untuk hidup dalam kebenaran juga disampaikan Yesus. Di dalam Khotbah di bukit, Yesus menuntut para murid-Nya untuk senantiasa berani bertindak jujur, “jika ya, hendaklah kamu katakana ya, jika tidak kamu katakana tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Mat 5: 37). Yesus menuntut setiap orang untuk setia dan bertindak jujur. Yesus sendiri memberi teladan dalam bertindak jujur dengan senantiasa menyatakan kebenaran. Bahkan seluruh hidup Yesus adalah pernyataan kebenaran. Bertindak jujur berarti menyampaikan kebenaran  pada orang yang berhak mengetahuinya. Hal ini tidak berarti bahwa semua hal harus disampaikan kepada siapapun. Dengan kejujuran kita tidak menutup mulut terhadap orang yang berhak mengetahui apa yang kita ketahui. Kita tidak mendustainya.

·         Banyak hambatan yang akan dijumpai ketika orang memutuskan untuk bertindak jujur dan hidup dalam kebenaran. Rasa takut, gengsi, merasa rugi, takut dicemooh, disingkirkan, atau kurang percaya diri merupakan sebagian dari hambatan tersebut. Namun demikian, setiap orang seharusnya selalu mengusahakan untuk bertindak jujur. Hanya dengan cara demikian, ia dapat berkembang secara sehat dan juga memungkinkan perkembangan orang lain. Berbagai persoalan dapat terselesaikan ketika kita bertindak jujur.



25 Oktober 2021

MATERI AGAMA KATOLIK KELAS VII: PERAN SEKOLAH BAGI PERKEMBANGANKU

 

Zero Waste Day, Cara Kreatif Menjaga Lingkungan – HIDUPKATOLIK.com

Lembaga Pendidikan baik formal, informal maupun nonformal atau “Sekolah” mempunyai  peran yang strategis dalamm membantu proses pembentukan diri seseorang. Bahkan  banyak orang tua yang mengandalkan sekolah sebagai wadah utama pembinaan anak anaknya. 

Pendidik utama dan terutama adalah Orang Tua, sedangkan sekolah hanya bersifat  membantu. Tetapi sejalan dengan berkembangnya Profesionalisme dalam segala bidang,  Sekolah akhirnya menjadi tumpuan utama. 

Kenyataan ini memang benar adanya, Sekolah menjadi tempat orang mendapatkan banyak:  Pengetahuan  

Wawasan 

Ketrampilan 

Untuk hidup ditengah masyarakat dan pada akhirnya semua orang sangat terbantu  memeperkembangkan dirinya berkat Sekolah. 

Yang di maksud “SEKOLAH” meliputi banyak aspek sarana dan prasarana, terutama  manusia-manusia yang ada didalamnya. Merakalah yang berperan leih banyak dalam  proses pembentukan diri. Mereka mempunyai peran masing-masing yang tidak pernah  dapat dilupakan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Mereka itu adalah: 

Kepala Sekolah 

Wakil Kepala Sekolah 

Wali kelas dan Bapak Ibu Guru 

Karyawan Tata Usaha 

Karyawan/petugas kebersihan, Sopir, Satpam dll 

Dalam Kitab Suci, tidak digambarkan secara jelas, apakah Yesus bersekolah atau tidak.  Tetapi Yesus senantiasa belajar dari orang yang dianggap lebih mampu. Dalam Kitab Suci dikisahkan saat Yesus berkesempatan berkunjung ke Bait Allah, banyak  hal yang dapat kita teladani dari Yesus yaitu: 

Ia menggunakan waktunya untuk bertanya jawab dengan ahli-ahli Taurat Ia menjadi pribadi yang pembelajar 

Melalui belajar itulah hikmatNya bertambah besar 

SemangatNya untuk belajar tidak terhalang oleh kemiskinan yang ada dalam  keluargaNya yang hanyalah anak seorang tukang kayu. 

Dalam Dokumen Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen ditegaskan tentang:  Pentingnya pendidikan atau sekolah. Oleh karena itu, pelayanan pendidikan harus tertuju  kepada semua orang, sebab melalui sekolah kita disiapkan untuk mampu hidup ditengah  masyarakat, sehingga pada akhirnya kita semua perlu memiliki sejumlah pangetahuan dan  keterampilan agar mampu hidup.


MATERI AGAMA KATOLIK KELAS VII: PERAN KELUARGA BAGI PERKEMBANGANKU


Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang menjadi tempat seseorang  tumbuh dan berkembang. Semua anggota keluarga pasti akan mempengaruhi dan  membentuk diri kita menjadi seperti yang sekarang ini. Pengaruh antara anggota keluarga  yang satu dan anggota keluarga yang lain sangat ditentukan oleh peran masing-masing,  misalnya: 

Orang tua, mempunyai peran yang paling besar seperti: menari nafkah,  memenuhi kebutuhan hidup keluarga, mendidik dan mendampingi anak-anak  menuju kedewasaan, memberikan contoh dan teladan yang baik, mencukupi  dan memenuhi kebutuhan sehari-hari dll 

Sebagai anak, kita dapat memperlihatkan peran denagn berbagai macam  bentuk seperti: membantu menjaga kebersihan rumah, mengurus pakaian  sendiri, membantu meringankan pekerjaan orang tua dll 

Semua anggota keluarga, juga mempunyai peran yang sangat penting yaitu:  mencintai dan mengasihi semua anggota keluarga, karena melalui peran  mereka masing-masing kita mendapatkan banyak yang kita butuhkan untuk  hidup seperti: kasih saying, pengetahuan, ketarampilan, materi, dll 

Aku dan keluarga adalah satu kesatuan dalam sejarah hidupku. 

Keluarga adalah unit dari masyarakat, yang merupakan kesatuan individu-individu dalam  ikatan cinta kasih.  

Keluarga menjadi tempat pembentukan manusia, atau lebih tepatnya sebagai tempat  menanusiakan manusia artinya: Proses tercapainya kepribadian seorang manusia justru  mulai dari keluarga. 

Dalam lingkungan keluarga, semua anggota dari kanak-kanak hingga kakek-nenek  berkembang saling berkembang saling membantu untuk memperkembangkan kepribadian  masing-masing dalam kontak erat satu sama lain. 

Kebahagiaan adalah tujuan hidup berkeluarga. Kebahagiaan ini hanya dapat tercapai  apabila dalam keluarga ada suasana: 

Saling mengerti antar individu, karena setiap individu (ayah, ibu dan anak)  mempunyai keunikan masing-masing 

Rendah hati yakni, mau mengakui serta memahami keadaan sesuai  kenyataannya 

Saling menghormati dan setia satu sama lain (Efesus 6: 1-9) 

Saling terbuka 

Suasana ini hanya dapat terjadi apabila dijadikan oleh masing-masing anggota keluarga. Ini berarti setiap individu ikut ambil bagian daalm membangun suasana tersebut, Inilah yang  disebut “solidaritas Keluarga” Apa 8 Fungsi Keluarga? – DPPKBPMD Bantul

Dalam membangun proses solidaritas keluarga, kejujuran mempunyai peranan penting yaitu  : 

Jujur terhadap diri sendiri 

Mengakui kekurangan dan kelemahan diri 

Jujur terhadap anggota keluarga yang lain 

Bersama-sama jujur kepada Allah 

Setiap orang mendambakan agar keluarganya dapat menjadi tempat yang aman dan  nyaman untuk mengembangkan diri, tempat yang dirindukan untuk pulang dan tinggal  didalamnya. 

Berbagai macam tantangan yang sering dihadapi keluarga zaman moderen antara lain: Banyaknya aktivitas dari setiap anggota keluarganya 

Bersikap egois 

Kurang adanya komunikasi antar anggota keluarga

Kesempatan bertemu yang sangat kurang dll 

Menciptakan suasana keluarga yang aman, nyaman dan tentram bahagia merupakan  tanggung jawab semua anggota keluarga. Hal ini hanya mungkin tercipta bila setiap anggota  keluarga menunjukan perannya secara aktif dan bertanggung jawab. 

Dalam keluarga. Orang tua wajib kita hormati. Selain karena ini adalah perintah Allah  (Keluaran 20:12) : “ Hormatilah Ayahmu dan Ibumu, supaya lanjut umurmu ditanah  yang diberikan Tuhan kepadamu” karena orang tua adalah: 

Perantara hidup kita  

Yang mendidik dan mengarahkan hidup kita sebagai manusia 

Sebagai tanda kehadiran Allah yang memberikan perlindungan kepada kita  Memberikan kenyamanan hidup serta mengarahkan kita kepada Allah 

Kaitan antara hormat kepada orang tua dengan panjang umur dan tanah yang dijanjikan  Tuhan adalah: 

Orang tua dipandang sebagai wakil dari orang tua 

Menghormati orang tua sama artinya dengan mengasihi Allah 

Orang yang mengasihi Allah akan mendapat berkat 

Salah satu berkat yang diberikan Allah adalah panjang umur dan perlindungan  ditanah terjanji 

Yesus sendiri memperlihatkan sikap hormat dan penghargaan yang luhur kepada orang  tuanya dengan cara: 

Berupaya memperdalam pengetahuan agama di Bait Allah 

Yesus memperlihatkan keinginannya untuk menjadi anak yang berguna bagi sesama  (Luk 2: 41-52) 

Sebelum wafatNya, Yesus menitipkan ibuNya kepada para muridNya (Yoh 19: 26- 27) 

Santo Paulus, juga mengajak setiap orang untuk mendengarkan nasehat dan didikan orang  tua yang ditegaskan dalam Efesus 6:3 

Dalam arti yang luas, hormat kepada orang tua berdampak kepada kita untuk wajib  menghormati setiap orang seperti: 

Kakak-adik 

Para pendidik,Pembimbing dan Pimpinan 

Masyarakat 

Pemimpin Gereja 

Aturan masyarakat, aturan sekolah dll, sejauh ini menjadi persetujuan bersama yang  harus kita taati.

Materi Agama Katolik

SANTO AMBROSIUS, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja Tanggal Pesta: 7 Desember Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kr...